Pembuatan nanomagnetik Fe Pembuatan nanomagnetik Kitosan-Fe Adsorpsi Nanomagnetik Kitosan terhadap Logam CrIII

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pembuatan nanomagnetik Fe

3 O 4 Nanomagnetik Fe 3 O 4 dibuat dengan mereaksikan Fe 2+ dari FeSO 4 .7H 2 O dengan Fe 3+ dari FeCl 3 .6H 2 O pada suasana basa dengan reaksi sebagai berikut : Fe 2+ + 2Fe 3+ + 8 NaOH Fe 3 O 4 + 8 Na + + 4 H 2 O Dari reaksi di atas dihasilkan campuran dengan dua fase yang tidak saling campur. Lapisan bawah adalah Fe 3 O 4 yang berupa endapan yang berwarna hitam pekat dan bersifat magnetik karena dapat melekat pada batang magnetik seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1. Nanomagnetik yang melekat pada batang magnet Lapisan bagian atas berupa cairan putih adalah air yang bercampur dengan garam- garam dari sisa reaksi basa dan anion besi yang digunakan pada reaksi diatas. Universitas Sumatera Utara

4.2. Pembuatan nanomagnetik Kitosan-Fe

3 O 4 Pembuatan nanomagnetik kitosan-Fe 3 O 4 didahului dengan pembuatan larutan kitosan 2 dalam asam asetat 5, dimana kitosan dapat larut dengan sempurna walau sudah didiamkan beberapa saat. Kitosan yang digunakan mempunyai karakterisasi pada Lampiran 1. Penambahan paraffin dan CMC sebagai surfaktan dan bahan pengemulsi pada campuran kitosan dan nanomagnetik ditujukan untuk menjaga sifat magnetik dari nanomagnetik pada saat reaksi berlangsung.

4.3. Adsorpsi Nanomagnetik Kitosan terhadap Logam CrIII

Penentuan adsorpsi nanomagnetik kitosan terhadap logam CrIII diamati dari tiga variasi yaitu variasi pH, variasi waktu kontak dan variasi konsentrasi logam CrIII. Sisa konsentrasi logam CrIII yang tidak terserap oleh nanomagnetik kitosan dapat diamati menggunakan Spektroskopi Serapan Atom dengan mengukur serapan sisa logam CrIII dan dengan persamaan garis regresi dapat ditentukan konsentrasi logam CrIII yang tidak terserap.

4.3.1. Kalibrasi Larutan Standar Logam CrIII

Kalibrasi larutan standar logam CrIII dilakukan dengan menggunakan larutan standar CrNO 3 3 .9H 2 O 1000 ppm yang telah tersedia. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Data kalibrasi Larutan Standar CrIII dengan konsentrasi 0.08-1.0 ppm Konsentrasi Logam CrIII ppm Serapan 0.0000 0.0800 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 0.0038 0.0072 0.0112 0.0175 0.0236 0.0297 0.0361 Data serapan logam kromIII dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1 merupakan pengolahan data dari Lampiran 3 dan dari serapannya dapat ditentukan persamaan garis regresinya yang ditunjukkan pada Gambar 4.2. Persamaan garis regresi diberikan langsung dari data SSA dan dapat juga ditentukan dengan perhitungan pada Lampiran 2. Gambar 4.2. Kurva Kalibrasi Serapan Terhadap Konsentrasi Larutan KromIII Universitas Sumatera Utara Kurva kalibrasi diatas dibuat dari konsentrasi 0.08 – 1 ppm karena diharapkan serapan atau konsentrasi larutan krom sisa yang tidak diserap kitosan berada pada rentang tersebut.

