PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA SMP EMPU TANTULAR SEMARANG

(1)

i

PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN

BELAJAR SISWA SMP EMPU TANTULAR SEMARANG

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh

David Ari Setyawan 0105513026

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

PENGESAHAN KELULUSAN

Tesis dengan judul “Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self Management Untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa SMP” karya:

Nama : David Ari Setyawan

NIM : 0105513026

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang pada hari Rabu, tanggal 3 Februari 2016.

Semarang, Februari 2016

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. Achmad Slamet, M.Si. Dr. Awalya, M.Pd., Kons.

NIP.196105241986011001 NIP. 196011101987102001

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd., Kons. Dr. Supriyo, M.Pd.

NIP.195211201977031002 NIP.195109111979031002

Penguji III

Prof. Dr. Dwi Yuwono Puji Sugiharto, M.Pd., Kons. NIP. 196112011986011001


(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, Februari 2016 Yang membuat pernyataan,

David Ari Setyawan NIM. 0105513026


(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Bimbingan Kelompok Teknik Self Management mampu meningkatkan disiplin

belajar siswa SMP.” (David Ari Setyawan)

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan untuk :


(5)

v ABSTRAK

Setyawan, David Ari, 2016, Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self Management Untuk Meningkatkan Disiplin Belajar siswa SMP. Tesis, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd., Kons., II. Dr. Supriyo, M.Pd.

Kata kunci: disiplin belajar, bimbingan kelompok, self management

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui pelaksanaan bimbingan kelompok yang selama ini dilaksanakan di SMP Empu Tantular Semarang; (2) Mengetahui tingkat disiplin belajar siswa; (3) menghasilkan model pengembangan

layanan bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk

meningkatkan disiplin belajar siswa; (4) Mengetahui tingkat keefektifan model

pengembangan bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk

meningkatkan disiplin belajar siswa.

Metode penelitian ini dilakukan dengan metode Research and Development (R&D) dengan langkah-langkah: (1) persiapan pengembangan model, (2) merumuskan model hipotetik, (3) uji kelayakan model hipotetik, (4) perbaikan model hipotetik, (5) uji lapangan, (6) hasil produk akhir. Menghasilkan model

bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan

disiplin belajar. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Random

Sampling. Subyek penelitian berjumlah 10 siswa yang memiliki skor skala disiplin belajar sedang dan rendah.

Hasil dari penelitian yaitu adanya perubahan tingkat disiplin belajar sebelum diberi perlakuan (evaluasi awal) dan sesudah diberi perlakuan (evaluasi akhir) sekitar 20.49%. Hasil perhitungan uji statistik menggunakan uji beda t test menunjukkan -4.012 < -2.228, sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik self management efektif untuk meningkatkan disiplin belajar siswa. Dihasilkan model bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa yang terdiri dari 7 komponen yaitu rasional, visi dan misi, tujuan, isi bimbingan kelompok, dukungan sistem bimbingan kelompok, tahapan pelaksanaan dan evaluasi dan tindak lanjut.

Saran dari peneliti yaitu guru BK selalu mengembangkan model bimbingan

kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar

kepada para siswa, dan pada peneliti selanjutnya bisa mengembangkan model ini sampai tahap ke sepuluh.


(6)

vi ABSTRACT

Setyawan, David Ari, 2016, The Development of Group Guidance Model With Self Management Techniques To Improve Learning Discipline Junior High School Students. Thesis, Study Guidance and Counseling Program, Magister Program, State University of Semarang. Supervisor I: Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd., Kons., II. Dr. Supriyo, M.Pd.

Keywords: learning discipline, group guidance, self management

The purposes of this research are: (1) Determine the implementation guidance for the group was held in Junior High School Empu Tantular Semarang; (2) Examining of learning discipline level (3) The discovery of the model development group counseling services with self-management techniques to improve discipline of students’ learning; (4) determine the effectiveness of the model development group counseling services with self-management techniques to improve discipline of students’ learning.

Methods This study was conducted by the Research and Development (R & D) with the following steps: (1) preparation of model development, (2) formulating hypothetical model, (3) feasibility test of hypothetical model, (4) improvement of hypotetical model, (5) field test, (6) the end result ot the product. Generating a model of group counseling by self management techniques to improve students learning discipline. The sampling technique used was purposive random sampling. The research subjects were 10 students who have moderate scale scores of medium and low learning discipline.

