Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru BK di SMP Se-Kota Salatiga T1 132010121 BAB II

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

Mangkunegara (2002) menyatakan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan prestasi kerja, kinerja atau persepsi kerja (Performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh kemampuan, sikap keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu Timotius, dalam Retno (2008). Sedangkan Steers dalam Sukono (2009) menyatakan kinerja adalah fungsi gabung an dari tiga faktor penting yaitu:

a) Kemampuan, perangi dan minat seorang pekerja

b) Kejelasan dan penerimaan atas peranan seorang pekerja c) Tingkat motivasi pekerja

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja dari segala sesuatu yang diusahakan yang merupakan output dari sebuah proses. Kinerja merupakan kata benda yang abstrak yaitu memiliki pengertian suatu potensi untuk melakukan kinerja. Untuk itu kinerja seseorang tidak dapat diukur secara lahiriah semata akan tetapi juga dilihat dari indikator sebagai hasildari kerja. Mampu tidaknya


(2)

seseorang melakukan kerja bisa dijadikan ukuran tinggi rendahnya kinerja seseorang.

2.2 Kinerja Guru

Dalam proses belajar mengajar guru memiliki peran yang sangat penting. Selain guru menjadi seorang pengajar, tetapi guru juga sebagai seorang pembimbing yang mendorong potensi siswa, mengembangkan alternatif dan juga memobilisasi siswa dalam belajar. Silberman dalam Kusmedi (2003) menyatakan bahwa yang dimaksud kinerja guru adalah kemampuan dan prestasi guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai guru. Pengertian kinerja guru tersebut diperjelas dengan pendapat Usman dalam Retno (2008) yaitu : a) Tugas dalam bidang profesi yang meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. b ) Tugas guru dalam bidang kemanusiaan dimana guru harus menjadikan dirinya menjadi orang tua kedua, c) Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan adalah mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan pancasila.

2.2.1 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Guru merupakan kunci keberhasilan bagi peserta didiknya. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan yaitu selain hanya sebagai pendidik juga sebagai pembimbing sekaligus sebagai fasilitator


(3)

bagi para peserta didiknya. Keberadaan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tidak terlepas dari pengaruh faktor ekternal dan internal dalam kehidupannya. Setyowati(2010) menyatakan 8 faktor yang mempengaruhi kinerja guru meliputi:

1. Kepribadian seseorang 2. Pengembangan profesi 3. Kemampuan mengajar

4. Hubungan dan komunikasi dengan rekan kerja 5. Hubungan dengan masyarakat

6. Kedisiplinan 7. Kesejahteraan 8. Iklim kerja

Selanjutnya pendapat lain juga dikemukakan oleh Surya (2004) tentang faktor yang mempengaruhi kinerja guru.“Faktor mendasar yang terkait erat dengan kinerja profesional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan kesejahteraan guru. Kepuasan ini dilaterbelakangi oleh faktor-faktor: (1) imbalan jasa, (2) rasa aman, (3) hubungan antar pribadi, (4) kondisi lingkungan kerja, (5) kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri”

Dengan kinerja yang optimal dalam sebuah kelembagaan, maka akan tercapai produktivitas yang tinggi pula dalam lembaga tersebut, dan sebaliknya apabila dalam lembaga tersebut kinerja yang tidak optimal maka produktivitas yang rendah akan terjadi dalam lembaga tersebut.


(4)

Berdasarkan peraturan mentri pendidikan Nasional No 27 tahun 2008 pasal 1 ayat 1 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor di terangkan bahwa “untuk dapat diangkat sebagai konselor, seseorang wajip memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara Nasional”. Dan dalam undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 6 keberadaan konselor dalam sistem pendidikan Nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik sejajar dengan kualifikasi guru dan dosen,pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur”. undang-undang tersebut menjelaskan tentang kedudukan profesi konselor bahwa konselor merupakan seseorang pendidik yang sama dengan guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur. Hal tersebut dikarenakan profesi konselor memenuhi kualifikasi-kualifikasi baik akademik maupun profesional sebagai seorang pendidik baik pada bidang formal maupun non formal.

Adapun Steers dalam Djumiati (2003) menyatakan bahwa prestasi kerja individu merupakan fungsi gabungan dari tiga faktor penting yaitu: 1) kemampuan, perangai dan minat seseorang pekerja 2) kejelasan dan penerimaan atas peranan seseorang pekerja dan 3) tingkat motivasi pekerja. Meskipun setiap faktor secara terpisah mempunyai arti penting, tetapi kombinasi dari ketiganya sangat menentukan kinerja setiap pegawai, yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi kerja orang secara keseluruhan.


