digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
13
Dengan wawancara diperoleh antara lain: 1 Latar belakang berdirinya BRI Syariah Cabang Sidoarjo.
2 Visi dan misi dan tujuan BRI Syariah Cabang Sidoarjo. 3 Bagaimana peranan BI Checking dalam pelaksanaan mikro
prudential banking dalam membangun kehati-hatian pembiayaan di BRI Syariah Sidoarjo.
4 Struktur Organisasi BRI Syariah Cabang Sidoarjo. 6.
Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
diperoleh melalui dokumentasi-dokumentasi dan cenderung menjadi data sekunder. Penggunaan dokumentasi adalah dengan cara
mengumpulkan data meliputi data tertulis misalnya buku-buku, majalah, dokumen, foto, dan sebagainya.
14
7. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
13
Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian kualitatif,..., 135.
14
Hosniyatul Hasanah, “Strategi Pemasaran Produk Simpanan Haji Mabrur Dalam Menarik Minat Nasabah”, Skripsi—UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014, 76.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sentesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain.
15
Setelah data diperoleh dan terkumpul serta melalui proses pengolahan data, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan
metode deskriptif analisis. Dalam kegiatan ini peneliti mengadakan pemeriksaan kembali terhadap semua data yang telah terkumpul
kemudian dianalisis serta mendeskripsikannya. 8. Instrumen Penelitian
instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berdasarkan teknik pengumpulan data yang
digunakan, maka instrumen penelitian ini menggunakan panduan wawancara dan panduan dokumentasi.
16
9. Keabsahan data Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif.
Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Melalui keabsahan data kredibilitas kepercayaan penelitian
15
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatak Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2006, 333.
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Edisi Revisi Jakarta: PT.Renika Cipta, 2002, 136.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kualitatif dapat tercapai. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Adapun triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu.
17
Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan sumber. Triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif.
18
Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.
J. Sistematika Pembahasan
Secara keseluruhan Skripsi tersusun dalam lima bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab pembahasan, hal ini diaksudkan untuk
mempermudah dalam pemahaman serta penelaahan, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:
Bab I, pada Bab ini memuat, Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
17
Lexy J Moleong, Metodologi penelitian kualitatif Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1989, 330.
18
Ibid., 29.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Penelitian Terdahulu yang Relevan, Definisi Operasional, Metodologi Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
Bab II Merupakan landasan teori berisi paparan tentang pengertian bank syariah,
pembiayaan dalam perbankan syariah, bentuk-bentuk risiko pembiayaan dalam bank syariah, Analisis pembiayaan dan BI checking dan
prinsip kehati-hatian dalam bank syariah. BAB III Memuat paparan data penelitian, bab ini membahas tentang
penerapan BI checking dalam pemberian pembiayaan dalam menerapkan prinsip kehati-hatian di BRI Syariah Cabang Sidoarjo.
BAB IV Memuat paparan analisis data penelitian, bab ini mengungkapkan peranan BI checking dalam pemberian pembiayaan dan
penerapan prinsip kehati-hatian di BRI Syariah Cabang Sidoarjo. Bab V Pada bab ini merupakan bab terakhir yang merupakan kesimpulan
dan saran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
BAB II BI
CHECKING, PRINSIP KEHATI-HATIAN DAN PEMBIAYAAN DI BANK SYARIAH
A. BI checking
1. Pengertian BI checking
BI checking merupakan salah satu fasilitas yang diijinkan oleh Bank Indonesia kepada bank untuk melihat apakah calon debiturnya
tersebut bersih dan tidak masuk dalam pembiayaan bermasalah ataupun masuk dalam daftar blacklist.
Pada dasarnya yang lazim melakukan BI checking adalah pihak Bank yang mendapat pengajuan pembiayaan dari nasabah atau calon
nasabahnya. Maksud dan tujuan dalam melakukan BI checking ini adalah untuk mengetahui sejauh mana informasi-informasi terkini
mengenai status pinjaman di bank lian, kalau memang ada, di Bank mana saja, lalu bagaimana riwayat pmbayarannya apakah lancar
atau tidak atau malah dalam keadaan macet. Berkat Sistem Informasi yang dikelola Bank Indonesia itu, semuanya akan tersaji
dalam hitungan menit yang dilakukan secara online.
1
1
Pulo Siregar, Bebaskan Utangmu, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014, 27.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2. Landasan Hukum BI checking BI checking diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor
914PBI2007 Tentang Sistem Informasi Debitur PBI yang dalam prakteknya adalah dengan pengecekan data calon
nasabah melalui BI Checking dan penyampaian laporan debitur oleh pelapor dalam hal ini
adalah bank yang pernah memberikan pembiayaan kredit kepada Bank Indonesia secara
lengkap, akurat, terkini, utuh dan tepat waktu pada setiap bulan untuk posisi akhir bulan. Pelaksanaan Sistem
Informasi Debitur di setiap bank berlaku secara otomatis tanpa melalui Surat Keputusan Direktur Utama atau Direksi
dari bank yang bersangkutan dan petunjuk pelaksanaan ada pada PBI tersebut.
2
Hasil BI checking itulah yang nantinya menjadi salah satu faktor penentu apakah pengajuan pembiayaan nasabah atau
calon nasabahnya disetujui atau tidak. Pelaksanaan BI checking ini merupakan salah satu unsur penerapan prinsip kehati-hatian
dalam pengucuran pembiayaan. Selain pihak bank, warga juga bisa melakukan BI checking
sendiri, bertujuan untuk dokumentasi pribadi, mengonfirmasi apakah pihak bank telah melakukan pelaporan data yang sesuai
2
E.Esti Kodariah A, “Tanggung jawab bank Atas Kerugian Nasabah Sebagai Akibat Kelalaian Melaporkan Pelunasan Kredit Kepada Bank Indonesia Ditinjau dari Peraturan Bank Indonesia
Nomor 914PBI2007 tentang Sistem Informasi Debitur” Skripsi—UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, 8.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ke Bank Indonesia dengan yang sebenarnya terjadi. Hal ini berfungsi
untuk melakukan
pengecekan ketika
akan mengajukan pinjaman lagi, sehingga tidak akan mengalami
hambatan, khususnya yang terkait BI checking. Berikut ini adalah cara melakukan BI checking secara mandiri:
a. Datang ke Bank Indonesia setempat. Bagian gerai info atau Biro Informasi Kredit.
b. Mengajukan permohonan untuk melihat data IDI Historis. c. Petugas gerai info akan melakukan BI checking.
d. Petugas Gerai Info memberikan IDI Historis dalam bentuk hardcopy kepada masyarakat yang meminta.
Prosesnya berlangsung sekitar kurang lebih 30 menit dan biayanya gratis. Akan dijelaskan juga cara membacanya bagi yang
menginginkan penjelasan. Kalau hanya ingin mengetahui terdaftar atau tidaknya dalam Sistem Informasi Debitur, tidak perlu harus ke
Bank Indonesia, bisa diakses secara online melalui web Bank Indonesia.
3. Cara Melakukan BI checking
Masyarakat mengajukan permohonan untuk melihat data IDI Historis dengan mengisi formulir di website BI secara online. BI
akan melakukan pengecekan data debitur. Apabila data yang diisi tidak ada yang dilaporkan lembaga keuangan, maka Bank Indonesia