The results of the study are indicated by changes in level of student learning discipline before being given treatment (initial evaluation) and after (final

evaluation) about 20.49% increase. Results calculated using t test with also

showed 4.012<-2.228, so it can be concluded that group counseling services by self management techniques effectively improved student learning discipline. The resulting model of group counseling with self management techniques to enhance the students' discipline learning consists of seven components: rational, vision and mission, purpose, content group counseling, support group guidance systems, stages of implementation and evaluation and follow-up.

Suggestion from one researcher is guidance and counseling teacher always develop group guidance with self management techniques for learning discipline to students always, and to the next researcher can develop this model to the tenth level.


(7)

vii PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan berkah dan karunia-Nya, hingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self Management

Untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing: Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd., Kons. (Pembimbing I) dan Dr. Supriyo, M.Pd. (Pembimbing II) yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dari awal hingga akhir.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian studi, diantaranya:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum.,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri Semarang

2. Direktur Program Pascasarjana Unnes Prof. Dr. Achmad Slamet, M.Si., yang

telah memberikan izin untuk penelitian.

3. Koordinator dan Sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling Program

Pascasarjana Unnes Prof. Dr. H. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd., Kons., dan Dr. Awalya, M.Pd., Kons., yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama proses pendidikan.

4. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana UNNES yang telah memberikan bekal ilmu

yang bermanfaat bagi penulis.

5. Kepala (SMP Negeri 9, SMP Negeri 15, SMP PGRI 01, SMP Empu Tantular

Semarang) serta para guru pembimbing yang telah membantu kelancaran dalam pengumpulan data untuk penyelesaian tesis.


(8)

viii

6. Teman-teman mahasiswa Bimbingan dan Konseling Program Pascasarjana

Universitas Negeri Semarang angkatan 2013 yang selalu memberi semangat untuk segera menyelesaikan tesis.

Kritik dan masukan dari berbagai pihak selalu terbuka demi pengembangan ilmu pengetahuan, karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Besar harapan penulis hasil penelitian ini akan memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan keilmuan, khususnya dalam dunia bimbingan dan konseling.

Semarang, Februari 2016


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Cakupan Masalah ... 9

1.4 Rumusan Masalah ... 9

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 10

1.7 Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 10

1.8 Asumsi Pengembangan ... 11

1.9 Keterbatasan Penelitian ... 12

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN KERANGKA BERFIKIR 2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.2 Kerangka Teoretis ... 19

2.2.1Layanan Bimbingan Kelompok ... 19

2.2.1.1Pengertian Layanan Bimbngan Kelompok ... 19

2.2.1.2Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok ... 20

2.2.1.3Dinamika Kelompok dalam Bimbingan Kelompok ... 21

2.2.1.4Tahap-tahap Bimbingan Kelompok ... 22

2.2.2Teknik Self Management ... 26

2.2.2.1Pengertian Teknik Self Management ... 26

2.2.2.2Langkah-langkah Teknik Self Management ... 27

2.2.3Disiplin Belajar ... 32

2.2.3.1Pengertian Disiplin Belajar ... 32

2.2.3.2Indikator Disiplin Belajar ... 34

2.2.3.3Faktor yang mempengaruhi disiplin belajar ... 35

2.2.4 Model Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Self Management untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa ... 36


(10)