(5)

Mangkunegoro (2004) juga mengungkapkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja yaitu: (1) Ability / kemampuan yang terdiri dari kemampuan potensi atau IQ dan Keterampilan (skill), artinya pegawai yang mempunyai IQ diatas rata-rata 110 – 120 dan terampil dalam melaksanakan tugasnya, maka akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. (2)Motivasi merupakan sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja, yang mana motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan Buford dan Bedeian (1988) menyatakan “ Basically performance is determined by three factors : ability, motivation, and role clarity. To perform affectively a person must (a) be able to do a job (ability), (b). Want to do a job (motivation) and (c) understand what the job is ( role clarity)”. Artinya Pada dasarnya kinerja ditentukan oleh tiga faktor : kemampuan, motivasi dan kejelasan peran. Untuk membentuk efektivitas kerja seseorang harus (a) mampu mengerjakan tugasnya, (b) ada keinginan melaksanakan tugas dan (c) mengerti apa yang menjadi tugasnya. Kinerja dapat mempengaruhi profesionalisme, sehingga dalam perkembangannya kinerja selalu memiliki makna positif dalam arti normatif, seperti kualitas kerja, disiplin, jujur, giat, produktif dan sebagainya.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah perilaku individu sebagai ungkapan kemajuan dalam menghasilkan sesuatu yang diperoleh dengan mendayagunakan, pengetahuan, sikap dan


(6)

keterampilan yang dimiliki. Sedangkan yang dimaksud dengan kinerja guru pembimbing dalam penelitian ini adalah kemampuan dan prestasi kerja yang ditunjukkan guru pembimbing pada waktu melaksanakan tugas pokok, yang menjadi tanggung jawabnya.

Dengan diberlakukannnya keputusan Mendikbud No. 25/O/1995 maka tugas pokok guru pembimbing makin jelas seperti yang tertera pada keputusan menteri tersebut, seperti yang disebutkan dalam Depdikbud (1997) yaitu meliputi: (1) penyusunan program, (2) melaksanakan program, (3) melaksanakan evaluasi program, (4) melaksanakan analisis hasil evaluasi program, (5) tidak lanjut hasil analisis. Tugas guru pembimbing akan semakin berat dengan diberlakukannya kurikulum 2006 atau kurikulum tingkat satuan pendidkan (KTSP), sebab guru pembimbing harus melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang menjadi harapan kurikulum itu sendiri, sehingga guru pembimbing harus dapat menunjukkan kinerja yang baik. Oleh sebab itu diperlukan kemampuan, kemauan dan usaha yang maksimal untuk memahami apa yang tugasnya, agar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Sebab peran guru pembimbing dalam KTSP ini yaitu membantu siswa memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dan memetik manfaatnya, serta melaksanakan fungsi pemahaman dan penyaluran sehingga keberagaman siswa dapat dilayani dengan baik, sehingga tugas-tugas perkembangan siswa baik yang berhubungan dengan bidang bimbingan pribadi, sosial,


(7)

belajar, karir, kehidupan berkeluarga dan kehidupan bergama dapat berkembang secara optimal.

2.2.2 Upaya Peningkatan Kinerja

Mulyasa (2004) menyatakan bahwa ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja para tenaga kependidikan, antara lain:

a. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan

Dalam membina disiplin tenaga kependidikan harus berpedoman pada, dari dan untuk tenaga kependidikan, sedangkan sekolah adalah tutwuri handayani.

b. Pemberian Motivasi

Keberhasilan sebuah organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang datang dari luar ataupun yang berasal dari dalam organisasi tersebut. Dariberbagai faktor tersebut motivasi merupakan faktor yang paling dominan, hal ini dikarenakan motivasi mampu menggerakkan faktor faktor yang lainnya dan merupakan faktor yang paling utama dalam kinerja. Para tenaga kependidikan akan bekerja dengan sungguh sungguh apabila memiliki motivasi yang sangat tinggi. Begitu pula dengan guru pembimbing, karena guru pembimbing merupakan salah satu dari tenaga kependidikan maka guru pembimbing akan melakukan pekerjaannya dengan baik apabila ada motivasi untuk melakukannya.


