Aksi Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Ikl

Aksi Adaptasi dan Mitigasi Perubahan
Iklim Mendukung Ketahanan Pangan
Nasional

Prihasto Setyanto
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
Badan Litbang Pertanian

Outline
• Perubahan iklim
• Peran Litbang Pertanian dalam Adaptasi dan
Mitigasi terhadap Perubahan Iklim
o Aksi Adaptasi terhadap PI
• Teknologi tersedia
• Kalender tanam
• Penyusunan Katam terpadu

o Aksi Mitigasi terhadap PI
o Aksi Mitigasi dan Adaptasi
• Perpres 61 dan 71 tahun 2011


UN CLIMATE CHANGE CONFERENCE
Panama, Oktober 2011

Things are happening a lot faster than
anyone predicted  TIME April 3, 2006

Peningkatan emisi GRK
berdampak terhadap
perubahan iklim. El
Nino dan La Nina akan
lebih sering terjadi.

N2O

SUN

H2O

H2O


Suhu bumi meningkat

Infra Red
UV
Bumi
Radiasi matahari diserap oleh
permukaan bumi yang menyebabkan
muka bumi makin hangat

Panas dalam bentuk radiasi infra
merah dipantulkan oleh permukaan
bumi

Diagram Sederhana Sebagai Ilustrasi dari Pemanasan Global

Korelasi CO2 dan Temperatur
Temperature
Change
(degree C)


CO2
Concentration
(degree C)

15

360

Current Level

340
10

320

CO2 Concentration

5

300

280

1700AD Level

260
240

0

220
200
-5

180

-10
160

160


Temperature Change

140
140

120

100

80

Sumber: PA Government Services Inc., 2000Thousand

60

40

Years Before Present

20


0

Prediksi kenaikan suhu pada
Periode 2000-2100 adalah
2,1 – 3,9 oC

Parameter Perubahan Iklim yang
berdampak thd pertanian
• Suhu rata2 permukaan bumi meningkat
• Konsentrasi CO2 di rizosfir meningkat
• Naiknya permukaan air laut  pemuaian dan
mencairnya es dari gletser
• Meluasnya lahan pertanian yang mengalami salinitas
• Iklim ekstrim akan sering terjadi
– CH ekstrim (La Nina berkepanjangan dengan intensitas
tinggi)
– Panas dan kering ekstrim (El Nino berkepanjangan)
– Badai ekstrim (banjir, topan)


Perkiraan Dampak dari Perubahan Iklim
Perubahan temperatur global (relatif terhadap kondisi sebelum industri)
0°C
1°C
2°C
3°C
4°C
5°C
Pangan

Menurunnya hasil panen di banyak daerah,
khususnya di negara berkembang
Jatuhnya hasil panen
Kemungkinan peningkatan panen
di banyak negara maju
di beberapa daerah yang tinggi

Air

Pegunungan es kecil

mulai menghilang persediaan air menipis
di beberapa daerah

Penurunan ketersediaan air di
banyak daerah, termasuk
Mediterania dan Afrika bagian
Selatan

Peningkatan ketinggian
permukaan air laut
mengancam kota-kota besar

Ekosistem
Kerusakan terumbu
karang yang parah

Meningkatnya jumlah spesies yag terancam
kepunahan

Kondisi Cuaca

yang Ekstrim Meningkatnya intensitas badai, kebakaran hutan, kekeringan, banjir, dan
gelombang panas
Resiko dari
perubahan besar yang
bersifat mendadak

Meningkatnya resiko dampak balik yang berbahaya dan
mendadak, perubahan skala besar pada sistem iklim

Salah satu sumber
emisi CH4

CH4 5-20 Emisi
CH4 0,2-2,4
Ebulisi

CH4 0,01-0,06

CO2


Air irigasi

CO2

Zona oksidasi

Zona oksidasi

CH4
100

Zona reduksi

Formasi

CO2

CH4 0,1-4

Zona oksidasi


Perkolasi

CO2

CH4 0,03-1,1
Air tanah

Pangan dan kesejahteraan

Pertanian
Memiliki
hubungan
kompleks dg PI

Jutaan petani, banyak yang
miskin
Menderita akibat PI (korban
& rentan)

Berkontribusi thd emisi GRK
(CH4, N2O, dan CO2) 
sumber
Adaptasi sbg prioritas
Punya potensi untuk mitigasi
(rosot & sekuestrasi)  solusi