x

2.4 Hipotesis ... 42

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan ... 43

3.2 Prosedur Pengembangan ... 43

3.2.1 Penelitian awal dan Pengumpulan Informasi ... 44

3.2.2 Perencanaan... 45

3.2.3 Pengembangan Model ... 45

3.2.4 Penelaah Model Hipotetik ... 46

3.2.5 Revisi ... 46

3.2.6 Uji Coba Terbatas ... 46

3.3 Uji Coba Produk ... 48

3.3.1 Desain Uji Coba ... 48

3.3.2 Subyek Uji Coba ... 48

3.3.3 Instrument Pengumpul Data ... 49

3.3.4 Validitas dan Reliabiltas ... 51

3.3.4.1 Validitas ... 51

3.3.4.2 Reliabilitas ... 53

3.3.5 Teknik Analisis Data ... 54

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 56

4.1.1Gambaran Pelaksanaan BKp di SMP Empu Tantular ... 56

4.1.1.1 Perencanaan Bimbingan Kelompok ... 57

4.1.1.2 Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ... 58

4.1.1.3 Materi Bimbingan Kelompok ... 61

4.1.1.4 Kompetensi Pendukung Bimbingan Kelompok ... 61

4.1.1.5 Evaluasi dan Tindak Lanjut ... 62

4.1.1.6 Faktor Penunjang dan Penghambat ... 63

4.1.2Gambaran Tingkat Disiplin Belajar Siswa ... 63

4.2Hasil Pengembangan ... 68

4.2.1 Model Hipotetik ... 69

4.2.2 Uji Kelayakan Model ... 70

4.2.3.1 Hasil Uji Pakar 1... 71

4.2.3.2 Hasil Uji Pakar 2... 72

4.2.3.3 Hasil Uji Praktisi ... 73

4.2.3 Perbaikan Model Hipotetik ... 74

4.2.4 Model Akhir ... 75

4.2.5 Hasil Uji Efektifitas Model ... 76

4.2.5.1 Indikator 1 ... 79

4.2.5.2 Indikator 2 ... 80

4.2.5.3 Indikator 3 ... 82

4.2.5.4 Indikator 4 ... 83

4.2.5.5 Indikator 5 ... 85

4.2.5.6 Indikator 6 ... 86


(11)

xi

4.2.7 Uji Coba Lapangan ... 94

4.2.8 Progres setiap pertemuan ... 94

4.2.8.1 Pertemuan Pertama ... 94

4.2.8.2 Pertemuan Kedua ... 95

4.2.8.3 Pertemuan Ketiga ... 96

4.2.8.4 Pertemuan Keempat ... 98

4.2.8.5 Pertemuan Kelima ... 99

4.2.8.6 Pertemuan Keenam ... 100

4.2.8.7 Pertemuan Ketujuh... 101

4.2.8.8 Pertemuan Kedelapan ... 103

4.3Pembahasan Hasil Penelitian dan Produk Akhir ... 104

4.3.1 Pembahasan Hasil Penelitian ... 104

4.3.2 Keterbatasan penelitian BKp dengan teknik Self Management ... 109

BAB 5 PENUTUP 5.1Simpulan ... 111

5.2Implikasi ... 112

5.3Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 114


(12)

xii

DAFTAR TABEL

3. 1 Kisi – Kisi Instrumen Skala Disiplin Belajar... 48

4.1 Kondisi Disiplin Belajar Siswa SMP Empu Tantular Semarang... 63

4.2 Kondisi Awal Disiplin Belajar Siswa... 64

4.3 Profil Awal Anggota Kelompok... 65

4.4 Kondisi Akhir Disiplin Belajar Siswa... 66

4.5 Profil Akhir Disiplin Belajar... 66

4.6 Model Awal Hipotetik Bimbingan Kelompok dengan Teknik Self Management... 68

4.7 Hasil Validasi Pakar 1... 71

4.8 Hasil Validasi Pakar 2... 71

4.9 Hasil Validasi Praktisi... 72

4.10 Model Bimbingan Kelompok dengan Teknik Self Management... 73

4.11 Akhir Model Berdasarkan Hasil Revisi... 74

4.12 Uji Coba Bimbingan Kelompok dengan Teknik Self Management... 75


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Bagan Kerangka Berpikir... 40 3.1 Gambar Bagan Tahap-Tahap Penelitian... 45


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi- kisi instrumen skala disiplin belajar ... 117

2. Skala disiplin belajar ... 118

3. Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas ... 123

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 133

5. Kisi-kisi instrumen Skala Disiplin Belajar Penelitian ... 156

6. Skala Disiplin Belajar Penelitian ... 157

7. Tabulasi hasil Pretest skala disiplin belajar ... 160

8. Tabulasi hasil Posttest skala disiplin belajar ... 163

9. Pedoman wawancara permasalahan siswa ... 166

10. Kisi-kisi pedoman wawancara ... 167

11 Pedoman Wawancara ... 167

12 Kisi-kisi Pedoman Observasi ... 169

13 Pedoman Observasi ... 171

14 Lembar Validasi Ahli ... 172

15 Lembar Validasi Praktisi ... 175

16 Daftar hadir Layanan... 176

17 Laiseg (Penilaian Segera) ... 178

18 Dokumentasi ... 179

19 Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 180

20 Surat Permohonan Validasi ... 181

21 Surat Keterangan Penelitian ... 182


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan dan kehidupan bangsa dan negara. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sisdiknas menyatakan: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab besar untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut.”

Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut, setiap peserta didik harus mempunyai sikap dan perilaku yang dapat menunjang keberhasilan masa depan. Salah satu sikap yang harus dikembangkan pada diri peserta didik yaitu sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah.

Disiplin merupakan suatu perilaku yang harus dilakukan oleh semua orang dalam mentaati peraturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, sekolah maupun negara. Istilah disiplin sudah memasyarakat di telinga semua individu dan banyak sekali macam-macam disiplin antara lain disiplin lalu lintas, disiplin mentaati tata tertib sekolah, disiplin bekerja, dan disiplin belajar. Dalam penelitian yang akan peneliti tulis hanya berfokus pada disiplin belajar.

