ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DAN TINGKAT EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

(1)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DAN TINGKAT EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN

SYARIAH DI INDONESIA

Oleh

Muhammad Nuzirwan

Pentingnya bagi bank-bank syariah untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dalam industrinya. Profitabilitas sebagai salah satu indikator penting dalam menilai baik atau buruknya kinerja perbankan syariah. Perlunya perbankan syariah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap

profitabilitas. Menjaga tingkat likuiditas diperlukan agar bank dapat menyediakan dana yang sewaktu-waktu ditarik oleh deposan, tetapi tingkat likuiditas yang tinggi dapat menjadi masalah bank dalam mencapai profitabilitas. Selain itu, tingkat efisiensi operasional yang rendah juga menjadi persoalan untuk mencapai tingkat profitabilitas yang diinginkan oleh perbankan syariah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis mengenai pengaruh tingkat likuiditas yang diukur dengan rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) dan tingkat efisiensi operasional yang diukur dengan rasio BOPO (Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional) terhadap profitabilitas yang diukur dengan rasio ROA (Return On Asset) perbankan syariah di Indonesia selama periode tahun 2010-2013. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil analisis uji F menunjukkan bahwa secara simultan FDR dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa secara parsial BOPO berpengaruh terhadap ROA, sedangkan FDR tidak berpengaruh terhadap ROA. Hasil Koefisien Determinasi (R2 = 0,442 atau 44,2%) yang berarti bahwa variabel independen (FDR dan BOPO) mampu menjelaskan variabel dependen (ROA) sebesar 44,2% dan sisanya 55,8% dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian. Kata Kunci : Tingkat Likuiditas (FDR), Tingkat Efisiensi Operasional (BOPO) dan Profitabilitas (ROA).


(2)

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DAN TINGKAT

EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS

PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

(Skripsi)

Oleh

Muhammad Nuzirwan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DAN TINGKAT

EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS

PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

Oleh

MUHAMMAD NUZIRWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Muhammad Nuzirwan dilahirkan di Bandarlampung pada Tanggal 27 September 1993, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Riduan dan Ibu Neti Iryanti, S,Pd.

Pendidikan yang ditempuh oleh penulis yaitu pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Yustikarini Bandarlampung pada tahun 1998-1999, Sekolah Dasar di SDN 3 Bukit Kemiling Permai Bandarlampung pada tahun 1999-2005, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMPN 8 Bandarlampung pada tahun 2005-2008, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA YP Unila Bandarlampung pada tahun 2008-2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui Jalur SNMPTN Tertulis. Penulis pernah menjadi Chief of Council di organisasi kemahasiswaan Economic English Club (EEC) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung periode 2013-2014. Tahun 2014, Penulis mengikuti program pengabdian kepada masyarakat yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Nabang Baru, Kecamatan Margatiga, Kabupaten Lampung Timur selama 40 hari.


(8)

PERSEMBAHAN

Di atas segalanya ucap syukur kepada ALLAH SWT kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Ayah yang menjadi motivasiku untuk segera menyelesaikan pendidikanku dan menjadi manusia yang berhasil.

Ibu atas setiap pengorbanannya baik moril maupun materil, kasih sayang yang tidak terhingga, serta sujud dan doanya yang selalu diucapkan demi

keberhasilanku.

Adikku yang selalu memberikan dukungan dan mengharapkan keberhasilanku.

Almarhum Kakek dan Nenek yang selalu mengharapkan kelak cucunya menjadi orang yang sukses.

Saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materil serta mendoakan keberhasilanku.

Serta untuk sahabat-sahabatku dan teman-teman semuanya yang telah saling mendukung dan membantu untuk menyelesaikan pendidikan.


(9)

MOTO

Learn from the past, live for today, and plan for tomorrow.

It is hard to fail, but it is worse never to have tried succeed.

Success is a lousy

teacher. It seduces smart people into thinking they can’t lose.

(Bill Gates)

Don’t

aim for success if you want it, just do what you love and believe in, and it

will come naturally.

(David Frost)

All our dreams can come true if we have the courage to pursue them.

(Walt Disney)


(10)

SANWACANA

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Analisis Tingkat Likuiditas dan Tingkat Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia”. Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan bimbingan serta petunjuk dari semua pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orangtua tercinta, Ayah dan Ibu atas kasih sayang, pengorbanan, perhatian, cinta kasih, dan doa yang telah diberikan demi kesuksesan penulis. 2. Kedua Adikku tersayang, Ola Fahrunisa dan Reza Irnando atas semangat, doa

dan motivasinya.

3. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(11)

5. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

6. Bapak Iban Sofyan, S.E., M.M., selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, saran, serta kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Muslimin, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Pendamping atas kesediaannya memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, saran, serta kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak M. Syatibi. Ch, S.E., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi, atas kesediaannya dalam memberikan pengarahan dan pengetahuan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak Mirwan Karim, S.E., selaku Pembimbing Akademik atas kesediaannya dan kesabarannya dalam membantu dan membimbing serta memberikan motivasi selama proses kuliah.

10. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya serta membimbing penulis selama masa kuliah.

11. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah membantu penulis dalam segala proses administrasi. 12. Grup ‘Bujang Manajemen’ yang sangat solid, Arief Ramadhan, Yulius

Marlican, M.Faris Haqqani, Sabar Sahat Nainggolan, Jhonny Sanjaya, I Putu Ajie Windu Kertayoga, Baron Nickolas, Kabul Prasetyo, Joshua Fanny Permadi, Yan Arta Wijaya, atas bantuan, nasihat, motivasi dan keceriaan yang telah diberikan selama proses pengerjaan hingga penyelesaian skripsi.


(12)

13. Orang terkasih, Dian Putri, atas kebersamaan, motivasi, dan keceriaan yang telah diberikan selama proses pengerjaan hingga penyelesaiaan skripsi.

14. Teman-teman Manajemen angkatan 2011, Vina, Ossy, Anisa, Tika, Nur, Mega, Vilicita, Ni Wayan, Ria, Adji, Tyo, Triwan, Surya, Ujang, Dimas, Miw, Yossi, Topan, Johannes, Ira, Nita, Ela, Nopvia, Fisca, Ichsan, Winda, Gita, Fatimah, Ranis, Farras, Bianda, Gilas, Dias, Ade, Vada, Aulia, Esther, Deni, Tatang, Agung, Rio, Audi, Eva, Dina, Bekel, Ratu, Tama, Fazri, Yaser, Rian, Rensius, Clinton, Daus, Erha, Dwi dan semua yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas kebersamaan, dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis secara langsung maupun tidak langsung.

15. Presidium Economic English Club (EEC) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung periode 2013, Ega, Ayu, Lae, Anun, Oci, Yetti, Faris, Miw, Surya, Arief, Mirta, Trisa, Sinta, Baharudin, Ahmad dan adik-adikku angkatan 2012 dan 2013 di EEC.

16. Kakak-kakak senior di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Kak Nana, Kak Muti, Kak Cika, Kak Arba, Kak Dila, Kak Sonia, Kak Ega, Kak Tety, Kak Latifah, Kak Kaka, Kak Anita, Kak Ali, Kak Sisi, Kak Virgi, Kak Eko, Kak Rilly, Kak Rudy, Kak Aldo, Kak Andre, Kak Belinda dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas motivasi dan nasihat yang telah diberikan kepada penulis secara langsung maupun tidak langsung.


(13)

17. Teman-teman KKN di Desa Nabang Baru, Kecamatan Margatiga, Lampung Timur, Robith, Puji, Yunia, Anggi atas motivasi dan dukungannya dalam meraih kesuksesan.

18. Kepala Desa, Sekretasis Desa, Pejabat-Pejabat dan Warga Desa Nabang Baru, Kecamatan Margatiga, Lampung Timur atas bantuan dan dukungan serta nasihat yang diberikan kepada penulis dalam proses KKN untuk meraih kesuksesan.

