ANALISIS PENGETAHUAN LINGKUNGAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA POLA PEMUPUKAN, PERGILIRAN TANAMAN, KEBERSIHAN LADANG MASYARAKAT DI KABUPATEN KARO DAN DELI SERDANG.

ANALISIS PENGETAHUAN LINGKUNGAN BERBASIS KEARIFAN
LOKAL PADA POLA PEMUPUKAN, PERGILIRAN TANAMAN
DAN KEBERSIHAN LADANG MASYARAKAT DI
KABUPATEN KARO DAN KABUPATEN
DELI SERDANG
Tesis

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

PERMATA GINTING
NIM : 8146174033

PROGRAM PASCASARJANA
UNJIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016


ABSTRAK
Permata Ginting, Analisis Pengetahuan Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal Pada
Pola Pemupukan, Pergiliran Tanaman, Kebersihan Ladang Masyarakat Di
Kabupaten Karo Dan Deli Serdang. Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan 2016.
Jenis penelitian ini adalah eks post facto, teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah stratified random sampling. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan lingkungan berbasis kearifan lokal pada pola
pemupukan, pergiliran tanaman dan kebersihan ladang masyarakat di Kabupaten
Karo dan Kabupaten Deli Serdang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan angket menghitung persentase, mencari perbedaan data
berdistribusi normal dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov (K-S)
dan untuk hasil uji homogenitas terhadap data pengetahuan lingkungan digunakan
dengan rumus Levene.
Berdasarkan hasil Uji ANAVA terdapat perbedaan
signifikan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat (F = 4,41 ; P = 0,035).
Tingkat pengetahuan lingkungan pertanian pada masyarakat di Kabupaten Karo,
24,91
5,74 ( ̅
secara signifikan lebih tinggi dibanding tingkat

pengetahuan lingkungan pertanian masyarakat di Kabupaten Deli Serdang 23,74
6,56. Berdasarkan hasil uji Anava tersebut terhadap data tingkat pengetahuan
lingkungan pertanian pada masyarakat di Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli
Serdang diperoleh bahwa lokasi lahan pertanian berpengaruh signifikan terhadap
tingkat pengetahuan lingkungan masyarakat. Berdasarkan hasil uji Tukey
diperoleh bahwa tingkat pengetahuan lingkungan pertanian petani, 28,42
secara signifikan lebih tinggi disbanding tingkat pengetahuan lingkungan siswa
SD, 18,40
dan tingkat pengetahuan lingkungan siswa SMP, 22,27
namun tidak berbeda signifikan dengan tingkat pengetahuan lingkungan siswa
SMA, 28,47
Berdasarkan hasil uji Anava terhadap pengaruh interaksi yang
signifikan antar lokasi pertanian terhadap pengetahuan lingkungan masyarakat di
Kabupaten Deli Serdang (F= 68,829 ; P = 0,000), untuk Kabupaten Karo (F =
28,558 ; P = 0,000). Berdasarkan hasil uji Tukey dapat diketahui bahwa ada
perbedaan pengetahuan lingkungan yang dimiliki petani, siswa SMA, siswa SMP,
siswa SD di Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang adalah signifikan
berbeda keseluruhan. Pengetahuan lingkungan masyarakat dalam hal pemupukan,
masyarakat petani telah memilih pupuk kandang dan kompos sebagai sebagai
pupuk yang utama untuk mengembalikan kesuburan tanah, tetapi tidak terlepas

dari pupuk kimia. Pupuk kimia diberikan kepada tanaman dengan melihat
perkembanganya. Masyarakat juga telah bertanam secara bergilir dan dalam
kebersihan ladang, untuk membasmi gulma masyarakat masih menggunakan
herbisida.

i

ABSTRACT
Permata Ginting, Environmental Science Analysis Based Local Wisdom At
Fertilization Pattern, Crop rotation, Hygiene Field in Karo and Deli Serdang.
Postgraduate School of The State University of Medan, 2016.
This type of research is ex post facto, the sampling technique used was stratified
random sampling. This study aims to determine the level of environmental
knowledge based on local wisdom on the pattern of fertilization, crop rotation and
cleanliness of public fields in Karo and Deli Serdang. Data was collected using a
questionnaire to calculate percentages, looking for differences in normal
distribution of data using the formula Kolmogorov-Smirnov (K-S) and also for the
homogeneity of the data used by the formula of environmental knowledge Levene.
Based on the results of ANOVA test a significant difference to the level of public
knowledge (F = 4.41; P = 0.035). The level of knowledge of the agricultural

environment in the communities in Karo, 24.91 ± 5.74 (± ̅ SB) was significantly
higher than the level of environmental knowledge of farming communities in Deli
Serdang 23.74 ± 6.56. Based on the Anova test results on the data level of
knowledge of the agricultural environment in the communities in Karo and Deli
Serdang found that the location of agricultural land significant effect on the level
of knowledge society. Based on Tukey test results showed that the level of
environmental knowledge of peasant farming, 28.42 ± 4.01 was significantly
higher than the level of environmental knowledge of primary school students,
18.40 ± 4.46, and the level of environmental knowledge of junior high school
students, 22.27 ± 4, 51 but did not differ significantly with the level of
environmental knowledge of high school students, 28.47 ± 4.54. Based on the
results of Anova test of the influence of a significant interaction between the
location of the farm to the knowledge society in Deli Serdang (F = 68.829; P =
0.000), for Karo (F = 28.558; P = 0.000). Based on Tukey test results can be seen
that there are differences in the environmental knowledge owned by farmers, high
school students, junior high school students, elementary students in Karo and Deli
Serdang is significantly different overall. Knowledge society in terms of
fertilization, farming communities have chosen manure and compost as a fertilizer
major to restore soil fertility, but can not be separated from chemical fertilizers.
Chemical fertilizer given to plants to see its development. The community also has

been farming in rotation and in the hygiene field, to eradicate the weeds are still
using herbicides.

