SPIRITUAL DAN EROTISME DALAM TRILOGI NOVEL AYU UTAMI DAN KEBERMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BACAAN SASTRA DI SMA (PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA).
SPIRITUAL DAN EROTISME DALAM TRILOGI
NOVEL AYU UTAMI DAN KEBERMANFAATANNYA
SEBAGAI BAHAN BACAAN SASTRA DI SMA
(PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh : JAGOKDIN
NIM
8146192013
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
i
ABSTRAK
JAGOKDIN. Spiritual dan Erotisme dalam Trilogi Novel Ayu Utami dan Kebermanfaatannya sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA (Pendekatan Sosiologi Sastra). Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai spiritual dan erotisme dalam trilogi novel Ayu Utami yang berjudul Siparasit Lajang, Cerita Cinta Enrico dan Pengakuan Eksparasit Lajang serta mengetahui relevansi perspektif gender dalam dwilogi novel tersebut. Dalam melakukan penelitian tersebut dipergunakan beberapa teori , yaitu teori spiritual, erotisme, dan sosiologi sastra yang berfokus pada pendeskripsian nilai spiritual dan erotisme dan kebermanfaatanya sebagai bacaan sastra di SMA. Teori spiritual digunakan untuk menganalisis teks-teks yang berhubungan dengan nilai spiritual, teori erotisme digunakan untuk menganalisis teks-teks yang berhubungan dengan nilai erotisme sedangkan teori sosiologi sastra digunakan untuk mendeskripsikan gambaran nilai spiritual dan erotisme di masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat nilai spiritual dan erotisme dalam trilogi novel Ayu Utami drnsysk empat puluh delapan data. Dari keseluruhan data tersebut terbagi atas nilai spiritual tediri dari tiga puluh data dan nilai erotisme terdiri delapan belas data. Dari novel yang berjudul Pengakuan Eks Parasit Lajang terdapat delapan belas data nilai spiritual dan sebelas data nilai erotisme. Dari novel Cerita Cinta Enrico terdapat delapan data nilai spiritual dan lima data nilai erotisme. Dari novel yang berjudul Pengakuan Si Parasit Lajang terdapat empat data nilai spiritual dan dua data nilai erotisme. Pendeskripsian nilai spiritual didominasi oleh nilai yang berhubungan dengan kepercayaan kristen katolik yang berkibat beberapa pandangan penulis tentang isi alkitab khusunya pada kitab kejadian di perjanjian lama. Pendeskripsian nilai erotisme didominasi oleh pandangan dan perilaku kehidupan seks penulis serta pandanganya tentang perilaku seks. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan sastra di SMA. Akan tetapi, perlu bimbingan adan arahan guru dalam memahami nilai spiritual dan erotismenya. Hasil penelitian ini dapat lebih memotivasi siswa untuk gemar membaca, bahan pendidikan seks, dan bahan pengetahuan tentang agama.
(7)
ii
ABSTRACT
JAGOKDIN. Spiritual and Eroticism in Trilogy Novel Ayu Utami and Usefulness as Reading Materials Literature in high school (Sociological Approaches to Literature). Medan State University Graduate Program in 2016.
This study aimed to describe the spiritual values and eroticism in the novel trilogy titled Ayu Utami Siparasit Single, Love Stories Enrico and Recognition Eksparasit Single and determine the relevance of a gender perspective in the novel dwilogi. In conducting the study used several theories, namely the theory of spiritual, eroticism, and the sociology of literature that focuses on the description of the spiritual values and eroticism and usefulness as literary reading in high school. Spiritual theory is used to analyze the texts related to spiritual values, eroticism theory is used to analyze the texts relating to the value of literary eroticism while sociological theory used to describe the picture and eroticism spiritual values in the society. These results indicate that there is value in the spiritual and the erotic novel trilogy Ayu Utami drnsysk forty-eight data. Of all the data is divided into the spiritual values consist of thirty-data and value eroticism consists of eighteen data. Recognition of the novel titled Ex-Parasite Single Data contained eighteen eleven spiritual values and value data eroticism. From the novel Love Story Enrico eight have spiritual value data and five value data eroticism. Recognition of the novel entitled The Parasite Single there are four spiritual value data and the two data values eroticism. Descriptions of spiritual values is dominated by values related to catholic christian belief that berkibat some of the author's views on the content of the Bible especially in the Book of Genesis in the Old Testament. Descriptions of the value of eroticism dominated by the views and behavior of the sex life of the author as well as the consideration of sexual behavior. The results of this study can be used as reading material in high school literature. However, teachers need guidance in understanding the direction adan spiritual values and eroticism. The results of this study can motivate students to love reading, sex education materials and materials knowledge about religion.
