B. Komitmen Organisasi
1. Pengertian Komitmen Organisasi
Terdapat sejumlah pengertian tentang komitmen organisasi. Mowday 1982 mendefinisikan komitmen
organisasi sebagai kekuatan relatif dari identifikasi individu dan keterlibatannya dengan organisasi kerja. Sementara
Mitchell 1982 memandang komitmen organisasi sebagai suatu orientasi nilai terhadap kerja yang menunjukkan bahwa
individu sangat memikirkan pekerjaannya, pekerjaan memberikan kepuasan hidup, dan pekerjaan memberikan
status bagi individu. Di kesempatan berbeda, Salancik dalam Tella, Ayeni Popoola, 2007 mengatakan bahwa
komitmen kerja merupakan sebuah pernyataan di mana seorang individu menjadi terikat karena tindakannya dan
tindakan-tindakannya tersebut benar-benar mendukung kegiatan dan keterlibatannya.
Porter dalam Meyer, Allen dan Smith, 1993 menyatakan bahwa komitmen organisasi didefinisikan
sebagai pengidentifikasian dan keterlibatan dari seorang individu terhadap organisasi tertentu. Mowday, Porter, dan
Steers dalam Meyer, Allen dan Smith, 1993 mendefinisikan komitmen organisasi sejalan dengan pendapat Porter, yaitu
sebagai sifat hubungan antara pekerja dan organisasi. Individu yang mempunyai komitmen tinggi terhadap
organisasi dapat dilihat dari: 1 keinginan kuat untuk tetap
menjadi anggota organisasi tersebut; 2 kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi
tersebut; dan 3 kepercayaan akan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Pada
kesempatan berbeda, Meyer dan Allen dalam Mguqulwa, 2008 memandang bahwa komitmen organisasi adalah suatu
keadaan psikologis di mana karakteristik individu yang berhubungan dengan organisasi serta implikasinya di mana
individu tersebut memutuskan untuk terus menjadi anggota organisasi tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi secara umum
dipahami sebagai sebuah pernyataan bahwa seorang individu menjadi terikat dan terlibat dengan organisasi dimana
individu tersebut akan berusaha untuk terus menjadi anggota organisasi dan memberikan segala daya untuk membantu
organisasi mencapai tujuan.
2.
Komponen Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi menurut Allen and Meyer dalam Brown, 2003; Mguqulwa, 2008 dibedakan atas tiga
komponen, yaitu: komitmen afektif, komitmen normatif dan komitmen kontinuans. Berikut penjelasan ketiga komponen
tersebut:
a. Komitmen afektif yaitu keterikatan emosional, identifikasi
dan keterlibatan dalam suatu organisasi. Karyawan dengan komitmen afektif yang kuat menetap dalam suatu
organisasi karena keinginannya sendiri untuk tetap berada dalam organisasi tersebut. Pendapat tersebut dikemukakan
oleh Allen and Meyer dalam Mguqulwa, 2008 bahwa anggota organisasi yang memiliki komitmen afektif
terhadap organisasi, akan terus bekerja untuk organisasi tersebut
karena mereka
yang menginginkannya.
Sementara itu menurut Beck and Wilson dalam Mguqulwa, 2008 menyebutkan bahwa anggota yang
berada pada tingkat komitmen afektif memilih tinggal dengan organisasi itu karena mereka mempunyai
pandangan bahwa hubungan kerja antar pribadi sejalan dengan tujuan dan nilai dari organisasi itu.
b. Komitmen kontinuans, yaitu komitmen individu yang
didasarkan pada pertimbangan tentang apa yang harus dikorbankan
bila akan
meninggalkan organisasi.
Karyawan yang utamanya terhubung dengan organisasi didasari komitmen kontinuans menganggapnya sebagai
suatu pemenuhan kebutuhan Allen and Meyer, dalam Mguqulwa, 2008. Komitmen kontinuans dapat dianggap
sebagai instrumental yang ditunjukkan untuk organisasi, dimana
individu berhubungan
dengan organisasi
didasarkan atas manfaat ekonomi yang diperolehnya Beck and Wilson, dalam Mguqulwa, 2008.
c. Komitmen normatif yaitu mencerminkan perasaan
kewajiban individu untuk bertahan dalam pekerjaan. Keyakinan normatif atas tugas dan kewajiban membuat
individu wajib untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut Allen and Meyer, dalam
Mguqulwa, 2008. Individu dengan tingkat komitmen normatif yang tinggi merasa bahwa dirinya harus tetap
tinggal pada organisasi tersebut. Komitmen normatif juga dilihat sebagai totalitas yang diinternalisasikan kedalam
tekanan normatif untuk bertindak dengan suatu cara yang memenuhi tujuan dan kepentingan organisasi Suliman
and Iles, dalam Mguqulwa, 2008. Sementara itu menurut Mowday, Porter and Stears
dalam Iqbal, 2010 bahwa komitmen organisasi mempunyai tiga komponen yaitu: 1 keyakinan yang kuat serta
penerimaan nilai dan tujuan organisasi, 2 keinginan untuk mengerahkan segala usaya sesuai keinginan organisasi, dan
3 keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi.
Pemilihan komponen komitmen organisasi mengacu pada Allen and Meyer dalam Brown, 2003 di atas karena
hubungan anggota organisasi karyawan dengan organisasi mencerminkan perbedaan derajat ketiga komponen tersebut
di atas baik itu afektif, normatif maupun kontinuans. Di lain kesempatan, menurut Satria 2005 penggunaan ketiga
komponen komitmen
organisasi untuk
menjelaskan komitmen organisasi karena dapat mewakili atribut
penelitian yang bersifat multidimensional tentang komitmen organisasi,
sehingga hal
tersebut diharapkan
dapat memberikan gambaran yang lebih baik dalam menjelaskan
isu-isu komitmen organisasi.
3. Dampak Komitmen