19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan memberikan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Saat ini penulis hanya bisa membalas dengan ucapan terima kasih.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan berkat dukungan, dorongan, bantuan serta movitasi pihak-pihak tersebut. Semoga Allah memberikan balasan atas jasa yang telah diberikan serta memperhitungkannya sebagai amal baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis


(14)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah ... 13

1.2.1 Rumusan Masalah ... 13

1.2.2 Batasan Masalah ... 14

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 15

1.3.1 Tujuan Penulisan ... 15

1.3.2 Manfaat Penulisan ... 15

1.4 Kerangka Pemikiran ... 16


(15)

iii

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bank Syariah ... 19

2.2 Sumber dan Penggunaan Dana Bank Syariah ... 21

2.2.1 Sumber Dana Bank Syariah ... 21

2.2.2 Penggunaan Dana Bank Syariah ... 23

2.3 Jenis-Jenis Pembiayaan Dalam Bank Syariah ... 25

2.4 Analisis Laporan Keuangan ... 30

2.5 Profitabilitas ... 32

2.6 Tingkat Likuiditas ... 33

2.7 Tingkat Efisiensi Operasional ... 35

2.8 Penelitian Terdahulu ... 36

III. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian ... 40

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 40

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 42

3.5.1 Variabel Penelitian ... 42

3.5.2 Definisi Operasional Variabel ... 43

3.5.2.1 Variabel Dependen ... 43

3.5.2.2 Variabel Independen ... 43

3.6 Alat Analisis ... 45


(16)

iv

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 47

3.6.2.1 Uji Normalitas ... 47

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas ... 50

3.6.2.3 Uji Autokorelasi ... 52

3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 53

3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 56

3.6.3.1 Uji Statistik t ... 56

3.6.3.2 Uji Statistik F ... 56

3.6.3.3 Koefisien Determinasi R2 ... 57

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan ... 58

4.1.1 Hasil Perhitungan Likuiditas (FDR) Perbankan Syariah ... 58

4.1.2 Hasil Perhitungan Efisiensi Operasional (BOPO) Perbankan Syariah ... 62

4.1.3 Hasil Perhitungan Profitabilitas (ROA) Perbankan Syariah . 66 4.1.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 69

4.1.5 Uji Statistik F ... 70

4.1.6 Uji Statistik t ... 71

4.1.7 Koefisien Determinasi R2 ... 72

4.2 Pembahasan Hasil Perhitungan ... 72

4.2.1 Analisis Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas ... 73

4.2.2 Analisis Tingkat Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas ... 74


(17)

v

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 76 5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Dana Pihak Ketiga (Dalam Jutaan Rupiah) ... 5

1.2 Pembiayaan yang Disalurkan (Dalam Jutaan Rupiah) ... 6

1.3 Beban Operasional (Dalam Jutaan Rupiah) ... 8

1.4 Pendapatan Operasional (Dalam Jutaan Rupiah) ... 9

1.5 Total Aset (Dalam Jutaan Rupiah) ... 11

1.6 Laba Bersih Sebelum Pajak (Dalam Jutaan Rupiah) ... 12

2.1 Ringkasan penelitian terdahulu yang relevan ... 38

3.1 Daftar perbankan syariah yang menjadi sampel penelitian ... 42

3.2 Statistik Deskriptif ... 45

3.3 Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov ... 48

3.4 Pengujian Multikolinearitas ... 51

3.5 Uji Autokorelasi ... 53

4.1 Rasio FDR Perbankan Syariah ... 58

4.2 Rasio BOPO Perbankan Syariah ... 62

4.3 Rasio ROA Perbankan Syariah ... 66

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 69

4.5 Hasil Uji Statistik F ... 70


(19)

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Daftar Perbankan Syariah yang Menjadi Sampel Penelitian

2. Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2013 (Dalam Jutaan Rupiah)

3. Pembiayaan yang Disalurkan Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2013 (Dalam Jutaan Rupiah)

4. Beban Operasional Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2013 (Dalam Jutaan Rupiah)

5. Pendapatan Operasional Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2013 (Dalam Jutaan Rupiah)

6. Total Aset Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2013 (Dalam Jutaan Rupiah)

7. Laba Bersih Sebelum Pajak Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2013 (Dalam Jutaan Rupiah)

8. Financing to Deposit Ratio Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2013

9. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2013

10. Return On Asset Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2013 11. Hasil Statistik Deskriptif


(21)

12. Hasil Uji Normalitas 13. Hasil Uji Multikolinearitas 14. Hasil Uji Autokorelasi 15. Hasil Uji Heteroskedastisitas 16. Hasil Perhitungan Uji F 17. Hasil Perhitungan Uji t


(22)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 16 3.1 Grafik Histogram Regresi Standarisasi Residu ... 49 3.2 Normal P-Plot Regresi ... 50 3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 55


(23)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan utama berdirinya sebuah badan usaha salah satunya adalah untuk

memperoleh laba, baik badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas, yayasan dan lainnya. Keuntungan atau laba yang diperoleh suatu badan usaha tidak hanya dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasionalnya saja, tetapi dapat

dipergunakan untuk memperluas jangkauan ekspansi usaha dengan membuka unit bisnis yang baru maupun menambah jumlah aset yang menunjang peningkatan kegiatan operasional. Jika suatu badan usaha mampu memperoleh keuntungan atau laba secara terus-menerus dalam jangka waktu panjang, maka kelangsungan hidup suatu badan usaha akan terjamin. Akhirnya, suatu badan usaha mampu bertahan dalam kondisi perekonomian suatu negara.

Bank merupakan salah satu badan usaha atau lembaga yang bergerak di bidang jasa untuk memperoleh laba dan penggerak perkembangan sektor perekonomian suatu negara . Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Fungsi-fungsi bank umum dalam perekonomian sangat penting dan strategis. Bank umum sangat


(24)

2

penting dalam hal menopang kekuatan dan kelancaran sistem pembayaran dan efektivitas kebijakan moneter.

Perbankan syariah yang ada di Indonesia memiliki andil yang besar dalam membangun perekonomian nasional, tentunya menjalankan kegiatan

operasionalnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya (UU No.21 Tahun 2008). Berbeda dengan perbankan syariah, bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) (UU No.21 Tahun 2008).

Kemampuan perbankan syariah dalam menghasilkan profit menjadi indikator penting keberlanjutan entitas bisnis dan bertahan dalam periode waktu yang lama ditengah persaingan usaha. Tidak jarang di dalam suatu persaingan usaha, para pelakunya terutama perbankan syariah mengalami fluktuasi laba berkepanjangan yang diperoleh atau bahkan sampai mengalami kerugian terus-menerus yang dapat menyebabkan perbankan syariah harus dilikuidasi . Maka itu, perbankan syariah diharapkan mampu menjaga profitabilitas agar tetap mampu bersaing di dalam dunia perbankan.


(25)

3

Persaingan usaha antar perbankan syariah, terutama persaingan antar perbankan konvensional yang semakin ketat dapat secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian profitabilitas perbankan syariah. Selain itu, profitabilitas perbankan syariah juga dapat dipengaruhi oleh kondisi internal yaitu kegiatan operasional perbankan syariah itu sendiri, maupun kondisi eksternal seperti faktor kebijakan pemerintah dan kondisi perekonomian nasional keseluruhan. Pencapaian profitabilitas perbankan syariah sendiri, tidak dapat terlepas dari pengelolaan aset yang mereka miliki untuk dapat menciptakan keuntungan usaha.

Pencapaian profitabilitas perbankan syariah dapat dipengaruhi oleh faktor tingkat likuiditas perbankan syariah sendiri. Tingkat likuiditas adalah kemampuan bank khususnya perbankan syariah dalam mendanai pemenuhan kewajibannya setiap saat. Menjaga tingkat likuiditas menjadi suatu hal yang sangat penting agar perbankan syariah mampu memperoleh laba yang optimal. Sebab, dalam mengelola tingkat likuiditas akan selalu terjadi konflik kepentingan antara menjaga likuiditas atau memperoleh laba yang besar. Tingkat likuiditas yang terlalu rendah akan menyebabkan sedikitnya jumlah dana yang dapat dikelola, sehingga akan kehilangan kesempatan untuk penyaluran dana kepada masyarakat. Tingkat likuiditas yang terlalu rendah juga akan menyebabkan dana yang terkelola berlebih, sehingga akan menimbulkan risiko penarikan dana sewaktu-waktu oleh deposan. Oleh karena itu, perbankan syariah perlu mengelola tingkat likuiditasnya dengan efektif agar memperoleh laba yang optimal.


(26)

4

Zainul Arifin (2009), menyatakan bahwa likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat

likuiditas suatu bank syariah. Pengukuran dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Caranya adalah dengan membagi jumlah

pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR), maka semakin tinggi dana yang disalurkan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Penyaluran dana pembiayaan terhadap pihak ketiga yang besar akan menyebabkan peluang memperoleh

profitabilitas semakin meningkat, sehingga Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas yaitu Return on Asset (ROA) (Suryani,2011).

Bank Indonesia telah menetapkan nilai standar untuk Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah 80% sampai dengan 110%. Jika suatu bank syariah memiliki angka rasio berada dibawah angka 80%, berarti bank belum dapat menyalurkan dananya kepada masyarakat secara efektif, karena fungsi perbankan syariah yaitu sebagai manajer investasi dan investor untuk mengelola dana dan menginvestasikannya agar mampu memperoleh hasil. Namun, jika nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) bank syariah melebihi 110%, berarti total pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun dari DPK (Dana Pihak Ketiga).