(8)
v
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI
ABSTRAK ... i
ABSTRAC... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ... ix
DAFTRA GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Fokus Penelitian ... 10
1.3 Rumusan Masalah ... 11
1.4 Tujuan Penelitian... 12
1.5 Manfaat Penelitian... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14
2.1 Landasan Teoritis ... 14
2.1.1 Hakikat Sastra... 14
2.1.2 Novel... 16
2.1.3 Struktur Novel... 20
2.1.3.1. Isi... 22
2.1.3.2. Bentuk... 25
2.1.4 Nilai Spiritual ... 28
2.1.5 Nilai Erotisme ... 34
2.1.6. Novel sebagai Bahan Bacaan Sasatra... 38
2.1.7. Pendekatan Sosiologi Sastra... .... 44
2.2 Penelitian yang Relevan ... 50
2.3. Kerangka Berpikir... 57
(9)
vi
Halaman
3.1 MetodePenelitian ... 59
3.2 Data dan Sumber Data ... 59
3.3 TeknikPengumpulan Data ... 60
3.4 TeknikAnalisis Data... 62
3.5 Keabsahan Data ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66
4.1 HasilPenelitian... 66
4.1.1. Nilai Spiritual dan Erotisme dalam Novel Pengakuan Eksparasit Lajang ... 66
4.1.1.1 Nilai Spiritual ... 66
4.1.1.2 Nilai Erotisme... 92
4.1.2 Nilai Spiritual dan Erotisme dalam Novel Cerita Cinta Enrico ... 106
4.1.2.1 Nilai Spiritual ... 106
4.1.2.2 Nila Erotisme ... 114
4.1.3. Nilai Spiritual dan Erotisme dalam Novel Si Parasit Lajang ... ... 119
4.1.3.1. Nilai Spiritual ... ... 119
4.1.3.2. Nilai Erotisme ... 123
4.1.4. Kebermanfaatan Nilai Spiritual dan Erotisme dalam Trilogi Novel Ayu Utami sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA ... 127
4.2 PembahasanHasilPenelitian... 131
4.2.1. Nilai spiritual dalam trilogi novel... 131
4.2.2 Nilai Erotisme dalam trilogi novel ... 132
4.2.3. Kebermanfaatan Nilai Spiritual dan Erotisme dalam Trilogi Novel Ayu Utami sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA ... 132
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 136
5.1 Simpulan ... 136
(10)
vii
Halaman DAFTAR PUSTAKA... 138 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(11)
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
(12)
ix
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1. Skema Kerangka Berpikir... 58
(13)
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Nara Sumber 1... 171 2. Nara Sumber 2... 172 3. Nara sumber 3... 173
(14)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pedoman Wawancara dengan Nara Sumber... 142
Lampiran 2. Wawancara dengan Nara Sumber 1... 143
Lampiran 3. Wawancara dengan nara sumber 2... 149
Lampiran 4. Wawancara dengan Nara Suimber 3... 155
Lampiran 5. Biografi Ayu Utami... 161
Lampiran 6. Sinopsis Novel Si Parasit Lajang... 163
Lampiran 7. Sinopsis Novel Cerita Cinta Enrico... 165
(15)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kehidupan masyarakat merupakan sebuah panggung tempat seseorang
maupun kelompok memerankan setiap adegan hidup. Hubungan individu atau
kelompok antarmasyarakat menjadi sebuah ikatan sehingga tidak ada yang dapat
hidup sendiri, tetapi bersimbiosis. Relasi antara satu dengan yang lain menjadi
sebuah pilar dalam memenuhi setiap peran yang dilakonkan. Jika ada pilar yang
tidak sesuai maka pelaku berusaha untuk mencari, sehingga komunikasi dengan
masyarakat lain tidak akan berhenti sampai akhir hayat.
Warna kehidupan masyarakat merupakan modal inspirasi penulis
khusunya penulis novel. Segala gejolak kehidupan berarti garis nyata bagi
seorang penulis dalam menciptakan sebuah kisah. Kisah yang diangkat oleh
seorang penulis novel tentu tidak akan lari dari kisah yang terjadi di masyarakat.
Deskripsi sebuah novel merupakan ungkapan dari apa yang dialami dan diketahui
penulis dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap pengalaman penulis menjadi target terciptanya sebuah bagian cerita
novel. Konflik dan permasalahan di masyarakat menjadi modal bagi penulis
dalam merangkai setiap sisi-sisi cerita novel yang akan dibangunnya.
Masalah-masalah sosial merupakan isu yang sering diangkat menjadi propaganda sehingga
sebuah karya sastra seperti novel mendapatkan tempat di hati masyarakat.
(16)
2
bagaimana kejadian sebuah cerita yang dia inginkan. Berbagai konflik dan
karakter yang dihidupkan dalam novel ada terlukis masyarakat.
Sebuah karya sastra seperti novel menjadi sebuah dunia kecil yang dapat
dilihat kapan dan dimana saja. Dunia itu merupakan sebuah ciptaan penulis
sendiri. Penulis bebas dengan sesuka hati bagian cerita apa dan bagaimana
seharusnya terjadi. Cerita bahagia dan sedih merupakan dua mata kejadian yang
saling menggantikan. Karakter-karakter yang dibangun penulis juga menjadi
bagian dari tolak ukur apakah sebuah novel akan mendapat sambutan dari
masyarakat. Peran antagonis dan protagonis menjadi gambaran kehidupan sosial
masyarakat yang dituangkan dalam sebuah novel. Penulis yang cerdas akan
memanfaatkan peran tersebut untuk membentuk karakter setiap tokoh yang ia
ciptakan.
Maraknya perilaku individu di masyarakat nyaris tidak terlepas sebagai
realita yang dapat dijadikan oleh penulis novel sebagai lahan yang tidak pernah
kering. Perilaku-periaiku tersebut adalah reaksi dari sebuah aksi. Cerita erotisme
merupakan realita hidup yang menjadi perhatian penulis. Penulis menggunakan
unsur erotisme menjadi bagian dari cerita novel yang dikemas menurut relita
hidup yang sesuai dengan zaman. Seksualitas yang dibalut dengan erotisme
menjadi komoditi penting yang dapat dijadikan sebagai nilai untuk mencari
perhatian pembaca.
Apalagi saat ini seksualitas merupakan lahan subur pemberitaan di
berbagai media. Prostitusi online, pelecehan seksual, dan penyimpangan seksual
(17)
3
menjadi pembela bahwa dunia dipenuhi dengan cerita erotis dan seks. Seks bukan
lagi hal yang perlu dirahasiakan. Topik seks sudah berani dan mampu muncul di
ruang publik dimana dan kapan ia mau muncul.