Sikap disiplin berkaitan dengan belajar seseorang, seseorang yang memiliki disiplin yang tinggi, maka hasil belajarnya akan mencapai nilai ketuntasan minimal. Selain itu, dengan disiplin yang tinggi, belajar seseorang


(16)

2

akan teratur dan terjadwal, dan debngan disiplin yang tinggi seseorang akan mencapai keberhasilannya dalam menggapai cita-cita.

Pengertian disiplin menurut Arikunto (2003: 114) merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan di mana aturan tersebut diterapkan oleh orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar.

Menurut Slameto (2010: 2) “belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Dari pengertian disiplin dan belajar tersebut, maka Disiplin belajar merupakan suatu sikap yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk melaksanakan kegiatan belajar secara tertib dan teratur baik di rumah maupun di sekolah.

fenomena yang terjadi dilapangan peneliti menemukan di beberapa sekolah semarang khususnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada saat peneliti melakukan pra survey. Dari keterangan guru BK di SMP Negeri 15 Semarang, SMP Negeri 9 Semarang, SMP Empu Tantular Semarang, dan SMP PGRI 01 Semarang. Masih ada peserta didik yang belum memiliki disiplin belajar yang bagus dan yang tinggi. Dari keterangan guru BK SMP PGRI 01 Semarang: peserta didik yang meninggalkan pelajaran tanpa ijin ada 10 orang, tidak masuk tanpa keterangan ada 10 orang setiap harinya, terlambat mengumpulkan tugas ada 10 orang dalam setiap kelas, dan bermain Hp saat jam pelajaran ada 10-20 orang.


(17)

3

Keterangan dari guru BK SMP Negeri 15 Semarang: membolos ada 5 orang, tidak kembali setelah istirahat ada 2-5 orang, tidak mengerjakan tugas ada 5-6 orang, dan meninggalkan pelajaran tanpa ijin ada 2 orang. Keterangan guru BK SMP Negeri 9 Semarang: bermain handphone saat pelajaran hanya ada 1-2 orang, tidak masuk tanpa keterangan/membolos 2-5 orang, dan tidak kembali setelah istirahat hanya 1-2 orang. Guru BK SMP Empu Tantular menyatakan: peserta didik yang bermain Hp saat pelajaran ada lebih dari 6 orang, meninggalkan sekolah tanpa ijin ada 1 orang, tidak mengumpulkan tugas ada 10 orang, tidak kembali setelah istirahat 3-5 orang.

Selain dari keterangan guru BK, permasalahan disiplin belajar juga peneliti dapatkan dari hasil Identifikasi Masalah Kebutuhan Siswa (IKMS). Dari hasil IKMS tersebut diperoleh data sebagai berikut: siswa membutuhkan informasi mengenai semangat belajar menurun 42, 9%, siswa ingin berlatih disiplin dan bertanggung jawab 52, 2 %, siswa ingin berlatih membuat jadwal pelajaran baik di rumah dan di sekolah 4, 3 %, dan siswa ingin mengetahui tentang cara mengatasi malas belajar 20, 2 %. Serta pengukuran skala psikologi disiplin belajar dari peneliti sebelumnya.

Fenomena disiplin belajar tidak hanya terjadi di sekolah yang berada di Semarang, namun juga ada di luar kota semarang. Hal ini terlihat dari penelitian (Shalihat, 2010) menyatakan bahwa di SMA Darul Hikam Bandung, masalah ketidakdisiplinan siswa masih ada dengan ditemukannya beberapa permasalahan yaitu: siswa tidak membuat tugas, datang ke sekolah terlambat, mengaktifkan handphone pada saat jam pembelajaran, pakaian tidak rapi, terlambat masuk


(18)

4

kelas setelah jam istirahat, rambut kurang rapi bagi siswa laki-laki, dan tidak memakai dalaman kerudung bagi siswa perempuan.

Menurut Erikson dalam Yusuf (2004: 71) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa berkembangnya identity / identitas. Identitas merupakan vocal point dari pengalaman remaja. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah dan akan menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu proses belajar. Dengan adanya hal tersebut, maka akan mempengaruhi disiplin belajar siswa antara lain siswa malas masuk sekolah, sering membolos, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu aspek dalam bidang pendidikan. Bimbingan konseling mempunyai beberapa layanan yang diimplementasikan dalam sekolah. Salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling adalah bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling yang mana dilakukan secara kelompok dengan proses diskusi guna membahas masalah-masalah yang bersifat umum. Hal tersebut senada dengan pendapat Mungin (2005: 38) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada individu secara berkelompok untuk membahas masalah atau topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi anggota kelompok.