(27)

5

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang diperoleh dari masyarakat luas,dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing sebagai sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional (Kasmir, 2008). Sumber dana yang digunakan oleh perbankan syariah umumnya sebagai salah satu sumber dana pembiayaan berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Maka dari itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan komponen sumber dana terpenting dalam perbankan yang dihimpun dari deposan atau masyarakat dalam membentuk komponen aset terbesar. Terutama DPK sebagai dana yang digunakan untuk penyaluran pembiayaan dalam rangka mencapai profitabilitas yang tinggi. Tabel 1.1 Dana Pihak Ketiga (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama

Tahun

2010 2011 2012 2013

PT Bank BNI Syariah 5.252.382 6.756.261 8.980.035 11.488.209 PT Bank Muamalat 18.532.374 29.126.650 39.422.307 45.022.858 PT Bank Syariah Mandiri 28.680.965 42.133.653 46.687.969 55.767.955 PT Bank BCA Syariah 556.676 864.135 1.261.824 1.703.049 PT Bank BRI Syariah 5.096.597 9.906.412 11.948.889 13.794.869 PT Bank Mega Syariah 4.040.980 4.933.556 7.108.754 7.736.248 PT Bank Syariah Bukopin 1.621.913 2.291.738 2.850.784 3.272.263 PT Bank Victoria Syariah 166.581 465.036 646.324 1.015.791 Rata-Rata DPK 7.993.559 12.059.680 14.863.361 17.475.155 Sumber : Laporan Keuangan Perbankan Syariah Publikasi BI www.bi.go.id (Data Sekunder Diolah)

Tabel 1.1 merupakan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh perbankan syariah di Indonesia Tahun 2010-2013. Rata-rata total dana pihak ketiga yang terhimpun secara berturut-turut yaitu, Tahun 2010 sebesar 7.993.559, Tahun 2011 sebesar 12.059.680, Tahun 2012 sebesar 14.863.361, dan Tahun 2013 sebesar 17.475.155. Dana pihak ketiga tersebut mengalami peningkatan yang besar setiap


(28)

6

tahunnya. Besarnya dana pihak ketiga tersebut merupakan salah satu sumber dana yang akan digunakan oleh perbankan syariah sebagai modal kerja. Akhirnya, dana pihak ketiga tersebut sebagian besar digunakan untuk kegiatan operasional yaitu penyaluran pembiayaan kepada pihak yang membutuhkan pembiayaan tersebut. Jika dalam perbankan konvensional dikenal salah satu fungsi bank adalah sebagai perantara (intermediary), maka dalam perbankan syariah fungsi tersebut adalah manajer investasi, investor, jasa keuangan dan sosial. Fungsi perbankan syariah sebagai investor salah satu diantaranya, mengharuskan perbankan syariah lebih professional, cermat, dan kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan kepada pihak yang membutuhkan, agar likuiditas dapat terjaga dan profitabilitas dapat tercapai. Untuk itu perbankan syariah perlu merancang dan menetapkan besarnya dana pembiayaan yang disalurkan agar efektif, sehingga kepentingan antara menjaga likuiditas dan mencapai profitabilitas dapat saling tercapai.

Tabel 1.2 Pembiayaan yang Disalurkan (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama

Tahun

2010 2011 2012 2013

PT Bank BNI Syariah 3.558.484 5.310.292 7.631.994 11.242.241 PT Bank Muamalat 15.928.251 22.479.924 32.869.007 41.793.420 PT Bank Syariah Mandiri 23.839.225 36.534.683 44.478.580 50.261.583 PT Bank BCA Syariah 417.087 680.864 1.007.737 1.421.624 PT Bank BRI Syariah 5.527.081 9.170.300 11.403.000 14.167.362 PT Bank Mega Syariah 3.154.177 4.094.797 6.213.570 7.185.390 PT Bank Syariah Bukopin 1.611.773 1.917.220 2.622.023 3.281.655 PT Bank Victoria Syariah 28.196 214.281 476.814 859.944 Rata-Rata Pembiayaan 6.758.034 10.050.295 13.337.841 16.276.652 Sumber : Laporan Keuangan Perbankan Syariah Publikasi BI www.bi.go.id (Data Sekunder Diolah)


(29)

7

Tabel 1.2 merupakan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah di Indonesia dalam Tahun 2010-2013. Terjadi peningkatan jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah di Indonesia Tahun 2010-2013. Peningkatan pembiayaan ini mengikuti bertumbuhnya dana pihak ketiga yang berhasil di himpun oleh perbankan syariah. Tercatat rata-rata pembiayaan secara berturut-turut, Tahun 2010 sebesar 6.758.034, Tahun 2011 sebesar 10.050.295, Tahun 2012 sebesar 13.337.841, dan Tahun 2013 sebesar 16.276.652. Penyaluran pembiayaan yang paling besar didominasi oleh PT Bank Syariah Mandiri dengan jumlah penyaluran pembiayaan yang meningkat setiap tahunnya.

Perkembangan jumlah pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah

menunjukkan peningkatan seiring dengan meningkatnya pula dana pihak ketiga. Peningkatan pembiayaan ini tidak melebihi jumlah dana pihak ketiga, artinya perbankan syariah tersebut masih dalam batasan untuk tetap menjaga likuiditas. Semakin meningkatnya jumlah penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah tiap tahunnya, memberikan harapan untuk meningkatkan peluang perbankan syariah dalam mencapai laba dan bahkan diharapkan mampu meningkat tiap tahunnya.

Selain menjaga tingkat likuiditas, perbankan syariah juga perlu melakukan sebuah usaha dan strategi guna mengoptimalkan kegiatan operasional untuk dapat

merealisir profitabilitas yang mereka diharapkan. Salah satu usaha tersebut adalah dengan melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan dalam

kegiatan operasional. Untuk dapat melakukan efisiensi operasional, perbankan syariah harus mengevaluasi dan mengambil tindakan untuk meminimalisir biaya


(30)

8

yang dikeluarkan, sehingga pendapatan operasional jauh lebih besar dibandingkan dengan beban operasional.

Mengukur tingkat efisiensi operasional perbankan syariah dapat menggunakan rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Rasio ini dapat mengukur seberapa jauh tingkat efisiensi operasional yang dilakukan oleh perbankan syariah dengan cara membagi jumlah beban operasional dengan

pendapatan operasional (Dendawijaya, 2005). Semakin tinggi rasio BOPO, kinerja bank akan semakin buruk. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat rasio ini berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut (Riyadi, 2006). Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya terutama pembiayaan dimana pendapatan pembiayaan masih mendominasi sumber pendapatan utama bank khususnya perbankan syariah (Purba, 2011). Tabel 1.3 Beban Operasional (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama

Tahun

2010 2011 2012 2013

PT Bank BNI Syariah 411.828 917.614 1.118.312 1.420.506 PT Bank Muamalat 1.649.558 2.290.908 2.858.309 4.085.536 PT Bank Syariah Mandiri 2.881.284 4.314.573 4.964.176 5.901.303 PT Bank BCA Syariah 85.469 135.464 160.336 184.394 PT Bank BRI Syariah 725.248 1.136.699 1.376.437 1.695.880 PT Bank Mega Syariah 886.086 908.761 1.055.406 1.492.391 PT Bank Syariah Bukopin 208.783 230.213 285.059 370.544 PT Bank Victoria Syariah 21729 46.955 78.160 107.364

Rata-Rata Beban

Operasional 858.748 1.247.648 1.487.024 1.907.240 Sumber : Laporan Keuangan Perbankan Syariah Publikasi BI www.bi.go.id (Data Sekunder Diolah)


(31)

9

Tabel 1.3 merupakan beban operasional perbankan syariah di Indonesia dalam Tahun 2010-2013. Rata-rata beban operasional tersebut meningkat setiap tahun antara lain, Tahun 2010 sebesar 858.748, Tahun 2011 sebesar 1.247.648, Tahun 2012 sebesar 1.487.024, dan Tahun 2013 sebesar 1.907.240. Beban operasional adalah beban yang dikeluarkan oleh bank untuk membiayaai kegiatan operasional utamanya. Beban operasional tersebut terdiri dari biaya bagi hasil, biaya tenaga kerja, biaya umum administrasi, biaya penyusutan dan penyisihan aktiva

produktif, biaya sewa gedung dan lain sebagainya (Dendawijaya,2005). Adanya peningkatan beban operasional ini mengindikasikan bahwa telah terjadi

peningkatan kegiatan operasional, sehingga dengan adanya peningkatan kegiatan operasional ini diharapkan terjadinya peningkatan pendapatan operasional juga. Tabel 1.4 Pendapatan Operasional (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama

Tahun

2010 2011 2012 2013

PT Bank BNI Syariah 447.913 1.009.550 1.259.539 1.612.222 PT Bank Muamalat 1.889.652 2.674.527 3.382.835 4.794.213 PT Bank Syariah Mandiri 3.446.382 5.056.218 6.055.278 6.776.206 PT Bank BCA Syariah 91.664 144.381 171.381 200.956 PT Bank BRI Syariah 734.300 1.141.770 1.507.472 1.875.620 PT Bank Mega Syariah 971.497 982.607 1.302.340 1.673.842 PT Bank Syariah Bukopin 233.156 245.306 311.220 401.503 PT Bank Victoria Syariah 24.462 73.682 83.490 111.776

Rata-Rata Pendapatan

Operasional 979.878 1.416.005 1.759.194 2.180.792 Sumber : Laporan Keuangan Perbankan Syariah Publikasi BI www.bi.go.id (Data Sekunder Diolah)

Tabel 1.4 merupakan perkembangan pendapatan operasional perbankan syariah di Indonesia dalam Tahun 2010-2013. Rata-rata pendapatan operasionalnya

meningkat setiap tahun antara lain, Tahun 2010 sebesar 979.878, Tahun 2011 sebesar 1.416.005, Tahun 2012 sebesar 1.759.194, dan Tahun 2013 sebesar


(32)

10

2.180.792. Pendapatan operasional tersebut terdiri dari pendapatan jual-beli, pendapatan sewa, pendapatan bagi hasil, pendapatan administrasi, dan pendapatan operasional lainnya yang terdiri dari provisi dan komisi serta dividen dari saham yang dimiliki (Dendawijaya, 2005).