ii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan terimakasih kepada Tuhan yang maha
kuasa, karena berkat kasih dan karuniaNya kepada penulis sehingga penelitian ini
dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Tesis ini berjudul “ Analisis Pengetahuan Lingkungan Terhadap Berbasis
Kearifan Lokal Pada Pola Pemupukan, Pergiliran Tanaman Dan Kebersihan
Ladang Masyarakat Di Kabupaten Karo Dan Kabupaten Deli Serdang”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak Syarifuddin, M.Sc. Ph.D dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap,
M.Si sebagai dosen pembimbing tesis yang telah banyak memberikan bimbingan
dan saran-saran kepada penulis sehingga penelitian dan penulisan

tesis ini dapat

diselesaikan. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Prof.
Dr. rer. Nat. Binari Manurung, M.Si, Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc,

Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd yang telah memberikan masukan dan saran-saran
dalam penyusunan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Kepala Desa Samura,
Kepala Desa Raya, Kepala Desa Tiga Jumpa, Kepala Desa Tiga Panah, Kepala
Desa merdeka, Kepala SD Negeri No. 040450 Kabanjahe, Kepala SMP Negeri 3
Berastagi, Kepala SMA Negeri 1 Barus Jahe di Kabupaten Karo dan Kepala Desa
Sikeben, Kepala Desa Namo Bintang, Kepala Desa Namo Rambe, Kepala Desa
Kutalimbaru, Kepala Desa Aji Baho, Kepala SD Negeri No. 101843 Bandar Baru,
SMP Negeri 1 Sibolangit,Kepala SMA Negeri 1 Sibolangit di Kabupaten Desi
Serdang yang telah memberikan kesempatan dan bantuan pengumpulan data
dilapangan.
Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak/Ibu Mertua Mereksa
Surbakti dan Manik Br Ginting (+) dan orangtua penulis Jaman Ginting (+) dan
Ukurta Br Tarigan atas dukungan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada suami tercinta Dekengta
Surbakti, SH dan anak-anak tersayang Deta Apulina Br Surbakti, Gabriel
Surbakti, Novi Maharani Br Surbakti, David Valentino Surbakti yang telah
mendoakan , memberikan dukungan dan dorongan moril kepada penulis dalam


iii

menyelesaikan studi di program Pascasarjana UNIMED. Juga Kepada sahabatsahabat seperjuangan di program studi Pendidikan Biologi program Pascasarjana
Unimed Kelas B-2 Angkatan 2014 yang telah memotivasi penulis untuk segera
menyelesaikan penulisan tesis ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
tesis ini namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Semoga penelitian
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,

juni 2016

Penulis

Permata Ginting

iv


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I

: PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 5
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................ 5
1.4 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian...................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian.................................................................... 7


BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8
2.1 Kajian Teoretis ............................................................... 8
2.1.1.Pengetahuan Lingkungan .............................................. 8
2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan Lingkungan........................ 8
2.1.1.2. Pola Pemupukan ....................................................... 10
2.1.1.2.1 Pengertian Pola Pemupukan ................................... 10
2.1.1.2.2 Pupuk Organik ........................................................ 11
2.1.1.2.3 Pupuk Anorganik .................................................... 13
2.1.1.2.4 Pergiliran Tanaman ................................................ 14
2.1.1.2.5 Pengertian Pergiliran Tanaman ............................... 14
2.1.1.2.6 Kebersihan Ladang ................................................. 17
2.1.1.2.7 Kearifan Lokal ........................................................ 18
2.2. Penelitian yang Relevan ................................................ 21
2.3. Kerangka Berpikir ......................................................... 22
2.4. Hipotesis Penelitian ........................................................ 24

v

BAB III : METODE PENELITIAN............................................................ 25

3.1.

Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 25

3.2

Populasi dan Sampel Penelitian .......................................... 25

3.2.1 Populasi ............................................................................... 25
3.2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan sampel ........................... 26
3.3

Jenis dan Desain Penelitian................................................. 26

3.4

Prosedur Penelitian ............................................................. 27

3.5. Teknik Pengumpulan Data................................................... 29
3.5.1 Angket ................................................................................. 29

3.6

Teknik Analisis Data ........................................................... 29

3.6.1 Uji normalitas ...................................................................... 29
3.6.2 Uji homogenitas .................................................................. 30
3.6.3 Menghitung persentase ........................................................ 30
3.6.4 Mencari Perbedaan .............................................................. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………..31
4.1 Hasil Analisa Data……………………………………………..31
4.1.1. Hasil Uji Normalitas Data…………………………………..31
4.1.2. Hasil Uji Homogenitas Data………………………………..31
4.1.3 Pengaruh Lokasi pertanian Terhadap Tingkat
Pengetahuan ........................................................................... 32
4.1.4 Pengaruh Status Masyarakat Terhadap Tingkat
Pengetahuan ............................................................................. 32
4.1.5 Pengaruh Interaksi antara lokasi pertanian dan status............ 33
4.1.6 Pergiliran Tanaman, Pupuk, Kebersihan Ladang ................... 34
4.1.6.1 Pergiliran Tanaman ............................................................. 33
4.1.6.2 Jenis Pupuk ......................................................................... 36
4.1.6.3 Kebersihan Ladanng ........................................................... 36
4.1.7 Sumber Pengetahuan .............................................................. 37
4.2 Pembahasan .............................................................................. 39
4.3 Keterbatasan Penelitian............................................................. 44

