3. Tujuan Pembelajaran Model Diskusi Kelas
Tujuan diskusi kelas tidak hanya mengasah kemampuan kognitif tingkat dasar melainkan juga kemampuan kognitif tingkat lebih tinggi, diantaranya :
a. Membahas materi, permasalahan, atau ide-ide agar siswa mengetahui
atau memahami pokok masalah ; b.
Mencari jalan keluar atau alternatif penyelesaian atas masalah agar siswa mempertimbangkan, mengevaluasi, merancang, menyimpulkan atau
merumuskan pokok pikiran atau tindakan
10
. Metode diskusi pada dasarnya menekankan partisipasi dan interaksi
semua anggota kelompok dalam kegiatan diskusi. Morgan menegaskan bahwa diskusi yang ideal adalah berpartisipasinya sekelompok individu dalam diskusi
terhadap suatu masalah yang memerlukan informasi atau tindakan lebih lanjut
11
. Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, metode ini sangat
membantu anak didik untuk dapat mengetahui lebih banyak tentang Islam dan dapat saling menghargai perbedaaan. Tema-tema yang bisa didiskusikan
misalnya tentang keragaman madzhab fiqih yang ada dalam Islam. Dalam konteks thaharah bersuci, misalnya, guru bisa mengajak siswa memahami
perbedaan pendapat yang ada, dimana sebagian ulama menganggap bahwa menyentuh kulit antara lawan jenis membatalkan wudlu, sementara yang lain
10
Sigit Setyawan, Nyalakan Kelasmu....h. 34
11
Triyo Supriyanto, Paradigma Pendidikan Islam Berbasis Teo-Antropo-Sosiosentris Malang : PPM UIN Malang, 2007, h. 118
tidak membatalkan wudlu asal tidak disertai dengan syahwat ketika menyentuhnya. Contoh lain dalam masalah distribusi zakat fitrah, sebagian
berpendapat bahwa zakat fitrah hanya dikhususkan kepada fakir miskin, sementara yang lain membolehkan diberikan kepada mustahiq selain fakir miskin
asal masih dalam kategori asnaf tsamaniyah delapan golongan
12
.
4. Sintaks langkah-langkah Diskusi Kelas
Sintaks langkah-langkah pelaksanaan model diskusi kelas dapat dideskripsikan sebagai berikut
13
: Mula-mula guru menunjuk eorang siswa untuk ke depan guna menulis
pokok-pokok pikiran yang akan didiskusikan. Siswa tersebut akan menjadi notulis dan catatannya dapat dibaca di papan tulis. Variasinya, jika guru menggunakan
computer dan proyektor LCD, siswa dapat duduk di depan laptop menjadi notulis, sementara guru melontarkan pertanyaan kepada siswa. Apa yang ditulis
oleh notulis akan tampak pada layar proyektor. Guru menuliskan pertanyaan panduan diskusi di papan tulis. Guru
menjelaskan prosedur teknisnya, misalnya mengangkat tangan sebelum menyampaikan pendapatnya dan nama siswa yang berpartisipasi akan dicatat
oleh notulis. Siswa tidak boleh langsung bicara. Dalam hal ini guru berperan
12
Ahmad Munjin Nasih Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran PAI Bandung : Refika Aditama, 2009, hlm. 57-58
13
Sigit Setyawan, op cit....h. 35
sebagai moderator diskusi. Apabila siswa telah dan memahami tata tertibnya, guru melontarkan pertanyaan dan siswa menjawab satu per satu atau
menanggapi pernyataan siswa lainnya. Apabila siswa pasif, guru dapat menunjuk siswa dan menanyakan apakah
siswa tersebut setuju dengan pendapat yang telah dikemukakan? Guru meminta contoh atau penjelasan tambahan, misalnya mengapa, apa, atau bagaimana?
