BAB II TINJAUAN TEORI 001

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar IUD (Intra Uterine Devices)
1. Pengertian
 IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam terdiri dari plastik yang dililiti tembaga atau Cu.
(Abdul Bari Saifudin, 2006 : hal MK 73-74)
 IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya
bermacam- macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada
pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag).
Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone.
(Marjati, 2011)
2. Macam-macam IUD
Menurut Hanafi, 2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi hal 205-206, macam- macam IUD
sebagai berikut :
 Un medicated IUD
1.
2.

IUD generasi pertama
Bersifat dari bahan pocyethylen (plastik) yang mengandung dan terbuat


dari bahan yang tidak bisa diserap
3.
Terbuat dari bahan polyethylen (plastik) yang mengandung barium sulfat.
4.
Macamnya ada 4 macam IUD lippes loop
a. Lippes loop A :
Panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru, satu titik pada panggul IUD dekat
benang ekor
b. Lippes loop B :
Panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm 2 benang hitam bertitik 4
c. Lippes loop C :
Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang kuning bertitik 3.
d. Lippes loop D :
Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang putih bertitik 2.
 Medicated Devices:
1. Bio-active devices
2. Second Generation Devices
a. Mengandung Logam
 AKDR-Cu Generasi pertama (First Generation Copper Devices )

o Cu- T- 200 : Jarum –T
o Cu-7: Gravivard
o ML-Cu-250
 AKDR- Cu generasi kedua (Second Generation Copper Devices)
o CUT-380 A : Parogara
o CUT- 380 Ag
o CUT- 220 C
o Nova-T: Novagard: mengandung Ag
o Delta-T: Modified CUT-220 C: penambahan benang chromic catgut pada
lengan atas, terutama untuk insersi postpartum
o ML CU-375
b. Mengandung hormon: progesteron atau levonogestrel

 Progesterst : A12a-T dengan daya kerja 1 tahun
 LNG-20
: mengandung levonogestrel
3. Mekanisme Kerja IUD
menurut Mochtar, 2008 dalam buku Sinopsis Obstetri : hal 109-111, mekanisme kerja yang
pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapa mekanisme kerja IUD yang telah
dianjurkan:

1.

Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uteri sehingga

implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
2.
Prodiksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambat
3.

implantasi.
Teori reaksi benda asing yang menyebabkan pemadatan endometrium oleh selsel makrofag dan limfosit yang menyebabkan blastokis rusak atau tidak dapat

4.

bernidasi.
Teori pengaruh zat bioaktif progesteron (untuk IUD yang berisi progesteron)
yang menghambat ovulasi, mempengaruhi endometrium yang berakibat menghambat

nidasi, mempengaruhi lendir serviks yang menghalangi gerak sperma.
5.

IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin

yang

menyebabkan rahim berkontraksi sehingga menghalangi transport sel sperma ke
kavum uteri.
6.
Ion Cu yang dikeluarkan IUD dengan Cuppes menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas IUD
Menurut Hanafi Hartanto, 2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi hal 200-212,
Efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu berapa
lama IUD tetap tinggal di utera tanpa :
1.
Ekspulsi spontan
2.
Terjadinya kehamilan
3.
Pengangkatan atau pengeluaran karena alasan-alasan medis atau
pribadi.

 Efektifitas dari macam-macam IUD tergantung pada IUD nya :
Jenis, ukuran, besar dan luasnya permukaan IUD, untuk IUD medisionalis
bergntung pada luasnya permukaan bahan bioaktif yang dikandung dan lama
pemakaian.
 Akseptor :
Umur, paritas, ketaatan dan keteraturan kontrol dan frekuensi senggama, personal
hygiene. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan
paritas, diketahui :
1. makin tua

usia,

makin

rendah

angka

kehamilan,


ekspulsi

danpengangkatan atau pengeluaran IUD.
2. makin muda usia terutama pada multigravida, maka tinggi angka
ekspulsi dan pengangkutan atau pengeluaran IUD.

Maka efektifitas IUD tergantung pada variabel administratif pasien dan medis,
termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi dari
pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya ekspulsi dan
kemudahan akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis.
5. Keuntungan dan Kerugian IUD
Menurut Saifuddin Abdul Bari dalam buku Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi,
2006: MK-75 - MK-76:
 Keuntungannya :
1.
2.
3.

Sangat efektif, angka kegagalan 0,3 % sampai 1 %
IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.

Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT.380A dan tidak perlu
diganti).