Masyarakat dapat mengaktualisasikan rasa penasaran dan keingintahuan
mereka tentang seks dengan mudahnya akses informasi seiring dengan
perkembangan informasi dan teknologi saat ini. Akan tetapi, seks dan spritual
merupakan dua sisi yang berseberangan. Spiritual dalam agama sangat
membungkus erat tentang seks. Para pemuka agama sangat tertutup akan topik
seks. Di berbagai mimbar keagamaan sulit ditemukan sebuah ceramah yang
bertemakan dan ajaran seks. Nilai spiritual seolah-oleh terkontaminasi dengan
adanya cerita seks. Padahal, erotisme dan seks merupakan lambang perwujudan
kesempurnaan buah karya Tuhan. Erotisme dan seksualitas adalah sebuah
anugerah yang sejalan dengan jiwa maupun spiritual.
Nilai spiritual merupakan nilai kebatinan yang berakar dari keagamaan.
Nilai spiritual memiliki hubungan dengan sesuatu yang dianggap mempunyai
kekuatan sakral suci dan agung. Karena itu termasuk nilai kerohanian, yang
terletak dalam hati (bukan arti fisik), hati batiniah mengatur psikis. Hati adalah
hakekat spiritual batiniah, inspirasi, kreativitas dan belas kasih. Mata dan telinga
hati merasakan lebih dalam realitas-realitas batiniah yang tersembunyi di balik
dunia material yang kompleks. Itulah pengetahuan spiritual. Pemahaman spiritual
adalah cahaya Tuhan ke dalam hati, bagaikan lampu yang membantu kita untuk
(18)
4
merupakan nilai yang tertinggi dan bersifat mutlak karena bersumber dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Penerapan kurikulum 2013 di SMA menjadi salah satu alasan pentingnya
kajian novel ini ditinjau dari spiritual dan erotisme. Kurikulum 2013
mengharapkan agar guru di semua mata pelajaran secara langsung membekali
siswa pembelajaran spiritual dan budi pekerti yang ditampilkan pada 1 dan
KI-2 ksususnya pada penyempurnaan kurikulum KI-2013 yang terbaru. Dalam silabus
penyempurnaan kurikulum 2013 di kelas XII sangat jelas ditekankan bahwa
analisis novel merupakan bagian langsung dari Kompetensi Dasar (KD) 3.8
yaitu “Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang
dibaca”, 4.8 yaitu “Menyajikan hasil interpretasi terhadap pandangan pengarang”,
3.8 yaitu “Menganalisis isi dan kebahasaan novel”, dan 4.9 yaitu “Merancang
novel atau novelet dengan memerhatikan isi dan kebahasaan”.
Berdasarkan silabus tersebut siswa diwajibkan memahami dan mengerti
tentang novel. Siswa juga perlu mengetahu penulis-penulis novel yang terkenal
serta bagaimana pandangan penulis tersebut terhadap kehidupan saat ini. Selain
itu, siswa juga dituntut kreatif dengan merancang penulisan cerita singkat atau
yang disebut novelet dengan memperhatikan isi dan kebahasaanya.
Kajian novel dalam tesis ini tentunya sangat cocok dijadikan sebagai
bahan bacaan sastra untuk guru dan siswa. Hal ini perlu karena dalan kajian trilogi
novel ini siswa kelas XII yang dianggap sudah menjelang dewasa mampu
menangkap makna-makna yang terkandung dalam kajian novel ini. Perlaku
(19)
5
tetapi, dua nilai ini sangat dekat dengan kehidupan manusia. Manusia berbaur
dengan unsure spiritual dan erotieme. Tidak ada penduduk di Indonesia yang
terpelas dari nilai spiritual. Semua penduduk Indonesia menganut agama dan
percaya terhadap Tuhan Yang Manha Esa. Akan tetapi, bagaiman seharusnya
kita bersikap melalalui nilai spiritual yang kita anut yang sesuai dengan norma
agama yang kita anut. Selain itu, bagaiman seharusnya kita bersikap dalam
melewati kehidupan yang sarat dengan nuansa erotisme. Untuk itu, guru
diharapkan dapat dengan bijak memberikan pemahaman dan gambaran kepada
siswa kelas XII tentang nilai spiritual dan erotisme melalui tesis ini sebagai
bahan bacaan sastra untuk bahan pembelajaran novel di kelas.
Ayu Utami adalah penulis yang memiliki karakter yang telah dikenal di
Indonesia maupun di luar negeri. Novel pertamanya yang berjudul Saman
mendapat penghargaan dan memenangkan sayembara penulisan roman terbaik
Dewan Kesenian Jakarta tahun 1998. Berkat Saman pula, Ayu utami mendapat
Prince Claus Award 2000 dari Prince Claus Fund, sebuah yayasan yang
bermarkas di Den Haag - Belanda yang mempunyai misi mendukung dan
memajukan kegiatan di bidang budaya dan pembangunan. Ada asumsi di
masyarakat bahwa karya Ayu Utami sarat dengan pornografi dan seks murahan.
Hal itu semakin menjadi bahan motivasi penulis untuk meneliti novel Ayu utami.