(8)

Salah satu yang menjadi motivator guru pembimbing adalah kepala sekolah. Dengan demikian kepala sekolah dituntut untuk dapat membangkitkan motivasi kepada tenaga kependidikan, supaya kinerja tenaga kependidikan dapat secara optimal.

c. Penghargaan (Rewards)

Penghargaan tidak kalah pentingnya dengan motivasi. Penghargaan dilakukan dengan maksut untuk memotivasi kinerja tenaga kependidikan. Apabila tenaga kependidikan yang berprestasi diberikan sebuah penghargaan tentunya hal ini akan menjadikan seseorang dalam melaksanakan tanggung jawabnya akan lebih baik lagi, hal ini juga dapat menjadi sebuah tantangan bagi tenaga kependidikan yang tidak memiliki motivasi. Atau tingkat kinerjanya yang rendah.

d. Persepsi

Persepsi yang baik akan menumbuhkan iklim kerja yang kondusif sekaligus akan meningkatkan produktivitas kerja. Kepala sekolah dituntut untuk menjadikan persepsi tenaga kependidikan yang baik, apabila iklim tenaga kependidikan yang baik tentunya upaya peningkatan atau menciptakan sebuah organisasi yang maju akan semakin mudah, dikarenakan para tenaga kependidikan yang saling membutuhkan dan saling bekerja sama


(9)

Guru pembimbing merupakan petugas pelaksana utama yang mengkoordinir semua kegiatan yang terkait dan bertanggung jawab dalampelaksanaan BK di sekolah Depdikbud, dalam Retno (2008). Agar guru pembimbing dapat melaksanakan kegiatan BK di sekolah dengan optimal maka mereka perlu diberikan penambahan, perluasan dan pendalaman tentang konsep konsep yang berhubungan dengan kinerja.

Mulyasa (2013) mengatakan kinerja guru dalam pembelajaran berkaitan dengan kemampuaan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembeajaran baik yang berkaitan dengan proses maupun hasilnya. Penilaian kinerja guru berkaitan dengan efektivitas pembelajaran yang mencakup berbagai aspek, baik yang berkaitan dengan input, proses, maupun output nya. dengan demikiaan, pembelajaran akan efektif jika perserta didik mengalami berbagai pengalaman baru dan terjadi perubahan perilaku sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. untuk kepentingan tersebut diperlukan keterlibatan peserta didik secara aktif dan kreatif dalam pembelajaran. oleh karena itu, dalam setiap pembelajaran perserta didik harus dilibatkan secara penuh agar tumbuh semangrat dan gairah belajarnya. Jika hal tersebut dalam berjalan secara efektif, semua perserta didik akan mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan standar nasional, kecintaan mereka pada sekolah akan tumbuh, serta benar-benar menjadi terpelajar dan taat terhadap berbagai aturan yang berlaku di masyarakat.


(10)

Menciptakan iklim kelas yang efektif dan kondusif dengan peningktan efektivitas proses pembelajaran tidak bisa secara parsial, tetapi harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan monitoring, dan evaluasi. perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan monitoring, dan evaluasi ini harus merupakan siklus yang berkesinambungan, sehingga terjadi perbaikan dan peningkatan secara terus menerus. Dalam hal ini, kurikulum perlu dijabarkan kedalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, lalu setiap standar kompetensi tersebut dianalisis sehingga dapat dirumuskan berbagai tujuan pembelajaran dan dikembangkan bahan ajarnya kemudian dikembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan dipilih strategi yang tepat sesuai dengan tujuan. Berkaitan dengan perencanaan pembelajaraan, hampir semua ahli berpendapat bahwa guru yang efektif itu harus memulai dengan perencanaan pembelajaran, lalu mengkomunikasikanya kepada perserta didik, kemudian menyelenggarakan proses pembelajaran, mengelola kelas secara efektif, dan melalukan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar yang hasilnya akan terjadi input untuk perencanaan berikutnya.

2.3 Kesejahteraan Guru

2.3.1 Pengertian Kesejahteraan Guru

Kata sejahtera menurut kamus umum Bahasa Indonesia “sejahtera”berarti aman sentosa dan makmur, selamat (terlepas dari segala macam angguan). Midgley (2005) menjelaskan arti “Sejahtera dengan


(11)

pengertian pada keadaan yang lebih baik, kebahagian dan kemakmuran”. Sedangkan menurut Badudu-Zein(1994) menjelaskan bahwa kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, keselamatan dan ketenteraman serta kemakmuran. Kesejahteraan merupakan usaha untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok dalam mencapai tingkat hidup serta kesehatan yang memuaskan. Tujuan penyejahteraan adalah menjamin kebutuhan ekonomi manusia, standar kesehatan dan kondisi kehidupan yang layak, peningkatan derajat harga diri, kebebasan berpikir dan melakukan kegiatan tanpa gangguan sesuai dengan hak-hak asasi. Hal itu berarti bahwa kesejahteraan merupakan suatu kondisi kehidupan yang tenteram dan makmur akibat terpenuhinya kebutuhan materil dan spiritual seseorang. Jenis kebutuhan materil adalah jenis kebutuhan yang langsung terkait dengan kebutuhan fisik, misalnya kebutuhan sandang, pangan, papan dan kebutuhan materi lainnya yang terkait dengan kebendaan. Sedangkan jenis kebutuhan spiritual adalah jenis kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan psikis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan ketenteraman, ketenangan serta kebutuhan kedamaian dalam hidup.