Emisi National GRK
Without LUCF

Waste
28.3%

Sumber: KLH, 2009

With LUCF

Energy
50.5%

Agriculture
13.6%
Industry
7.7%

Sector
Energy
Industry
Agriculture
Land

Use Change and Forestry
(excl. peat fire)
Peat Fire
Waste
Total without LUCF
Total

with LUCF(incl.peat fire)

Gg CO2e

Peat Fire
13%

280,93842,81575,420-

Land Use
649,254- Change
and
172,000- Forestry
47%
157,328-

535,7301356,984-

Waste
11%

Energy
20%

Industry
3%
Agriculture
6%

Peran Litbang Pertanian dalam

Adaptasi dan Mitigasi
Perubahan Iklim

Adaptasi terhadap PI

Aksi Adaptasi Pertanian Menghadapi PI
1. Pengembangan varietas padi yang tahan
terhadap cekaman iklim
a) Toleran kekeringan  Mekongga, Cigeulis, Inpari 10,
Dodokan, Silugonggo, Situ Bagendit, Situ Patenggang,
Limboto, Inpari 1, 10, 11, 12, dan 13
b) Toleran basah  Inpari 5, Inpari 3, Inpari 8, Inpari 1,
Cibogo
c) Toleran salinitas & keracunan Fe, Al  Lambur, Banyuasin,
Inpara 6, Dendang, Mendawak, Margasari, Sei Lalan,
Indragiri, Air Tenggulang
d) Tahan rendaman (14 hari terendam) Ciherang sub 1,
Inpara 3, 4 dan 5
e) Umur genjah (< 100 hari)  Silugonggo, Jangkok, Dodokan
f) Tahan OPT wereng coklat  Inpari 13, 2, 3, 4, dan 6

Aksi Adaptasi ...lanjutan
2. Diversifikasi pangan  alternatif pengganti beras
sbg sumber karbohidrat seperti; jagung, cassava,
umbi2an, pisang, sukun, sagu, dll.
3. Pemberian pupuk unsur mikro  Si; untuk
ketahanan padi thd serangan OPT dan tahan rebah
akibat CH ekstrim
4. Pengembangan Kalender Tanam  sudah
tersedia untuk 3 skenario iklim yi; iklim basah (La
Nina), kering (El Nino), normal; sudah tersedia utk
17 Propinsi sampai tingkat kecamatan.
5. Pengembangan embung/water reservoir ,
sumur renteng di daerah rentan kekeringan

Rencana Aksi Adaptasi 
Tantangan ke depan!!!
1.

Penelitian dan Pengembangan
a. Recombinan gen tanaman C4 ke C3  gen Jagung ke padi
b. Penelitian padi tahan rendaman  produksi tinggi, tahan OPT
c. Penelitian padi tahan salinitas  produksi tinggi, rasa enak
d. Pengembangan kalender tanam dinamik dan terpadu 
dukungan stasiun iklim
e. Penelitian tanaman padi akar dalam  efisiensi pemupukan
f.
Penelitian deep tillage  alat bajak dalam
g. Penelitian padi toleran kekeringan  rasa enak, produksi tinggi, tahan
OPT
h. Delineasi lahan pertanian yang rentan terhadap kekeringan, CH ekstrim
(banjir), dan salinitas  di sentra produksi padi akibat perubahan iklim
i.
Peningkatan efisiensi pemupukan melalui teknologi nanno
2. Diseminasi
a. Percepatan sosialisasi teknologi ke pemerintah daerah, masyarakat, dan
petani
b. Percepatan promosi melalui media massa seperti TV dan radio 
diversifikasi pangan

Penelitian Recombinan Gen tanaman C4
(jagung) ke (C3) padi

Funded by Bill and Melinda Gates Foundation

Genes
Maize
C4

Rice
(C4 C3)

Penelitian padi tahan rendaman di IRRI  New Sub1
lines after 17 days submergence in field at IRRI

IR64-Sub1
Samba-Sub1
Samba

IR49830 (Sub1)
Samba

IR64
IR42

IR42
IR64

IR49830 (Sub1)
IR49830 (Sub1)

IR64-Sub1

IR64

Samba

IR64-Sub1

Samba-Sub1
IR42
IR49830 (Sub1)

IR42
IR64-Sub1

Samba

Samba-Sub1
IR64

IR49830 (Sub1)

Seleksi galur-galur padi tahan rendaman
di BB Padi

Penelitian padi tahan salinitas

Adaptasi terhadap PI

Kalender Tanam

Automatic Weather Station/
Automatic Water Level Recorder

PETA KALENDER TANAM TANAMAN
PANGAN

KABUPATEN BIMA
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

POTENSIAL TAHUN KERING

KAB. BIMA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2011

Next Step >> untuk Adaptasi terhadap PI 
Penyusunan Kalender Tanam Dinamik
(Katam Dinamik)
Indonesian Agro-climate and
Hydrology Research Institute

IAARD-MINISTRY OF AGRICULTURE

Latar Belakang
• One implication of climate change is shifting of
the-onset and the-end of the planting season that
has adverse impacts on cropping pattern and crop
productivity, particularly food crops.