vi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 46
5.1 Simpulan .................................................................................... 46
5.2 Implikasi .................................................................................... 46
5.3 Saran .......................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 50
LAMPIRAN ................................................................................................... 54

vii

DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.4.1.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................. 28
Tabel 4.1.6.2 Pergiliran Tanaman ................................................................... 34
Tabel 4.1.6.3 Jenis Pupuk ............................................................................... 36
Tabel 4.1.6.4 Herbisida ................................................................................... 37
Tabel 4.1.7

Sumber Pengetahuan ................................................................ 38

viii

DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.3

Desain Penelitian .................................................................. 227

Gambar 4.1.4

Grafik Pengetahuan Lingkungan Pertanian Kab. Karo dan
Dan Kab. Deli Serdang .......................................................... 33

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1.

Instrument Penelitian ................................................................ …… .54

Lampiran 2. Data Skor Analisis Pengetahuan Lingkungan ........................... ……. .68
Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas ................................................................. ……. .88
Lampiran 4. Hasil Uji Homogenitas .............................................................. ……. .88
Lampiran 5

Data Hasil Analisa Pengetahuan Kab. Karo dan D. Serdang ... ……. .90

Lampiran 6. Data Hasil Analisa Pengetahuan Lingkungan Kab D. Serdang ……. .91
Lampiran 7.

Data Hasil Analisa Pengetahuan Lingkungan Kab. Karo ........ ……. .93

Lampiran 8. Grafik Pengetahuan Lingk. Berdasarkan Status di Kab Karo
Dan Deli Serdang ...................................................................... ……..95
Lampiran 9. Grafik Pengetahuan Lingk. Berdasarkan Status
di Kabupaten Deli Serdang ...................................................... ……..103
Lampiran 10. Grafik Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan Status
di Kab. Karo .............................................................................. ……..110
Lampiran 11 Herbisida Di Kab. Deli Serdang ............................................... ……..111
Lampiran 12

Herbisida Di Kab. Karo ........................................................... ……..112

Lampiran 13

Jenis Pupuk .............................................................................. ……..113

Lampiran 14

Sumber Pegetahuan di Kab Karo ............................................ ……..114

Lampiran 15

Sumber Pengetahuan di Kab. Deli Serdang ............................ ……..118

x

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberagaman yang tinggi. Baik
keberagaman hayati (biodiversity) maupun keberagaman tradisi (culture diversity).
Dari keberagaman tersebut memunculkan pengetahuan local dalam interaksinya
dengan lingkungan. Pengetahuan local ini antara satu daerah dengan daerah lainnya
berbeda, tergantung pada tradisi dan keanekaragaman hayati yang ada didaerah
tersebut. Pengetahuan lokal yang dimiliki masyarakat dalam hal lingkungan
merupakan warisan tradisi hasil dari interaksi manusia dengan lingkungan.
Pengetahuan lokal apabila digali dan dikembangkan bisa dijadikan acuan bagi
manusia modern dalam mengelola alam secara berkelanjutan. Pengetahuan lokal
yang dimiliki masyarakat bukan merupakan sesuatu yang ada dengan sendirinya,
tetapi

merupakan akumulasi dari pengalaman hidup dalam interaksinya dengan

lingkungan dan pendukung kebudayaan yang lainnya.
Dalam kedinamisan dan perubahan yang terjadi adakalanya pengetahuan
yang dimiliki oleh masyarakat tidak cukup dapat beradaptasi. Perubahan
pengetahuan dan tradisi juga bias terjadi karena adanya arus modernisasi dan
globalisasi. Turnbull (2002) mengemukakan bahwa adanya perubahan radikal
dimasyarakat akibat adanya pengaruh dari modernisasi dan globalisasi. Pengetahuan
tentang alam dan fenomena alam tetap menjadi panduan bagi masyarakat untuk
melakukan aktivitas. Bagi masyarakat local, mengetahui fenomena alam merupakan
suatu keharusan untuk meraih hasil yang maksimal. Tanpa pengetahuan tentang
lingkungan dan fenomena alam aktivitas mereka akan sia-sia tanpa makna. Pada
dasarnya pemahaman terhadap lingkungan alam sekitarnya merupakan suatu upaya
untuk mempertahankan hidup dan mengembangkan keturunannya
Cara-cara pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang dilakukan
oleh masyarakat memang perlu dikaji dengan harapan dapat memaksimalkan
pengelolaan sumberdaya alam itu dan sekaligus menghindari kerusakan sumberdaya
alam yang ada. Perlu diakui, masyarakat lokal dalam mengelola sumberdaya alam
mempunyai kearifan sendiri dan yang diperlukan adalah mengawasi atau
mengarahkan serta membina jangan sampai merusak.

