Kualitas Tidur Tidur 1. Pengertian

12 tidak ditemukan pada orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa tidur menjadi lebih singkat sehingga menyebabkan berkurangnya kesegaran sesuai bertambahnya usia Putra, 2011. Adapun waktu tidur yang dibutuhkan oleh manusia berdasarkan usianya adalah sebagai berikut: Tabel 1.1: Kebutuhan tidur manusia berdasarkan usia Putra, 2011 Umur Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur 0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jamhari 1-18 bulan Masa bayi 12-14 jamhari 18 bulan-3 tahun Masa kanak-kanak 11-12 jamhari 3-6 tahun Masa prasekolah 11 jamhari 6-12 tahun Masa sekolah 10 jamhari 12-18 tahun Masa remaja 8,5 jamhari 18-40 tahun Masa dewasa muda 7-8 jamhari 40-60 tahun Masa dewasa tengah 7-8 jamhari 60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jamhari

6. Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur. kualitas tidur mencakup kuantitas dan kualitas tidur Daniel et al, 1998; Buysse, 1998. Kualitas tidur yang baik adalah bagaimana seseorang mempersiapkan pola tidurnya pada malam hari 13 seperti kedalaman tidur, kemampuan tinggal tidur, dan kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis Lai 2001 dalam Wavy 2008. Sedangkan kualitas tidur yang buruk dapat ditandai dengan tanda fisik dan psikologis, seperti dijelaskan di bawah ini Hidayat, 2006: a Tanda Fisik Ekspresi wajah area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung, kantuk yang berlebihan sering menguap, tidak mampu untuk berkonsentrasi kurang perhatian, terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing. b Tanda Psikologis Menarik diri, apatis dan respons menurun, merasa tidak enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran, kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan menurun. Menurut Saputra 2012, kualitas dan kuantitas tidur seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu sebagai berikut: 14 a. Penyakit Banyak penyakit dapat meningkatkan kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa, yang mana penderita membutuhkan lebih banyak tidur untuk mengatasi keletihan. Sebagian penyakit juga dapat menyebabkan kesulitan tidur, misalnya penyakit yang menyebabkan nyeri atau distres fisik. b. Kelelahan Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan akibat aktivitas yang tinggi umumnya memerlukan lebih banyak tidur untuk memulihkan kondisi tubuh. Makin lelah seseorang, makin pendek siklus REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat, biasanya siklus REM akan kembali memanjang. c. Lingkungan Lingkungan dapat berpengaruh terhadap pola tidur seseorang, misalnya suhu yang tidak nyaman, ventilasi yang buruk dan suara bising. Stimulus tersebut dapat memperlambat proses tidur. Namun, seiring waktu individu dapat beradapasi terhadap lingkungan sekitar. d. Stres Psikologis Stres psikologis pada seseorang dapat menyebabkan ansietas atau ketegangan dan depresi. Akibatnya, pola tidur 15 dapat terganggu. Ansietas dan depresi dapat meningkatkan kadar norepinefrin pada darah melalui stimulus sistem saraf simpatis. Akibatnya, terjadi pengurangan siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta sering terjaga pada saat tidur. e. Gaya Hidup Rutinitas seseorang dapat mempengaruhi pola tidur. contohnya individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yang tepat f. Motivasi Motivasi dapat mendorong seseorang untuk tidur sehingga mempengaruhi proses tidur. Motivasi juga dapat mendorong seseorang untuk tidak tidur, misalnya keinginan untuk tetap terjaga. g. Stimulan, Alkohol, dan Obat-obatan Stimulan yang paling umum ditemukan adalah kafein dan nikotin. Kedua zat tersebut dapat merangsang sistem saraf pusat sehingga menyebabkan kesulitan tidur. Konsumsi alkohol berlebihan juga dapat mengganggu siklus tidur REM. Sedangkan untuk obat-obatan golangan diuretik, antidepresan, dan golongan beta bloker misalnya meperidin hidroklorida dan morfin dapat menyebabkan kesulitan tidur. h. Diet dan Nutrisi 16 Asupan nutrisi yang adekuat dapat mempercepat proses tidur, misalnya asupan protein. Asupan protein yang tinggi dapat mempercepat proses tidur karena adanya triptofan asam amino hasil pencernaan protein yang dapat mempermudah proses tidur.

7. Manfaat Tidur