Rata-rata beban operasional perbankan syariah secara keseluruhan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan rata-rata pendapatan operasional yang meningkat dengan sangat baik. Peningkatan pendapatan operasional perbankan syariah masih lebih besar dibandingkan peningkatan beban operasional, hal tersebut

menunjukkan bahwa perbankan syariah berpeluang untuk memperoleh profitabilitas yang tinggi.

Tahun 2010 rata-rata pendapatan operasional hanya memiliki selisih kecil dengan rata-rata beban operasional perbankan syariah. Selisih yang kecil tersebut

menunjukkan kegiatan operasional yang kurang efisien, hal ini dapat

mengindikasikan rendahnya perolehan laba. Berbeda dengan Tahun 2011 dan 2012, peningkatan rata-rata pendapatan operasional yang memiliki selisih yang cukup besar dengan peningkatan rata-rata beban operasional, hal ini dapat mengindikasikan tingginya perolehan laba. Namun, Tahun 2013 nampaknya peningkatan rata-rata pendapatan operasional dibandingkan beban operasional tidak memiliki selisih yang besar, sehingga dapat mengindikasikan terjadinya perubahan penurunan laba di tahun tersebut.


(33)

11

Suatu indikator yang dapat untuk mengukur profitabilitas adalah Return On Asset (ROA). Return On Asset adalah suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki dan dapat diukur dengan cara

membandingkan antara laba sebelum pajak dengan total aset (Husnan, 2001). Pemilihan ROA sebagai indikator profitabilitas perbankan syariah karena sebagian besar aset perbankan syariah merupakan dana simpanan yang berasal dari masyarakat. Dana simpanan masyarakat merupakan sumber dana yang terbesar yang dikelola sebagai aset oleh perbankan syariah. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik agar aset tersebut mampu menghasilkan profitabilitas yang tinggi.

Tabel 1.5 Total Aset (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama

Tahun

2010 2011 2012 2013

PT Bank BNI Syariah 6.394.924 8.466.887 10.645.313 14.708.504 PT Bank Muamalat 21.400.793 32.479.506 44.854.413 54.694.021 PT Bank Syariah Mandiri 32.481.873 48.671.950 54.229.396 63.965.361 PT Bank BCA Syariah 874.631 1.217.097 1.602.181 2.041.419 PT Bank BRI Syariah 6.856.386 11.200.823 14.088.914 17.400.914 PT Bank Mega Syariah 4.637.730 5.565.724 8.164.921 9.121.575 PT Bank Syariah Bukopin 2.193.952 2.730.027 3.616.108 4.343.069 PT Bank Victoria Syariah 336.676 642.026 939.472 1.324.383 Rata-Rata Total Aset 9.083.033 13.455.477 16.702.485 20.245.495 Sumber : Laporan Keuangan Perbankan Syariah Publikasi BI www.bi.go.id (Data Sekunder Diolah)

Tabel 1.5 merupakan perkembangan total aset perbankan syariah di Indonesia yang terjadi sepanjang Tahun 2010-2013. Tahun 2010 rata-rata total aset perbankan syariah berjumlah 9.083.033. Selanjutnya meningkat di tahun-tahun berikutnya secara berturut-turut antara lain Tahun 2011 sebesar 13.455.477, Tahun 2012 sebesar 16.702.485, dan Tahun 2013 sebesar 20.245.495.


(34)

12

Peningkatan ini terjadi secara signifikan terhadap total aset perbankan syariah di periode tersebut. PT Bank Syariah Mandiri memiliki total aset terbesar

dibandingkan dengan total aset perbankan syariah lainnya, sedangkan PT Bank Victoria Syariah memiliki total aset terendah bila dibandingkan dengan yang lainnya. Peningkatan aset perbankan syariah dalam periode tahun tersebut, tentunya diharapkan dapat mendorong peningkatan kegiatan operasional. Seiring meningkatnya kegiatan operasional, maka laba yang diperoleh juga mampu mengalami peningkatan.

Tabel 1.6 Laba Bersih Sebelum Pajak (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama

Tahun

2010 2011 2012 2013

PT Bank BNI Syariah 36.734 89.256 137.744 179.616 PT Bank Muamalat 231.076 371.670 521.841 653.621 PT Bank Syariah Mandiri 568.733 747.934 1.097.133 883.836

PT Bank BCA Syariah 6.285 8.950 10.961 16.761

PT Bank BRI Syariah 18.054 16.701 138.052 183.942 PT Bank Mega Syariah 84.352 73.846 246.728 199.737 PT Bank Syariah Bukopin 14.919 15.023 24.354 27.245 PT Bank Victoria Syariah 3.013 26.812 10.394 4.928 Rata-Rata Laba Bersih 120.396 168.774 273.401 268.711 Sumber : Laporan Keuangan Perbankan Syariah Publikasi BI www.bi.go.id (Data Sekunder Diolah)

Tabel 1.6 merupakan perkembangan laba bersih sebelum pajak perbankan syariah Tahun 2010-2013. Mulai Tahun 2010 hingga 2012, terjadi peningkatan rata-rata laba bersih yang signifikan secara berturut-turut antara lain, Tahun 2010 sebesar 120.396, Tahun 2011 sebesar 168.774, dan Tahun 2012 sebesar 273.401. Namun, perkembangan rata-rata laba perbankan syariah di Tahun 2013 mengalami

penurunan sebesar 268.711. Beberapa perbankan syariah yang mengalami penurunan laba bersih di Tahun 2013 dibandingkan dengan tahun sebelumnya


(35)

13

diantaranya adalah PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Mega Syariah, dan PT Bank Victoria Syariah.

Fluktuasi laba bersih perbankan syariah yang terjadi selama periode Tahun 2010-2013 menjadi suatu permasalahan penting yang harus diatasi. Apalagi terjadi penurunan laba dalam tahun 2013 justru disaat aset perbankan syariah mengalami penigkatan. Tingkat likuiditas perbankan syariah yang selalu terjadi konflik kepentingan antara menjaga likuiditas dan mencapai profitabilitas tinggi dapat berpengaruh terhadap perolehan laba bersih. Tingkat efisiensi operasional perbankan syariah juga menjadi suatu hal yang penting mengingat terjadi peningkatan beban operasional yang cukup besar di Tahun 2013 yang menyebabkan laba bersih di tahun tersebut mengalami penurunan.

Setelah menguraikan mengenai fenomena yang telah terjadi dan masih terbatasnya penelitian di bidang syariah terutama profitabilitas perbankan syariah, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisisnya dalam penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Likuiditas Dan Tingkat Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia”.

1.2 Rumusan Dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Fluktuasi laba bersih yang diperoleh perbankan syariah menjadi persoalan yang sangat penting, karena laba merupakan cermin dari kinerja perbankan syariah tersebut. Apalagi perbankan syariah mengalami penurunan laba bersih yang terjadi di Tahun 2013 disaat aset mereka mengalami peningkatan. Variabel


(36)

14

dependen (terikat) adalah profitabilitas dengan menggunakan ROA (Return On Asset) sebagai indikatornya, karena sebagian besar aset perbankan syariah bersumber dari dana simpanan masyarakat. Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Faktor-faktor tersebut diantaranya tingkat likuiditas dan tingkat efisiensi operasional. Tingkat likuiditas suatu bank syariah dapat diukur menggunakan Financing to Deposit Ratio (FDR) dimana, rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Berikutnya tingkat efisiensi operasional diukur dengan menggunakan rasio BOPO, dimana rasio ini menunjukkan seberapa efisien perbankan syariah khususnya dalam melakukan kegiatan operasional. Maka dari

itu,rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah tingkat likuiditas dan tingkat efisiensi operasional berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia?”.

1.2.2 Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditentukan oleh penulis bertujuan agar penelitian memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas sebagai berikut:

1. Peneliti hanya berfokus terhadap tingkat likuiditas dan tingkat efisiensi operasional serta profitabilitas.

2. Objek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang mempublikasikan laporan keuangannya pada periode Tahun 2010 sampai 2013.


(37)

15

3. Dalam penelitian ini hanya membahas analisis regresi antara tingkat likuiditas dan tingkat efisiensi operasional terhadap profitabilitas perbankan syariah yang ada di indonesia.

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan

1.3.1 Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis mengenai pengaruh tingkat likuiditas dan tingkat efisiensi operasional terhadap profitabilitas perbankan syariah yang ada di Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, antara lain: 1. Bagi Kalangan Akademis

Memberikan referensi untuk keperluan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat likuiditas dan tingkat efisiensi operasional terhadap tingkat profitabilitas perbankan syariah di indonesia.