1

2

Aturan-aturan atau norma-norma itu disebut kearifan lokal karena mengatur
tentang keseimbangan alam atau ekosistem dan menjadi sistem pengetahuan bagi
masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Adanya bentuk-bentuk kearifan lokal
tersebut terbukti mampu menyangga kelestarian alam sebagai suatu bentuk ekosistem
dan sekaligus menyangga layanan sosio-ekologis alam untuk kebutuhan seluruh
makhluk hidup. Dengan pranata sosial yang bersahabat dengan alam, kearifan lokal
tumbuh di tengah-tengah masyarakat memiliki peranan yang sangat memadai
didalam melakukan rehabilitasi dan pemeliharan terhadap kelestarian lingkungan.
Suhartini (2009) mengemukakan bahwa kearifan lokal merupakan suatu
bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di suatu
tempat atau daerah. Kearifan lokal merupakan tatanilai atau perilaku hidup
masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan secara arif. Kearifan lokal
adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat
kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam
komunitas ekologis.
Adalah suatu realitas bahwa sebagian masyarakat masih memiliki kearifan
tradisional (tradisional wisdom) dalam mengelola sumber daya alam, sistem lokal ini
berbeda satu sama lain, sesuai dengan kondisi sosial budaya dan tipe ekosistem
setempat. Mereka umumnya memiliki sistem pengetahuan dalam mengelola sumber
daya lokal yang diwariskan dan ditumbuh kembangkan terus menerus secara turun
temurun.
Keanekaragaman pola-pola adaptasi terhadap lingkungan hidup yang ada
dalam masyarakat Indonesia yang diwariskan secara turun temurun menjadi
pedoman dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungannya yang diketahui
sebagai kearifan lokal suatu masyarakat, dan melalui kearifan lokal ini masyarakat
mampu bertahan menghadapi berbagai krisis yang menimpanya. Maka dari itu
kearifan lokal penting untuk dikaji dan dilestarikan dalam suatu masyarakat guna
menjaga keseimbangan dengan lingkungannya dan sekaligus dapat melestarikan
lingkungannya.
Sebagaimana dipahami, dalam beradaptasi dengan lingkungan, masyarakat
memperoleh dan mengembangkan suatu kearifan yang berwujud pengetahuan atau
ide, norma adat, nilai budaya, aktivitas, dan peralatan sebagai hasil abstraksi

3

mengelola lingkungan. Seringkali pengetahuan mereka tentang lingkungan setempat
dijadikan pedoman yang akurat dalam mengembangkan kehidupan di lingkungan
pemukimannya.
Keanekaragaman pola-pola adaptasi terhadap lingkungan hidup yang ada
dalam masyarakat Indonesia yang diwariskan secara turun temurun menjadi
pedoman dalam memanfaatkan sumberdaya alam. Kesadaran masyarakat untuk
melestarikan lingkungan dapat ditumbuhkan secara efektif melalui pendekatan
kebudayaan. Jika kesadaran tersebut dapat ditingkatkan, maka hal itu akan menjadi
kekuatan yang sangat besar dalam pengelolaan lingkungan. Dalam pendekatan
kebudayaan ini, penguatan modal sosial, seperti pranata sosial budaya, kearifan
lokal, dan norma-norma yang terkait dengan pelestarian lingkungan hidup penting
menjadi basis yang utama.
Hasil penelitian Mulyati Rahayu, Mohammad Fathi Royyani dan Rugayah
(2009) mengemukakan bahwa Pengetahuan local etnis Wawonii, walaupun telah
mengalami banyak perubahan dan juga memiliki banyak keterbatasan, namun
menyimpan kearifan antara lain berupa pengetahuan local tentang satuan lingkungan
dan juga pemanfaatan tetumbuhan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-harinya.
Masuknya budaya modern tidak menutup kemungkinan dapat mengikis pengetahuan
lokal masyarakat dalam pola penggunaan lahan perladangan secara tradisional dan
ramah lingkungan.
Adimihardja (2008) mengemukakan bahwa sistem pengetahuan lokal harus
dipahami mencakup berbagai bentuk kreativitas intelektual masyarakat tertentu yang
merupakan respon berkelanjutan dan kontemporer secara individual dan sosial
terhadap lingkungannya. Sistem pengetahuan dan teknologi lokal ini memberikan
gambaran kepada kita mengenai kearifan tradisi masyarakat dalam mendayagunakan
sumberdaya alam dan sosial secara bijaksana yang mengacu pada keseimbangan dan
kelestarian lingkungan.
Demikian halnya dalam pemanfaatan lahan perladangan untuk usaha
pertanian di Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang terlihat banyak
pengetahuan lokal yang berkembang sebagai kearifan dari masyarakatnya dalam
mendayagunakan sumberdaya

lahan.