Menurut Juntika (2006: 43) bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktifitas kelompok yang membahas masalah-maslah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial. Menurut


(19)

5

Corey (2012: 28) bimbingan kelompok merupakan bantuan yang diberikan untuk membahas fokus khususnya masalah pendidikan, karir, pribadi dan sosial.

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dilaksanakan di luar jam pembelajaran supaya tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan secara berdiskusi dengan anggota 5-10 anggota kelompok dan dipimpin oleh satu pemimpin kelompok. Tujuan dari layanan bimbingan kelompok adalah untuk melatih siswa saling bertukar pendapat, bertukar informasi, dan melatih kerja sama. Dengan adanya pelaksanaan bimbingan kelompok, siswa akan mampu bersaing dalam mengembangkan potensinya.

Bimbingan kelompok bisa berupa bimbingan kelompok bebas dan tugas. Bimbingan kelompok bebas dibahas berdasarkan pemilihan dari anggota kelompok yang menyampaikan pendapat secara umum, sedangkan bimbingan kelompok tugas diberikan dari guru pembimbing/guru BK/pemimpin kelompok dengan tema/topik yang sudah ditentukan dari guru BK/pemimpin kelompok. Pelaksanaan dalam bimbingan kelompok ini umumnya dilakukan melalui empat tahap yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran.

Menurut Suroyo (2013: 90) menyatakan bahwa bimbingan kelompok bisa diterapkan untuk disiplin belajar. Dengan menggunakan bimbingan kelompok, siswa yang memiliki disiplin belajar rendah akan meningkat disiplin belajarnya karena pembahasan secara interaktif dan tidak monoton karena ada dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok. Hal itu dapat terlihat dari pernyataan


(20)

6

Prayitno (2012: 151-152) melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik dalam kelompok mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif dan bertanggung jawab.

Dari hasil wawancara oleh guru BK SMP Negeri 15 Semarang, SMP Negeri 9 Semarang, SMP PGRI 01 Semarang, dan SMP Empu Tantular Semarang, pelaksanaan bimbingan kelompok dalam kedisiplinan pernah dilaksanakan namun hanya dalam waktu tertentu dan hasilnya belum efektif. Alasan pelaksanaan bimbingan kelompok dalam hal disiplin belajar karena guru BK menganggap pelaksanaan bimbingan kelompok kurang intens dan siswa suka menyepelekan jika diajak untuk melaksanakan bimbingan kelompok, serta siswa tidak pernah memperhatikan dalam bimbingan kelompok dan hanya bercanda sendiri, selain itu bimbingan kelompok kurang efektif pelaksanaannya dalam disiplin belajar karena dianggap kurang intensif dibanding dengan konseling inidividu. Sehingga guru BK lebih sering menggunakan konseling individu.

Bimbingan kelompok di keempat sekolah yang sudah berjalan dilaksanakan oleh guru BK sesuai dengan struktural/tahap yang selama ini digunakan dalam bimbingan kelompok yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran. Namun dalam tahap kegiatan tersebut cenderung masih berdiskusi biasa dan tidak menggunakan teknik ataupun strategi yang ada dalam pelaksanaan bimbingan kelompok. Sehingga pelaksanaan bimbingan kelompok tidak menghasilkan hasil yang maksimal dan khususnya untuk disiplin belajar masih belum efektif. Pelaksanaan bimbingan kelompok di


(21)

7

sekolah yang akan peneliti jadikan objek penelitian, bimbingan kelompok selama ini hanya dilaksanakan biasa saja dengan menggunakan tahapan yang penulis jelaskan di atas. Bimbingan kelompok yang dilakukan cenderung tanya jawab biasa dan belum ada teknik yang digunakan dalam bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok yang dilaksanakan di sekolah tersebut hanya diskusi, tanya jawab, permainan, dan penyelesaian dilakukan bersama dan proses tidak secara

runtut berdasarkan tahapan yang ada dan belum menggunakan teknik self

management.

