PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DISKUSI.

(1)

Siti Pitrianti, 2015

SMP Negeri 1 Cimahi)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh Siti Pitrianti NIM 1004295

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul "Penerapan Model Pembelajaran Masalah dalam Pembelajaran Menulis Teks Diskusi" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Penulis,


(3)

Siti Pitrianti, 2015

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DISKUSI (Penelitian Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas VIII

SMP Negeri 1 Cimahi)

Siti Pitrianti 1104295

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterampilan menulis peserta didik dalam menulis teks diskusi kurang memuaskan. Peserta didik kesulitan dalam menyampaikan argumen dan solusi terhadap masalah yang diangkat dalam teks diskusi. Salah satu penyebab yang paling umum terjadi adalah peserta tidak didorong untuk memahami dan memecahkan masalah tesebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu desain pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 1 Cimahi dan sampel yang digunakan adalah kelas VIII-Bsebagai kelas ekperimen dan kelas VIII-Asebagai kelas kontrol. Secara umum, tulisan ini bertujuan mendeskripsikan 1) profil pembelajaran menulis teks diskusi di kelas VIII SMP Negeri 1 Cimahi 2) proses implementasi model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis teks diskusi pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Cimahi di kelas eksperimen 3) perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks diskusi peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Cimahi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah di kelas ekperimen dan model pembelajaran terlangsung di kelas kontrol. Analisis data statistik yang digunakan adalah statistik parametris. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai thitungsebesar 4,6495 dan ttabel sebesar 2,0012 dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks diskusi peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Cimahi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah di kelas ekperimen dan model pembelajaran terlangsung di kelas kontrol.Peserta didik mampu mengungkapkan argumen dan solusi terhadap masalah yang disajikan. Selain itu, peserta didik meminimalisir kesalahan penggunaan Ejaan yang Disempurnakan meskipun belum sepenuhnya.


(4)

ABSTRACT

APPLICATION OF BASED LEARNING PROBLEMS MODEL IN WRITING DISCUSSION TEXT

(Quasi-Experimental Research on Eighth Grade Students at SMP Negeri 1 Cimahi)

Siti Pitrianti 1104295

This research is motivated by the lack of students writing skills in discussion text. Students difficult in presenting the arguments and the solutions when they write the discussion text. One of the most common causes there is no motivation to encourage the students to understand and solve the problem. The method used is this research is quasi-experimental design pretest-posttest control group design. The subject of this reseacrh is eight grade of Junior high school in SMP Negeri 1 Cimahi and the sample used is class VIII-B as experimental classes and VIII-A as control class. In general, this paper aims to describe 1) the profile of learning to write discussion text in eight grade of SMP Negeri 1 Cimahi 2) the implementation process in problem based learning model in teaching discussion text to the students in eight grade of SMP Negeri 1 Cimahi in experimental class 3) the significant differences about students ability between the students using problem based learning model in experimental classes and using learning models in the control class. Analysis of statistical data used is parametric statistics. Based on the results of hypothesis test obtained by value thitung 4.6495 and ttabel 2.0012 with a significance level of 0.05. This shows a significant difference of students ability between the students using problem based learning model in experimental classes and using learning models in the control class. the students are able to Peserta students able to express the arguments and the solutions about the problems presented in their disccusion text. In addition, students minimize errors using the Spelling Enhanced although not entirely.


(5)

Siti Pitrianti, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DISKUSI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ...x

DAFTAR HISTOGRAM ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ...5

F. Anggapan Dasar ...6

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II IHWAL MODEL PBM DAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DISKUSI ... 7

A. Ihwal Model PBM ... 7

1. Hakikat Model PBM ...7

2. Prinsip-prinsip Model PBM ... 8


(6)

Siti Pitrianti, 2015

4. Tujuan Model PBM ...9

5. Langkah-langkah Model PBM ... 10

6. Kelebihan dan Kelemahan Model PBM ... 11

B. Ihwal Menulis Teks Diskusi ... 11

1. Hakikat Menulis...11

2. Pembelajaran Menulis Teks Diskusi ...12

3. Definisi Operasional ... 14

4. Hipotesis Penelitian ...14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 16

A. Metode dan Desain Penelitian ... 16

B. Populasi dan Sampel ...17

C. Metode Pengumpulan Data... 17

D. Instrumen Penelitian ...18

1. Instrumen Pengumpulan Data ...19

2. Instrumen Perlakuan ...24

E. Prosedur Penelitian ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Deskripsi Profil Pembelajaran ...40

B. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian ...41

C. Deskripsi Data Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...45

1. Data Nilai Tes Kelas Eksperimen ...45

2. Data Nilai Tes Kelas Kontrol ...50

3. Analisis Teks Diskusi Peserta didik di Kelas Eksperimen ...54

4. Analisis Teks Diskusi Peserta didik di Kelas Kontrol ...64

D. Analisis Pengolahan Data Statistik ...74


(7)

Siti Pitrianti, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DISKUSI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Uji Prasyarat Analisis Data ... 75

a. Uji Normalitas ...75

b. Uji Homogenitas ...79

3. Uji Hipotesis ... 79

D. Pembahasan Hasil Penelitan...82

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 88

B. Saran ...89

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Seorang pengguna bahasa perlu memiliki keterampilan berbahasa. Salah satunya adalah keterampilan menulis. Menulis adalah proses menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan. Selain berbicara, menulis termasuk ke dalam keterampilan produktif. Artinya,seseorang dapat merefleksikan hasil menyimak, membaca, dan berbicaranyamenjaditulisan yang bermakna.