2. Bagi Kalangan Praktisi

Manfaat bagi praktisi terutama manajer dan stakeholder perbankan, agar penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi manajemen perbankan dalam mengelola usahanya terutama dalam pengelolaan likuiditas dan efisiensi operasional yang dilakukan oleh pihak bank.


(38)

16

1.4 Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA (Return On Asset) karena jumlah aset yang besar dan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Perkembangan laba perbankan syariah di Indonesia selama periode Tahun 2010 hingga Tahun 2013 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Profitabilitas perbankan syariah begitu pentingnya untuk tetap menjaga keberlangsungan hidupnya dan bersaing dengan perbankan lainnya. Tentunya, perbankan-perbankan syariah perlu memahami hal-hal apa saja yang mampu mempengaruhi profitabilitasnya.

Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah di Indonesia, salah satu diantaranya adalah tingkat likuiditas dengan menggunakan Financing to Deposit Ratio (FDR ) sebagai indikator. Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan. Caranya dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank

Profitabilitas (Y) Tingkat Efisiensi

Operasional (X2) Tingkat Likuiditas


(39)

17

terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Zainul Arifin (2009), menyatakan bahwa likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya terutama dana jangka pendek. Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR), maka semakin tinggi dana pembiayaan yang disalurkan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Semakin besar jumlah pembiayaan yang disalurkan, akan meningkatkan peluang perbankan syariah untuk meraih profitabilitas yang tinggi dengan asumsi pembiayaan tersebut disalurkan secara efektif. Oleh karena itu, FDR akan memiliki pengaruh yang positif terhadap profitabilitas perbankan syariah.

Salah satu fungsi perbankan syariah adalah sebagai manajer investasi dimana perbankan syariah sebagai pengelola dana harus ahli, berhati-hati dan professional dalam mengelola dana masyarakat. Atas dasar tersebut, perbankan syariah harus mampu menentukan seberapa besar komponen penyaluran pembiayaan yang efektif terhadap dana pihak ketiga yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh

deposan. Namun, tidak mengganggu kelancaran atau likuiditas perbankan syariah yang kemudian akan mempengaruhi profitabilitas.

Variabel lainnya adalah tingkat efisiensi operasional yang menggunakan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai indikator. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi bank yang mampu berpengaruh terhadap laba bank syariah. Biaya operasional menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menunjang kegiatan utama operasionalnya. Biaya operasional antara lain biaya bagi hasil, biaya tenaga kerja, biaya umum administrasi, biaya penyusutan dan penyisihan aktiva produktif, biaya sewa gedung dan sebagainya


(40)

18

(Dendawijaya,2005). Sebaliknya, pendapatan operasional lebih menunjukkan pada hasil yang diperoleh atas kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh bank tersebut. Pendapatan operasional antara lain pendapatan jual-beli,

pendapatan sewa, pendapatan bagi hasil, pendapatan administrasi, dan pendapatan operasional lainnyayang terdiri dari provisi dan komisi serta dividen dari saham yang dimiliki (Dendawijaya, 2005). Semakin tinggi rasio BOPO, kinerja bank akan semakin buruk. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut (Riyadi, 2006). Rasio ini menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya terutama pembiayaan dimana pendapatan pembiayaan masih mendominasi sumber pendapatan utama bank khususnya perbankan syariah.

1.5 Hipotesis Penelitian

Ho : Tingkat likuiditas dan tingkat efisiensi operasional secara parsial maupun secara simultan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia.

Ha : Tingkat likuiditas dan tingkat efisiensi operasional secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia


(41)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bank Syariah

Pengertian bank menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian bank menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat agar lebih senang menabung. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.


(42)

20

Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah mengatakan bahwa, bank syariah bank yang menjalankan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk

penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainya yang dinyatakan sesuai dengan syari’at, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(mudharabah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)

(Pramuditho,2014).

Muhammad (2005), mengungkapkan bahwa definisi Bank Syariah sebagai bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba atau bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dijelaskan pula bahwa Bank Syariah

merupakan suatu lembaga keuangan dimana usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat

Islam. Disamping itu berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas usaha (jual beli, investasi, dan lain-lain) sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, yakni aturan perjanjiannya berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain baik dari segi penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip syariah.


(43)

21

2.2 Sumber dan Penggunaan Dana Bank Syariah

2.2.1 Sumber Dana Bank Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasasi oleh bank dalam bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat lain yang segera diubah menjadi uang tunai. Berasal dari pemilik bank itu sendiri juga berasal dari titipan atau penyertaan orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada waktu tertentu akan ditarik kembali baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur. Dalam

pandangan syariah, uang bukanlah merupakan suatu komoditi merupakan hanya merupakan alat untuk mencapai pertumbuhan nilai ekonomi. Uang harus

dikaitkan dengam kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities) baik menufaktur sewa-menyewa dan lain-lain. Secara tidak langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh kegiatan tersebut. Berdasarkan prinsip tersebut bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga atau masyarakat dalam bentuk:

 Titipan (wadi’ah) yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan

pengembalianya (guranted deposit) teapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan.

 Partisipasi modal bagi hasil dan berbagi risiko (non guranted account) untuk investasi umum (general investment account atau mudharabah mutlaqoh) dimana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan portofolio yang didanai dengan modal tersebut.


(44)

22

 Investasi khusus (special investment account atau mudharabah muqayyadah) dimana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee, jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atau investasi itu.

Jadi, sumber dana bank syariah terdiri dari tiga sumber, yaitu: a) Modal Inti (core capital)

Modal inti adalah modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana modal inti terdiri dari:

 Modal yang disetor oleh para pemegang saham, sumber utama dari modal perusahaan adalah saham,

 Cadangan yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugain dikemudian hari, dan

 Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui rapat umum pemegang saham) diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank.

b) Kuasi Ekuitas (mudharabah accaount)

Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip mudaharabah yaitu akad kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama dan pemilik dana tidak boleh

mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukanya sebagai mudharib, bank menjadi jasa bagi para investor berupa:


(45)

23

 Rekening investasi umum dimana bank menerima simpanan dari nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk investasi berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqoh.

 Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lain) atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka pada unit-unit usaha atau proyek yang mereka setujui.

 Rekening tabungan mudhorobah, prinsip mudharabah juga bisa di gunakan untuk jasa pengelolaan rekening tabunangan. Bank

syariah melayani tabungan mudhorobah dalam bentuk targeted saving di maksudkan untuk suatu pencapaian target kebutuan dalam jumlah dan atau jangka atau waktu tertentu rekening ini tidak di berikan fasilitas ATM. c) Titipan (wadi’ah) atau simpanan tanpa imbalan (non remurerated deposit) Dana titipan adalah dana pihak ketiga pihak ketiga pada pihak bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan. Pada umumnya motivasi utama orang menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan mereka dan memperoleh keluasan untuk menarik dananya kembali.

2.2.2 Penggunaan Dana Bank Syariah

Ketika dana pihak ketiga (DPK) telah dikumpulkan oleh bank, maka sesuai dengan fungsi intermediasinya, maka bank berkewajiban menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan (financing). Bank harus mempersiapkan strategi penggunaan dana yang dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan


(46)

24

kebijakan yang telah digariskan. Alokasi dana ini mempunyai beberapa tujuan yaitu:

 Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup tinggi dan tingkat risiko yang rendah.

 Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan tetap menjaga tingkat likuiditas yang aman.

Demi mencapai kedua tujuan tersebut, maka alokasi dana bank harus

diarahkan dengan baik agar semua kepentingan nasabah dapat terpenuhi. Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dibagi dalam dua bagian dari aktiva bank, yaitu aktiva yang menghasilkan (Earning Assets) dan aktiva yang tidak menghasilkan (Non Earning Assets).

Aktiva yang dapat menghasilkan atau earning assets adalah aset bank yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Asset ini disalurkan dalam bentuk investasi yang terdiri atas pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil

(mudharabah), Pembiayaan berdasarkan prinsip jual- beli (al-ba’i), Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (ijarah dan ijarah muntahia bit tamlik).Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya. Aset bank yang tergolong tidak memberikan penghasilan antara lain, aktiva dalam bentuk tunai (cash assets) pinjaman (qardh), penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris.


(47)

25

2.3 Jenis-Jenis Pembiayaan Dalam Bank Syariah

Muhammad (2005), secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaanya yaitu:

1. Pembiayaan dengan prinsip Jual Beli ( Ba’i )

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (Transfer Of Property) Tingkat keuntungan ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.

Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu penyerahan yakni sebagai berikut:

a. Pembiayaan Murabahah

Ulama Fiqh mendefinisikan Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu. Dalam transasksi penjualan tersebut penjual menyebutkan secara jelas barang yang akan dibeli termasuk harga pembelian barang dan keuntungan yang akan diambil.

Murabahah dalam perbankan islam merupakan akad jual beli antara bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Melalui transaksi tersebut bank mendapatkan keuntungan jual beli yang disepakati bersama. Selain itu murabahah juga merupakan jasa pembiayaan oleh bank melalui transaksi jual beli dengan nasabah dengan cara cicilan.


