NILAI-NILAI BUDAYA DALAM MEMOAR SOKOLA RIMBA KARYA BUTET MANURUNG DAN KEBERMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BACAAN SASTRA DI SMA.

(1)

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM MEMOAR SOKOLA RIMBA

KARYA BUTET MANURUNG

DAN KEBERMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BACAAN

SASTRA DI SMA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

OLEH :

HELMINA ROSMITA FIOLENTA SIPAYUNG NIM 8146192009

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PROGRAM PASCASARJANA

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Helmina Rosmita Fiolenta Sipayung. 8146192009. Nilai-nilai Budaya dalam Memoar

Sokola Rimba Karya Butet Manurung dan Kebermanfaatannya sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menganalisis nilai-nilai budaya yang terdapat dalam memoar Sokola Rimba serta berfungsi untuk mengetahui kebermanfaatannya sebagai bahan bacaan sastra di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan cara deskriptif analisis. Pendekatan yang digunakan adalah sosiologi sastra dengan kajian teks. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kajian pustaka. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kebermanfaatan sebagai bahan bacaan yaitu dengan daftar wawancara. Narasumber dalam penelitian ini ada tiga orang guru bahasa Indonesia di SMA Yos Sudarso Medan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat 37 nilai budaya yang terbagi dalam lima pola nilai budaya, yaitu 1) hubungan manusia dengan Tuhan: percaya kepada dewa, percaya kepada mimpi, percaya kepada kutukan, percaya kekuatan doa, dan patuh kepada tradisi nenek moyang 2) hubungan manusia dengan alam: pemanfaatan alam, mencintai alam, dan penyatuan, 3) hubungan manusia dengan masyarakat: penamaan tempat tinggal, nomaden/melangun, perubahan nama, kekeluargaan, kosmologi rimba, sistem mata pencaharian, pantangan, pembujuk, tidak ada bersalaman, tidak ada kata terima kasih, dan pendidikan (4) hubungan manusia dengan manusia lain: waspada, penolakan, penasaran, perhatian, senang berbagi, saling menyayangi, tolong menolong, keakraban, bertanggung jawab, dan sopan santun (5) hubungan manusia dengan manusia dirinya sendiri: cara berpakaian, rasa ingin tahu yang tinggi, gigih, jujur, dan pemalu. Berdasarkan hasil wawancara, memoar Sokola Rimba sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan bacaan sastra di SMA.


(6)

Abstract

Helmina Rosmita Fiolenta Sipayung. 8146192009. Cultural Values in the Sokola

Rimba’s Memoir by Butet Manurung and the benefita as a literary material in High School. Program Pascasarjana. State University of Medan. 2016.

This reserch aim to discover and to analyze the cultural values which is contained in the memoirs Sokola Rimba as well as serves it benefit as reading materials literature in high school. This research is a qualitative research with analytical description. The approach used was sociology of literature with the study of texts. The data collection technique used are engineering literature review. The instrument used for knowing the usefulness of reading material that is with the interview list. Interviewees in this study were three teachers Indonesian language at SMA Yos Sudarso Medan. The conclution of the research then can be inferred that there are 37 cultural values are divided into five patterns of cultural value. There are 1) human relationship with God: believe in god, believe in dreams, believe in the curse, believe in the power of prayer, and obedient to the traditional ancestor 2) man's relationship with nature: the use of utilisations of the nature, love nature, and the unification, 3) the relationship of man with society: naming shalter, nomadic / melangun, changing name, family orientation, cosmology jungle, livelihood systems, abstinence, persuader, no hand shake, no thankful word, and education (4) the relationship of humans with other humans: awareness, rejection, caring, happy to share, loving each other, helping each other, intimacy, responsibility, and good manners (5) the human relationship with man himself: how to dress, curiosity is high, persistent, honest, and shy. Based on the results of interviews, memoirs Sokola Rimba is very rewarding to serve as a reading literature in high school.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Nilai-Nilai Budaya dalam Memoar Sokola Rimba Karya Butet Manurung dan Kebermanfaatannya sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA”.

Penyusunan tesis ini digunakan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam penulisan tesis ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya. Namun seperti kata pepatah ”tak ada gading yang tak retak” mungkin masih ada kesalahan atau kekurangan yang terdapat di dalam tesis ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan tesis ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga tesis ini dapat tersusun dengan baik. Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Ibunda Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd,

4. Pembimbing tesis Bapak Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.


(8)

5. Narasumber seminar dan siding tesis, Bapak Dr. Mutsyuhito Sholin, M.Pd., Bapak Dr. Syahnan Daulay, M,Pd., dan Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd., yang telah memberikan masukan hingga terselesaikannya tesis ini.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan atas ilmu pengetahuan, motivasi, dan juga nasihat-nasihat yang membentuk karakter penulis hingga menjadi lebih dewasa.