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT.380A)
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila

tidak terjadi infeksi)
10.
Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

 Kerugiannya :

6.

1.
2.

Resiko penyakit radang panggul meningkat.
Bertambahnya darah haid dan rasa sakit selam beberapa bulan pertama

3.
4.

pada berbagai pemakai IUD.
Tidak dapat melindungi klien dari PMS dan AIDS.
Tali IUD dapat menimbulkan perlukaan partia uteri dan mengganggu

5.

hubungan sseksual pada sebagian pemakai.

Klien tidak dapat mencabut sendiri IUD nya.
Indikasi pemasangan IUD

Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
Pemasangan IUD untuk bertujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita yang :
1.
Telah memakai IUD di masa lalu dengan memuaskan dan aman.
2.
Pernah melahirkan dan telah punya anak hidup.
3.
Ukuran rahim tidak kurang dari 15 cm.
4.
Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk steril.
5.
Tidak ingin hamil paling tidak lebih 2 tahun atau menjarangkan kehamilan.
6.
Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi horrmonal (mengidap
7.
8.
7.


penyakit jantung, hipertensi, hati).
Sedang menyusui dan menginginkan kontrasepsi.
Tidak ada kontra indikasi.
Kontra Indikasi Pemasangan IUD

Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
kontraindikasi pemasangan IUD antara lain :
1.

Diketahui dan curiga hamil.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Infeksi panggul (pelvis)

Pendarahan vagina yang tidak diketahui.
Dicurigai atau dikrtahui adanya kanker rahim.
Kelainan rahim (rahim kecil, stenosis kanalis servikalis, polip endometrium)
Anemi berat dan gangguan pembukaan darah.
Wanita dengan resiko tinggi mendapat PMS.

8.

Waktu Pemasangan IUD
Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
waktu pemasangan IUD yaitu :
1. Sedang Haid
Pada waktu ini pemasangan akan mudah karena kanalis servikalis agak melebar dan
kemumgkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit kurang dan perdarahan
idak begitu banyak
2. Pasca Persalinan
Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu dipulangkan dari rumah sakit.
 Pemasangan langsung yaitu pemasangan 3 bulan setelah ibu dipulangkan.
 Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan setelah lebih dari 3 bulan pasca
persalinan atau keguguran.
3. Pasca Keguguran
Langsung setelah keguguran, atau dipasang sewaktu ibu pulang dari rumah sakit.
4. Masalah Interval
Yaitu antara dua haid bila dipasang setelah masa ovulasi, harus dipastikan wanita tidak
hamil atau mereka telah memakai cara-cara lain mencegah (kondom, sistem kalender,
dan sebagainya).
5. Sewaktu Seksio Sesaria
Sebelum luka rahim ditutup terlebih dahulu dikeluarkan darah-darah beku dari kavum
uteri, kemudian IUD dipasangkan pada bagian fundus.

9.

Hal-Hal Yang Harus Diketahui Oleh Akseptor KB IUD
Menurut BKKBN tahun 2008 dalam buku Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan
Kontrasepsi hal 23-24:
 Cara memeriksa sendiri benang IUD pada bulan-bulan pertama post insersi dan setiap
selesai haid.
Caranya :
a.

Mencuci tangan dengan air sabun kemudian duduk dengan posisi
jongkok

b.

Memasukkan jari telunjuk atau jari tengah kedalam liang senggama

sampai menjangkau rahim.
c.
Raba adanya benang berarti IUD ada pada posisi yang benar dan jangan
ditarik.
 Setelah pemasangan IUD boleh melakukan aktifitas seperti biasa dan boleh melakukan
hubungan suami istri setelah 3 hari pemasangan.
 Efek samping yang terjadi misalnya perdarahan bertambah banyak atau lama, rasa sakit
atau kram.

 Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD.
a.
b.
c.
d.

Terlambat haid, perdarahan abnormal.
Nyeri abdomen, disparenmia.
Vaginal discargo abnormal.
Merasa tidak sehat, menggigil dan benang IUD teraba tambah panjang,
ujung IUD keluar, benang tambah pendek atau tidak teraba.

 Bila berobat karena alasan apapun (medis, chinergis, problem sexual) beritahu dokter
bahwa metode KB yang dipakai IUD.
 Sebaiknya tunggu 3 bulan untuk hamil embali setelah IUD dilepas dan gunakan
kontrasepsi lain selama waktu tersebut, untuk mencegah hubungan ektopik.
 IUD tidak memberi perlindungan terhadap AIDS dan penyakit sexual lainnya dan
bagian perut tidak boleh dipijat.
 Bila suami merasa nyeri saat berhubungan intim kemungkinan disebabkan oleh benang
yang terlalu panjang atau pendek, segera kontrol.
 Boleh dilepas bila akseptor ingin hamil lagi atau ada komplikasi berat meskipun daya
kerjanya belum habis.

KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN
I. PENGKAJIAN
Tanggal ……. Jam ….
a. Data Subyektif
1. Biodata
Nama
:agar lebih mudah dalam berkomunikasi dan menghindari kesalahan
Umur
Agama

dalam memanggil.
:untuk mengetahui usia ibu (>45 tahun, kemungkinan sudah menopause).
:sebagai pengarahan bimbingan (dukungan spiritual, dalam keadaan

gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan).
Pendidikan :ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan
Pekerjaan

mempengaruhi sikap perilaku seseorang.
:pekerjaan klien dan suami dapat digunakan untuk menggambarkan taraf
hidup dan sosial ekonomi klien sehingga petugas dapat memberi nasehat

yang sesuai.
Penghasilan :ukuran tingkat kesejahteraan seseorang.
Alamat
:ditanyakan untuk mempermudah hubungan bila diperlukan saat keadaan
mendesak, dan bermanfaat untuk mempermudah komunikasi dan
kunjungan rumah.
2. Alasan ingin menjadi aseptor
Mengetahui alasan klien mengikuti KB IUD apakah ingin menunda kehamilan,
mengatur atau mengakhiri kehamilan.
3. Keluhan Utama
Mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang ke pelayanan kesehatan,
keluhan klien menunjang data untuk menentukan apakah klien boleh atau tidak
menggunakan KB IUD.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Mengetahui apakah klien pernah menderita penyakit yang merupakan kontraindikasi
pemasangan KB IUD seperti:
 perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya serta anemia (dugaan
dengan insersi IUD menyebabkan meningginya konsentrasi plasminogen aktivitas

dalam endometrium dan enzim-enzim ini menyebabkan bertambahnya aktivitas
fibrinolitik serta menghalangi pembekuan darah, akibatnya timbul perdarahan
yang lebih banyak)
 infeksi alat genetalia dan PID (mekanisme timbulnya infeksi pada pemasangan
IUD : masuknya kuman-kuman yang biasanya hidup di dalam traktus genetalia
bagian bawah ke dalam uterus pada saat insersi, bertambahnya volume dan
lamanya

perdarahan

dimana

darah

merupakan

media

sumber

untuk

berkembangbiaknya kuman-kuman, naiknya kuman-kuman melalui benang ekor
IUD)
 carsinoma atau mioma uteri, karena dapat mempengaruhi ukuran rongga uterus.
 kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim (yang tidak
diperkenankan menggunakan AKDR dengan ukuran rongga rahim kurang dari 5
cm)
 abortus (resiko kehamilan dengan IUD in vitro)
 alergi terhadap logam/tembaga
5. Riwayat kesehatan sekarang
Dikaji apakah klien sedang menderita penyakit-penyakit yang telah disebutkan diatas.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit
keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien, seperti DM, penyakit kuning,
HIV/AIDS karena sangat rentan terhadap infeksi, carcinoma dan mioma uteri karena
dapat mempengaruhi ukuran rongga rahim, hemophilia karena terjadi gangguan
pembekuan darah, serta penyakit lain yang menjadi kontraindikasi pemakaian IUD.
7. Riwayat Haid
Menarche
:usia pertama kali haid, untuk menentukan masa subur sehingga
Lama haid

dapat menentukan metode kontrasepsi yang tepat.
:untuk mengetahui perubahan yang mungkin terjadi selama atau
setelah menjadi akseptor KB IUD (efek samping di kemudian hari
dari pemasangan IUD, salah satunya perdarahan yang berlangsung