• IAARD under the Ministry of Agriculture has
developed crop calendar for whole Indonesia
until sub district level (kecamatan).
• However, the calendar should be further improve
to obtain more information on agricultural
management recommendation

WHAT HAVE BEEN DONE ??
Atlas Kalender Tanam  Semi-dynamic System.
• Output sampai saat ini;





2007: Java (Vol. I)
2008: Sumatera (Vol. II)
2009: Kalimantan (Vol. III) dan Sulawesi (Vol. IV)
2010: Bali, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua (Vol. V)

• Atlas Katam memberi informasi sampai tingkat
Kecamatan  awal musim tanam (onset) dan alternatif
pola tanam dengan 3 skenario iklim, yaitu. El-Nino
(kering), Normal and La-Nina (basah).

Contoh Peta Katam yang Semi-dinamic

An example of cropping calendar map in
Indramayu District

Lampiran peta Katam Semi-dinamic
Kabupaten Indramayu

Note: Roman I, 2, and 3 indicate date 1-10, 11-20 and 21-30 of each month

Katam Semi Dinamik
– Berdasarkan ketersediaan air dan kesesuaian iklim
– 3 skenario iklim: La-Nina, El-Nino, dan Normal
sepanjang tahun

kenyataannya, iklim
berfluktuasi

Katam Dinamik
Katam Terpadu

Next step

Next step

NEXT STEP
I. Katam Dinamik
• Katam berdasarkan 3 kombinasi musim tanam and 3
skenario iklim (basah, kering, normal).
• 3 musim tanam vs 3 skenario iklim = 27 kombinasi
• Prediksi iklim, i.e. curah hujan, awal musim hujan 
BMKG
• Awal musim tanam (Onset)  Balitklimat

Katam Dinamik
27 kombinasi MT dan skenario iklim:
1. MT-1 (basah) – MT 2 (basah) – MT 3 (basah)
2. MT-1 (basah) – MT 2 (basah) – MT 3 (Normal)
3. MT-1 (basah) – MT 2 (basah) – MT 3 (kering)
4. MT-1 (basah) – MT 2 (Normal) – MT 3 (basah)
5. MT-1 (basah) – MT 2 (Normal) – MT 3 (Normal)



25. MT-1 (kering) – MT 2 (kering) – MT 3 (basah)
26. MT-1 (kering) – MT 2 (kering) – MT 3 (Normal)
27. MT-1 (kering) – MT 2 (kering) – MT 3 (kering)

FURTHER STEP

II. Katam Terpadu
• Informasi yang akan dihasilkan
1. CH dan prediksi awal musim hujan  BMKG
2. Awal musim tanam(Onset)  berdasarkan Katam
dinamik
3. Pola Tanam  berdasarkan Katam dinamik
4. Luas tanam potensial
5. Rekomendasi pemupukan (NPK)
6. Rekomendasi varietas padi
7. Potensi serangan OPT (apabila memungkinkan)

Bagaimana menyusun Katam dinamik
Near Real Time
Climate
Prediction by
BMKG

Cropping
Calendar at
Sub-District
Level

Combined Cropping
Calendar with
Climate Prediction
Seed and
fertilizer
requirement
and other
information

INTEGRATED CROPPING
CALENDAR SYSTEM

Dukungan Institusi
No

Komponen

Instansi pendukung

1.

Prediksi iklim

BMKG

2.

Katam dan prakiraan awal tanam

Balitklimat

3.

Potensi luas areal tanam

Balitklimat

4.

Rekomendasi pemupukan

5.

Rekomendasi varietas padi

Balai Penelitian
Tanah
Puslitbangtan

6.

Rekomendasi jumlah benih

Puslitbangtan

7.