Sulastri (2004) menjelaskan bahwa “Kesejahteraan adalah menggambarkan kemajuan atau kesuksesan seseorang didalam hidup baik material, spiritual, dan sosial seimbang, sehingga menimbulkan ketentraman hidup, dapat menyongsong kehidupan mendatang dengan gembira dan optimal”. Sementara itu Supriyadi (1998) mengatakan bahwa Kesejahteraan dalam arti luas meliputi gaji, tunjangan-tunjangan, insentif


(12)

yang di berikan karena menjelaskan tugasnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa kesejahteraan meliputi aspek material yang meliputi1).gaji, 2). Insentif, 3). Penyedian fasilitas antara lain perumahan, perpustakaan dan lain-lain. Sedangkan aspek yang non materi meliputi antara lain 1) kemudahan kenaikan pangkat, 2) pengembangan karir, 3) suasana kerja, 4) perlindungan hukum.

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan kesejahteraan adalah kebahagiaan yang diperoleh dalam hidup baik dari segi material,spiritualmaupun sosial sehingga hidup seseorang merasa tentram dan aman dalam menghadapi kehidupan masa sekarang ataupun yang akan datang.

Secara luas konsep kesejahteraan lahir batin dapat dikatakan telah direalisasikan apabila telah terpenuhinya kebutuhan dasar bagi semua masyarakat, tingkat perbedaan sosial ekonomi tidak terlalu mencolok Full employment (tidak adanya pengangguran usia produktif), keadilan distribusi pendapatandan kekayaan, stabilitas ekonomi dicapai tanpa beban hutang luar negeri yang berat, tingkat inflasi tidak tinggi, kerusakan ekosistem yang dapat membawa kehidupan tidak terjadi, tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah.

Dalam dunia pendidikan dikenal istilah manajemen, pengertian manajemen menurut Pidarta (2004) dapat dirtikan dengan (1) mengelola orang-orang (2) pengembangan keputusan (3)proses pengorganisasi dan memakai sumber-sumber untuk meyelesaikan tujuan yang sudah di


(13)

tentukan. Para pelaksana pendidikan perlu diperhatikan, karena disamping merupakan bagian dari manajemen, juga merupakan kunci keberhasialan pendidikan. Keberhasialan atau kegagalan pendidikan ditentukan oleh orang-orang dalam organisasi pendidikan, sebab walaupu sumber pendidikan yang lain lengkap, misalnya dana mencukupi, media lengkap, bahan pelajaran tersedia, sarana dan prasarana baik, lingkungan belajara kaya, tetapi pelaksana-pelaksana pendidikan tidak berkompetensi berdedikasi belum tentu tujuan pendidikan tercapai.tidak banyak belajar sendiri tanpa didampingi oleh guru.

Di dalam negara-negara berkembang termasuk Indonesia, kesejahteraan personalia pendidikan perlu diperhatikan. Apabila kesejahteraan dapat ditingkatkan maka kegairahan bekerja mereka akan semakin meningkat lagi kesejahteraan ini tidak hanya menekankan pada kebutuhan pekerjaan saja tetapi juga untuk kesejahteraan keluarganya.

Usaha yang dapat dilakukan dalam mewujudkan kesejahteraan guru, pemerintah atau sekolah (Yayasan) harus memperhatikan dan memgusahakan hal-hal seperti:

1. Kepala sekolah hendaknya berusaha agar setiap anggota pegawainya merasa dirinya diterima dan diakui.

2. Kepala sekolah mempunyai tanggung jawap utuk menolong anggota sifatnya agar memperoleh kesempatan utuk menunjukan kemampuanya.


(14)

3. Kepala sekolah hendaknya berusaha menghargai setiap usaha atau ide-ide yang muncul diantara stafnya.

4. Kepala sekolah berusaha mengikutsertakan sifatnya dalam penentuan kebijaksanaan.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan propesionalisme guru dan pekerjaanya adalah dengan meningkatkan kualifikasi pendidikan dan pelatihan mereka. Hal tersebut penting dilakukan melalui pendidikan prajabatan maupun jabatan. tetapi menurut berbagai hasil studi itu saja tidak cukup, bahkan tidak begitu besar artinya jika tidak dilakukan usaha untuk terjadinya kolaborasi (perpaduan) antara para guru sehingga terjadi berbagai pengalaman.

2.3.2. Unsur-unsur kesejahteraan

Umumnya orang memasuki suatu kelompok karena ia yakin bahwa kebutuhan hidupnya akan terpenuhi. Terpenuhi kebutuhan hidupnya diperoleh dalam suatu organisasi. Seseorang yang mau bekerja pertimbangan utamanya adalah ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang diberikan dari tempatnya bekerja seperti gaji minimal, tunjangan-tunjangan keluarga, pemeliharaan kesehatan dll.