Siklus haid

lebih lama).
:untuk mengetahui adakah perubahan siklus haid, setelah menjadi

aseptor KB IUD.
HPHT
:untuk mengetahui/memastikan apakah klien mungkin hamil/tidak.
Banyaknya darah :untuk mengetahui perubahan yang mungkin terjadi setelah
menjadi akseptor IUD.
8. Riwayat perkawinan
Merupakan data tentang status perkawinan, usia pertama kali menikah, berapa kali
menikah, untuk mengetahui persepsi dan tujuan ikut KB serta menilai kemungkinan
apakah ibu dapat terkena IMS / tidak. Bila ada kemungkinan sebaiknya menggunakan
KB yang aman untuk pencegahan IMS.
9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Apakah hamil di luar kandungan (sebaiknya tidak menggunakan IUD karena dapat
terulang lagi, IUD tidak menimbulkan/menambah resiko kehamilan ektopik tetapi

karena IUD mengurangi kemungkinan implantasi intra uterine, maka kehamilan yang
terjadi akan lebih cenderung kearah kehamilan ektopik) (Hartono,2004)
Apabila waktu nifas mengalami komplikasi seperti radang panggul sebaiknya tidak
memakai IUD (akseptor IUD mempunyai resiko 2X lebih besar untuk mendapatkan
PID)
(Hartono,2004)
10. Riwayat KB
Perlu ditanyakan kepada ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB sebagai
berikut:
 Jenis kontrasepsi yang digunakan
 Efek samping
 Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi)
 Lamanya menggunakan alat kontrasepsi
 Keluhan selama menjadi akseptor sehingga dapat mengetahui klien cocok/tidak
menggunakan kontrasepsi IUD saat ini seperti perdarahan, dan nyeri perut.
11. Pola kebiasaan sehari-hari
Meliputi nutrisi (kualitas dan kuantitas), lamanya istirahat (ada gangguan / tidak),
aktivitas (ibu sering kecapean / tidak ) dan seksual (ada gangguan / tidak, hubungan
seksual terakhir)
12. Data psikososial spiritual
 Meliputi bagaiman perasaan ibu terhadap kontrasepsi yang dipakai
 Untuk mengetahui bagaimana hubungan ibu dengan suami dan keluarga, apakah


suami mendukung atau tidak jika ibu menggunakan KB IUD
Meliputi kepercayaan beragama ibu dan adakah larangan metode KB yang
dipilih ibu dalam pandangan agamanya.

b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran
: composmentis
Tekanan darah
: 90/60 – 130/90 mmHg
Nadi
: 60 – 90 x/menit
RR
: 16-24 x/menit
BB
: ……… kg, IUD dapat digunakan oleh orang gemuk atau kurus
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Mata
:konjungtiva pucat/tidak (menandakan anemia), sclera kuning/tidak
Leher

(kuning menandakan hepatitis)
:tampak pembesaran kelenjar

Dada
Abdomen
Genetalia

jugularis/tidak
:payudara simetris/tidak, ada benjolan abnormal/tidak
:ada benjolan abnormal/tidak, tampak bekas operasi/ tidak
:adakah kondiloma akuminata yang disebabkan Gonore (ditandai

thyroid/

tidak,

dan

vena

pada labia ada tumor seperti kutil runcing seperti cengger ayam),
adakah kondilomatalata yang disebabkan oleh Sifilis (ditandai
borok sebesar uang logam), adakah vulvitis (ditandai adanya
pembengkakan pada labia, kelihatan merah, gatal, nyeri dan panas
waktu kencing), adakah warna kebiruan yang menandakan

kehamilan, adakah vaginitis (ditandai secret berbau anyir, terasa
panas dan gatal), adakah tanda-tanda infeksi yang ditandai adanya
pembengkakan dan merah pada kelenjar skene dan bartholini.
b. Palpasi
Leher
Dada
Abdomen

:teraba pembesaran kelenjar tyroid/tidak, teraba bendungan vena
jugularis/tidak
:teraba benjolan abnormal di payudara / tidak
:teraba pembesaran dan nyeri tekan pada hepar dan limpa, adakah
nyeri tekan pada adneksa kiri dan kanan (bila nyeri tekan berarti
adanya adnexitis), adakah nyeri pada suprapubik (bila nyeri tekan

berarti adanya radang panggul).
Genetalia
:ada pembesaran kelenjar bartholin dan skene/ tidak
Ekstremitas :oedema/tidak, ada varises/ tidak
c. Pemeriksaan inspekulo
 Dinding vagina
:normal warna merah muda, lipatan memanjang dan
melingkar
Adakah:
 Erosi portio
 Kanker serviks