(48)

26

Bank membiayai pembelian barang yang dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli barang tersebut dari pemasok kemudian mejualnya kepada nasabah dengan menambahkan biaya keuntungan (cost-plus profit) dan hal ini dilakukan melalui perundingan terlebih dahulu antara bank dengan pihak nasabah yang bersangkutan. Pemilikan barang akan dialihkan kepada nasabah secara

proposional sesuai dengan cicilan yang sudah dibayar. Kemudian, barang yang dibeli berfungsi sebagai agunan sampai seluruh biaya dilunasi.

b. Pembiayaan Salam

Pembiayaan Salam adalah pembiayaan jual-beli di mana barang yang

diperjualbelikan belum ada. Pembayaran barang dilakukan di depan oleh bank namun penyerahan barang dilakukan secara tangguh karena memerlukan proses pengadaannya. Setelah barang diserahkan kepada bank maka bank akan

menjualnya kepada pembeli yang telah memesan sebelumnya. Hal ini disebut salam paralel karena melibatkan pemesan dan bank, serta bank dan pelaksana yang bertanggung jawab atas realisasi pesanan tersebut.

c. Pembiayaan Istishna

Istishna adalah suatu transaksi jual beli antara mustashni’ (pemesan) dengan shani’i (produsen) dimana barang yang akan diperjual belikan harus dipesan terlebih dahulu dengan kriteria yang jelas. Secara etimologis, istishna adalah minta dibuatkan. Jumhur ulama, istishna sama dengan salam, karena dari obyek atau barang yang dipesannya harus dibuat terlebih dahulu dengan ciri-ciri tertentu seperti halnya salam. Bedanya terletak pada sistem pembayarannya, jika salam pembayarannya dilakukan sebelum barang diterima, sedangkan istishna


(49)

27

pembayarannya boleh dilakukan awal, di tengah atau diakhir setelah pesanan diterima.

2. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa (Ijarah)

Pengertian pemberian sewa menyewa dapat didefenisikan sebagai transaksi terhadap penggunaan manfaat suatu barang dan jasa dengan pemberian imbalan,. Apabila obyek pemanfaatannya berupa barang, maka imbalannya disebut dengan sewa , sedangkan bila obyeknya berupa tenaga kerja maka imbalannya disebut upah. Pada dasarnya ijarah didefinisikan sebagai hak untuk memanfaatkan barang atau jasa dengan membayar imbalan tertentu.

Fatwa Dewan Syariah Nasional, Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat ) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri, dengan demikian dalam akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya pemindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa. Saat akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakan kepada nasabah. Ada 2 ( dua ) jenis ijarah yaitu sebagai berikut:

a. Ijarah Murni

Ijarah murni adalah suatu transaksi sewa-menyewa obyek tanpa adanya perpindahan kepemilikan yaitu obyek tetap dimiliki oleh si pemilik. b. Ijarah Muntahiya Bitamlik

Ijarah Muntahiya Bitamlik adalah suatu transaksi sewa menyewa di mana terdapat pilihan bagi penyewa untuk memiliki barang yang disewa di akhir masa sewa


(50)

28

melalui mekanisme Sale and Lease Back Ijarah Muntahiyyah Bit-Tamlik di beberapa negara menyebutkan sebagai Ijarah Wa Iqtina’ yang artinya sama juga yaitu menyewa dan setelah itu diakuisisi oleh penyewa ( finance lease ).

Ijarah adalah akad yang mengatur pemanfaatan hak guna tanpa terjadi

pemindahan kepemilikan, maka banyak orang menyamaratakan ijarah dengan leasing. Hal ini disebabkan karena kedua istilah tersebut sama-sama mengacu pada hal – ihwal sewa-menyewa. Sebab, aktivitas perbankan umum tidak diperbolehkan melakukan leasing, maka perbankan syariah hanya mengambil Ijarah Muntahiyyah Bit-Tamlik yang artinya perjanjian untuk memanfaatkan (sewa) barang antara bank dengan nasabah dan pada akhir masa sewa, maka nasabah wajib membeli barang yang telah disewanya.

3. Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil

Memperhatikan komposisi share modal bank dalam usaha nasabah, terdapat dua pola pembayaran, yaitu :

a. Mudharabah

Mudharabah adalah perjanjian pembiayaan atau penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan

kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada pengelola (mudharib), akad kemitraan ini dibagi menjadi dua tipe yaitu Mudharabah Mutlaqah dan Mudharabah Mutlaqah.


(51)

29

1. Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah Mutlaqah adalah pemilik modal memberikan kebebasan penuh kepada pengelola untuk menggunakan modal tersebut dalam usaha yang dianggapnya baik dan menguntungkan.

2. Mudharabah Muqayyad

Mudharabah Muqayyad adalah pemilik modal menentukan syarat dan

pembatasan kepada pengelola dalam menggunakan modal tersebut dengan jangka waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya.

b. Musyarakah

Hanafiyah syirkah, Musyarakah adalah perjanjian antara dua pihak yang bersyarikat mengenai pokok harta dan keuntungannya dan ulama Malikiyah syirkah, musyarakah adalah keizinan untuk berbuat hukum bagi kedua belah pihak, yakni masing-masing mengizinkan pihak lainnya berbuat hukum terhadap harta milik bersama antara kedua belah pihak, disertai dengan tetapnya hak berbuat hukum (terhadap harta tersebut) bagi masing-masing. Secara garis besar, macam-macam musyarakah terbagi menjadi dua yaitu musyarakah tentang kepemilikan bersama, yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak dan musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-“uqud).

4. Pembiayaan Dengan Akad Pelengkap

Agar mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan akad

pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, tetapi di tujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, meskipun tidak


(52)

30

ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Adapun jenis-jenis akad pelengkap ini adalah sebagai berikut:

1) Hiwalah (Alih Hutang-Piutang) 2) Rahn (Gadai)

3) Qardh

4) Wakalah (Perwakilan) 5) Kafalah (Garansi Bank)

2.4 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Menurut Soemarsono (1996), analisis laporan keuangan adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka yang lain yang mempunyai makna/menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena. Angka-angka dalam laporan keuangan akan sedikit artinya kalau dilihat secara sendiri-sendiri. Analisis pemakaian laporan keuangan akan lebih mudah menginterprestasikannya.

Rasio keuangan dapat digunakan untuk menganalisis suatu laporan keuangan. merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, kas). Rasio menggambarkan suatu


(53)

31

hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisis rasio keuangan meliputi :

a. Ukuran kinerja

• Rasio profitabilitas, yaitu mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembangan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.

• Rasio pertumbuhan, yaitu mengukur kemampuan perusahaan untuk

mempertahankan posisi ekonomisnya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri atau pasar produk tempatnya beroperasi.

• Ukuran penilaian (valuation measures), yaitu mengukur kemampuan manajemen untuk mencapai nilai-nilai pasar yang melebihi pengeluaran kas.

b. Efisiensi operasi

• Manajemen aktiva, mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis dalam kekuasannya.

• Manajemen biaya, operasi yang efisien mengelola investasi dengan baik dan mengendalikan biaya dengan efektif.

c. Kebijakan keuangan

• Rasio leverage, mengukur sebatas mana total aktiva dibiayai pemilik jika dibandingkan dengan pembiayaan yang disediakan kreditur.

• Rasio likuiditas, mengukur kemempuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibanya yang jatuh tempo.


(54)

32

2.5 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu (Husnan, 2001).Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena

profitabilitas menunjukkan apakah bank tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, setiap bank akan selalu berusaha

meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu bank maka kelangsungan hidup bank tersebut akan lebih terjamin.

Kasmir (2008), jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu badan usaha atau bank antara lain; Profit Margin, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS).

Dalam penelitian ini, proksi profitabilitas yang akan digunakan Return On Asset (ROA) yaitu rasio keuntungan bersih sebelum pajak terhadap jumlah aset secara keseluruhan. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian (%) dari aset yang dimiliki. Apabila nilai rasio ini tinggi, maka menunjukkan efisiensi pada suatu bank syariah. Pemilihan ROA sebagai proksi profitabilitas karena Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas perbankan terutama perbankan syariah, lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat.


(55)

33

Rumus yang digunakan untuk mencari Return on Asset (ROA) adalah sebagai berikut (Husnan,2001):

= 100%

2.6 Tingkat Likuiditas

Secara umum,pengertian likuditas adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai (Setyowati, 2011), dimana fungsi dari likuditas secara umum untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak, memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman dan memberikan fleksibiltas dalam meraih kesempatan investasi menarik yang menguntungkan.

Pengertian likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Dari sudut aktiva, likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai (cash), sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank

memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio liabilitas.