Walaupun penilaian bahwa karya Ayu utami ini kental dengan seks dan erotisme,
akan tetapi Ayu Utami termasuk penulis yang produktif dan karyanya mendapat
(20)
6
Setelah novelnya Saman, ia menulis beberapa novel yang lain yang di
antaranya trilogi novel Pengakuan Eksparasit Lajang, Cerita Cinta Enrico dan Si
Parasit Lajang. Trilogi novel inilah yang menjadi objek penelitian penulis. Alasan
penulis memilih trilogi novel ini karena novel sangat inspiratif khususnya bagi
mereka yang memilki prinsip dalam hidup. Gaya cerita yang terbuka dan jujur
membuat penulis tertarik dan memandang bahwa Ayu Utami memilki warna
tersendiri dalam jajaran para penulis novel di Indonesia. Kejujuran dan
keterbukaan Ayu Utami khusunya dalam mengekpsresikan unsure erotisme dan
spiritual agama menjadikan Ayu Utami adalah seorang penulis yang tidak terjebak
di dalam hidup kepura-puraan fantasi dan kemunafikan. Trilogi novel ini
diartikan sebagai realisasi kehidupan Ayu Utami dan kemampuanya berasimilasi
dengan dunia luar sehingga melahirkan cerita yang dapat memberikan miniature
kehidupan sosial dan masyarakat. Adanya nilai erotisme dalam karya Ayu Utami
seperti tertulis dalam judul novelnya Pengakuan Eksparasit Lajang ( 2013 : 25),
“Aku melapor padanya bahwa kini aku juga jalan dengan Nik. “Sudah ngapaian aja?’ Ia bertanya dengan gaya bijaknya yang menyamarkan rasa ingin tahu.” Belum”, kataku. “Belum kubuka.” Tapi kami sudah bercium-ciuman parah dan
aku selalu melirik untuk mengecek apakah pada celananya ada basah. Dari letak
basahnya kita tahu bagaimana ia menyimpan bendanya”. Sementara nilai spiritual tertulis dalam judul novelnya Cerita Cinta Enrico (2012 : 200) tertulis:
Aku teringat ibuku. Aku khawatir bahwa ia ternyata sama dengan ibuku dalam hal yang satu itu. “Kamu percaya hari kiamat?” “Nah, yang itu aku tidak tahu, dan tidak berharap,”jawabnya-yang membuat aku lega. “Tapi kupikir hari kiamat itu individual. Atau itu sebuah metaphor untuk sesuatu yang tidak bisa kita mengerti sama sekali sekaligus konsekuen
(21)
7
dengan rasa keadilan yang ditanamkan juga. Gambaran hari kkiamat itu pastilah sama metaporisnya dengan penciptaan dunia. Kebun raya eden blab la bla. Emangnya kamu piker cerita Adam dan Hawa itu benar secara harafiah?” “Aku tidak percaya kepada Kitab Suci,” sahutku. Aku lalu menambahkan, “Aku membaca Alkitab tapi tidak percaya.”…”Tapi kamu masih berdoa? Setahuku kamu tidak ke gereja”. “Aku tidak ke gereja karena beberapa hal.
Novel atau karya sastra lainya tidak akan terlepas dari asimilasi kehidupan
yang ada di masyarakat. Segala wujud karya sastra berasal dari polesan hidup
sosial masyarakat dan dikembalikan kembali oleh penulis kepada masyarakat
dalam ramuan yang apik dan sesuai dengan selera masyarakat. Sastra berusaha
menangkap warna kehidupan sosial secara selektif. Kehidupan sosial sering
diimajinasikan lebih akurat oleh sastrawan. Imajinasi sering memoles sebuah
kebenaran oleh sastra. Pandangan sastra terhadap kebenaran bisa ditentukan
dengan cara mengartukilasi pengalaman sosial. Sastra menampilkan gambaran
kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah kenyataan social.
Sastra lahir disebabkan dorongan dasar manusia untuk menaruh minat
terhadap masalah manusia dan kemanusiaan juga menaruh minat terhadap dunia
realitas yang berlangsung sepanjang hari dan sepanjang zaman. Menganalisis
sebuah novel melalui pendekatan sosiologi sastra berarti peneliti mendeskripsikan
kepada pembaca tentang situasi dan kondisi masyarakat yang sebelumnya telah
dikemas oleh penulis dengan berbagai rekapitulasi sehingga penulis sanggup dan
yakin bahwa apa yang telah dituliskannya menjadi sebuah miniature kehidupan
sosial masyarakat yang dapat menjadi duta bagi komunitas dan ekosistem
kehidupan manusia yang pluralis. Kehidupan sosial di masyarakat merupakan
(22)
8
sosiologis dalam kritik sastra dimungkinkan karena kesusastraan berurusan
dengan dunia manusia, atau dunia simbolis yang mengacu ke dalam kehidupan
manusia. Dengan demikian, pendekatan sosiologis merupakan pendekatan sastra
yang dapat digunakan dalam analisis novel sebagai karya sastra yang dapat
menangkap berbagai cerita dan bentuk kehidupan manusia.
Saat ini, zaman sudah membentuk ragam kehidupan sosial di masyarakat.
Tema cinta masih menjadi sebuah topik yang diminati oleh pembaca khsusnya di
Indonesia. Akan tetapi, urusan cinta tidak menjadi sebuah harga mati. Penulis
bahkan jeli memandang segi kehidupana sosial yang mana dan bagaimana yang
akan layak dan cocok disajikan kepada masyarakat. Selain itu, ada tolak ukur dan
komunitas yang akan menjasi sasaran penulis akan pembaca karyanya.