Serangan hama dan penyakit

Ditlin Kemtan dan
Balai komoditas 37

Example of table of Integrated Cropping Calendar System at
sub district level in Indramayu Region
(First Planting Time)
Rainfall
Prediction

Planting
Time

Note: Roman I, 2, and 3 indicate date 1-10, 11-20 and 21-30 of each month

Area

Fertilizer
Rec.

Rice cultivar Seed Need
Rec.
Rec.

Others

Mitigasi terhadap PI
(RAN GRK Pertanian)

Aksi Mitigasi
1. Rendah emisi CH4  Way Apoburu, Memberamo
2. Tanam padi hemat air  intermittent irigation (irigasi
berselang)
3. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)  Precision
Farming
4. System of Rice Intensification (SRI)  wilayah khusus
5. Teknologi Minapadi (Padi-Ikan)  sumber air cukup
6. Ameliorasi lahan gambut dengan pupuk kandang, terak
baja, kompos TBS, tanah mineral mengandung Fe
7. Pengembangan rumah pangan lestari  pemanfaatan
pekarangan seoptimal mungkin untuk pemenuhan
kebutuhan pangan

Pengaruh varietas padi dalam emisi CH4
4 alasan mengapa varietas padi berpengaruh
terhadap emisi CH4
1. Tanaman padi menghasilkan
eksudat akar  berbeda antar
varietas

2. Akar padi memiliki kapasitas dlm
translokasi O2  berbeda antar
varietas
3. Tanaman padi berfungsi sbg
cerobong (melalui pembuluh
aerenkima)  CH4 transport
capacity berbeda antar varietas
4. Usia tanaman padi  berbeda
antar varietas

Emisi CH4 dari berbagai varietas padi
No

Rice Variety

1

Gilirang

2

Fatmawati

3

Aromatic

4

Tukad Unda

5

IR 72

6

Cisadane

7

IR 64*

8

Margasari

9

Cisantana

10

Tukad Petanu

11

Batang Anai

12

IR 36

13

Memberamo

14

Dodokan

Seasonal emission
(kg CH4/ha)

496,9
365,9
273,6
244,2
223,2
204,6
202,3
187,2
186,7
157,8
153,5
147,5
146,2
145,6

SD

138,87
106,54
133,01
133,85
165,17
89,93
53,71
32,16
81,24
121,56
99,49
144,54

CV (%)

50,8
43,6
59,6
65,4
81,7
48,0
28,8
20,4
52,9
82,4
68,1
99,2

Number of
Data

CF

1
1
3
2
5
14
164
3
6
2
3
5
64
6

2,46
1,81
1,35
1,21
1,10
1,01
1,00
0,93
0,92
0,78
0,76
0,73
0,72
0,72

Pengaruh Pengairan

Soil cultivation

Plastic lining

Water control level

Water table

Transplanted rice

0 DAT

7 DAT

20 DAT

1. 5 cm (continuous flooding)

5 cm
0 DAT

70

85

70

85

70

85

70

85

2. 0 – 1 cm (continuous flooding)
0-1 cm
0 DAT
3. Intermittent irrigation
5 cm
0 DAT

5 cm
15 20

30

5 cm
35

4. Pulse irrigation

0 DAT

Total CH4 emission, yield and biomass of
different water management practices
Treatment

-1

CH4 emission (kg ha )

-1

Yield (kg ha )

-1

DMW* of straw (kg ha )

5 cm (continuous flooded)

254.1 + 29.00 a

3482 + 167

a

4775 + 200

a

0-1 cm (continuous flooded)

185.0 + 12.90 b

2990 + 188

a

4900 + 725

a

Intermittent irrigation

135.9 + 20.00 c

3529 + 207

a

4800 + 450

a

Pulse irrigation

95.5 + 5.80 c

2986 + 378

a

4950 + 425

a

Numbers in the same column followed by a common letter are not
significantly different at P < 0.05 by DNMRT.

Pengaruh Budidaya Tanaman

Perlakuan
1. Kontrol/cara biasa: pupuk sesuai
anjuran (120 kg/ha N, 90 kg/ha P
dan 60 kg/ha K); tanpa bahan
organik; irigasi terus-menerus
(continously flooded), bibit umur
25 hss.
2. Sama dengan no.(1) tetapi
pengairan secara berselang
(intermittent).
3. PTT: bibit muda (15 hss) satu
rumpun per lubang, pemupukan
berdasarkan BWD, bahan organik
setara 2 ton/ha, irigasi berselang
(intermittent) dan cara tanam
sistem legowo 2:1.

1.

2.

3.