Adapun teori mengenai likuiditas, yaitu Theory Trade-Off Between Liquidity and Profitability. Terdapat conflic of interest (pertentangan kepentingan) antara

likuiditas dan profitabilitas yang akan dihadapi bank syari’ah yaitu satu sisi bank

harus menjaga posisi likuiditasnya dengan cara memperbesar cadangan kas. Hal ini mengakibatkan sebagian dana menganggur (idle fund). Akibatnya, tingkat


(56)

34

profitabilitas menurun. Sebaliknya apabila bank tersebut bertujuan mencapai keuntungan yang besar, maka bank harus mengorbankan likuiditas, karena cadangan yang merupakan sumber likuiditas digunakan untuk bisnis. Sehingga menyebabkan posisi likuiditas menurun .

Perbankan syariah tidak mengenal istilah kredit (loan), tetapi lebih dikenal dengan istilah pembiayaan atau financing (Syafi’i Antonio, 2001). Umumnya konsep yang ditunjukkan pada bank syariah sama dengan konsep yang ditunjukkan pula pada bank konvensional dalam mengukur likuiditas yaitu dengan menggunakan FDR (Muhammad, 2005). Financing To Deposits Ratio (FDR) menunjukkan kemampuan suatu bank untuk melunasi dana para deposannya dengan menarik kembali pembiayaan yang telah diberikan. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas akan semakin kecil (Guspiati, 2012).

FDR adalah perbandingan antara pembiayaan yang disalurkan dengan dana pihak ketiga yang berhasil terhimpun oleh bank. Tinggi atau rendahnya rasio ini

menunjukkan tingkat likuiditas suatu bank syariah, sehingga semakin tinggi angka FDR menunjukkan bahwa bank kurang likuid dibanding bank yang memiliki angka FDR yang kecil dan rasio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Muhammad, 2005) :

�� =


(57)

35

2.7 Tingkat Efisiensi Operasional

Tingkat efisiensi operasional adalah kemampuan bank dalam memanfaatkan dana yang dimiliki dan biaya yang dilakukan untuk mengoperasikan dana tersebut (Mulyono,1995). Rasio efisiensi operasional yang sering digunakan oleh Bank Indonesia adalah rasio BOPO. Rasio ini seringkali dijumpai pada laporan keuangan syariah yang di publikasi lewat BI yaitu menjadi tolak ukur tingkat efisiensi operasional bank. Tingkat efisiensi operasional bank dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan rasio Biaya Operasional (BOPO). Rasio ini diukur dengan membandingkan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional bank berdasarkan laporan laba rugi bank tersebut. Biaya operasional menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menunjang

kegiatan operasionalnya. Sebaliknya, pendapatan operasional lebih menunjukkan pada hasil yang diperoleh atas kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh bank tersebut (Dito, 2011). Meningkatnya rasio BOPO dapat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank tidak efisien dalam menjalankan usahanya. Menurut Bank Indonesia, suatu bank dapat dikatakan efisien apabila nilai rasio ini berada dibawah 90%, sedangkan apabila nilai rasio ini berada diatas 90% atau bahkan mendekati nilai 100% maka dapat dikatakan bank tersebut tidak efisien dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rasio BOPO memiliki hubungan yang negatif terhadap profitabilitas perbankan syariah.


(58)

36

Rasio BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut : (Dendawijaya,2005)

= 100%

2.8 Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Muh.Sabir dkk. (2012), yaitu untuk mengetahui pengaruh rasio kesehatan bank terhadap kinerja bank konvensional dan bank syariah. Diketahui bahwa variabel CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, NOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Selain itu, CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA, NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Konvensional di Indonesia.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Ismah Wati (2012) yang meneliti tentang efisiensi operasional yang diukur dengan rasio CAR, NPF, BOPO dan FDR terhadap profitabilitas perbankan syariah yang diukur dengan ROA dan ROE tahun 2007-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel BOPO signifikan berpengaruh negatif terhadap ROA dan variabel FDR signifikan berpengaruh


(59)

37

positif terhadap ROA. Namun, variabel CAR dan NPF tidak berpengaruh terhadap ROA. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa variabel CAR dan BOPO signifikan berpengaruh negatif terhadap ROE, sedangkan variabel FDR dan NPF memiliki hubungan negatif tidak signifikan terhadap ROE.

Selain itu, terdapat hasil penelitian yang berbeda yang dilakukan oleh Esther Novelina dkk. (2011) yaitu Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan Deposit Ratio (LDR) terhadap kinerja bank yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA). Diketahui bahwa variabel NPL dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, sedangkan

variabel NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Variabel CAR dan LDR memiliki pengaruh negatif, tetapi tidak signifikan terhadap ROA.

Pramuditho (2014) meneliti mengenai pengaruh Capital Adequacy

ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Net Core Operating Margin (NCOM) terhadap Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) bank umum syariah (BUS) di Indonesia tahun 2008-2012. Hasil penelitiannya yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya

Operasional terhadap pembiayaan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR), Net Core Operating Margin (NCOM) berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Namun, Non Performing Financing (NPF) tidak signifikan


(60)

38

Selain itu juga, adapun penelitian yang dilakukan oleh Dhika Rahma Dewi (2010) mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa Capital

Adequacy Ratio (CAR) memiliki hubungan negatif tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki hubungan negatif tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Rasio Efisiensi Operasional (REO) berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia.

Tabel 2.1 Ringkasan penelitian terdahulu yag relevan No

.

Nama Judul Penelitian Tahun Hasil Penelitian 1 Muh. Sabir

dkk. Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum

Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia

2012 CAR tidak berpengaruh terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA, NOM berpengaruh positif terhadap ROA, NPF tidak berpengaruh terhadap ROA, FDR berpengaruh positif terhadap ROA pada Bank Umum Syariah di Indonesia

2 Ismah Wati Analisis Pengaruh Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Profitabilitas Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2007-2010)

2012 Variabel BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA dan

variabel FDR berpengaruh positif terhadap ROA. Sedangkan variabel CAR dan NPF tidak

berpengaruh terhadap ROA. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa variabel CAR dan BOPO signifikan

berpengaruh negatif terhadap ROE, sedangkan


(61)

39

variabel FDR dan NPF memiliki hubungan negatif tidak signifikan terhadap ROE.

3 Esther Novelina dkk.

Analisa Rasio Keuangan terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia

2011 Variabel NPL dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Variabel CAR dan LDR memiliki pengaruh negatif, tetapi tidak signifikan terhadap ROA. 4 Pramuditho Analisis Pengaruh

CAR, NPF, BOPO, FDR,Dan NCOM Terhadap

Profitabilitas

Bank Umum Syariah Di Indonesia

(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2008-2012)

2014 Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap pembiayaan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR), Net Core Operating Margin (NCOM) berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Sedangkan Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap ROA.

5 Dewi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia

2010 Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan Non Performing Financing (NPF) dan Rasio Efisiensi Operasional (REO) signifikan berpengaruh negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia.


(62)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah profitabilitas perbankan syariah yang ada di Indonesia, khususnya bagi Bank Umum Syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan variabel bebas (Independent Variable) antara lain, Tingkat

Likuiditas dan Tingkat Efisiensi Operasional perbankan syariah. Kemudian, untuk variabel terikat (Dependent Variable) menggunakan profitabilitas perbankan syariah. Kemudian akan diuji dan dianalisis untuk mengetahui penagruh variabel bebas diatas terhadap profitabilitas perbankan syariah.

3.2 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan bank umum syariah yang dipublikasi oleh Bank Indonesia dan laporan keuangan tahunan perbankan syariah khususnya bank umum syariah yang di publikasi oleh masing-masing bank. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan tidak hanya untuk keperluan riset semata yang diterbitkan oleh suatu lembaga (Amirullah, 2002).


(63)

41

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode, yaitu : 1. Penelitian Lapangan

Merupakan metode pengumpulan data melalui instasi atau lembaga yang berkaitan dan website yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian. 2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan menelaah

berbagai literatur antara lain, buku, makalah ilmiah, jurnal ilmiah, surat kabar, dan lainnya yang berhubungan dengan penelitian untuk memperoleh landasan teoritis yang komprehensif tentang bank syariah.

3.4 Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun 2010-2013. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling yaitu metode dimana pemilihan sampel pada karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya dengan kriteria sebagai berikut :

1. Bank syariah merupakan Bank Umum Syariah (BUS).

2. Bank Syariah tersebut membuat laporan keuangan tahunan pada Tahun 2010– 2013 dan telah dipublikasikan di Bank Indonesia.

3. Data yang dibutuhkan untuk penelitian tersedia selama Tahun 2010-2013. 4. Bank Syariah tidak mengalami rugi selama periode waktu pengamatan.


(64)

42

Tabel 3.1 Daftar perbankan syariah yang menjadi sampel penelitian

No. Nama

1. PT Bank BNI Syariah

2. PT Bank Muamalat Indonesia 3. PT Bank Syariah Mandiri 4. PT Bank BCA Syariah 5. PT Bank BRI Syariah 6. PT Bank Syariah Bukopin 7. PT Bank Victoria Syariah 8. PT Bank Mega Syariah

Sumber : www.bi.go.id (data sekunder diolah)

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Supomo,1999). Dalam penelitian ini variabel dependen adalah profitabilitas yang diukur dengan ROA.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini adalah variabel tingkat likuiditas yang diukur dengan FDR dan variabel tingkat efisiensi operasional yang diukur dengan BOPO.