Dengan begitu, muncul penulis - penulis yang karyanya tidak terjebak
hanya dengan urusan cinta. Selain masalah spiritual dan erotisme, muncul
berbagai tema cerita yang diangkat menjadi sebuah novel. Sebut saja seperti
Dewi Lestari yang mengakumulasi karya fiksi ilimianya sehingga pembaca tidak
monoton dalam khayalan semata. Akan tetapi, pembaca digiring untuk ikut dalam
berlogika untuk sampai pada karakter dan tujuan akhir imajinasi seorang Dewi
Lestari . Selain itu, Andrea Hirata dan Butet Manurung yang mengakat nilai
pendidikan dan kebudayaan khususnya di masyarakat Belitung dan pedalaman
Jambi. Habiburahman El Shirazy yang melejit dengan novelnya yang bertendensi
nilai keagamaan juga menjadi sebuah jawaban bahwa saat ini minat masyarakat
akan bacaan novel tidak lagi didominasi dengan tema-tema cinta yang terlalu
(23)
9
langsung dengan mereka. Sentuhan itu dapat menjadi sebuah gambaran, kritik,
argumentasi, persuasi sesuai dengan tujuan penulis. Kehidupan sosial masyarakat
tidak akan habis untuk dijasikan cerita novel. Trilogi novel Ayu Utami Si Parasit
Lajang, Cerita Cinta Enrico dan Pengakuan Eksparasit Lajang menyuguhkan
banyak cerita kehidupan di masyarakat baik individu maupun kelompok.
Nilai-nilai spiritual, erotisme, politik, pendidikan, feminisme, gender, psikologi, dan
kebudayaan menjadi pilar-pilar yang membangun cerita trilogi novel ini.
Ayu Utami membuktikan bahwa sebagai penulis yang pernah
berkecimpung dalam dunia penerbitan, ia cukup berpengalaman dalam mengolah
dan memilah kata-kata dan kejadian yang layak disajikan untuk membentuk
sebuah cerita yang kokoh. Selain itu, sebagai lulusan Sastra Rusia Ayu Utami
juga tidak miskin pengalaman secara intelektual. Hal itu membuktikan bahwa
modal pengetahuanya untuk mengemas sebuah novel tidak hanya berasal dari
masyarakat domestik tetapi juga masyarakat luar negeri. Ayu Utami sering
diundang dan bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan inspirasi, berbagi
pengalaman dengan sastrawan luar negeri dan mengikuti berbagai pertemuan
sastra. Akan tetapi, kontroversi karya-karya Ayu Utami masih menjadi sebuah
perbincangan. Karya Ayu Utami yang sarat dengan erotisme belum dapat
diterima oleh semua kalangan seperti Taufik Ismail. Ia mengatakan bahwa novel
Ayu Utami sudah menyimpang dari hakikat sastra yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian terhadap trilogi novel
(24)
10
sebuah kenyataan bahwa trilogi novel Ayu Utami ini memiliki nilai satra yang
tinggi.
1.2. Fokus Penelitian
Dari berbagai permasalahan yang muncul dalam latar belakang, peneliti
harus dapat menentukan permasalahan yang mana dan bagaimana yang akan
menjadi pusat atau fokus yang akan digali. Pemfokusan ini berarti peneliti
membatasi pokok permasalahan . Dengan demikian fokus permasalahan dalam
penelitian ini yaitu terbatas pada kajian nilai spiritual dan erotisme dalam trilogi
novel Ayu Utami Pengakuan Eksparasit Lajang, Cerita Cinta Enrico dan Si
Parasit Lajang dan kebermanfaatanya sebagai bahanbacan sastra pada
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA kelas XII. Adapaun rincian
fokusnya adalah sebagai berikut.
1. Kajian nilai spiritual fokus meneliti tentang teks dalam trilogi novel Ayu
Utami yang berhubungan atau berkaitan antara manusia dengan Tuhan
melalui pendekatan sosiologi sastra.
2. Kajian nilai erotisme fokus meneliti tentang teks dalam trilogi novel Ayu
Utami yang berhubungan dengan a. libido keinginan melakukan aktivitas
seksual, b. segala yang berhubungan dengan nafsu dan birahi dan ekspresi
berupa mimik, gerak, sikap tubuh, kalimat dan kombinasinya melalui
pendekatan sosiologi sastra.
3. Kajian kebermanfaatan penelitian ini sebagai bahan bacaan sastra pada
(25)
11
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan fokus penelitian, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah deskripsi nilai spiritual dan erotisme dalam novel Pengakuan
Eksparasit Lajang ?
2. Bagaimanakah deskripsi nilai spiritual dan erotisme dalam Novel Cerita
Cinta Enrico ?
3. Bagaimanakah deskripsi nilai spiritual dan erotisme dalam novel Si
Eksparasit Lajang ?
4. Bagaimanakah deskripsi kebermanfaatan hasil penelitian tentang nilai
spiritual dan erotisme dan trilogi novel Ayu Utami Pengakuan Eksparasit
Lajang, Cerita Cinta Enrico dan Si Parasit Lajang sebagai bacaan sastra yang
dikaji melalui pendekatan sosiologi sastra sebagai bahan bacaan sastra di
SMA kelas XII?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan nilai spiritual dan erotisme dalam novel
Pengakuan Eksparasit Lajang melalui pendekatan sosiologi sastra.
2. Untuk mendeskripsikan nilai spiritual dan erotisme dalam novel Cerita
(26)
12
3. Untuk mendeskripsikan nilai spiritual dan erotisme dalam novel si Parasit
Lajang ?
4. Untuk mendeskripsikan kebermanfaatan hasil penelitian tentang kajian
nilai spiritual dan erotisme dan trilogi novel Ayu Utami Pengakuan
Eksparasit Lajang, Cerita Cinta Enrico dan Si Parasit Lajangyang dikaji
melalui pendekatan sosiologi sastra sebagai bahan bacaan sastra di SMA
kelas XII.