Menurut Rehm dalam William dan Fisher (2009: 564) self management

merupakan metode untuk membantu klien menemukan tingkah laku yang baru

dalam hidupnya sehari-hari. self management memfasilitasi proses belajar bagi

klien untuk merubah dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan manajemen diri, klien bisa mengatur hidupnya, di sekolah siswa yang belum mempunyai disiplin belajar yang tinggi maka akan membentuk sikap disiplin yang tinggi dengan self managment. Strategi Pengelolaan Diri (self management) adalah suatu proses dimana konseli mengarahkan perubahan tingkah laku mereka sendiri, dengan menggunakan satu strategi atau kombinasi strategi. Menurut Cormier (1985), bentuk latihan strategi self management (Pengelolaan diri) ada 3 antara

lain: self monitoring (pemantauan diri), stimulus control (pengendalian

rangsangan), dan self reward (penghargaan diri). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Fitria dan Darminto (2011) mengenai self management untuk

meningkatkan disiplin belajar. Dapat terlihat bahwa self management dapat


(22)

8

siswa yang tadinya memiliki skor rendah dalam disiplin belajarnya pada saat sebelum diberi perlakuan, setelah diberikan perlakuan skor meningkat menjadi 21,27 %. Model bimbingan kelompok yang masih dilaksanakan dalam sekolah

tersebut masih berbentuk diskusi dan belum memakai teknik self management,

sehingga penulis akan mengembangkan model bimbingan kelompok dengan

teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa. Dengan

dikembangkannya model bimbingan kelompok dengan teknik self management ini, diasumsikan siswa lebih senang dengan pelaksanaan bimbingan kelompok dan guru BK juga bisa menerapkan apa yang peneliti lakukan secara berkelanjutan. 1.2 Identifikasi Masalah

1. Pelaksanaan bimbingan kelompok yang dijalankan di SMP Empu Tantular

Semarang masih dijalankan seperti biasa tanpa ada teknik self management. Pelaksanaan bimbingan kelompok yang dilaksanakan untuk peningkatan disiplin belajar masih belum optimal. Hal itu terlihat dari masih ada siswa yang prestasi belajarnya menurun, sering melalaikan tugas yang diberikan, meninggalkan pelajaran tanpa ijin, dan konsentrasi dalam belajar tidak ada. Pastinya bimbingan kelompok ini digunakan untuk membahas materi yang bersifat umum dan yang perlu diselesaikan.

2. Masih adanya siswa yang memiliki disiplin belajar kategori rendah.

3. Belum adanya pengembangan model bimbingan kelompok dengan teknik self

management untuk meningkatkan disiplin belajar di SMP Empu Tantular Semarang.


(23)

9

4. Bimbingan kelompok yang dilaksanakan selama ini di SMP Empu Tantular

Semarang masih insidental dan tidak terjadwal. 1.3 Cakupan Masalah

Cakupan masalah dalam penelitian ini pada pengembangan model bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa SMP Empu Tantular Semarang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan kelompok di SMP Empu Tantular

Semarang?

2. Bagaimana tingkat disiplin belajar siswa SMP Empu Tantular Semarang?

3. Bagaimana model bimbingan kelompok dengan teknik self management yang

dapat meningkatkan disiplin belajar siswa?

4. Bagaimana keefektifan model bimbingan kelompok dengan teknik self

management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa? 1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pelaksanaan bimbingan kelompok yang selama ini dilaksanakan di

SMP Empu Tantular Semarang.

2. Mengetahui tingkat disiplin belajar siswa SMP Empu Tantular Semarang.

3. Menghasilkan model pengembangan layanan bimbingan kelompok dengan


(24)

10

4. Mengetahui tingkat keefektifan model pengembangan bimbingan kelompok

dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa. 1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini ada dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.6.1 Manfaat Teoritis

Sebagai suatu kajian ilmiah bagi penulis dan MGBK mengenai pengembangan model bimbingan kelompok dan bagi penulis dapat

mengembangkan model bimbingan kelompok dengan teknik self management

untuk meningkatkan disiplin belajar siswa. 1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang bisa didapatkan dari penelitian ini antara lain:

1.6.2.1Bagi konselor/guru pembimbing, untuk mengembangkan layanan

bimbingan kelompok dengan teknik self management dalam meningkatkan disiplin belajar siswa.

1.6.2.2Bagi Sekolah, dapat mengembangkan peserta didik yang sudah memiliki

disiplin belajar yang sudah baik.

1.6.2.3Bagi peneliti selanjutnya, dapat mengembangkan layanan bimbingan

kelompok dengan teknik self management dalam permasalahan apapun. 1.7 Spesifikasi Produk yang Dihasilkan

Produk yang peneliti hasilkan dalam penelitian ini adalah berupa model

dan panduan model bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk

meningkatkan disiplin belajar siswa SMP Empu Tantular Semarang. Spesifikasi


(25)

11

dengan menerapkan salah satu atau beberapa strategi dalam self management

kepada siswa dengan berdiskusi, sehingga siswa bisa mengetahui bagaimana disiplin belajar itu dimulai dan dipupuk.