:kelihatan merah dan tidak rata
:permukaan kasar seperti bunga kol, mudah berdarah,
keluar cairan yang khas encer berwarna coklat dan berbau

busuk
 Polip
:benjolan seperti kutil pada portio
 Infeksi dalam rahim :ditandai adanya pengeluaran cairan abnormal kuning
kehijauan. Bila ada sekretnya dengan lidi kapas dan
dimasukkan dalam tabung steril yang disediakan untuk
diperiksa di lab.
d. Pemeriksaan dalam
 Adakah infeksi panggul, ditandai bila serviks digerakkan ke kanan kiri dengan
kedua jari terasa sakit.
 Menentukan posisi rahim:
- Posisi rahim antefleksi: jari pada forniks posterior, maka perabaan uterus
seperti duduk, bila jari ada didalam forniks anterior digerakkan maka
-

tangan yang ada diluar tidak terasa
Posisi rahim retrofleksi: jari yang ada di forniks anterior digerakkan terasa

oleh tangan yang ada di luar
 Adakah kehamilan, ditandai rahim yang membesar, lunak, dan licin
 Adakah mioma uteri, ditandai rahim membesar, kokoh, kenyal, tidak rata
 Adakah cistoma ovari, ditandai rahim yang lunak, licin, dan berisi cairan
 Adakah adnexitis, bila terasa nyeri tekan saat menekan adnexa kanan/kiri
e. Pemeriksaan rektovaginal
Bila ada indikasi adanya tumor pada cavum douglas dan kesulitan menentukan
besarnya uterus retrofleksi.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium : plano tes +/-

II. Identifikasi Diagnosa/Masalah
Dx : Ny” “ P….Ab….AT…. tahun calon akseptor IUD.
Ds : klien mengatakan ingin pasang IUD, jumlah anak…., anak terakhir berumur….,
mengeluh……………….
Do : TTV dalam batas normal
KU

: Baik

Kesadaran

: Komposmentis

TD

: 90/60-130/90 mmHg

Nadi

: 60-90x/menit

Suhu

: 36,5-37,50C

RR

: 16-24x/menit

Pemeriksaan penunjang : Laboratorium, Inspekulo, dan Bimanual.
Masalah

: Rasa cemas yang dialami ibu karena akan dipasang IUD

Ds

: ibu mengatakan agak takut karena akan dipasang IUD

Do

: raut muka ibu yang terlihat ketakutan

III. Identifikasi Diagnosa/Masalah potensial
Tidak ada
1V. Kebutuhan segera
Tidak ada

V. Intervensi
Dx : Ny “…” P….. Ab…. AT berumur …. Calon akseptor IUD
Tujuan

: klien menjadi akseptor IUD tanpa terjadi komplikasi

KH

: klien mendapat pelayanan pemasangan IUD sesuai prosedur
Klien bersikap kooperatif saat pemasangan
IUD terpasang dengan benar dengan teknik aseptic dan antiseptic
TTV dalam keadaan normal
TD : 90/60 – 130/90 mmHg
Nadi : 60-9- x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5oC
RR : 16-24 x/menit

Intervensi
a. Konseling pra pemasangan IUD
R : informasi tentang rencana pemasangan IUD akan lebih meningkatkan kooperatif klien
b. Lakukan informed consent
R : tnada bukti persetujuan tindakan yang dilakukan (tanggung jawab dan tanggung
gugat)

c. Persiapkan alat, pasien, lingkungan
R : memudahkan pamasangan dan untuk menjaga privasi klien
d. Lakukan pemasangan IUD dengan teknik aseptic dan antiseptic
R : mengurangi risiko infeksi
e. Rapikan klien dan tempat serta bereskan alat yang telah terpakai
R : tindakan pasca pemasangan yang tepat sesuai prosedur
f. Berikan KIE pasca pemasangan
R : informasi yang tepat akan meningkatkan pengetahuan pasien
g. Catat dalam rekam medic
R : bukti bahwa telah klien telah mendapat pelayanan IUD
h. Anjurkan klien dalam 1 minggu control atau bila ada keluhan
R : followup pasca pemasangan IUD serta deteksi dini adanya efek samping
Masalah

: Rasa cemas yang dialami ibu karena akan dipasang IUD

Tujuan

: kecemasan berkurang

KH

: kien tampak lebih tenang

Intervensi :
a. Beri kesempatan klien untuk mrngungkapkan kecemasanya
R : mengungkapkan perasaan dan berbagi dapat mengurangi kecemasan
b. Beritahukan kepada klien bahwa pemasangan IUD ini akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang sudah professional.
R : klien dapat lebih kooperatif dan tenang.
VI. Implementasi
Mengacu pada intervensi
VII. Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil

DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2008. Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN
Hartono, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Manuaba, Ida Bagus. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBPSP
Marjati. 2011. Makalah Manajemen Asuhan Kebidanan. Malang.