digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mereka kurang mengenal lagi kitab-kitab nahwu-sharaf seperti yang biasa dikenal di pondok-pondok pesantren.
10
4. Metode Pembelajaran Kitab
Metode Pembelajaran Kitab kuning, atau Islam klasik di pondok pesantren Girikusuma dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis :
a. Metode Sorogan
Metode sorogan yang ada di pesantren Girikusuma tetap di pertahankan karena banyak faedah yang mendorong para santri
untuk lebih giat dalam mengkaji dan memahami kitab - kitab wajib.
Sistem sorogan mempunyai faedah diantaranya : 1
Santri lebih mudah berdialog secara langsung dengan kyai atau ustadz.
2 Santri lebih cepat dan matang dalam mengkaji kitab-kitab
kuning. 3
Santri lebih memahami dan mengenang kitab yang dipelajari dan bersikap aktif.
b. Metode weton Bandongan.
Dalam pengajaran kitab kuning, sistem bandongan yang diterapakan di pesantren Girikusuma meliputi
10
Haedari, H.Amin. Transformasi Peasntren, Jakarta: Media Nusantar, 2007. H. 50-53
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1 Sistem klasikal yang ditentukan oleh kyai
2 Sistem Madrasah
3 Sistem mudzakaroh
4 Sistem halaqoh.
c. Beberapa kelebihan dari sistem pengajaran kitab kuning di
antaranya : 1
Sistem pengajaran yang di terapkan dalam proses belajar – mengajar adalah tidak dimasukannya materi pelajaran dalam
silabus-silabus yang terprogam, melainkan berpegang pada bab-bab yang tercantum dalam kitab.
2 Para santri sehabis mempelajari teori – teori yang ada dalam
kitab kuning, kemudian langsung mempratekanya, kemudian membahas hasil praktek itu untuk di uji kembali dengan teori
yang meraka pelajari. 3
Tingkat keberhasilan seorang santri dalam belajar adalah banyak ditentukan oleh kemampuan secara individunya, karena
semakin cerdas santri dalam belajarnya maka ia semakin cepat dalam menyelesaikan pelajaranya.
4 Motivasi keagamaan merupakan faktor yang mendorong
setiap individu untuk lebih giat, dimana seorang kyai maupun
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
santri berkeyakinan bahwa mereka sedang melakukan ibadah kepada Allah.
d. Beberapa kelemahan dari sistem pengajaran kitab kuning di
antaranya : 1
Pengajian kitab kuning dengan sistem weton menjadikan santri pasif, karena santri hanya mendengarkan dan mencatat makna
harfiah tanpa adanya dialog antara santri dan kyai atau ustadz 2
Tidak adanya absensi dalam proses belajar-mengajar, sehingga mengakibatkan tidak di siplin dalam mengikuti pelajaran.
3 Orientasi keilmuan di pondok pesantren lebih dititik beratkan
pada kajian-kajian ilmu terapan seperti fiqih,tasawuf dan ilmu gramatika yang dimaksud ilmu terpan adalah ilmu yang perlu
di ketahui dan di amalkan setiap hari. 4
Liberalisasi dalam proses belajar-mengajar yang berlangsung di pesantren, pada kenyataanya sering menjadi faktor utama
dari berlarut-larutnya masa belajar seorang santri di pesantren. e.
Konsep barakah yang pada awalnya dimaksudkan sebagai motivasi bagi para santri untuk lebih giat belajar, pada kenyataan lebih
dominan mematiakn orientasi ilmiah.
11
11
Ridlwan nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren Ditengah Arus Perubahan, Yogjakarta: pustaka pelajar, 2010, h, 80, 87,88.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Faktor penunjang dan faktor penghambat yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
Faktor penunjang adalah segala hal yang membantu dan mendukung terhadap pelaksanaan pendidikan dan dalam mencapai
tujuan. Diantara faktor penunjang adalah: 1
Komitmet Kyai. 2
Kompetensi Ustadz. 3
Peran Santri. 4
Kurikulum yang di gunakan 5
Kitab-kitab yang di gunakan. 6
Metode yang di gunakan. 7
Sarana dan prasana. Sedangkan faktor penghambat adalah segala hal yang dapat
mempengaruhi, memperlambat terhadap pelaksanaan pendidikan dan dalam meraih tujuan. Diantara faktor penghambat adalah:
1 Honor Ustadz Guru
2 Kualitas input Santri.
3 Kuantitas dan kualitas jenjang mutakhorijin
12
12
Farida Hanun, Jurnal “Al-Qalam” Volume 19 Nomor 1 Juni 2013, h, 102-104
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5. Urgensi Pembelajaran Kitab