1.5. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian pasti memiliki manfaat. Kecil atau besar, manfaat
penelitian akan tarasa bagi beberapa pihak. Manfaat tersebut bisa bersifat teoretis
dan bersifat praktis.
1.5.1. Manfaat teoretis
Melalui penelitian ini diharapakan,
a. dapat menambah perbendaharaan menganai penelitian karya sastra
novel yang dikaji melalui pendekatan sosiologi sastra.
b. akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang perkembangan
karakter penulisan novel di Indonesia.
c. dapat mengembangkan ilmu pengetahuan tentang kajian novel
khsusnya nilai spiritual dan erotisme.
1.5.2. Manfaa praktis
(27)
13
a. dapat menambah bahan bacaan untuk memperluas wawasan pembaca
sastra khusunya tentang kajian novel.
b. dapat menjadi bahan perbandingan bagi peneliti yang sesuai dengan
karakter penelitian ini.
(28)
136 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1.1. Simpulan
Berdasarkan anaslisis nilai spiritual dan erotisme terhadap trilogi novel
Ayu Utami Pengakuan Eks- Parasit Lajang ( PPEL), Cerita Cinta Enrico (CCE)
dan Si Parasit Lajang (SPL) maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Nilai spiritual dan erotisme dalam novel Pengakuan Eks- Parasit Lajang
merupakan ungkapan protes terhadap berbagai kebijakan dalam pemimpin
kepercayaan katolik dan pengalaman hidup penulis dalam berhubungan cinta
yang sarat dengan erotis nuansa.
2. Nilai spiritual dan erotisme dalam novel Cerita Cinta Enrico merupakan
gamabaran kehidupan tentang perkembangan aliran kepercayaan kristen dan
berbagai pengalaman seks yang erotis oleh Rik yang terklukis dalam
kehidupan saat ini.
3. Nilai spiritual dan erotisme dalam novel Si Parasit Lajang merupakan sebuah
pengalaman dan opini penulis tentang kedudukan perempuan yang begitu
lemah dalam format gerejawi dan perkembangan teknologi dalam hal aktivutas
seksualitas yang saat ini terlukis dalam masyarakat. protes terhadap berbagai
kebijakan dalam pemimpin kepercayaan katolik dan pengalaman hidup penulis
(29)
137
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan sastra di SMA
kelas XII. Akan tetapi, guru harus bijak dalam memberikan arahan dan
bimbingan sehingga siswa tidak salah mengartikan tentang nilai spsiritual dan
erotisme dalam hasil penelitian ini.
1.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hendaknya pembaca dapat memaknai dengan bijak tentang pendeskripsian
nilai spiritual dalam trilogi novel ini.
2. Hendaknya pembaca dapat memaknai dengan bijak tentang pendeskripsian
nilai erotisme dalam trilogi novel ini.
3. Hendaknya para guru lebih bijak dalam memberikan bimbingan dan arahan
kepada siswa pada saat hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan bacaan
sastra di SMA kelas XII.
4. Hendaknya pihak sekolah dapat menyedian berbagai bahan bacaaan sastra di
perpustakaan sekolah.
5. Hendaknya Dinas Pendidikan di Kabupaten Simalungun lebih termotivasi
dalam memberikan ruang bagi siswa untuk lebih gemar membaca khusunya
membaca bahan bacaan satra.
6. Hendaknya ada penelitian lanjutan atau sejenis untuk memperkaya dan
(30)
(31)
138
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2010. Pengantar Apresiasi Sastra. Malang : Sinar Baru.
Andre, Hardjana. 1981 . Kritik Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta : Gramedia.
Arief, Dkk. 2013. “Erotisme dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2013. (2) : 174.
Badrun, Ahmad. 1988. Pengantar Ilmu Sastra: (Teori Sastra) untuk Sekolah Menengah Tingkat Atas. Surabaya: Usaha Nasional.
Burhan, Bungin. H.M, 1995. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Social. Jakarta : Kencana Prenama Media Group.
Chang, William. 2014. Metodologi Penulisan Ilimiah. Jakarta : Erlangga.
Dagun. 1992. Maskulin dan Feminim. Jakarta : Rineka Cipta.
Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia:Ketiga.Jakarta:Balai Pustaka.
Endraswar, Suwardi. 2013. Sosiologi Sastra: Studi Teori dan Intrpretasi. Jogyakarta : Penerbit Ombak.
Esten, M. Kesusastraan Pengantar Teori Dan Sejarah. Bandung : Angkasa.
Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra : Sebuah Penjelejahan Awal. Jogyakarta : Pustaka Pelajar.
Febryawan, Krisna. 2012. “Novel Suparto Brata’s Omnibus Karya Suparto Brata (Pendekatan Sosiologi Sastra dalam Nilai Pendidikan)”. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.
Frager, Robert. 2002. Teori Fiksi Robert Stanton. Terjemahan Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Http://ayumegadarmaberlianlestari.blogspot.co.id/2013/07/nilaispiritual-merupakan-kebutuhan.html, (diakses 8 Maret 2016, pukul 18:26 ).
Hadyansah, Dhuha. 2011. “Erotisme dalam Serat Angling Darma.” Jurnal UIN Syarif Hidayatullah.2011.
(32)
139
Hoerip, Satyagraha. 1982. Sejumlah Masalah Sastra. Jakarta : Sinar Harapan.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Erlangga.
Irawan,Yudi. 1990. Menguak Tabir Hukum: Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis. Jakarta : Toko Gunung Agung.