Upaya

mempertahankan kelangsungan

hidupnya petani di lahan perladangan tetap berupaya memahami dan memanfaatkan

4

lingkungan lahan perladangan yang mereka geluti. Struktur mata pencaharian
masyarakat adalah lebih didominasi oleh petani lahan kering. Tanaman sayuran yang
menjadi komoditi masyarakat di Kabupaten Karo adalah kol, tomat, cabai, kentang,
wortel serta tanaman jenis lainnya, demikian juga untuk Kabupaten Deli Serdang
seperti sawi, kacang panjang, terong, cabai, timun, kangkung, bayam dan sebagainya.
Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah yang
memiliki adat, kebudayaan dan kearifan lokal. Sistem yang digunakan dalam
pengelolaan dan pemanfaatan petani lahan kering sangat sederhana dan alami.
Kenyataan bahwa sistem dan pola tanam yang dilakukan mampu bertahan. Pola dan
sistem pertanian yang dilakukan masyarakat di Kabupaten Karo dan masyarakat di
Kabupaten Deli Serdang dalam pengelolaan pertanian lahan kering dalam rangka
menjaga kesuburan tanah sehingga mampu bertahan tanpa menimbulkan dan
meninggalkan kerusakan yang berarti terhadap lahan yang diolah.
Dapat mengakibatkan perbedaan pemahaman dan perlakuan mereka terhadap lahan
perladangan di masing-masing kabupaten ini.
Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang adalah daerah yang memiliki
adat, kebudayaan dan kearifan lokal dalam setiap kegiatan perladangan yang
dilakukan oleh petani tradisional yang telah mentradisi secara turun temurun.
Dominasi dan tingkat keberhasilan petani dalam mensuplai produk sayuran
dilakukan dengan cara dan metode bercocok tanam berasaskan kearifan lokal yang
dimiliki, dengan kata lain selama ini masyarakat di Kabupaten Karo dan masyarakat
di Kabupaten Deliserdang mengolah lahan sampai sekarang masih mampu bertahan
dalam mengolah lahan dan bercocok tanam untuk satu atau lebih suatu komoditas,
lahan yang digunakan dan diolah masih mampu memberikan kemanfaatan dan
kegunaannya sebagai tubuh alami untuk bercocok tanam satu atau lebih suatu
komoditas dengan pola yang sama dan hasil yang hampir sama pula.
Hal ini membuktikan bahwa terdapat pola atau sistem bercocok tanam yang
arif yang digunakan sebagai panduan yang mana didalamnya tersirat bahwa fungsi
tanah sebagai sumber mata pencaharian harus tetap dijaga kelestariannya sehingga
keberlanjutan dari fungsi tersebut masih dapat di peroleh. Sistem yang digunakan
dalam pengelolaan dan pemanfaatan lahan sangat sederhana dan alami. Kenyataan

5

bahwa sistem dan pola tanam yang dilakukan mampu bertahan dan terdapat suatu
yang lain dari sistem yang pernah ada dan dilakukan.
Hal tersebut menginspirasi untuk melakukan suatu kajian deskripsi
bagaimana sebenarnya pengetahuan lingkungan dan sikap terhadap pola pemupukan,
pergiliran tanaman dan kebersihan ladang berbasis kearifan lokal pada anak-anak
petani di Kabupaten Karo Dan Kabupaten Deliserdang.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latarbelakang masalah, dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang berkaitan dengan kearifan lokal pada petani di Kabupaten
Karo dan petani di Kabupaten Deli Serdang yaitu :
1. Terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan masayarakat (petani dan anakanak petani) di kabupaten Karo dan Deli Serdang dalam hal bertani.
2. Terdapat perbedaan pola pemupukan, pergiliran tanaman dan kebersihan
ladang pada masyarakat (petani dan anak-anak petani) di Kabupaten Karo
dan Kabupaten Deli Serdang.

1.3. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini batasan masalah yang akan diteliti adalah analisis
pengetahuan lingkungan berbasis kearifan lokal pada pola pemupukan, pergiliran
tanaman dan kebersihan ladang masyarakat di Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli
Serdang.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh lokasi lahan pertanian terhadap tingkat pengetahuan
lingkungan pertanian masyarakat di Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli
Serdang?
2. Adakah pengaruh status masyarakat (petani, siswa SMA, siswa SMP, siswa SD)
terhadap tingkat pengetahuan lingkungan pertanian di Kabupaten Karo dan
Kabupaten Deli Serdang?

6

3. Bagaimanakah interaksi antara lokasi lahan pertanian dan status masyarakat
(petani, siswa SMA, siswa SMP, siswa SD) terhadap pengetahuan lingkungan
pertanian masyarakat?
4. Apakah ada perbedaan pergiliran tanaman, pemupukan, kebersihan ladang pada
masyarakat di Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang?
5. Berasal dari manakah sumber pengetahuan lingkungan berbasis kearifan lokal
pada pemupukan, pergiliran tanaman dan kebersihan ladang masyarakat di
Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang?

1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lokasi lahan pertanian terhadap
tingkat pengetahuan lingkungan pertanian masyarakat di Kabupaten Karo
dan Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh status masyarakat (petani, siswa
SMA, siswa SMP, siswa SD) terhadap tingkat pengetahuan lingkungan
pertanian masyarakat di Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang.
3. Untuk mengetahui

interaksi antara lokasi lahan pertanian dan status

masyarakat (petani, siswa SMA, siswa SMP, siswa SD) terhadap
pengetahuan lingkungan pertanian masyarakat.
4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pergiliran tanaman, jenis
pupuk, kebersihan ladang

pada masyarakat di Kabupaten Karo dan

Kabupaten Deli Serdang.
5. Untuk mengetahui sumber pengetahuan masyarakat tentang pengetahuan
lingkungan berbasis kearifan lokal pada pola pemupukan, pergiliran
tanaman dan kebersihan ladang masyarakat di Kabupaten Karo dan
Kabupaten Deli Serdang.

7

1.6. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Secara Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat dan sebagai masukan
informasi empirik yang menguatkan tentang pengetahuan lingkungan berbasis
kearifan lokal pada pola pemupukan, pergiliran tanaman dan kebersihan ladang
masyarakat di Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang.

2. Manfaat Secara Praktis.
Untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah di kabupaten,
kecamatan, kelurahan, desa dan peneliti-peneliti lain dalam rangka meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam pewarisan pengetahuan lingkungan berbasis kearifan
lokal pada pola pemupukan, pergiliran tanaman dan kebersihan ladang pada
masyarakat.