Komponen model yang dikembangkan dalam penggunaan teknik ini yaitu meliputi: (a) rasional; (b) asumsi; (c) target intervensi; (d) komponen utama model; (e) kompetensi pemimpin kelompok dalam implementasi pengembangan model; (f) tahap-tahap pelaksanaan model; (g) materi layanan; (h) evaluasi dan indikator keberhasilan model.

Komponen dalam panduan model yang dikembangkan dalam penggunaan

bimbingan kelompok dengan teknik self management yaitu meliputi: (a)

pengantar; (b) perencanaan bimbingan kelompok; (c) materi / topik, tujuan, dan teknik yang digunakan.

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1.8.1 Asumsi

Asumsi yang dijadikan dasar dalam penelitian pengembangan ini adalah:

1.8.1.1Disiplin belajar adalah pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk

aturan di mana aturan tersebut diterapkan oleh orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar dan bersifat baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan siswa yang bersangkutan maupun berasal dari luar serta bentuk kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelajar, baik disiplin di rumah maupun di sekolah dengan tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan tujuan dari proses belajarnya.


(26)

12

1.8.1.2self management merupakan suatu teknik dalam pendekatan kognitif

behavioristik yang dapat digunakan untuk merubah tingkah laku siswa yang kurang baik melalui tahapan-tahapan yang ada.

1.8.1.3Melalui bimbingan kelompok dapat digunakan sebagai proses

pembelajaran dalam bentuk pengubahan pengetahuan, sikap dan perilaku termasuk dalam hal pemecahan masalah dapat terjadi melalui proses kelompok.

1.8.1.4Dengan intervensi self management dalam bimbingan kelompok siswa bisa

meningkatkan disiplin belajarnya karena penggunaan self management

diikuti diskusi bersama sehingga bisa mengubah kognitif, psikomotorik, dan afektif dari siswa yang sebelumnya memiliki disiplin belajar rendah.

1.8.2 Keterbatasan Pengembangan

Dalam penelitian pengembangan ini, model layanan bimbingan kelompok

dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa SMP

Empu Tantular Semarang masih memiliki keterbatasan karena model pengembangan ini masih bersifat sederhana terlihat dari:

1.8.2.1Model layanan bimbingan kelompok hanya dikhusukan untuk

meningkatkan disiplin belajar siswa, jadi kurang maksimal jika digunakan untuk aspek-aspek yang lain.

1.8.2.2Model layanan bimbingan kelompok dengan teknik self management


(27)

13

guru BK SMP Empu Tantular Semarang, tetapi tidak menutup kemungkinan jika model ini digunakan untuk guru BK SMP lain.

1.8.2.3Model layanan bimbingan kelompok dengan teknik self management

untuk meningkatkan disiplin belajar siswa hanya sampai pada uji coba terbatas dan belum ditindak lanjuti sampai tahap desiminasi.


(1)

siswa yang tadinya memiliki skor rendah dalam disiplin belajarnya pada saat sebelum diberi perlakuan, setelah diberikan perlakuan skor meningkat menjadi 21,27 %. Model bimbingan kelompok yang masih dilaksanakan dalam sekolah tersebut masih berbentuk diskusi dan belum memakai teknik self management, sehingga penulis akan mengembangkan model bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa. Dengan dikembangkannya model bimbingan kelompok dengan teknik self management ini, diasumsikan siswa lebih senang dengan pelaksanaan bimbingan kelompok dan guru BK juga bisa menerapkan apa yang peneliti lakukan secara berkelanjutan. 1.2 Identifikasi Masalah

1. Pelaksanaan bimbingan kelompok yang dijalankan di SMP Empu Tantular Semarang masih dijalankan seperti biasa tanpa ada teknik self management. Pelaksanaan bimbingan kelompok yang dilaksanakan untuk peningkatan disiplin belajar masih belum optimal. Hal itu terlihat dari masih ada siswa yang prestasi belajarnya menurun, sering melalaikan tugas yang diberikan, meninggalkan pelajaran tanpa ijin, dan konsentrasi dalam belajar tidak ada. Pastinya bimbingan kelompok ini digunakan untuk membahas materi yang bersifat umum dan yang perlu diselesaikan.

2. Masih adanya siswa yang memiliki disiplin belajar kategori rendah.

3. Belum adanya pengembangan model bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar di SMP Empu Tantular Semarang.


(2)

4. Bimbingan kelompok yang dilaksanakan selama ini di SMP Empu Tantular Semarang masih insidental dan tidak terjadwal.

1.3 Cakupan Masalah

Cakupan masalah dalam penelitian ini pada pengembangan model bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa SMP Empu Tantular Semarang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan kelompok di SMP Empu Tantular Semarang?