Setelah dianggap cukup, guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan atau pokok-pokok pikiran yang telah dibahas. Dalam hal ini siswa merangkum
apa yang telah dibicarakan. Guru dapat meminta beberapa siswa untuk membuat kesimpulan. Di akhir diskusi, guru memberikan tanggapannya atau
jalannya diskusi dan kesimpulan atau pokok pikiran yang disampaikan. Dalam pelaksanaan diskusi, guru memiliki beberapa peran sebagai
berikut
14
: a.
Guru menentukan salah satu masalah yang akan didiskusikan atau meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok persoalan
yang akan didiskusikan bersama, b.
Guru menjelaskan tujuan diadakannya diskusi, c.
Guru memberikan ceramah dengan diselingi Tanya jawab mengenai materi pelajaran yng didiskusikan,
d. Guru menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicaraan siswa
agar seluruh kelas dapat mendengar apa yang sedang didiskusikan,
14
Juma De Putra, Inspirasi Mengajar ala HarvardUniversity Yogyakarta : Diva Press, 2013, hlm. 47-48
e. Guru mengatur giliran siswa untuk berbicara agar seluruh siswa dapat
menggunakan kesempatan yang sama untuk mengeluarkan pendapat, f.
Guru mengatur suasana kelas agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang didiskusikan,
g. Guru membuat catatan persoalan penting yang membutuhkan koreksi
atau menjelaskan lebih detil persoalan tema diskusi yang terkadang siswa tidak menyadari telah terjadi kesalahan tematik,
h. Guru mengusahakan jalannya diskusi berjalan antar siswa dengan
siswa lainnya. Diskusi yang baik harus direncanakan dan kunci keberhasilannya
terletak pada isu atau masalah yang didiskusikan. Pemilihan topik diskusi dapat mempengaruhi keberhasilan diskusi sehingga topik harus dipilih dengan baik
15
Ditegaskan pula bahwa secara umum ada beberapa standar penentuan topik masalah yang dapat menjadi masalah yang baik dalam penerapan metode
diskusi. Berikut ini standar-standar yang dimaksud : a.
Semua atau sebagian besar kelompok anggota sangat tertarik terhadap masalah yang didiskusikan.
b. Masalah yang dikaji sudah dikenal baik oleh sebagian besar
anggota kelompok. c.
Masalah bersifat jelas, dan dimengerti oleh semua anggota kelompok.
15
Triyo Supriyanto, op cit ….. h. 115
d. Masalah mempunyai tingkat kesulitan yang dapat menumbuhkan
diskusi yang berkelanjutan. e.
Informasi cukup tersedia bagi anggota kelompok untuk memecahkan masalah dengan memuaskan.
f. Masalah dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang logis.
g. Masalah merangsang pemikiran yang bermutu.
Dalam konteks pengajaran pendidikan agama Islam, guru agama hendaknya berhati-hati dalam menentukan masalah yang akan didiskusikan.
Sebab, tidak dipungkiri bahwa banyak persoalan keaagamaan yang sensitif dan bisa memicu ketidakharmonisan dalm kehidupan beragama.
Setidaknya ada empat hal yang patut diperhatikan oleh guru agama : 1.
Isu yang akan didiskusikan menarik dan sesuai dengan taraf berpikir siswa. Sebagai contoh, untuk siswa yang berada pada
jenjang SD, hendaknya tidak diajak berdiskusi tentang hukum- hukum yang terkait dengan pernikahan, atau tentang perdebatan
seputar per edaa a tara alira Mu’tazilah de ga Ahlussu ah wa al Ja a’ah, atau dengan aliran yang lain.
2. Materi diskusi hendaknya ddiarahkan untuk mempertebal
keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. 3.
Sedapat mungkin materi diskusi bukan materi khilafiah yang bisa memperuncing perbedaan di antara umat islam.
4. Materi diskusi ditujukan untuk menciptakan kehidupan beragama
yang penuh toleransi dan kedamaian.
5. Evaluasi Diskusi Kelas