7. Kepala Sekolah SMA Yos Sudarso Medan, Bapak Drs. M. Sipayung, M.Mis yang telah memberikan izin penelitian. Serta guru-guru yang bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini.

8. Suami saya yang tersayang, Halomoan F. Sinaga, A.Md. yang telah memberikan dukungan dan kasih sayangnya serta bantuan secara moral maupun materi. Semoga seluruh harapan dan cita-cita kita terwujud dan semakin bersuka cita kedepannya.

9. Kedua orang tua saya yang tercinta, Op. Grace doli (S. Sipayung) dan Op. Grace boru (R. Br. Naibaho). Serta mertua saya Bapak H. Sinaga dan Ibu R. Br. Sembiring. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas segenab kasih sayang dan dukungan yang telah diberikan. Semoga Tuhan menyertai dan memberikan kebahagiaan yang bertambah-tambah kepada kita semuanya.

10. Abang saya, Bapak Grace Sipayung/Br.Situmeang beserta keponakan (Grace, Rosa, dan Vincent) dan Jaya Gabriel F. Sipayung, S.P. Terima kasih telah menjadi saudara yang baik, dan terima kasih untuk semua doa, dukungan, dan semangat yang diberikan.

11. Seluruh saudara-saudara saya, adik-adik ipar, dan keponakan saya Evano dan Elmo. Terima kasih telah memberikan warna dalam kehidupan penulis.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan Laura, Wati, Ito Jagokdin, Emi, Betha, Bang Jonner, Tanita, Victor, Mulkan, Kak Elen, Bunda Elfi, Bang Anto, Martua, dan semua


(9)

teman-teman angkatan II Dikbind. Terima kasih untuk seluruh kebersamaan kita yang penuh keceriaan.

13. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta arahan dalam penyelesaian tesis ini yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

Semoga Tuhan memberikan balasan yang terbaik atas bantuan dan bimbingan yang diberikan. Penulis juga berharap penelitian yang telah dilakukan dapat bermanfaat dan menambah wawasan dalam khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam kajian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2016 Penulis

Helmina R. F. Sipayung NIM 8146192009


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

1.5.1 Manfaat Teoretis ... 8

1.5.2 Manfaat Praktis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1Dasar Teoritis ... 9

2.1.1 Kebudayaan ... 9

2.1.1.1 Hakikat Kebudayaan ... 9

2.1.1.2 Wujud Kebudayaan ... 11

2.1.1.3 Unsur-unsur Kebudayaan ... 13

2.1.1.4 Nilai Budaya ... 21

2.1.15 Perubahan Sosial Budaya ... 29

2.1.2 Sastra ... 35

2.1.2.1 Hubungan Sastra dan Kebudayaan ... 35

2.1.2.1 Manfaat Karya Sastra ... 37

2.1.2.3 Memoar ... 40

2.1.3 Pendekatan Sosiologi Sastra ... 43

2.1.4 Bahan Bacaan ... 46


(11)

2.2 Dasar Konseptual ... 54

BAB III METODE PENELITIAN ... 57

3.1Metode Penelitian ... 58

3.2Data dan Sumber Data ... 57

3.3Teknik Pengumpulan Data ... 59

3.4Teknik Analisis Data... 60

3.5Keabsahan Data ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

4.1Hasil Penelitian ... 65

4.1.1. Nilai Budaya yang Terdapat dalam Memoar Sokola Rimba 65 4.1.2 Analisis Nilai Budaya dalam Memoar Sokola Rimba... 136

4.1.2.1 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan ... 136

4.1.2.2 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Alam ... 142

4.1.2.3 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat ... 153

4.1.2.4 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Orang Lain ... 175

4.1.2.5 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri ... 195

4.2Pembahasan Hasil Penelitian ... 209

4.2.1. Nilai Budaya yang Terdapat dalam Memoar Sokola Rimba 209 4.2.2 Nilai Budaya yang Terkait dengan Sastra dalam Memoar Sokola Rimba ... 210

4.2.2.1 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan ... 210

4.2.2.2 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Alam ... 216

4.2.2.3 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat ... 221

4.2.2.4 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Orang Lain ... 228 4.2.2.5 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan


(12)

Diri Sendiri ... 231

4.3Kebermanfaatan Memoar Sokola Rimba sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA ... 234

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 239

5.1Simpulan ... 239

5.2Saran ... 241

DAFTAR PUSTAKA ... 242


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Wujud Kebudayaan ... 12

Tabel 2.2. Nilai Kebudayaan ... 28


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Pedoman Analisis Nilai Budaya dalam Memoar Sokola Rimba

Lampiran II : Sinopsis Memoar Sokola Rimba

Lampiran III : Biografi Butet Manurung

Lampiran IV : Format Pertanyaan Wawancara dengan Narasumber I

Lampiran V : Hasil Wawancara dengan Narasumber I

Lampiran VI : Format Pertanyaan Wawancara dengan Narasumber II

Lampiran VII : Hasil Wawancara dengan Narasumber II

Lampiran VIII : Format Pertanyaan Wawancara dengan Narasumber III

Lampiran IX : Hasil Wawancara dengan Narasumber III


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fenomena yang terjadi saat ini adalah pengaruh kebudayaan asing mulai mendominasi daripada kebudayaan lokal. Derasnya arus globalisasi di Indonesia telah mengikis kecintaan siswa terhadap kebudayaan lokal maupun nasional. Maharani dalam Simanjuntak (2014:112) mengemukakan, “dunia pendidikan Indonesia tampak semakin parah akibat globalisasi ialah, peserta didik semakin dijauhkan dari nilai budaya bangsa, baik budaya lokal maupun nasional. Anak-anak dan remaja saat ini tidak terjaga oleh nilai-nilai luhur budaya bangsa. Sebab kita meninggalkannya, melupakannya, dan berpaling kepada nilai dan budaya lain.” Agar eksistensi budaya lokal tetap kukuh, maka kepada generasi penerus bangsa perlu ditanamkan rasa cinta terhadap budaya daerah. Salah satu cara yang dapat ditempuh guru di sekolah adalah dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam karya sastra saat proses pembelajaran di sekolah.

Nilai-nilai budaya dalam sastra perlu diajarkan tujuannya agar siswa dapat menyerap maknanya. Di samping itu, siswa tidak hanya mengenal sebatas cerita khayalan tetapi memupuk sikap positif terhadap kesusasteraan di Indonesia. Melalui karya sastra, siswa dapat mengetahui budaya lokal maupun budaya nasional. Karya sastra sebagai salah satu produk sebuah kebudayaan dapat dikatakan sebagai cerminan dari masyarakat tempat karya sastra itu lahir. Sebuah penelitian yang membicarakan tentang maju tidaknya atau tinggi rendahnya


(16)

2

sebuah kebudayaan tidak hanya dilihat dari karya-karya atau tulisan ilmiah yang dihasilkannya. Akan tetapi, penilaian tentang hal tersebut dapat dilakukan melalui karya sastra.

Endraswara (2013:78) mengemukakan bahwa “sastra merupakan sebuah refleksi lingkungan sosial budaya yang merupakan satu tes dilektika antara pengarang dengan situasi sosial yang membentuknya atau merupakan penjelasan suatu sejarah dialektika yang dikembangkan dalam sastra”. Hal ini didukung lagi dengan pendapat Rene Wellek dan Austin Warren (1995:2) yang mengatakan “sastra merupakan suatu kreatif sebuah karya seni. Karya sastra sebagai karya seni memungkinkan tumbuhnya wawasan pengetahuan pembaca tentang kehidupan manusia yang merupakan bagian kebudayaan dari suatu bangsa.” Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra pada dasarnya mencerminkan realitas sosial yang memberikan pengaruh besar terhadap masyarakatnya.

Karya sastra sebagai cerminan masyarakat, mau tidak mau akan menjadi saksi zaman. Dalam hal ini, pengarang berupaya mendokumentasikan zaman sekaligus alat komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Memoar “Sokola Rimba” merupakan salah satu contoh karya sastra yang menceritakan tentang kehidupan pengarang bersama orang Rimba di pedalaman Taman Nasional Bukit Dua Belas Jambi. Memoar ini mengandung nilai-nilai kebudayaan yang sangat membangun dan menginspirasi dunia pendidikan tentang anak-anak desa yang

masih sangat asli atau tradisional (indigenious people). Memoar ini juga

merupakan salah satu saksi zaman yang ditulis dalam bentuk karya sastra yang menceritakan tentang kehidupan dan keberadaan orang Rimba mulai tahun 90-an.