Karana , A.W. 2013. “Kajian Sosiologi Sastra Tokoh Utama dalam Novel Lintang Karya Ardini Pangastuti B.N.”.Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013 (3) 5. Konfrensi Wali Gereja Indonesia. 2014. Alkitab dengan Kidung Jemaat. Jakarta :
Lembaga Alkitab Indonesia.
Lathief,Yudi. 2008. Dialektika Islam: Sekularisasi dan Islamisasi di Indonesia. Jalasutra : Yogyakarta.
Mahayana. Kitab Kritik Sastra. 2015. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Jakrta : Rajawali Perss.
Mangkusudarmo, Soeharto. 2005. “Erotisme dalam Teks Sastra Jawa Kuna.” Jurnal Fakultas Ilmu Budaya Fakultas Ilmu budaya UGM.2005.
Moleong, lexy J.2014. Metogologi Penelitian Klualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Muhyidin,. 2009. Kasidah-Kasidah Cinta. Yogyakarta : Diva Press. Mustakim, Hidayatul . 2014. “ Representasi Nilai Spiritual dalam Novel Dzikir dan
Pikir karya Reza Nurul Fajri”. 2014 (3) : 156.
Noor, Redyanto. 2011. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang: Fasindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Prinsip-prinsip Kritik Sastra. Jogyakarta : Gajah Mada University Perss.
---. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Prasetyo, P.K.2013. “Kajian Sosiologi Sastra Dalam Novel Kubur Ngemut Wewadi Karya Ay Suharyono dan Kemungkinan Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013. (4) : 54-56.
Riana dan Bambang Dwiloka. 2012. Teknik Menulis Karya Limiah. Jakarta : Rineka Cipta.
(33)
140
Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode Dan Teknik Penelitian Sastra. Yagyakarta : Pustaka Pelajar.
---.2011. Antropologi Sastra : Peranan Unsure-Unsur Kebudayan dalam Peoses Kreatif. Yagyakarta : Pustaka Pelajar.
... . 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Riduwan. 2004. Metode Penelitian untuk Tesis. Bandung. Alfabeta.
Saryono, Djoko. 2009. Pergumulan Estetika Sastra di Indonesia. Malang : Pustaka Kayutangan.
Semi, Atar. 1993. Metodologi Penelitian Sastra. Padang: Angkasa Raya. ... 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Jaya.
Subroto, Edi D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press
Sudaryanto. 1993. Bahasa dan Sastra Budaya. Jogyakarta : Gajah Mada University Perss.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi : (Mixed Methods) . Bandung : Alfabeta.
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:Gramedia
Surackhmad, Winarno. 1990. PengantarPenelitian Ilmiyah : Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.
Sunarti, Sastri. 2011. “Representasi Seksualitas dalam Tiga Novel Perempuan Indonesia:Saman, Larung, dan Nayla”.Literasi. 2011 (1) : 3.
Swingewood, Alan and Laurenson, Diana. 1972. Sociology of Literature. London: Paladin.
Utami, Ayu. 2015. Pengakuan Eksparasit Lajang. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.
(34)
141
... . 2012. Cerita Cinta Enrico. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.
Waluyo, Herman. J. 1994 . Pengkajian Prosa Fiksi . Surakarta : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.
Wellek, Rene dan Austin Werren. 1989. Teori Kesuastraan. Terjemahan dalam Bahasa Indonesia oleh Melani Budianta. Jakarta: Gramedia.
Warren, Rene Wellek.1993. Teori Kesusastran. Jakarta : Gramedia.
Wenehen, Dkk. 2015. Seksualitas dan Agama. Jakarta : Gramedia.
Weststeijin, Dkk. 1982. Pengantar Ilmu Sastra. Terjemahan oleh Dick Hartono. Jakarta : Gramedia.
Yasa, I Nyoman. 2012. Teori Sastra dan Penerapannya. Bandung : Karya Putra Darwati.
Yatim dan Lola Wagner. 1997. Seksualitas di Pulau Batam. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
(1)
137
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan sastra di SMA kelas XII. Akan tetapi, guru harus bijak dalam memberikan arahan dan bimbingan sehingga siswa tidak salah mengartikan tentang nilai spsiritual dan erotisme dalam hasil penelitian ini.
1.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hendaknya pembaca dapat memaknai dengan bijak tentang pendeskripsian nilai spiritual dalam trilogi novel ini.
2. Hendaknya pembaca dapat memaknai dengan bijak tentang pendeskripsian nilai erotisme dalam trilogi novel ini.
3. Hendaknya para guru lebih bijak dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa pada saat hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan bacaan sastra di SMA kelas XII.
4. Hendaknya pihak sekolah dapat menyedian berbagai bahan bacaaan sastra di perpustakaan sekolah.
5. Hendaknya Dinas Pendidikan di Kabupaten Simalungun lebih termotivasi dalam memberikan ruang bagi siswa untuk lebih gemar membaca khusunya membaca bahan bacaan satra.
6. Hendaknya ada penelitian lanjutan atau sejenis untuk memperkaya dan memperdalam khasanah penelitian sastra dalam dunia pendidikan.
(2)
(3)
138
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2010. Pengantar Apresiasi Sastra. Malang : Sinar Baru.
Andre, Hardjana. 1981 . Kritik Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta : Gramedia. Arief, Dkk. 2013. “Erotisme dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu”.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2013. (2) : 174.
Badrun, Ahmad. 1988. Pengantar Ilmu Sastra: (Teori Sastra) untuk Sekolah Menengah Tingkat Atas. Surabaya: Usaha Nasional.
