Pertobatan Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru 2016

Buku Guru Kelas VII SMP 66 Kisah Para Rasul 5:31 dan 11:18 mengindikasikan bahwa pertobatan adalah pemberian Allah yang dimungkinkan semata-mata karena anugerah-Nya. Tidak ada seorang pun yang dapat bertobat kecuali kalau Allah menganugerahkan pertobatan. Segala yang bersangkutan dengan keselamatan, termasuk pertobatan dan iman adalah hasil dari Allah yang menarik kita, membuka mata kita, dan mengubah hati kita. Panjang sabar Allah menuntun kita kepada pertobatan 2 Petrus 3:9, demikian pula kebaikan-Nya Roma 2:4. Injil Matius memberitahukan kepada kita mengenai dua 2 orang yang menunjukkan penyesalan atas dosa-dosa yang mereka lakukan. Pertama adalah Petrus yang telah menyangkal Yesus. Alkitab pun mencatat, setelah melakukan hal tidak terpuji itu, “Ia pergi keluar dan menangis dengan sedihnya” Matius 26:75. Beberapa hari kemudian Yesus memulihkan Petrus dalam posisinya sebagai murid, dan memerintahkan dia untuk menggembalakan domba-domba-Nya Yohanes 21:15:17. Orang kedua ialah Yudas yang mengkhianati Yesus hanya untuk memperoleh 30 keping uang perak. Ketika dia melihat gurunya dijatuhi hukuman, Yudas “mempertobatkan dirinya sendiri” dan berkata, “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah” Matius 27:3. Perasaan berdosa ini ditindaklanjuti dengan melemparkan uang perak yang didapatkannya itu ke dalam Bait Suci lalu Yudas pergi menggantung dirinya. Melihat rasa berdosa dan tindakan pertobatan kedua orang tersebut di atas, terdapat perbedaan yang sangat besar. Rasa berdosa Petrus membuat dia mengambil suatu tindakan pertobatan yang membawa kepada pengampunan dan pemulihan. Akan tetapi tidaklah demikian dengan Yudas. Meskipun Yudas menyadari bahwa dia telah melakukan hal yang salah, tetapi tidak terdapat bukti bahwa dia mengakui dosa-dosanya kepada Tuhan Yesus dan memohon pengampunan kepada-Nya. Tindakan pertobatan Yudas tidaklah sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus. Yudas “dikuasai oleh penyesalan” yang sangat mendalam sehingga ia “mempertobatkan diri sendiri” dengan jalan bunuh diri. Rasa bersalah ataupun berdosa belumlah cukup untuk menerima pengampunan tanpa disertai dengan tindakan pertobatan yang benar. Seruan untuk bertobat disampaikan bukan saja oleh Yohanes Pembaptis dan para rasul yang lainnya, tetapi juga oleh Tuhan Yesus sendiri. Pesan utama di dalam Khotbah di Bukit adalah bahwa untuk dapat memasuki Kerajaan Sorga, orang harus bertobat dari dosa mereka, mengubah cara berpikir mereka seutuhnya dan berupaya mengikuti perintah Yesus. Hubungan antara Pertobatan dengan Iman Menurut Niftrik dan Boland 488-489, orang sering bingung bila disodorkan pertanyaan mana yang lebih dulu ada, pertobatan atau iman? Sejumlah teolog berkata bahwa pertobatan harus mendahului iman: “Pertobatan secara langsung membawa kepada iman yang menyelamatkan, yang pada dirinya merupakan kondisi dan instrumen dari pembenaran.” Teolog lainnya mengatakan, sebaliknya, mempertahankan bahwa pertobatan Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti 67 mengikuti iman. John Calvin, misalnya, dengan tegas menyatakan : “Adalah fakta yang tidak terbantahkan lagi bahwa pertobatan bukan saja secara konstan mengikuti iman, tetapi juga lahir dari iman orang-orang seperti itu belum mengenal kuasa pertobatan ….” Selanjutnya dikatakan adalah kurang tepat dan hanya menghabiskan waktu saja jika terus meributkan – mana yang lebih dulu ada dari kedua aspek ini. Walaupun pertobatan dapat dan seharusnya dibedakan dari iman, tetapi keduanya jangan pernah dipisahkan. C. Penjelasan Bahan Alkitab Penjelasan bahan Alkitab bersifat membantu guru dalam memahami teks Alkitab yang dijadikan acuan. Penjelasan Bahan Alkitab ini bersifat pengayaan bagi guru, jadi tidak untuk diajarkan pada peserta didik.

1. Lukas 15:7

Allah dan para malaikat di sorga memiliki kasih, belas kasihan, dan rasa sedih yang begitu besar terhadap mereka yang jatuh ke dalam dosa dan mati secara rohani, sehingga pada waktu seorang berdosa dan bertobat, maka mereka dengan terang-terangan bersukacita. Dalam rangka sebuah perjalanan, Markus 10:1 mencatat, Yesus naik ke Yerusalem. Ucapan Yesus dalam bagian kitab ini mengandung sindiran terhadap kaum Farisi, yang menganggap dirinya suci dan benar. Maksudnya ialah menunjuk kesalahan sikap orang Farisi yang hanya menghina dan menghukum orang-orang yang dianggap berdosa. Akan tetapi yang terpenting: Yesus hendak mendorong orang berdosa untuk memiliki pengharapan pada Allah, supaya mereka bertobat.