4.3.2. Pengaruh Variasi pH

Penentuan pengaruh variasi pH terhadap penyerapan nanomagnetik kitosan terhadap logam CrIII dilakukan dengan konsentrasi logam CrIII 10 ppm dengan waktu kontak masing-masing 20 menit, dimana variasi pH dilakukan dari pH asam sampai dengan pH basa yaitu pH 3-6. Data pada Tabel 4.2 di bawah ini merupakan pengolahan dari data yang diperoleh dari Lampiran 4 dengan mengurangkan konsentrasi awal larutan Krom dengan konsentrasi Krom dari data pengukuran SSA. Tabel 4.2. Data Variasi pH dari pH 3-6 pH larutan sampel Penyerapan Ion Logam ppm Penyerapan Ion Logam 3 4 5 6 9.4940 9.6506 9.6971 9.4517 94.94 96.51 96.97 94.52 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Kurva Variasi pH Terhadap Persen Penyerapan Ion Logam Dari kurva variasi pH diatas dapat diamat penyerapan kitosan terhadap logam kromIII pada kondisi asam dan basa. Dari data yang ada dapat diambil kesimpulan bahwa pH optimum untuk penyerapan logam kromIII oleh kitosan nanomagnetik adalah berkisar pada pH 5. Secara umum penyerapan nanomagnetik kitosan terhadap logam kromIII sudah cukup baik. Hal tersebut terbukti dari nilai penyerapan nanomagnetik kitosan yang berada diatas 90 pada rentang pH asam sampai basa. Hal tersebut membuktikan bahwa pemakaian nanomagnetik cukup melindungi kitosan pada variasi pH asam maupun basa. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang tidak menggunakan campuran nanomagnetik, dimana adanya perbedaan penyerapan yang cukup besar pada rentang pH tertentu. Universitas Sumatera Utara Adanya variasi pH tetap akan mengurangi penyerapan kitosan walaupun dengan rentang yang tidak terlalu besar. Pada pH yang terlalu asam, gugus amina pada kitosan terprotonasi sehingga mengurangi penyerapan logam kromIII. Di lain pihak, pada pH terlalu basa terjadi reaksi logam kromIII dengan gugus OH - dari basa sehingga membentuk endapan yang mengakibatkan berkurangnya logam kromIII yang dapat diserap kitosan.

4.3.3. Pengaruh Variasi Waktu Kontak

Variasi waktu kontak dilakukan dengan menggunkan larutan Krom 10 ppm pada konsidi pH optimum yaitu pH 5. Data pada Tabel 4.3 merupakan pengolahan dari data yang diperoleh dari Lampiran 5 dengan mengurangkan konsentrasi awal larutan Cr dengan konsentrasi dari data pengukuran SSA. Tabel 4.3. Data Variasi Waktu Kontak dari 10-60 menit Waktu kontak menit Penyerapan Ion Logam ppm Penyerapan Ion Logam 10 20 30 40 50 60 9.4157 9.6866 9.8440 9.7594 9.5387 9.1899 94.16 96.87 98.44 97.59 95.39 91.90 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Kurva Variasi Waktu Kontak Sampel Terhadap Penyerapan Ion Logam Variasi waktu kontak antara nanomagnetik kitosan dengan logam kromIII ditujukan untuk melihat waktu kesetimbangan adsorpsi nanomagnetik kitosan terhadap larutan krom. Proses penyerapan nanomagnetik kitosan terhadap logam kromIII menyerupai pembentukkan senyawa kompleks, dimana adanya peristiwa adsorpsi. Dari waktu kontak 10 menit, proses adsorpsi berbanding lurus dengan penambahan waktu kontak. Peningkatan proses adsorpsi terjadi sampai waktu kontak 30 menit, dimana nanomagnetik kitosan sudah mencapai kesetimbangan adsorpsi sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu optimum penyerapan nanomagnetik kitosan terhadap logam kromIII adalah 30 menit. Universitas Sumatera Utara Dari data yang ada peristiwa adsorpsi menurun setelah waktu kontak lebih besar dari 30 menit karena pada saat ini nanomagnetik kitosan sudah mengalami proses desorpsi atau penguraian kembali logam kromIII dari nanomagnetik kitosan.

4.3.4. Pengaruh Variasi Konsentrasi logam CrIII

Variasi konsentrasi logam kromIII dilakukan pada konsidi pH optimum yaitu pH 5 dan waktu kontak optimum yaitu 30 menit. Data pada tabel 4.4. merupakan pengolahan dari data yang diperoleh dari Lampiran 6 dengan mengurangkan konsentrasi awal larutan Cr dengan konsentrasi dari data pengukuran SSA. Tabel 4.4. Data Variasi Konsentrasi logam CrIII dari 0.5-60 ppm Konsentrasi Ion logam kromIII ppm Penyerapan Ion Logam krom ppm Penyerapan Ion Logam krom 0.5 1.0 5.0 10 20 40 60 0.500 1.000 5.000 9.844 18.498 36.176 53.982 100 100 100 98.44 92.49 90.44 89.97 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5. Kurva Variasi Konsentrasi Larutan Krom Terhadap Penyerapan Ion Logam Dari data pada Tabel 4,.4 dapat diamati bahwa penyerapan nanomagnetik kitosan terhadap logam kromIII dari 0.5 sampai 5 ppm adalah 100. Pada konsentrasi logam kromIII yang lebih besar yaitu 10-20 ppm terjadi pengurangan serapan menjadi 98.44 - 96.49 . Sedangkan pada konsentrasi 40-60 ppm terjadi pengurangan serapan yang cukup besar, yaitu 90.44 – 89.97. Penurunan serapan nanomagnetik kitosan dapat disebabkan oleh kondisi nanomagnetik kitosan yang mulai jenuh. Universitas Sumatera Utara

4.4. Studi Analisis