Burhan, Bungin. H.M, 1995. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Social. Jakarta : Kencana Prenama Media Group.
Chang, William. 2014. Metodologi Penulisan Ilimiah. Jakarta : Erlangga. Dagun. 1992. Maskulin dan Feminim. Jakarta : Rineka Cipta.
Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia:Ketiga.Jakarta:Balai Pustaka.
Endraswar, Suwardi. 2013. Sosiologi Sastra: Studi Teori dan Intrpretasi. Jogyakarta : Penerbit Ombak.
Esten, M. Kesusastraan Pengantar Teori Dan Sejarah. Bandung : Angkasa. Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra : Sebuah Penjelejahan Awal. Jogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Febryawan, Krisna. 2012. “Novel Suparto Brata’s Omnibus Karya Suparto Brata (Pendekatan Sosiologi Sastra dalam Nilai Pendidikan)”. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.
Frager, Robert. 2002. Teori Fiksi Robert Stanton. Terjemahan Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Http://ayumegadarmaberlianlestari.blogspot.co.id/2013/07/nilaispiritual-merupakan-kebutuhan.html, (diakses 8 Maret 2016, pukul 18:26 ).
Hadyansah, Dhuha. 2011. “Erotisme dalam Serat Angling Darma.” Jurnal UIN Syarif Hidayatullah.2011.
(4)
Hoerip, Satyagraha. 1982. Sejumlah Masalah Sastra. Jakarta : Sinar Harapan. Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Erlangga. Irawan,Yudi. 1990. Menguak Tabir Hukum: Suatu Kajian Filosofis dan
Sosiologis. Jakarta : Toko Gunung Agung.
Karana , A.W. 2013. “Kajian Sosiologi Sastra Tokoh Utama dalam Novel Lintang Karya Ardini Pangastuti B.N.”.Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013 (3) 5. Konfrensi Wali Gereja Indonesia. 2014. Alkitab dengan Kidung Jemaat. Jakarta :
Lembaga Alkitab Indonesia.
Lathief,Yudi. 2008. Dialektika Islam: Sekularisasi dan Islamisasi di Indonesia. Jalasutra : Yogyakarta.
Mahayana. Kitab Kritik Sastra. 2015. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Jakrta : Rajawali Perss.
Mangkusudarmo, Soeharto. 2005. “Erotisme dalam Teks Sastra Jawa Kuna.” Jurnal Fakultas Ilmu Budaya Fakultas Ilmu budaya UGM.2005.
Moleong, lexy J.2014. Metogologi Penelitian Klualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Muhyidin,. 2009. Kasidah-Kasidah Cinta. Yogyakarta : Diva Press. Mustakim, Hidayatul . 2014. “ Representasi Nilai Spiritual dalam Novel Dzikir dan
Pikir karya Reza Nurul Fajri”. 2014 (3) : 156.
Noor, Redyanto. 2011. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang: Fasindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Prinsip-prinsip Kritik Sastra. Jogyakarta : Gajah Mada University Perss.
---. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Prasetyo, P.K.2013. “Kajian Sosiologi Sastra Dalam Novel Kubur Ngemut Wewadi Karya Ay Suharyono dan Kemungkinan Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013. (4) : 54-56.
Riana dan Bambang Dwiloka. 2012. Teknik Menulis Karya Limiah. Jakarta : Rineka Cipta.
(5)
140
Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode Dan Teknik Penelitian Sastra. Yagyakarta : Pustaka Pelajar.
---.2011. Antropologi Sastra : Peranan Unsure-Unsur Kebudayan dalam Peoses Kreatif. Yagyakarta : Pustaka Pelajar.
... . 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Riduwan. 2004. Metode Penelitian untuk Tesis. Bandung. Alfabeta.
Saryono, Djoko. 2009. Pergumulan Estetika Sastra di Indonesia. Malang : Pustaka Kayutangan.
Semi, Atar. 1993. Metodologi Penelitian Sastra. Padang: Angkasa Raya. ... 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Jaya.
Subroto, Edi D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press
Sudaryanto. 1993. Bahasa dan Sastra Budaya. Jogyakarta : Gajah Mada University Perss.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi : (Mixed Methods) . Bandung : Alfabeta.
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:Gramedia
Surackhmad, Winarno. 1990. PengantarPenelitian Ilmiyah : Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.
Sunarti, Sastri. 2011. “Representasi Seksualitas dalam Tiga Novel Perempuan Indonesia:Saman, Larung, dan Nayla”.Literasi. 2011 (1) : 3.
Swingewood, Alan and Laurenson, Diana. 1972. Sociology of Literature. London: Paladin.
Utami, Ayu. 2015. Pengakuan Eksparasit Lajang. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.
(6)
... . 2012. Cerita Cinta Enrico. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia. Waluyo, Herman. J. 1994 . Pengkajian Prosa Fiksi . Surakarta : Program Pasca
Sarjana Universitas Sebelas Maret.
Wellek, Rene dan Austin Werren. 1989. Teori Kesuastraan. Terjemahan dalam Bahasa Indonesia oleh Melani Budianta. Jakarta: Gramedia.
Warren, Rene Wellek.1993. Teori Kesusastran. Jakarta : Gramedia. Wenehen, Dkk. 2015. Seksualitas dan Agama. Jakarta : Gramedia.
Weststeijin, Dkk. 1982. Pengantar Ilmu Sastra. Terjemahan oleh Dick Hartono. Jakarta : Gramedia.
Yasa, I Nyoman. 2012. Teori Sastra dan Penerapannya. Bandung : Karya Putra Darwati.
Yatim dan Lola Wagner. 1997. Seksualitas di Pulau Batam. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.