BAB V
SIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN
1.1

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh beberapa simpulan yaitu :

1.

Tingkat pengetahuan lingkungan pertanian pada masyarakat Kabupaten Karo
dan Kabupaten Deli Serdang diperoleh bahwa lokasi lahan pertanian
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan lingkungan masyarakat
(F = 4,491 ; P = 0,035).

2.

Tingkat pengetahuan lingkungan pertanian berdasarkan status masyarakat
diperoleh bahwa status masyarakat berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengetahuan lingkungan masyarakat (F = 66,476 ; P = 0,000).

3.

Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antar lokasi pertanian terhadap
pengetahuan lingkungan pertanian masyarakat (F = 8,390 ; P = 0, 000)..

4.

Dalam pergiliran tanaman masyarakat petani di Kabupaten Karo lebih memilih
pola pergiliran tanaman sebagai berikut : kol – cabai – jagung - kentang dan
kol – cabai – tomat - sayur putih. Masyarakat petani di Kabupaten Deli
Serdang lebih banyak memilih pola tanam berikut : kacang tanah – terung –
jagung – ubi kayu dan cabai – tomat – timun – terung. Sesuai dengan keadaan
suhu dan iklim daerah masing-masing. Dalam hal pemupukan masyarakat
menggunakan pupuk kandang, kompos sebagai pupuk utama dan pupuk kimia
hanya sebagai tambahan. Untuk kebersihan ladang dalam hal membasmi gulma
masyarakat menggunakan herbisida dilakukan pada saat pembukaan ladang.

5.

Sumber pengetahuan lingkungan yang berbasis kearifan lokal di Kabupaten
Karo dan Deli Serdang bagi pengetahuan petani tentang pengetahuan
lingkungan pertanian yang utama berasal dari orangtua.

1.2

Implikasi
Dari hasil penelitian di peroleh bahwa

tingkat pengetahuan lingkungan

pertanian pada masyarakat Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang diperoleh
bahwa lokasi lahan pertanian berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan
lingkungan masyarakat. Dengan demikian lokasi pertanian juga menentukan tingkat
pengetahua lingkungan masyarakat yang berbasis kearifan lokal, sebab tiap darah

46

atau lokasi pertanian memiliki kearifan lokal yang berbeda-beda. Oleh karena itu
setiap lokasi atau daerah harus meningkatkan pengetahuan lingkungan mereka
dengan mengindahkan kearifan lokal yang ada di daerah masing-masing lokasi
pertanian. Demikian juga dengan status masyarakat juga berpengaruh terhadap
tingkat pengetahuan lingkungan masyarakat, untuk itu perlu meningkatkan
pengetahuan lingkungan berbasis kearifan lokal. Status masyarakat yang dimaksud
adalah Petani, siswa SMA, siswa SMP, siswa SD. Oleh karena itu pengetahuan
petani dan siswa SMA, siswa SMP, SD perlu ditingkatkan pemahamannya tentang
pengetahuan kearifan lokal dalam bertani. Selain itu ada juga pengaruh interaksi
lokasi pertanian dan status masyarakat terhadap pengetahuan lingkungannya. Oleh
sebab itu masing-masing daerah harus meningkatkan pengetahuan lingkungan
masyarakatnya terhadap pengetahuan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.
Demikian juga dengan pemupukan, masyarakat di Kabupaten Karo dan Deli
Serdang memilih pupuk kandang, kompos sebagai pupuk utama dan pupuk kimia
sebagai pupuk tambahan. Begitulah seharusnya bahwa saat sekarang ini sesuai
dengan kondisi tanah pertanian yang semakin berkurang tingkat kesuburannya akibat
terlalu dieksploitasi selama ini perlu di lakukan pemberian pupuk kandang dan
kompos untuk mengembalikan kesuburan tanah disamping tidak meninggalkan
pupuk kimia karena pupuk kimia masih diperlukan sesuai kebutuhan tanaman namun
pemakaiannya sudah semakin berkurang.
Sistem pertanian di Kabupaten Karo dan Deli Serdang juga dalam hal
bercocok tanam telah menggunakan pola bertanam secara pergiliran tanaman (crop
rotation). Dalam hal pergiliran tanaman hendaknya melaksanakannya dengan
memperhitungkan tingkat kesuburan tanah serta dalam hal menanggulangi hama dan
gulma pada tanaman, misalnya setelah menanam jagung ditanam kacang
tanah karena tanaman kacang tanah dapat mengikat nitrogen dari udara sehingga
dapat menyuburkan tanah pertanian. Maka dari itu dalam bercocok tanam, tanaman
yang ditanam harus lah bergilir tidak hanya satu macam tanaman saja.
Dalam hal kebersihan ladang masyarakat petani juga telah paham sehingga
lahan mereka tampak bersih terbebas dari sampah. Dalam hal kebersihan ladang
masyarakat menyingkirkan sampah-sampah sisa-sisa pertanian seperti botol-botol
dan plastik-plastik dari sisa-sisa pupuk dan obat-obat, serta rumput dari hasil