Alex (2000) mengemukakan unsur-unsur kesejahteraan yang dapat diberikan kepada para pegawai sehingga mereka dapat meningkatkan semangat dan gairah kerja secara optimal yaitu memberikan gaji yang cukup memperhatikan kebutuhan rohani pegawai sesekali menciptaka suasana santai memperhatikan harga diri pegawai menempatkan pegawai


(15)

pada posisi yang tepat memberi kesempatan untuk maju menumpuk perasaan aman menghadapi masa depan mengusahakan loyalitas kepegawaian mengajak berunding pegawai memberi intensitas secara terarah memberikan fasilitas yang menyenagkan.

Gaji yang cukup mempunyai dampak kepada kesejahteraan seseorang. Cukup disini berti gaji yang mampu diterima tanpa menimbulkan kerugian pada lembaga atau instansi yang bersangkutan dan dapat memenuhinya pegawai yang bersangkutan.

Memang harus diakui apa yang kita terima hingga kini bahwa komponen sosial dalam suatu organisasi merupakan salah satu unsur potensial bagi kelangsungan hidup dan kita telah mengetahui bahwa seseorang dalam suatu pekerjaan mengaharapkan sesuatu yang didorong oleh adanya kebutuhan-kebutuhan ataupun keinginan-keinginan tertentu menurut Trimo (2000) seperti:

a) Kebutuhan untuk berteman.

b) Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan. c) Kebutuhan untuk memperoleh rasa aman diri. d) Kebutuhan untuk mendapat penghargaan.

e) Kebutuhan untuk mencapai nilai-nilai (prestasi) yang dijunjung tinggi oleh individu yang bersangkutan.

Sadangkan M.Manullang (2004) berpendapat bahwa macam-macam kebutuhan manusia adalah:


(16)

b) Kebutuhan akan kepastian

1) Kebutuhan akan kepastian

2) Kebutuhan untuk diterima sebagai anggota oleh kelompok lain

3) Kebutuhan akan pengertian dan simpati 4) Kebutuhan akan pemimpin yang cakap

5) Kebutuhan akan kuasa yang membawa kebebasan tertentu

c) Kebutuhan akan penghargaan serta perasaan bahwa ia diperlukan

d) Kebutuhan akan kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya

e) Kebutuhan untuk mengenal dan memahami sesuatu

Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan individu (manusia) yang teramat beraneka ragam secara tidak terasa hal ini menimbulkan perbedaan di masyarakat yang akirnya akan berdasarkan status yang dimilikinya, perbedaan dalam masyarakat tercermin pada gaya hidup, sehingga masyarakat ditempatkan pada kelas-kelas.

2.3.3. Jenis- Jenis Kesejahteraan

Pada umumnya orang bekerja untuk dapat memenuhinya kebutuhanya.namun demikian ada pula manusia yang bekerja disuatu lapangan tertentu bukan karena alasan kebutuhan tetapi hanya mengisi waktunya.Orang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan biasanya dilihat


(17)

dari besar kecilnya prestasi yang diberikan dengan besar kecilnya pemenuhan kebutuhan, oleh karena itu diperlukan adanya daya perangsang bagi manusia agar dapat meningkatkan kinerjanya.

Di lingkungan pendidikan ada berbagai bentuk kesejahteraan yang dapat diterima guru, tunjangan maslahat tambahan bagi guru telah sesuai dengan undung-undang nomer 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Tambahan kesejahteraan yang akan diperoleh bagi guru berupa : Tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa dan penghargaan bagi serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi putra putri guru, pelayanan kesehata atau bentuk kesejahteraan lain.

Dapat dijelaskan bahwa guru yang akan berhak menerima penghargaan berupa tunjangan adalah guru PNS yang bertugas di sekolah negeri atau diperbantukan disekolah swasta dan guru non PNS dilingkungan departemen pendidikan nasional : baik guru kelas, maupun mata pelajaran, guru bimbigan dan konseling atau guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah.

Bantuan berupa biaya pendidikan adalah bantuan dana yang diberikan kepada guru yang ditetapkan atas prestasi dan dedikasi guru dalam melaksanakan tugas menigkatkan penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat. Bantuan dana tersebut berupa bantuan pendidikan bagi putra dan putri guru yang sedang menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menegah dan pendidikan tinggi. Guru yang berprestasi adalah guru yang :


(18)

1. Memiliki karya kreatif atau inovatifnya diakui baik pada tingkat daerah, nasional dan internasional

2. Memiliki kinerjanya melampaui target kinirja yang ditetapkan satuan pendidikan

3. Secara langsung membimbing perserta didik sehingga menanamkan kejujuran tingkat daerah,nasional dan atau internasional. Termasuk dalam definisi ini adalah guru teladan. Guru yang berdedikasi luar biasa juga mendapatakan mashlahat tambahan yakni guru yang menjalankan tugasnya dengan komitmen pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran yang jauh melampaui tuntutan tanggung jawab yang ditetapkan dalam penugasan.