2. Bagaimana tingkat disiplin belajar siswa SMP Empu Tantular Semarang? 3. Bagaimana model bimbingan kelompok dengan teknik self management yang

dapat meningkatkan disiplin belajar siswa?

4. Bagaimana keefektifan model bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pelaksanaan bimbingan kelompok yang selama ini dilaksanakan di SMP Empu Tantular Semarang.

2. Mengetahui tingkat disiplin belajar siswa SMP Empu Tantular Semarang. 3. Menghasilkan model pengembangan layanan bimbingan kelompok dengan


(3)

4. Mengetahui tingkat keefektifan model pengembangan bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa. 1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini ada dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.6.1 Manfaat Teoritis

Sebagai suatu kajian ilmiah bagi penulis dan MGBK mengenai pengembangan model bimbingan kelompok dan bagi penulis dapat mengembangkan model bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa.

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang bisa didapatkan dari penelitian ini antara lain:

1.6.2.1Bagi konselor/guru pembimbing, untuk mengembangkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik self management dalam meningkatkan disiplin belajar siswa.

1.6.2.2Bagi Sekolah, dapat mengembangkan peserta didik yang sudah memiliki disiplin belajar yang sudah baik.

1.6.2.3Bagi peneliti selanjutnya, dapat mengembangkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik self management dalam permasalahan apapun. 1.7 Spesifikasi Produk yang Dihasilkan

Produk yang peneliti hasilkan dalam penelitian ini adalah berupa model dan panduan model bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa SMP Empu Tantular Semarang. Spesifikasi dari model ini yaitu penggunaan self management sebagai intervensi utama


(4)

dengan menerapkan salah satu atau beberapa strategi dalam self management kepada siswa dengan berdiskusi, sehingga siswa bisa mengetahui bagaimana disiplin belajar itu dimulai dan dipupuk.

Komponen model yang dikembangkan dalam penggunaan teknik ini yaitu meliputi: (a) rasional; (b) asumsi; (c) target intervensi; (d) komponen utama model; (e) kompetensi pemimpin kelompok dalam implementasi pengembangan model; (f) tahap-tahap pelaksanaan model; (g) materi layanan; (h) evaluasi dan indikator keberhasilan model.

Komponen dalam panduan model yang dikembangkan dalam penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik self management yaitu meliputi: (a) pengantar; (b) perencanaan bimbingan kelompok; (c) materi / topik, tujuan, dan teknik yang digunakan.

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1.8.1 Asumsi

Asumsi yang dijadikan dasar dalam penelitian pengembangan ini adalah:

1.8.1.1Disiplin belajar adalah pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan di mana aturan tersebut diterapkan oleh orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar dan bersifat baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan siswa yang bersangkutan maupun berasal dari luar serta bentuk kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelajar, baik disiplin di rumah maupun di sekolah dengan tidak melakukan sesuatu


(5)

1.8.1.2self management merupakan suatu teknik dalam pendekatan kognitif behavioristik yang dapat digunakan untuk merubah tingkah laku siswa yang kurang baik melalui tahapan-tahapan yang ada.

1.8.1.3Melalui bimbingan kelompok dapat digunakan sebagai proses pembelajaran dalam bentuk pengubahan pengetahuan, sikap dan perilaku termasuk dalam hal pemecahan masalah dapat terjadi melalui proses kelompok.

1.8.1.4Dengan intervensi self management dalam bimbingan kelompok siswa bisa meningkatkan disiplin belajarnya karena penggunaan self management diikuti diskusi bersama sehingga bisa mengubah kognitif, psikomotorik, dan afektif dari siswa yang sebelumnya memiliki disiplin belajar rendah.

1.8.2 Keterbatasan Pengembangan

Dalam penelitian pengembangan ini, model layanan bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa SMP Empu Tantular Semarang masih memiliki keterbatasan karena model pengembangan ini masih bersifat sederhana terlihat dari:

1.8.2.1Model layanan bimbingan kelompok hanya dikhusukan untuk meningkatkan disiplin belajar siswa, jadi kurang maksimal jika digunakan untuk aspek-aspek yang lain.

1.8.2.2Model layanan bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa hanya bisa digunakan untuk


(6)

guru BK SMP Empu Tantular Semarang, tetapi tidak menutup kemungkinan jika model ini digunakan untuk guru BK SMP lain.

1.8.2.3Model layanan bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa hanya sampai pada uji coba terbatas dan belum ditindak lanjuti sampai tahap desiminasi.