penyiangan dan sisa-sisa tanaman setelah habis panen semua dari masyarakat petani
memusnahkannya dengan cara dibakar. Pembakaran tersebut tidak baik karena
menyebabkan polusi udara. Cara yang lebih efektif dan menguntungkan adalah
sampah yang berupa botol-botol dan plastic dari sisa-sisa pupuk dan obat-obatan
sebaiknya ditanam agar tidak terjadi pencemaran udara dan didalam tanah sampah
lambat laun akan terurai. Untuk sampah yang berasal dari sisa-sisa tanaman atau dari
rumput hasil penyiangan sebaiknya juga ditanam di sekitar tanaman sehingga dapat
dijadikan pupuk hijau yang sangat bermanfaat untuk kesuburan tanaman. Dalam hal
membersihkan lahan dari gulma dalam hal permulaan bertani masyarakat lebih
condong menggunakan herbisida, karena menurut mereka lebih efektif. Karena
rumput cepat mati dan kering dalam waktu beberapa hari dan tidak membutuhkan
banyak tenaga. Sebenarnya mereka telah mengatahui dampak penggunaan herbisida
yang secara terus menerus yang dapat merusak kesuburan tanah tapi karena dianggap
efektif dan mengirit biaya maka tetap mereka laksanakan sampai saat ini. Tapi sudah
saatnya lah petani mengurangi penggunaan herbisida, karena penggunaan herbisida
secara terus menerus dapat menyebabkan kerugian bagi lahan dan tanaman yang
ditanam. Kerugiannya adalah tanaman akan terganggu pertumbuhannya, tanah
pertanian menjadi kurang kesuburannya serta akhirnya dapat tumbuh gulma yang
resisten terhadap herbisida yang mengakibatkan semakin sulit dalam pemberantasan
gulma tanaman. Dalam pengendalian gulma sebaiknya dilakukan dengan cara
manual yaitu mencangkul atau mencabutnya saja sehingga pertumbuhan tanaman,
kesuburan tanah tetap terjaga.
Saran
1.

Agar masyarakat petani dapat meningkatkan pengetahuan lingkungannya
terhadap pemupukan, masyarakat petani jangan terlalu banyak menggunakan
pupuk kimia dan sudah dapat beralih ke pupuk kandang dan kompos untuk
memulihkan kesuburan tanah kembali.

2.

Agar masyarakat petani dapat meningkatkan pengetahuan lingkungannya
terhadap pergiliran tanaman sebab pergiliran tanaman dapat membuat tanah
pertanian tetap terjaga kesuburannya dengan menanam tanaman secara bergilir

dengan berbagai macam jenis tanaman. Sehingga sisa tanaman dapat berguna
bagi tanaman berikutnya.
3.

Agar masyarakat petani dapat meningkatkan pengetahuan lingkungannya
terhadap kebersihan ladang, karena ladang yang terbebas dari sampah dapat
menyebabkan tanaman tumbuh dengan baik.

4.

Dalam hal membersihkan gulma hendaknya petani mengurangi penggunaan
herbisida.

5.

Dalam hal pemupukan juga hendaknya dikurangi pemakaian pupuk kimia dan
beralih ke pupuk kandang dan kompos yang sangat baik untuk mengembalikan
kesuburan tanah.

50

DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 2008. Kearifan Budaya Lokal Dalam Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk
Pertanian di Kalimantan. Bandung : Humaniora Utama Press.
Adimihardja, K. (2009). Leuweung: Hutan Keramat Warga Kasepuhan di Gunung
Halimu. Dalam Herwasono Soedjito et al. ( Penyunting ), Situs Keramat
Alami. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, Komite Nasional MAB
Indonesia, LIPI dan Conservation Internasional Indonesia.
Agung, L. (2015). The Development of Lokal Wisdom-Based Social Science
Learning Model with Bengawan Solo as the Learning Source. American
International Journal of Social Science Vol. 4 No. 4 ; August 2015.
Agustina, 2011. Pertanian Berkelanjutan. Sekolah Tinggi Penyulihan Pertanian.
Malang
Alfons, Hedayana, R. (2010). Analisis Finansial Sistem Pengelolaan Tanah Untuk
Usaha Tani Berbasis Kedelai Di Lahan Kering. Jurnal Budidaya Pertanian,
Vol. 6. No. 1, Juli 2010, Hal. 30 – 38
Amrawaty. A, Saleh. M, Ali. S, dan Husnah. N, (2014). Build Synergy Between
Local And Modern Knowledge In Developing Beef Cattle. International
Journal of science & technology research Volume 3, ISSUE 11, November
2014.
Anonim. 2007. Petunjuk pemupukan. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Apriadi. 2009. Menghindari, Mengolah dan menyingkirkan Sampah, Abdi Tandur,
Jakarta.
Bettencourt, A. 1989. What is Conctructivism and Why Are They All Talking about
it? Michigan State University.
Berry, J.W. (2008). Globalisation and Acculturation. International Journal of
Intercultural Relations No. 32 tahun 2008 hal. 328-336. Elsevier.
Bhawuk, Dharm, P.S. (2008). Globalization and Indigenous Cultures :
Homogenization Or Differentiation?. International Journal of Intercultural
Relations No. 32 tahun 2008 hal. 305 – 317. Elsevier.
David L. Jordan, Jack E. Bailey, J. Steven Barnes, Clyde R. Bogle, S. Gary Bullen,
A. Blake Brown, Keith L. Edmisten, E. James Dunphy, and P. Dewayne
Johnson. 2002. Yield and Economic Return of Ten Peanut- Based Cropping
Systems. Agron. J. 94: 1289-1294.