Terpenuhinya kesejahteraan tersebut dapat menambah ketenangan rohaniah para guru. Guru-guru hanya menerima standar hidup yang cukup memuaskan. Hal ini terpenuhinya apabila kesejahteraan guru dipenuhi oleh pengelola pedidikan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Pemberian maslahat tambahan (gaji) bukan saja berfungsi sebagai sarana untuk mencukupi kebutuhan pokok, tetapi dapat berfungsi sebagai simbol status atau bukan sebagai suatu indikasi dari pengahargaan terdapat prestasi atau salah satu pencerminan dari pengembangan diri.

Selanjutnya besarnya gaji dan bentuk kesejahteraan lainya yang diterima oleh guru dipengaruhi juga oleh usaha dan harapan individu terhadap kinerjanya baik pada satuan pendidikan negeri ataupun swasta. Ada individu yang suka bekerja kearas, ada yangsuka santai (bekerja


(19)

seenaknya) ada yang bekerja keras apabila diawasi oleh pimpinan, atau ada yang bekerja semata-mata untuk meningkatkan keefektifan organisasi. Dalam hal dapat dikemukakan pabila seseorang memiliki banyak sifat yang berhubungan dengan pekerjanya, misalnya banyak pengalaman kerja, bekerja keras, menduduki jabatan yang diharapkan gaji yang lebih banyak dari rekanya yang lain. Apabila harapan itu tidak terpenuhi maka ia merasakan ketidak adilan perlakuan dan tidak puas dengan gajinya. Pendapat tersebut menganggap uang penting sebab uang berasosiasi dengan kebutuhan lain. Misalnya uang menyebabkan rasa aman, uang sebagai lambang dan prestise, akirnya uang penting bagi individu.

Peran uang dan bentuk kesejahteraan yang lain tidak dapat disanksikan lagi. Setiap orang mengharapkan anggota keluarganya bahagia, sehat jasmani dan rohani, disamping itu meningkatnya kebutuhan dan tuntutan hidup, harapan akan prestise, akan mendorong individu lebih giat lagi meningkatkan usahanya.

Menurut undang-undang ketenagakerjaan tentang pengupahan pasal 88 ayat 1 dinyatakan bahwa : “Setiap pekerja atau buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sedangkan undang-undang tentang ketenagakerjaan pasal 100 ayat 1 dinyatakan bahwa :” untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan keluarganya, pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan.


(20)

Pasal 88 ayat 1 sebagaimana telah dipaparkan mengandung arti bahwa penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak adalah jumlah penerimaan atau pendapatan pegawai atau dari pekerjanya sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga secara wajar meliputi sandang, pangan papan, perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasidan jaminan hari tua. Sedangkan pasal 100 ayat 1 yang dimaksud dengan fasilitas kesejahteraan adalah menyediakan berbagai fasilitas penunjang bagi kelangsungan hidup pegawai yaitu:

Menurut Winardi (1975) jenis-jenis kesejahteraan yang diperlukan pegawai dalam melaksanakan tugasnya yaitu:

a) Kepastian mengenai pekerjaan

b) Kesempatan untuk menyatakan pendapat c) Kesempatan untuk tumbuh dan berkembang

d) Diberikanya bantuan pribadi bilamana mereka memerlukannya e) Penghargaan terdapat prestasi para pegawai

f) Perlakuan yang layak.

Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa kesejahteraan guru adalah kesejahteraan yang diperoleh dalamnya hidupnya baik dari segi material maupun non materil sehingga hidupanya merasa tentram dan aman, serta menimbulkan kepuasan kerja. Sejahtera atau tidaknya seorang guru dapat diukur berdasarkan keadaan psikologi dalam menyiapkan suatu pekerjaan, keadaan sosial dilingkungan ia bekerja dan keadaan finansial. 2.4. Penelitian Yang Relevan


(21)

Penelitian yang dilakukan oleh Danang Sulistiyo (2009) tentang hubungan kesejahteraan dengan kinerjaguru SMP AL Amanah Setu Serpong yaitu guru-guru SMP Al Amanah Setu Serpong kemudian data diolah dengan menggunakan rumus product moment. Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa rxy sebesar 0,642 sedangkan r tabel 0,413 pada N = 23, taraf signifikansi 5 % dan 0,526 pada N = 23, taraf signifikansi 1 %. hal ini berarti bahwa rxy atau “r” hitung lebih besar dari r tabel ( 0,642 > 0,413 dan 0,526). Maka penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Musrifah (2011) tentang hubungan antara kesejahteraan dengan kinerja guru mangajar di kecamatan Sidoharjo kota Salatiga menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara kesejahteraan dengan kinerja guru dalam penelitian ini di peroleh koefisien antara kesejahteraan dengan kinerja guru sebesar r =0,180 dengan p=0,210.