(65)

43

3.5.2 Definisi Operasional Variabel

3.5.2.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA). Rasio ini dapat digunakan sebagai tolak ukur kinerja suatu badan usaha terutama perbankan syariah. Return On Asset (ROA) yaitu rasio keuntungan bersih sebelum pajak terhadap jumlah aset secara keseluruhan. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian (%) dari aset yang dimiliki. Apabila nilai rasio ini tinggi, maka menunjukkan efisiensi pada suatu bank syariah. ROA dinyatakan dalam rumus sebagai berikut (Husnan,2001) :

= 100%

3.5.2.2 Variabel Independen

Variabel Independen pada penelitian ini, yaitu tingkat likuiditas yang diukur dengan FDR dan tingkat efisiensi operasional yang diukur dengan BOPO. 1. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing To Deposits Ratio (FDR) merupakan salah satu rasio untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio FDR menunjukkan kemampuan suatu bank untuk melunasi dana para deposannya dengan menarik kembali kredit yang telah diberikan. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas akan semakin kecil. Hal ini karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin banyak (Guspiati, 2012).


(66)

44

FDR adalah perbandingan antara pembiayaan yang disalurkan dengan dana pihak ketiga yang berhasil terhimpun oleh bank. Tinggi atau rendahnya rasio ini

menunjukkan tingkat likuiditas suatu bank syariah, sehingga semakin tinggi angka FDR menunjukkan bahwa bank kurang likuid dibanding bank yang memiliki angka FDR yang kecil dan rasio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Muhammad, 2005) :

�� =

� ℎ � 100%

2. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Efisiensi dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan rasio efisiensi. Rasio efisiensi operasional yang sering digunakan oleh Bank Indonesia adalah rasio BOPO. Rasio ini diukur dengan membandingkan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional bank berdasarkan laporan laba rugi bank tersebut. Biaya operasional menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menunjang kegiatan operasionalnya. Sedangkan pendapatan operasional lebih menunjukkan pada hasil yang diperoleh atas kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh bank tersebut (Dito, 2011). rasio BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut (Dendawijaya, 2005) :


(1)

57

2. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka Ho akan diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen.

3.6.3.3 Koefisien Determinasi R2

Koefisien Determinasi (R2 atau R Square) dilakukan untuk mendeteksi seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai R2 yang mendekati satu menandakan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Kelemahan mendasar penggunaan R2 yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Oleh karena itu nilai yang digunakan untuk mengevaluasi model regresi terbaik adalah adjusted R² karena dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh mengenai pembahasan analisis tingkat likuiditas dan tingkat efisiensi operasional terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia, antara lain:

1. Hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa tingkat likuiditas dan tingkat efisiensi operasional berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia selama periode waktu tahun 2010-2013.

2. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa tingkat likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia selama periode waktu tahun 2010-2013.

3. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa tingkat efisiensi operasional signifikan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia selama periode waktu tahun 2010-2013. 4. Hasil pengujian Koefisien Determinasi R2 menunjukkan bahwa variabel

independen yaitu FDR (Financing to Deposit Ratio) dan BOPO (Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional) mampu menjelaskan variabel dependen yaitu ROA (Return On Asset) sebesar 44,2% dan sisanya 55,8% yang dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam


(3)

77

model penelitian ini. Nilai Adjusted R square sebesar 0,404 menunjukan bahwa, 40,4% FDR dan BOPO mempengaruhi ROA sementara sisanya 59,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

5.2 Saran

1. Bagi para manajer dan stakeholder perbankan syariah di Indonesia, disarankan untuk meningkatkan efisiensi operasional dengan menekan beban operasional serta meningkatkan pendapatan operasional agar mampu meningkatkan profitabilitas. Selain itu, perlu diperhatikan faktor-faktor lain seperti risiko pembiayaan, permodalan, inflasi, GDP dan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi profitabilitas.

2. Bagi peneliti berikutnya disarankan untuk menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak. Selain itu, peneliti berikutnya dapat menambah variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah di Indonesia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani

Arifin, Zainul. 2009. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Tangerang: Azkia. Ariyanto, dkk. 2005. Pengembangan Analisis Multivariate dengan SPSS 12.

Jakarta: Penerbit Salemba Infotek.

Arthesa, Ade dkk. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Jakarta: PT Indek, hlm. 183.

Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia Bogor.

Dewi, Dhika Rahma. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia. Semarang. (Skripsi) Universitas Diponegoro. Firdaus, H Rachmat & Maya Ariyanti. 2009. Manajemen Perkreditan Bank

Umum. Bandung: Alfabetta.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar. 2003. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta : Erlangga

Guspiati, Shopi. 2012. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Bank Syari'ah Mandiri Tahun 2004-2007). Yogyakarta. (Skripsi) UIN Sunan Kalijaga.

Husnan, Suad. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek) Buku 2 Edisi 4 Cetakan Pertama. Yogyakarta : BPFE.


(5)

Juniart, Fuji Mariam. 2013. Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas : Studi Kasus Laporan Keuangan Triwulan PT. Bank BRI Syariah Periode Desember 2008-Desember 2011.Bandung. (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia.

Karim, Adiwarman A. 2008. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi 3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kuncoro, Mudrajat. 2001. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis Ekonomi. Yogyakarta : UPP-AMP YKPN.

Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Mulyono, Teguh Pudjo. 1996. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Nanda, Supraba Dito. 2011. Analisis Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan, Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Umum Di Indonesia ( Studi Pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2009). Semarang. (Skripsi) Universitas Diponegoro.

Novelina dkk., Esther. 2013. Analsis Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia. Malang. Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 11, Nomor 1, Maret 2013.

Pramuditho, R.Ade Sasongko. 2014. Analisis Pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NCOM Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2008-2012). Semarang. (Skripsi) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro.

Pratika, Atik Ria. 2013. Pengaruh Pembiayaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan Syari’ah Di Indonesia. Yogyakarta. (Skripsi) Fakultas Syari’ah Dan Hukum Uin Sunan Kalijaga.

Pratiwi, Dhian Dayinta. 2012. Pengaruh CAR, BOPO, NPF Dan FDR Terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2005 –2010). Semarang. (Thesis) Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Purba, Daris. 2011. Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas, Dan Efisiensi

Operasional Terhadap Profitabilitas Pada PT.Bank Muamalat, Tbk. Jakarta. Jakarta. (Skripsi) Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(6)

Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Edisi Ketiga. Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sabir, Muh dkk. 2012. Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia. Makassar. Jurnal Analisis, Juni 2012, Vol.1 No.1 : 79 – 86.

Setyowti, Endang. 2011. Manajemen Likuiditas Bank Syariah. Jakarta. Soemarsono, S.R. 1996. Akuntansi : Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta Wati, Ismah. 2012. Analisis Pengaruh Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja

Profitabilitas Perbankan Syariah. Depok. (Skripsi) Universitas Indonesia. Wibowo, Edhi Satriyo. 2012. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR,

BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Dan Bank Syariah Mandiri Periode Tahun 2008-2011). Semarang. (Skripsi) Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, Tentang Perbankan Syariah, Jakarta: Bank Indonesia.(http://www.bi.go.id, diakses 7 Desember 2014). Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan Syariah, Jakarta:

Bank Indonesia.(http://www.bi.go.id, diakses 10 Desember 2014). http://www.bapepam.go.id (diakses 10 Desember 2014)

http://www.bi.go.id (diakses 7 Desember 2014) http://www.ojk.go.id (diakses 7 Desember 2014) http://www.wikipedia.org (diakses 7 Desember 2014)


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH RISIKO KREDIT, PERPUTARAN KAS, LIKUIDITAS, TINGKAT KECUKUPAN MODAL, DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2013.

0 3 15

Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia dan Faktor yang Mempengaruhinya

0 5 14

Tingkat Efisiensi Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia

0 2 10

ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Analisis Mengukur Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia Periode 2009-2012).

0 1 15

ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Analisis Mengukur Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia Periode 2009-2012).

0 1 15

STUDI KOMPARATIF TINGKAT EFISIENSI PERBANKANKONVENSIONAL DAN PERBANKAN SYARIAH Studi Komparatif Tingkat Efisiensi Perbankan Konvensional Dan Perbankan Syariah Di Indonesia.

0 1 15

PENDAHULUAN Studi Komparatif Tingkat Efisiensi Perbankan Konvensional Dan Perbankan Syariah Di Indonesia.

0 1 14

DAFTAR PUSTAKA Studi Komparatif Tingkat Efisiensi Perbankan Konvensional Dan Perbankan Syariah Di Indonesia.

0 2 5

STUDI KOMPARATIF TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN KONVENSIONAL DAN PERBANKAN SYARIAH Studi Komparatif Tingkat Efisiensi Perbankan Konvensional Dan Perbankan Syariah Di Indonesia.

0 2 17

Page 194 ANALISIS PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA SEBAGAI DAMPAK DARI EFISIENSI OPERASIONAL

0 0 16