2. Mazmur 51

Doa Memohon Belas Kasihan. Kasihanilah aku, ya Allah. Pemazmur tidak menyatakan dirinya tidak bersalah, dia juga tidak mengalihkan kesalahan kepada siapa pun. Oleh karena mengerti dirinya tidak pantas mendapat pengampunan, pertama dia memohon dikasihani berdasarkan kasih setia Allah. Sejalan dengan belas kasihan tersebut, dia meminta agar pelanggarannya dihapuskan dan kesalahannya dibersihkan. Ada tujuh mazmur pengakuan dosa dalam Kitab Mazmur Mazmur 6, 32, 38, 51, 102, 130, 143. Mazmur 51 ini merupakan mazmur pengakuan dosa yang paling indah. Ini adalah pengakuan dosa Daud setelah nabi Natan menegur dia karena perzinaannya dengan Batsyeba. Daud meminta belas kasihan Tuhan karena ia tahu bahwa ia telah berdosa. Ia sadar bahwa hanya Allah yang dapat menghapus dosanya. Ia tahu bahwa Allah yang dia sembah adalah Allah yang penuh rahmat ayat 3. Walau Daud juga bersalah kepada Uria, suami Batsyeba, tetapi ia mengerti bahwa yang terutama adalah ia berdosa kepada Allah. Buku Guru Kelas VII SMP 68 Keberdosaannya membuat ia sadar bahwa ia memang mempunyai natur yang berdosa ayat 7. Sebab itu ia rela menerima hukuman dari Allah yang adalah adil. Daud kemudian memohon supaya Allah membasuh dia. Daud juga meminta supaya hatinya ditahirkan dan batinnya diperbarui. Ini sejalan dengan nubuat para nabi mengenai karya keselamatan yang akan Allah kerjakan. Perkataan Daud agar Allah tidak mengambil Roh-Nya yang kudus dari dirinya merupakan permohonan supaya Allah jangan menolak dia menjadi raja seperti yang telah Allah lakukan pada Saul. Untuk itu, Daud berjanji akan mengajarkan jalan Tuhan kepada orang-orang lain untuk membawa mereka ke dalam pertobatan setelah Allah memulihkannya. Ia kemudian memohon supaya Allah melepaskan dia dari hutang darah tersebut. Daud sadar bahwa bukan darah kambing dan domba yang menghapuskan dosanya, tetapi hanya Allah yang dapat menghapuskan dosa jika ia datang kepada Allah dengan hati yang hancur. Pertobatan Daud dari dosa yang begitu mengerikan dan pengampunan Allah yang begitu ajaib menunjukkan bahwa tidak ada dosa apapun yang dapat memisahkan manusia dari kasih Allah jika ia sungguh-sungguh bertobat. Oleh karena itu, jangan ragu untuk meminta ampun kepada Tuhan atas semua dosa kita, bagaimanapun najisnya.

3. 1 Yohanes 1:9

Dunia dalam bagian Alkitab ini kadang-kadang berarti alam semesta atau seluruh bumi, tetapi umumnya manusia yang bercita-cita serba jasmani dan duniawi mengabaikan nilai- nilai abadi dan menolak Injil. Yesus Kristus adalah Terang yang sesungguhnya. Memang ada terang palsu, yang seolah-olah menerangi kita, tetapi akhirnya mengabaikan kita di dalam kegelapan. Sebenarnya nabi-nabi Israel menyebutkan Taurat Musa sebagai Terang Dunia, maka orang Yahudi yang membaca nas ini ditantang memilih, apakan Yesus atau Taurat Musa sebagai Terang Dunia. Yang lama dan yang baru, yaitu Taurat dan Tuhan Yesus, dikontraskan dalam ayat ini. Dalam bagian ini, Yohanes membahas penjelmaan Tuhan Yesus dan juga Yohanes menguraikan hal menerangi setiap orang. Ada dua kemungkinan untuk tafsiran ungkapan menerangi setiap orang. Kalau ungkapan setiap orang diartikan secara harfiah, maka nas ini menunjuk pada apa yang diajarkan di dalam Mazmur 19:1-6 “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan.” Kemungkinan yang kedua adalah bahwa Terang yang sesungguhnya, yaitu Yesus Kristus, sudah ada di bumi, dan manusia dibagi dua oleh karena Dia telah datang. Manusia terpaksa harus bersikap pro atau kontra. Dunia ini sudah didatangi oleh Terang, dan Terang itu menyatakan sikap hati setiap orang. Ada yang menerima Dia, dan ada yang menolak Dia. Ada yang datang kepada Terang itu, dan ada yang membenci Dia. Nampaknya tafsiran ini lebih sesuai dengan pola pikir yang ada dalam Injil Yohanes, misalnya dalam pasal 3:19-21; 7:12-13, 30-31, 42-44; dan 9:39-41.