2.5. Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru BK di SMP Se-kota Salatiga.


(1)

b) Kebutuhan akan kepastian

1) Kebutuhan akan kepastian

2) Kebutuhan untuk diterima sebagai anggota oleh kelompok lain

3) Kebutuhan akan pengertian dan simpati 4) Kebutuhan akan pemimpin yang cakap

5) Kebutuhan akan kuasa yang membawa kebebasan tertentu

c) Kebutuhan akan penghargaan serta perasaan bahwa ia diperlukan

d) Kebutuhan akan kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya

e) Kebutuhan untuk mengenal dan memahami sesuatu

Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan individu (manusia) yang teramat beraneka ragam secara tidak terasa hal ini menimbulkan perbedaan di masyarakat yang akirnya akan berdasarkan status yang dimilikinya, perbedaan dalam masyarakat tercermin pada gaya hidup, sehingga masyarakat ditempatkan pada kelas-kelas.

2.3.3. Jenis- Jenis Kesejahteraan

Pada umumnya orang bekerja untuk dapat memenuhinya kebutuhanya.namun demikian ada pula manusia yang bekerja disuatu lapangan tertentu bukan karena alasan kebutuhan tetapi hanya mengisi waktunya.Orang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan biasanya dilihat


(2)

dari besar kecilnya prestasi yang diberikan dengan besar kecilnya pemenuhan kebutuhan, oleh karena itu diperlukan adanya daya perangsang bagi manusia agar dapat meningkatkan kinerjanya.

Di lingkungan pendidikan ada berbagai bentuk kesejahteraan yang dapat diterima guru, tunjangan maslahat tambahan bagi guru telah sesuai dengan undung-undang nomer 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Tambahan kesejahteraan yang akan diperoleh bagi guru berupa : Tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa dan penghargaan bagi serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi putra putri guru, pelayanan kesehata atau bentuk kesejahteraan lain.

Dapat dijelaskan bahwa guru yang akan berhak menerima penghargaan berupa tunjangan adalah guru PNS yang bertugas di sekolah negeri atau diperbantukan disekolah swasta dan guru non PNS dilingkungan departemen pendidikan nasional : baik guru kelas, maupun mata pelajaran, guru bimbigan dan konseling atau guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah.

Bantuan berupa biaya pendidikan adalah bantuan dana yang diberikan kepada guru yang ditetapkan atas prestasi dan dedikasi guru dalam melaksanakan tugas menigkatkan penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat. Bantuan dana tersebut berupa bantuan pendidikan bagi putra dan putri guru yang sedang menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menegah dan pendidikan tinggi. Guru yang berprestasi adalah guru yang :


(3)

1. Memiliki karya kreatif atau inovatifnya diakui baik pada tingkat daerah, nasional dan internasional

2. Memiliki kinerjanya melampaui target kinirja yang ditetapkan satuan pendidikan

3. Secara langsung membimbing perserta didik sehingga menanamkan kejujuran tingkat daerah,nasional dan atau internasional. Termasuk dalam definisi ini adalah guru teladan. Guru yang berdedikasi luar biasa juga mendapatakan mashlahat tambahan yakni guru yang menjalankan tugasnya dengan komitmen pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran yang jauh melampaui tuntutan tanggung jawab yang ditetapkan dalam penugasan.

Terpenuhinya kesejahteraan tersebut dapat menambah ketenangan rohaniah para guru. Guru-guru hanya menerima standar hidup yang cukup memuaskan. Hal ini terpenuhinya apabila kesejahteraan guru dipenuhi oleh pengelola pedidikan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Pemberian maslahat tambahan (gaji) bukan saja berfungsi sebagai sarana untuk mencukupi kebutuhan pokok, tetapi dapat berfungsi sebagai simbol status atau bukan sebagai suatu indikasi dari pengahargaan terdapat prestasi atau salah satu pencerminan dari pengembangan diri.