51

Hammel, J.E. 1986. Long term tillager and crop rotation effect on bulk density and
soil Impedance in Northern Idaho. Soil Sci. Soc. Am. J. 53: 1516 – 1519.
Hariadi. S.S, Widhiningsih, D.F (2015. Farmer GroupRoleOn Adoption OfLocal
Wisdom Innovation To Support Food Self-Sufficiency. International Journal
of Humanities and Social Scince Invention. ISSN (online): 2319-7722, ISSN
(Print): 2319-7714. www.ijhssi.org//Volume 4 Issu 10//October. 2015//PP.
51-57.
Hastuti, E. Julianti, D. Erlangga, D. Osmari, T (2015). Local Wisdom of Economics
and Business Overseas Traders Minang Community in Jakarta.
International Journal of Humanities and Social Science. ISSN 2220 – 8488
(Print), 2221 – 00989 (Online). Vol. 5, No. 5 ; May 2015.
Jumberi, A. 2002. Kearifan Lokal dalam budidaya padi di lahan rawa pasang surut.
Dalam Kearifan Budidaya Lokal lahan Rawa. Badai Besar Sumber Daya
Lahan Pertanian. Banjarbaru/Bogor.
Lingga. P, Marsono. 2006. Petunjuk Penggunaan pupuk. Penebar Swadaya.
Mungmachon, R. 2012. Knowledge and Local Wisdom : Community Treasure,
International Journal of Humanities and Social Science Vol. 2 No. 13 ; July
2012.
Mathers, A.C, Steward dan Thomas J.D. 1977. Manure effects on water stability and
run off quality from irrigation grain sorghum plot, Soil Sci. Am. J. 41: 782784
McCalla, T.M. 1975. Use of animal waste as a soil amendement in organic material
as fertilizer. Soil Bull. 27. Rome: Sida and FAO. Pp : 83088
Muhaimin,2005. Membangun Kecerdasan Ekologis, Model Pendidikan untuk
meningkatkan Kompetensi Ekologis. ALFABETA. Bandung
Novizan.

2002. Penerapan Teknologi Organik,
Pengembangannya, Yogyakarta : Kanisius.

Pemasyarakatan

dan

Piaget, J. 1971. Psychology and Epistemology. New York : The Viking Press.
Rahayu, M. Royyani, M,F. dan Rugayah. ( 2009 ). Pengetahuan Lokal tentang
Lingkungan Studi Kasus Etnis Wawoni, Sulawesi Tenggara, J. Tek. Ling.
Vol. 10 No.2 Mei 2009 ISSN, Hal 129-139.

52

Rachmawati, Murni, Mappajaya dan Andy. (2012). Local Wisdom In Java’s
Architecture (Studied In Nature, Technology And Humanity), Academic
Reseach International Vol.3, No. 1, Juli 2012. SAVAP International.
Ritohardoyo, S. 2006. Ekologi manusia. Bahan Ajar Program Studi Ilmu
Lingkungan, Jakarta : Pustaka
Singsomboon, T. (2014) Tourism Promotion And The Use Of Local Wisdom Through
Creative Tourism Process, IJBTS International Journal of Business Tourism
and Applied Sciences Vol.2 No. 2 July-December 2014.
Siswanto, Ari, Salim, Azizah, Dahlan, Dalila. N, Hariza dan Ahmad. (2013). The
Phenomenology of Lamban Tuha: The Local Wisdom of South Sumatera
Traditional Architecture. International Transaction Journal o0f Engineering,
Management & Applied Sciences & Technologies Vol 4 No. 4
Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan sumberdaya
Alam dan Lingkungan, Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan
Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.
Supirin, 2004. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta : Audi.
Sutedjo, 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan, Rineka Cipta : Jakarta
Sutedjo, M. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Bina Aksara, Jakarta
Tamalene, N. Muhdar, Suarsini, Racman. 2014. The Practice of Lokal Wisdom of
Tobelo Dalam (Togutil) tribal Community in Forest Convervation in Halmahera,
Indonesia. International Journal of Plant Research, p-ISSN : 2163 – 2596 e- ISSN :
2163 – 260X ; 4 (4A) : 1 – 7
Turnbull, C.M. 2002. The Mbuti Pygmies : Changew and Adaptation. Wadworth.
Thomson Learning 10 Davis Drive Belmont, CA. USA.
Utina, R. 2012. Kecerdasan Ekologis Dalam Kearifan Lokal Masyarakat Bajo Desa
Torosiaje Propinsi Gorontalo,Prosiding Konferensi Dan Seminar Nasional
Pusat Studi Lingkungan Hidup Indonesia ke 21, 13-15 September, ISBN;
978-602-18848-0-5 hal. 14-20
Veronica, A, K. 2008. Pengetahuan, Sikap dan Kepedulian Mahasiswa
Pascasarjana Ilmu Lingkungan Terhadap Lingkungan Hidup Kota
Jakarta. J. Ekoton Vol. 8, No. 2. Hal. 1-24, Oktober 2008. ISSN 14123487.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah, Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah.
Yogyakarta : Gavo Media.

53

Yunita, 2012. Developing local wisdom as the basic of intergrated extension model
in paddy cultivation at lowland ecosystem in South Sumatera. Proceeding
of 2012, International Conference on Biotechnology and Environment
Management, Phuket.

Yuwono. 2005. Ilmu Kesuburan Tanah. Gadjah Mada University Press Yogyakarta.
Yuwono, M, Basuki, N,Agustin, L. 2006. Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar (
Ipomoea batatas (L) Lamb). Pada Macam dan Dosis Pupuk Organik yang
berbeda terhadap pupuk Anorganik. Jakarta : Agromedia Jakarta