4. Seperti no. (3) tetapi pengairan
terus menerus (continously
flooded).
5. SRI (System of Rice
Intensification): pupuk organik 15
ton/ha, bibit 15 hss, tanpa
pemupukan anorganik dan jarak
tanam 30 x 30 cm.

4.

5.

Penurunan emisi GRK pada berbagai cara budidaya
tanaman padi
Teknologi

Penurunan emisi
CO2e
(%)
MH

Cara petani-Irigasi

MK

Baseline

Hasil
(t/ha)

Ratio
(t CO2e/t yield)

MH

MK

MH

MK

7.4

5.4

1.1

1.8

Cara petaniintermitent

-29.2

-39.2

7.7

5.1

0.7

1.2

PTT-Irigasi

-13.3

-35.2

7.4

5.3

1.3

1.5

PTT-Intermittent

-40.4

-40.6

7.6

5.1

0.6

1.1

SRI-Intermittent

-43.8

-42.9

4.9

2.5

0.9

2.3

SRI-Macak2

-24.0

-33.7

4.9

2.7

1.1

2.4

Semi SRIIntermittent

-24.8

-34.8

6.2

3.1

1.0

1.9

Precision farming

Informasi
pupuk via
jaringan
seluler

(roadshow Bapak Wamentan, 2011)

CG system dihubungkan oleh
sebuah CBM dengan komputer
untuk interpretasi data

Perangkat komputer untuk
memperlihatkan peak GRK

Alat pengukur emisi GRK dari lahan sawah

Mitigasi dan Adaptasi

Aksi Mitigasi dan Adaptasi
1. Pengembangan Indonesian Carbon Efficient Farming (ICEF)
 untuk adaptasi PI sekaligus mitigasi emisi GRK di lahan
sawah. Prototype project di BB Padi Sukamandi seluas 100
ha
2. Gerakan penanaman tanaman buah2an di lahan berlereng
untuk konservasi lahan dan nilai tambah masyarakat
3. Tumpangsari tanaman perkebunan dan tanaman pangan
4. Pengelolaan lahan gambut berkelanjutan  proyek ICCTF
(Bappenas-Kemtan) di 4 propinsi yaitu; Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Riau dan Jambi >>
menurunkan emisi CO2 s/d 40% dan meningkatkan
produktivitas lahan gambut

Indonesia Carbon Efficient Farming
Biochar

PTT
PHT

Low CH4
emitting rice
cultivar

SITT
Biogas
SIST

Intermittent
irrigation

SRI
Prescription
farming

PTT : Pengelolaan Tanaman
Terpadu
PHT : Pengelolaan Hama &
Penyakit Terpadu
SITT : Sistem Integrasi Tanaman
Ternak
SIST : Sistem Integrasi Sawit
ternak
SRI : System of Rice
Intensification
Biochar: Bio-Charcoal

Indonesian Carbon
Efficient Farming (ICEF)
I-L-Badan Litbang Pertanian-KEMTAN

57

OFF FARM

CEF BERBASIS PADI
ON FARM
Skala Usaha 5000 ha

ENERGI
10.400 GJ ~ 10.400 LPG eqv

Penurunan Emisi

SUSU dan
DAGING

PUPUK ORGANIK
21.900 ton ~ (200 t Urea, 180 t SP36,
230 t KCl)

Digester BIO GAS

PUPUK ORGANIK

JERAMI

PAKAN

KOHE

18.250 ton ~ (200 t Urea, 180 t

50.000 ton

1000 ekor

73.000 ton

SP36, 230 t KCl)

PUPUK ORGANIK
11.500 ton ~ (200 t Urea, 130
t SP36, 700 t KCl)

PTT/SRI
(Intermiten, Var Rendah
Emisi)

ENERGI GAS
32.850 GJ CH4 ~684nton LPG

Penurunan Emisi

BERAS

Penurunan Emisi

LAHAN
5.000 Ha

30.000 TON

PADI
50. 000 ton

BIOCHAR
15.000 ton

SEKAM
15.500 ton

DEDAK
4.450 ton

MEDIA
TANAMAN
ENERGI
232.500 GJ ton ~ 4.800 ton LPG
ABU / PUPUk K

PULP
BAHAN
INDUSTRI

PARTIKEL
BOERD DLL

Emisi CO2e (ekivalen) baseline
(t/ha/musim) pada 100 ha lokasi ICEF di
BB Padi

Total emisi CO2e
dari 100 ha adalah:

285.8

1861.3

2504,5
t/ha/musim

523.4
237.6
64.2
55.6

I

II

Asumsi:
1. Indeks panen = 0,5
2. Produksi rata2 = 6,5
t/ha
3. Kandungan C padi =
46% (KA 20%)
4. KA panen = 25%

III

IV

V

Total CO2e yang
diserap tanaman
padi = 20,4
t/ha/musim
Emisi CO2e yg
dapat diturunkan
28,8 – 20,4 =
8,2 t/ha/musim

Rata-rata emisi
CO2e yang
dilepaskan adalah
28,8 t/ha/musim
Target reduksi 50%
emisi CO2e =
4,1 t/ha/musim
Asumsi: Harga reduksi per
ton CO2e = USD 10, maka
Lokasi ICEF dapat
menghasilkan ;

USD 3569/musim

Gerakan menanam buah2an di lahan berlereng dan
terdegradasi

“minuman ini berasal dari penghijauan
dengan tanaman buah2an di wilayah
DAS rusak di Jawa Barat”

“minuman ini berasal dari
penghijauan dengan
tanaman buah2an di DAS
Citarum”
(roadshow Bapak Wamentan, 2011)

Tumpangsari Karet/Sawit
dengan Kedelai
• Kedelai ditanam di area 7 –
8 m di antara karet/sawit.
• Saluran drainase dibuat
antar saluran 4 – 5 m.
• Varietas di utamakan
toleran kekeringan dan
naungan.
• Untuk tanah masam di
terapkan teknologi spesifik
lokasi untuk lahan kering
masam.

Tumpangsari Hutan
Jati - Kedelai
• Varietas: Wilis,
Argomulyo, Kaba,
Grobogan
• Benih: Benih Sumber
(>90%)
• Pengolahan tanah: TOT
atau min.
• Drainase: 5 s/d 8 m
• Jarak tanam: 40 x 15 cm
• Pengendalian gulma: 2 –
3 minggu dan 5 – 6
minggu setelah tanam
• Prakiraan Hasil: 1,7 - 2.0
t/ha

RAN GRK
(Perpres nomor 61, 2011)

Inventarisasi GRK
(Perpres nomor 71, 2011)

RENCANA AKSI NASIONAL UNTUK MENURUNKAN 26% GRK SAMPAI 2020
NO

Kegiatan

1

Optimalisasi lahan pertanian melalui
penyiapan lahan tanpa bakar

2

Penerapan teknologi pengelolaan
lahan pertanian terpadu
Pemanfaatan bahan organik dan
biopestisida
Pengembangan pertanian di lahan
non hutan, marjinal dan lahan
terdegradasi
Pemanfaatan bahan organik untuk
bioenergi dan pemupukan

3
4
5
6

Penelitian dan pengembangan
teknologi rendah emisi dan
metodologi MRV di lahan pertanian
TOTAL

Source: Perpres 61 RAN GRK, 2011)

VOLUME

TARGET
(mill ton CO2 e)

300,500 ha

4,808

2,026,500 ha

32,424

250,000 ha

10,000

Kelapa sawit 860,000 ha
Karet 42,000 ha
Kakao 365,000 ha
1500 Gapoktan

74,530
2,380
5,421
1,012

4 keg utk tan pangan, 12 keg
di sektor peternakan, 4 keg
untuk perkebunan, 3 keg utk
MRV

130,574

RENCANA AKSI NASIONAL UNTUK MENURUNKAN GRK 26%
SAMPAI 2020 (gambut)
NO

Kegiatan

1

Pengelolaan gambut berkelanjutan
untuk pertanian

2

Rehabilitasi, reklamasi, dan
revitalisasi lahan gambut
terdegradasi untuk pertanian

3

Penelitian dan Pengembangan
metodologi untuk MRV di lahan
gambut
TOTAL

Source: Perpres 61 RAN GRK, 2011

VOLUME

TARGET
(mill ton CO2 e)

325,000 ha

103,432

8 kegiatan

100,750

6 kegiatan/ 12
paket teknologi
204,182

Giddens paradox
Ancaman perubahan iklim tidak nyata (tangible), tidak
segera terjadi (immediate), maka seberapapun hebatnya
dampak dari perubahan iklim, orang akan tetap
berpangku tangan, menunggu hingga ancaman makin
nyata dan akut sebelum mereka beranjak
bekerja.....dan.....ketika itu .....semua sudah terlambat

(Anthony Giddens, The Politics of Climate Change).