Selanjutnya besarnya gaji dan bentuk kesejahteraan lainya yang diterima oleh guru dipengaruhi juga oleh usaha dan harapan individu terhadap kinerjanya baik pada satuan pendidikan negeri ataupun swasta. Ada individu yang suka bekerja kearas, ada yangsuka santai (bekerja


(4)

seenaknya) ada yang bekerja keras apabila diawasi oleh pimpinan, atau ada yang bekerja semata-mata untuk meningkatkan keefektifan organisasi. Dalam hal dapat dikemukakan pabila seseorang memiliki banyak sifat yang berhubungan dengan pekerjanya, misalnya banyak pengalaman kerja, bekerja keras, menduduki jabatan yang diharapkan gaji yang lebih banyak dari rekanya yang lain. Apabila harapan itu tidak terpenuhi maka ia merasakan ketidak adilan perlakuan dan tidak puas dengan gajinya. Pendapat tersebut menganggap uang penting sebab uang berasosiasi dengan kebutuhan lain. Misalnya uang menyebabkan rasa aman, uang sebagai lambang dan prestise, akirnya uang penting bagi individu.

Peran uang dan bentuk kesejahteraan yang lain tidak dapat disanksikan lagi. Setiap orang mengharapkan anggota keluarganya bahagia, sehat jasmani dan rohani, disamping itu meningkatnya kebutuhan dan tuntutan hidup, harapan akan prestise, akan mendorong individu lebih giat lagi meningkatkan usahanya.

Menurut undang-undang ketenagakerjaan tentang pengupahan pasal 88 ayat 1 dinyatakan bahwa : “Setiap pekerja atau buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sedangkan undang-undang tentang ketenagakerjaan pasal 100 ayat 1 dinyatakan bahwa :” untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan keluarganya, pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan.


(5)

Pasal 88 ayat 1 sebagaimana telah dipaparkan mengandung arti bahwa penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak adalah jumlah penerimaan atau pendapatan pegawai atau dari pekerjanya sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga secara wajar meliputi sandang, pangan papan, perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasidan jaminan hari tua. Sedangkan pasal 100 ayat 1 yang dimaksud dengan fasilitas kesejahteraan adalah menyediakan berbagai fasilitas penunjang bagi kelangsungan hidup pegawai yaitu:

Menurut Winardi (1975) jenis-jenis kesejahteraan yang diperlukan pegawai dalam melaksanakan tugasnya yaitu:

a) Kepastian mengenai pekerjaan

b) Kesempatan untuk menyatakan pendapat c) Kesempatan untuk tumbuh dan berkembang

d) Diberikanya bantuan pribadi bilamana mereka memerlukannya e) Penghargaan terdapat prestasi para pegawai

f) Perlakuan yang layak.

Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa kesejahteraan guru adalah kesejahteraan yang diperoleh dalamnya hidupnya baik dari segi material maupun non materil sehingga hidupanya merasa tentram dan aman, serta menimbulkan kepuasan kerja. Sejahtera atau tidaknya seorang guru dapat diukur berdasarkan keadaan psikologi dalam menyiapkan suatu pekerjaan, keadaan sosial dilingkungan ia bekerja dan keadaan finansial. 2.4. Penelitian Yang Relevan


(6)

Penelitian yang dilakukan oleh Danang Sulistiyo (2009) tentang hubungan kesejahteraan dengan kinerjaguru SMP AL Amanah Setu Serpong yaitu guru-guru SMP Al Amanah Setu Serpong kemudian data diolah dengan menggunakan rumus product moment. Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa rxy sebesar 0,642 sedangkan r tabel 0,413 pada N = 23, taraf signifikansi 5 % dan 0,526 pada N = 23, taraf signifikansi 1 %. hal ini berarti bahwa rxy atau “r” hitung lebih besar dari r tabel ( 0,642 > 0,413 dan 0,526). Maka penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Musrifah (2011) tentang hubungan antara kesejahteraan dengan kinerja guru mangajar di kecamatan Sidoharjo kota Salatiga menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara kesejahteraan dengan kinerja guru dalam penelitian ini di peroleh koefisien antara kesejahteraan dengan kinerja guru sebesar r =0,180 dengan p=0,210.

2.5. Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru BK di SMP Se-kota Salatiga.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru BK SMA, SMK, MAN Se-Kota Salatiga

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru BK SMA, SMK, MAN Se-Kota Salatiga T1 132010046 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru BK SMA, SMK, MAN Se-Kota Salatiga T1 132010046 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru BK SMA, SMK, MAN Se-Kota Salatiga T1 132010046 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru BK SMA, SMK, MAN Se-Kota Salatiga T1 132010046 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru BK di SMP Se-Kota Salatiga

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru BK di SMP Se-Kota Salatiga T1 132010121 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru BK di SMP Se-Kota Salatiga T1 132010121 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru BK di SMP Se-Kota Salatiga T1 132010121 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru BK di SMP Se-Kota Salatiga

0 0 45