Beban Kerja Mental Kesehatan Mental
Tidak ada efek signifikan dari waktu dalam sehari terhadap nilai skala, atau rata- rata beban. Ketiadaan efek ini terkadang mengejutkan, dan kadang
membingungkan dalam efisiensi perilaku manusia dan respon subjektifnya. Analisa performa terhadap respon beban menegaskan pola hasil di atas. Untuk
nilai yang diperoleh pasca sesi individu, subjek yang mengalami rasa frustasi lebih tinggi adalah wanitapekerja wanita. Sedangkan subjek priapekerja pria
menemukan upaya untuk menyelesaikan masalah dan memiliki tingkat stress lebih rendah. Ini menunjukan bahwa rata-rata kinerja atau kemampuan pekerja
pria lebih tinggi dalam menangani beban kerja mental dibandingkan pekerja wanita.
Dari hasil penelitian yang didapat, terdapat lima perbedaan signifikan. Akan tetapi perbedaan itu bisa berubah karena beberapa faktor. Pertama, semuanya terjadi
karena satu variabel independen. Kedua, pola hasil memaksa pengamatan lebih penting yang berbeda dalam tingkatan drop-out gender. Perbedaan dalam rating
performa juga tidak diharapkan dalam sikap terhadap pekerjaan subjek yang mungkin terpengaruh oleh nilai frustasi dan skala upaya. Penjelasan alternativ
mungkin berasal dari pertimbangan jenis kelamin dari orang yang melakukan percobaan. Seperti telah diamati bahwa pria yang cenderung meningkat dalam
efisiensi performa. Pada kesimpulannya, hasil dari penelitian yang sedang dilakukan menunjukan
tidak adanya toleransi dari subjek perempuan dalam penelitian terhadap tugas yang berulang dan membosankan. Perbedaan gender dalam mentolelir beban kerja
dari penelitian kali ini memperlihatkan temuan penting. Lemahnya, perubahan dalam beban kerja terhadap perubahan waktu sehari adalah temuan yang tidak
diharapkan, tetapi dapat memperlihatkan lemahnya kepekaan terhadap skala beban kerja untuk situasi beban kerja yang rendah, dan juga menunjukan bahwa
kompleksitas tugas dan kesuitan adalah pengaruh penting pada apa yang dirasakan operator sehubungan dengan beban kerja mental.