(17)

3

Saur Marlina Manurung atau yang lebih dikenal dengan Butet Manurung adalah pengarang sekaligus tokoh utama dalam memoar “Sokola Rimba”. Beliau merupakan salah seorang aktifis pendidikan yang bekerja di WARSI (Warung Informasi Konservasi), sebuah LSM yang berfokus terhadap isu konservasi hutan Sumatera. Pengalamannya selama berada di rimba awalnya dituliskan dalam catatan harian pribadi. Namun, berdasarkan saran teman-temannya Butet menerbitkan buku catatan harian tersebut menjadi sebuah buku memoar (memoirs) berjumlah 348 halaman. Buku ini juga sudah diterbitkan ke dalam

bahasa Inggris “The Jungle School” pada Januari 2013. Buku yang sangat

inspiratif ini juga telah menarik perhatian Mira Lesmana dan Riri Riza untuk mengangkatnya menjadi sebuah film yang telah ditayangkan di Bioskop Nasional Indonesia pada tahun 2014. Penayangan perdana film ini diputar di Washington DC – National Museum of Women in the Arts Washington DC.

Melalui memoar “Sokola Rimba”, Butet berhasil meraih “Nobel Asia” Ramon Magsaysay Award 2014 karena memberikan pendidikan literasi dan advokasi kepada komunitas-komunitas adat terpencil di Indonesia. Beliau mengembangkan sistem ‘kurikulum’ yang dia kembangkan sendiri berdasarkan eksperimennya sendiri. Dalam tempo 3 minggu, murid-muridnya mampu menguasai pelajaran yang dia sebut sebagai metode baca-tulis. Metode kreatif ini dikembangkan dalam ilmu berhitung, pengetahuan alam, dengan memanfaatkan alam disekitar mereka. Sehingga ilmu yang dia berikan tidak sekedar teoritis, namun aplikatif dan benar-benar terasa kebermanfaatannya bagi anak-anak suku pedalaman.


(18)

4

Awalnya, visi utama Butet untuk memperkenalkan pendidikan mendapat penolakan keras dari suku Anak Dalam itu sendiri. Mereka berpendapat bahwa pendidikan bukanlah salah satu dari kebudayaan mereka. Mereka justru menganggap bahwa pendidikan adalah sumber malapetaka. Dewa mereka akan marah apabila pendidikan masuk ke daerah mereka. Hal ini juga yang menjadi kendala besar bagi Butet Manurung dan teman-temannya untuk memperkenalkan pendidikan kepada orang Rimba.

Perjuangan Butet memberikan pendidikan bagi anak rimba pun tak sia-sia. Banyak hal yang dia dapatkan dari orang-orang Rimba yang lugu dan polos untuk bisa bertahan hidup di hutan, berburu, mencintai alam, humanisme, dan masih banyak lagi. Kini Sekolah di dalam Rimba tersebut telah menjadi sebuah organisasi bernama Sokola, dan hingga kini terus berkembang sampai ke tempat-tempat paling terpencil di Indonesia seperti Jambi, Makasar, Flores, Halmahera, Bulukumba, Sekolah Pasca Bencana, Aceh, Yogyakarta, Klaten, dan Kampung Dukuh. (Manurung, 2015:xvi)

Keberhasilan Butet menjadi tenaga pendidik dan prestasi yang telah diraihnya merupakan salah satu daya tarik bagi peneliti untuk mengangkat novel memoar “Sokola Rimba” sebagai bahan penelitian. Cerita-cerita tentang petualangannya bersama orang Rimba yang memberikan pengetahuan tentang kehidupan dan kebudayaan orang Rimba yang sesungguhnya, juga merupakan alasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Disamping itu, buku sastra yang membahas tentang keberadaan orang Rimba di Indonesia masih sangat sedikit,


(19)

5

padahal buku yang seperti ini sangat baik untuk dijadikan sebagai bahan penelitian karena mengandung nilai-nilai luhur budaya Indonesia.

Menurut Simanjuntak (2014:32) “kebudayaan masyarakat hukum adat memiliki nasehat-nasehat, petuah-petuah, ajaran-ajaran, bahkan aturan-aturan mengatur cara hidup manusia dalam pergaulan sesama mereka, dengan orang yang dituakan dan diangkat menjadi pemimpin; dalam hubungan dengan hak dan kewajiban, dalam hubungan alam lingkungannya, dalam hubungan dengan waktu,

hujan, panas, iklim, dan lain sebagainya.” Kontjaraningrat (2009:153) juga

menjelaskan,

“Dalam tiap masyarakat, ada sejumlah nilai budaya satu dengan yang lain berkaitan hingga merupakan sebuah sistem. Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai sesuatu yang ada dalam alam pikiran sebagian besar dari masyarakat yang mereka anggap bernilai, berharga dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan para warga masyarakat yang tadi.”

Simanjuntak (2014:32) juga mengemukakan bahwa “kebudayaan yang dimiliki oleh suku bangsa di Indonesia perlu diteliti secara ilmiah dan mendalam untuk mengetahui nilai-nilai budaya yang dikandungnya, untuk dikembangkan dalam membangun dunia pendidikan.” Hal yang dikemukakan oleh Simanjuntak sangat benar adanya karena salah satu tujuan pendidikan adalah meningkatkan kebudayaan itu sendiri. Dengan adanya pendidikan yang mengandung nilai-nilai kebudayaan, maka pengikisan budaya lokal maupun budaya nasional dapat dihindari. Pendidikan itu sendiri akan mentransfer kebudayaan dari generasi ke generasi.


(20)

6

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam memoar “Sokola Rimba” dengan menggunakan teori Edwar Djamaris. Ada pun hubungan nilai budaya menurut Edwar Djamaris (1996: 3) yaitu, “ (1) hubungan manusia dengan Tuhan, (2) hubungan manusia dengan alam, (3) hubungan manusia dengan masyarakat, (4) hubungan manusia dengan manusia lain, (5) hubungan manusia dengan manusia dirinya sendiri.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan cara deskriptif analisis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra dengan kajian teks dan wacana. Adapun judul

penelitian ini adalah “Nilai-nilai Budaya dalam Memoar Sokola Rimba Karya

Butet Manurung dan Kebermanfaatannya sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA”.

1.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada hakekatnya sama dengan batasan masalah. Sugiyono (2013:396) menjelaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian ini merupakan batasan masalah. Karena adanya keterbatasan, baik tenaga, dana, dan waktu, dan supaya hasil penelitian lebih terfokus, maka peneliti tidak akan melakukan penelitian terhadap keseluruhan yang ada pada objek atau situasi sosial tertentu, tetapi perlu menentukan fokus”. Dwiloka (2012:50) juga menambahkan “Fokus penelitian memuat rincian pernyataan cakupan atau topik-topik pokok yang diungkapkan atau digali dalam penelitian. Fokus penelitian


(21)

7

adalah pemusatan dari berbagai kemungkinan muncul masalah yang timbul dari latar belakang penelitian”.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi fokus penelitian adalah analisis nilai-nilai budaya dalam memoar “Sokola Rimba” yang mengandung sastra dan kebermanfaatannya sebagai bahan bacaan sastra di SMA.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apa saja nilai-nilai budaya yang terkandung dalam memoar “Sokola

Rimba” karya Butet Manurung yang mengandung sastra?

2. Bagaimana nilai budaya yang terkait dengan sastra dalam memoar “Sokola

Rimba” karya Butet Manurung?

3. Bermanfaatkah memoar “Sokola Rimba” karya Butet Manurung sebagai

bahan bacaan sastra di SMA?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya yang terdapat dalam memoar

“Sokola Rimba” karya Butet Manurung yang mengandung sastra.


(22)

8

3. Untuk mengetahui kebermanfaatan memoar “Sokola Rimba” karya Butet

Manurung sebagai bahan bacaan sastra di SMA.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan sastra Indonesia dalam pengkajian memoar dan dapat dijadikan bahan bacaan sastra di SMA.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini dapat memperluas cakrawala pendidik untuk mendidik

siswa dengan pendekatan yang kreatif dan aplikatif.

2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bahan pijakan


(23)

239

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat 37 nilai budaya yang terbagi ke dalam lima pola nilai budaya sesuai dengan teori Edwar Djamaris. Nilai-nilai budaya ini diantaranya adalah

1. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah (1) Percaya kepada dewa, (2) Percaya kepada mimpi, (3) Percaya kepada kutukan, (4) Percaya kekuatan doa, (5) Patuh kepada tradisi nenek moyang.

2. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Alam

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan Alam adalah (1) pemanfaatan alam, (2) Mencintai alam, (3) penyatuan

3. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan masyarakat adalah (1) penamaan tempat tinggal, (2) nomaden / melangun (3) perubahan nama, (4) kekeluargaan, (5) kosmologi rimba, (6) sistem mata pencaharian, (7) pantangan, (8)pembujuk, (9) tidak ada bersalaman, (10) tidak ada kata terima kasih (11) pendidikan

4. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Orang Lain

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan orang lain adalah (1) waspada, (2) penolakan, (3) penasaran, (4) perhatian (5) senang


(24)

240

berbagi, (6) Saling menyayangi, (7) Tolong menolong, (8) keakraban, (9) bertanggung jawab, (10) sopan santun.

5. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan diri sendiri adalah (1) Cara berpakaian, (2) Rasa ingin tahu yang tinggi, (3) gigih, (4) jujur, (5) pemalu.

Nilai budaya yang terkait dengan sastra dalam memoar Sokola Rimba yang paling menonjol dalam pola hubungan manusia dengan Tuhan adalah kepercayaan terhadap dewa dan kekuatan gaib. Nilai inilah yang sangat mempengaruhi kehidupan Orang Rimba dalam bertingkah laku. Selanjutnya nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam yang menonjol adalah pemanfaatan alam. Orang Rimba hidup berdasarkan apa yang disediakan oleh alam dan belum mengenal sistem pertanian ataupun peternakan. Dalam hubungan manusia dengan masyarakat nilai yang paling menonjol adalah berpindah tempat tinggal / melangun. Selanjutnya nilai budaya dalam hubungan manusia dengan orang lain yang paling menonjol adalah kewaspadaan. Nilai yang terakhir yaitu nilai budaya dalam hubungan manusia dengan diri sendiri. Nilai yang paling menonjol adalah rasa ingin tahu yang tinggi dan gigih.

Kebermanfaatan memoar Sokola Rimba sebagai bahan bacaan siswa di SMA sangat besar. Melalui nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya, mampu menambah pengetahuan siswa tentang kebudayaan nasional dan meningkatkan rasa nasionalisme.


(25)

241

5.2Saran

Saran-saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Diharapkan kepada para pengajar bahasa Indonesia untuk mempergunakan memoar Sokola Rimba serta buku-buku sastra yang mengandung nilai-nilai budaya lokal maupun budaya nasional sebagai bahan bacaan sastra di SMA.

2. Diharapkan kepada mahasiswa, khususnya yang berminat dalam hal kesusastraan mengkaji lebih dalam lagi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam memoar lain yang ternyata berisikan pengetahuan dan nilai-nilai yang penuh dengan kearifan lokal.

3. Diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi acuan atau referensi untuk penelitian yang lebih luas lagi, khususnya dalam kajian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia .


(26)

218

DAFTAR PUSTAKA

Amad, Sarimanah, dan Tri Mahajani. 2014. Analisis Nilai-nilai Budaya Kearifan Lokal pada Novel Perjalanan Penganten Karya Ajip Rosidi Serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra di SMA: E Jurnal Universitas Pakuan, Bogor. 6, 1693-5799.

Arikunto, Suharsimi. 2003. prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta

Aryaningsih, dkk. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Sastra Indonesia

dan Perangkat Penilaian Autentik Siswa kelas VII Semester 1 SMP Negeri 8 Denpasar. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Denpasar: Universitas Pendidikan Ganesha. Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia:

Ketiga. Jakarta:Balai Pustaka.

Djamaris, Edward. 1993. Nilai Budaya dalam beberapa Karya Sastra Nusantara:

Sastra Daerah di Sumatra. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa : Depdikbud.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo.

Endaswara, Suwardi. 2013. Sosiologi Sastra: Studi Teori dan Intrpretasi. Jogyakarta : Penerbit Ombak.

Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra : Sebuah Penjelejahan Awal. Jogyakarta : Pustaka Pelajar.

Guntar, Resma. 2014. Narasi Kearifan Lokal dalam Memoar Sokola Rimba

(Analisis Naratif Memoar “Sokola Rimba” Butet Manurung). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah.


(27)

219 Handayani, Tutut Dwi. Analisis Nilai-nilai Kultural Pondok Pesantren dalam

Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy.

Surakarta: Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sebelas Maret.

Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Jabrohim. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Mahayana. Kitab Kritik Sastra. 2015. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : Rajawali Perss.

Manurung, Butet. 2013. Sokola Rimba. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

Maran, Rafael Raga. 2000. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu

Budaya Dasar, Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, lexy J. 2014. Metogologi Penelitian Klualitatif. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.

Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pujileksono, Sugeng. 2015. Pengantar Antropologi Memahami Realitas Sosial

Budaya. Malang: Instan Publishing.

Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

________. 2005. Sastra dan Cultural Studies. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Roesnah, Jety. 2013. Analisis Nilai Kultural pada Novel Cinta Di Dalam Gelas

Karya Andrea Hirata. Tesis. Medan: Program Pascasarjana, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah.


(28)

220 Semi, Atar. 1993. Metodologi penelitian sastra. Padang: Angkasa Raya.

Sibarani, Robert. 2004. Antropolinguistik. Medan: Poda

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2014. Korelasi Kebudayaan dan Pendidikan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Subroto, Edi D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sumardjo, Yakob dan Saini K. M. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Susanto, Dwi. 2016. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: CAPS

Swantoro, P. 2002. Dari Buku ke Buku. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Angkasa: Bandung

Wellek, Rene dan Austin Werren. 1995. Teori Kesuastraan. Jakarta: PT Gramedia. Pustaka Utama

Wiyatni. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta:

Yasa. I Nyoman. 2012. Teori Sastra dan Penerapannya. Bandung: Karya Putra Darwati


(1)

239 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat 37 nilai budaya yang terbagi ke dalam lima pola nilai budaya sesuai dengan teori Edwar Djamaris. Nilai-nilai budaya ini diantaranya adalah

1. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah (1) Percaya kepada dewa, (2) Percaya kepada mimpi, (3) Percaya kepada kutukan, (4) Percaya kekuatan doa, (5) Patuh kepada tradisi nenek moyang.

2. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Alam

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan Alam adalah (1) pemanfaatan alam, (2) Mencintai alam, (3) penyatuan

3. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan masyarakat adalah (1) penamaan tempat tinggal, (2) nomaden / melangun (3) perubahan nama, (4) kekeluargaan, (5) kosmologi rimba, (6) sistem mata pencaharian, (7) pantangan, (8)pembujuk, (9) tidak ada bersalaman, (10) tidak ada kata terima kasih (11) pendidikan

4. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Orang Lain

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan orang lain adalah (1) waspada, (2) penolakan, (3) penasaran, (4) perhatian (5) senang


(2)

berbagi, (6) Saling menyayangi, (7) Tolong menolong, (8) keakraban, (9) bertanggung jawab, (10) sopan santun.

5. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan diri sendiri adalah (1) Cara berpakaian, (2) Rasa ingin tahu yang tinggi, (3) gigih, (4) jujur, (5) pemalu.

Nilai budaya yang terkait dengan sastra dalam memoar Sokola Rimba yang paling menonjol dalam pola hubungan manusia dengan Tuhan adalah kepercayaan terhadap dewa dan kekuatan gaib. Nilai inilah yang sangat mempengaruhi kehidupan Orang Rimba dalam bertingkah laku. Selanjutnya nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam yang menonjol adalah pemanfaatan alam. Orang Rimba hidup berdasarkan apa yang disediakan oleh alam dan belum mengenal sistem pertanian ataupun peternakan. Dalam hubungan manusia dengan masyarakat nilai yang paling menonjol adalah berpindah tempat tinggal / melangun. Selanjutnya nilai budaya dalam hubungan manusia dengan orang lain yang paling menonjol adalah kewaspadaan. Nilai yang terakhir yaitu nilai budaya dalam hubungan manusia dengan diri sendiri. Nilai yang paling menonjol adalah rasa ingin tahu yang tinggi dan gigih.

Kebermanfaatan memoar Sokola Rimba sebagai bahan bacaan siswa di SMA sangat besar. Melalui nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya, mampu menambah pengetahuan siswa tentang kebudayaan nasional dan meningkatkan rasa nasionalisme.


(3)

5.2Saran

Saran-saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Diharapkan kepada para pengajar bahasa Indonesia untuk mempergunakan memoar Sokola Rimba serta buku-buku sastra yang mengandung nilai-nilai budaya lokal maupun budaya nasional sebagai bahan bacaan sastra di SMA.

2. Diharapkan kepada mahasiswa, khususnya yang berminat dalam hal kesusastraan mengkaji lebih dalam lagi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam memoar lain yang ternyata berisikan pengetahuan dan nilai-nilai yang penuh dengan kearifan lokal.

3. Diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi acuan atau referensi untuk penelitian yang lebih luas lagi, khususnya dalam kajian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia .


(4)

218

DAFTAR PUSTAKA

Amad, Sarimanah, dan Tri Mahajani. 2014. Analisis Nilai-nilai Budaya Kearifan Lokal pada Novel Perjalanan Penganten Karya Ajip Rosidi Serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra di SMA: E Jurnal Universitas Pakuan, Bogor. 6, 1693-5799.

Arikunto, Suharsimi. 2003. prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta

Aryaningsih, dkk. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Sastra Indonesia dan Perangkat Penilaian Autentik Siswa kelas VII Semester 1 SMP

Negeri 8 Denpasar. Jurnal Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha. Denpasar: Universitas Pendidikan Ganesha. Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Ketiga. Jakarta:Balai Pustaka.

Djamaris, Edward. 1993. Nilai Budaya dalam beberapa Karya Sastra Nusantara:

Sastra Daerah di Sumatra. Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa : Depdikbud.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo.

Endaswara, Suwardi. 2013. Sosiologi Sastra: Studi Teori dan Intrpretasi. Jogyakarta : Penerbit Ombak.

Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra : Sebuah Penjelejahan Awal. Jogyakarta : Pustaka Pelajar.

Guntar, Resma. 2014. Narasi Kearifan Lokal dalam Memoar Sokola Rimba

(Analisis Naratif Memoar “Sokola Rimba” Butet Manurung).

Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah.


(5)

219 Handayani, Tutut Dwi. Analisis Nilai-nilai Kultural Pondok Pesantren dalam

Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy. Surakarta: Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sebelas Maret.

Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara Jabrohim. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Mahayana. Kitab Kritik Sastra. 2015. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : Rajawali Perss.

Manurung, Butet. 2013. Sokola Rimba. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara Maran, Rafael Raga. 2000. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu

Budaya Dasar, Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, lexy J. 2014. Metogologi Penelitian Klualitatif. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.

Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pujileksono, Sugeng. 2015. Pengantar Antropologi Memahami Realitas Sosial Budaya. Malang: Instan Publishing.

Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

________. 2005. Sastra dan Cultural Studies. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Roesnah, Jety. 2013. Analisis Nilai Kultural pada Novel Cinta Di Dalam Gelas

Karya Andrea Hirata. Tesis. Medan: Program Pascasarjana,

Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah. Sayuti, Suminto. 2000. Kajian Fiksi. Yogyakarta: Gama Media


(6)

220 Semi, Atar. 1993. Metodologi penelitian sastra. Padang: Angkasa Raya.

Sibarani, Robert. 2004. Antropolinguistik. Medan: Poda

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2014. Korelasi Kebudayaan dan Pendidikan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Subroto, Edi D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sumardjo, Yakob dan Saini K. M. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Susanto, Dwi. 2016. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: CAPS

Swantoro, P. 2002. Dari Buku ke Buku. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Angkasa: Bandung Wellek, Rene dan Austin Werren. 1995. Teori Kesuastraan. Jakarta: PT

Gramedia. Pustaka Utama

Wiyatni. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta:

Yasa. I Nyoman. 2012. Teori Sastra dan Penerapannya. Bandung: Karya Putra Darwati


Dokumen yang terkait

SPIRITUAL DAN EROTISME DALAM TRILOGI NOVEL AYU UTAMI DAN KEBERMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BACAAN SASTRA DI SMA (PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA).

1 7 34

NILAI MORAL DAN RELIGIUS DALAM NOVEL “AYAH” KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN BACAAN SASTRA DI SMP.

26 179 26

NILAI MORAL DALAM FILM “TANAH SURGA KATANYA” DAN KEBERMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BACAAN SASTRA DI SMA.

11 90 32

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL TIRANI DEDAUNAN Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Tirani Dedaunan Karya Chairul Al-Attar: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

0 4 10

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL KARYA ZHAENAL FANANI Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 11

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 14

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL JALA KARYA TITIS BASINO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI Nilai-Nilai Sosial Dalam Novel Jala Karya Titis Basino: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implikasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 11 13

PENDAHULUAN Nilai-Nilai Sosial Dalam Novel Jala Karya Titis Basino: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implikasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 26

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL JALA KARYA TITIS BASINO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI Nilai-Nilai Sosial Dalam Novel Jala Karya Titis Basino: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implikasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 7 18

NILAI-NILAI MORAL PADA NOVEL ATHIRAH KARYA ALBERTHIENE ENDAH DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

0 2 12