Dalam artikel yang ditulis Alwasilah (2007, hlm. 121) diungkapkan bahwa dalam tradisi Indonesia yang lebih berbudaya ucap-dengar dibanding baca-tulis, batasan literasi cenderung mengabaikan komponen menulis. Hal senada ditegaskan Resmini (2008, hlm. 2) bahwa masyarakat kita saat ini justru lebih menekankan dan memperbanyak budaya verbal dan tidak mengimbanginya dengan budaya tulis. Hal yang sulit menumbuhkan budaya tulis pada masyarakat kita karena pemupukan kemahiran itu tidak terlalu dikembangkan di sekolah. Padahal keterampilan menulis ini sangatlah penting. “Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan dasar yang amatdiperlukan, baik di sekolah maupun dalamkehidupan sehari-hari. Di sekolah,keterampilan menulis diperlukan salah satunya untukkegiatan membuatkarya tulis pada semua mata pelajaranmulai dari tingkat pendidikan dasar sampaipendidikan tinggi” (Winaya, dkk., 2013, hlm, 1).

Akan tetapi sejauh ini, di sekolah khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia peserta didik masih merasa kesulitan ketika menulis, seperti diungkapkan Komalasari (2014) dalam penelitiannya terkait pembelajaran menulis bahwa kesulitan yang dialami peserta didik diantaranya dalam pengembangan ide tulisan karena seringkali peserta didik tidak memahami apa yang akan ditulisnya. Alwasilah (2007, hlm. 43) menyinggung iklim pembelajaran menulis di sekolah yang hanya mengajarkan peserta didik akan teori-teori menulis. Hal ini terjadi karena gurunya bukan seorang penulis, sehingga menjejalkan teori lebih mudah daripada memberikan latihan menulis. Padahal,


(9)

proses latihan. Praktek menyalin tulisan orang pun tidak segan-segan peserta didiklakukan untuk memenuhi tugas yang berkaitan dengan menulis. Keterampilan menulis ini tidak lahir dengan sendirinya tetapi melalui praktek dan latihan secara konsisten. Salah satunya melalui pembelajaran menulis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

Pembelajaran menulis teks diskusi menulis teks diskusidapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Dalam menulis teks diskusi ini peserta didik perlu memiliki kemampuan untuk membahas dan memberikan pendapat terhadap suatu masalah.Fakta di lapangan menunjukkan peserta didik masih kesulitan dalam menyampaikan argumen dan solusi terhadap masalah yang diangkat dalam teks diskusi. Salah satu penyebab yang paling umum terjadi adalah peserta tidak memahami masalah yang diangkat tesebut. Dalam penelitian yang ditulis Alwasilah (2007, hlm. 132) disebutkanbahwa secara keseluruhan bangsa Indonesia kurang mampu berpikir kritis yang disebabkan oleh dua hal, di antaranya pendidikan Indonesia tidak membuat peserta didik berpikir kritis. Upaya menumbuhkan proses berpikir kreatif tesebut salah satunya adalah dengan menulis. Menulis telah terbukti sebagai kegiatan berbahasa yang paling mendukung terbentuknya keterampilan bernalar, yaitu kegiatan memecahkan masalah melalui proses linguistik dan kognitif yang kompleks.Teks diskusi ini relatif baru dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di tingkat SMP, seperti yang tertulis di Lampiran III Permendikbud Nomor 58 Kurikulum 2013.. Jika sebelumnyadalam pembelajaran diskusi pada KTSP peserta didik menyampaikan pemikiran dan pendapatnya terhadap suatu masalah melalui lisan, maka dalam teks diskusi ini peserta didik dituntut pula untuk dapat menyampaikannya melalui tulisan. Seperti yang telah diungkapkan di atas bahwa budaya orang Indonesia adalah dengar-ucap dan lemah dalam budaya tulisnya. “Secara kolektif, bangsa yang lemah budaya tulisnya cenderung lemah daya nalarnya. Secara individual, seorang yang produktif menulis akan lebih kritis

daripada yang tidak produktif” (Alwasilah, 2007, hlm. 134). Oleh karena itu, keterampilan menulis teks diskusi ini penting untuk dimiliki oleh peserta didik agar terdapat keseimbangan antara komunikasi lisan dan komunikasi tulisnya dalam menaggapi masalah yang terdapat di lingkungan sekitarnya.


(10)

“Sistem pendidikan, kondisi peserta didik, dan konteks serta kondisi lingkungan akan mempengaruhi pembentukan kemampuan bernalar, kreativitas, dan budaya tulis peserta didik kita. Pada prosesnya, pembentukannya tidak akan dapat dilakukan tanpa mengintegrasikan setiap bagian dalam program pembelajaran, karena wahananya adalah proses pembelajaran” (Resmini, 2008,hlm. 5). Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa di antara faktor pembentuk kemampuan menulis peserta didik, proses pembelajaran yang tepat akan menentukan keberhasilan peserta didik dalam menulis. Salah satu komponen dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran. Model yang diterapkan guru disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dipakai.

Dalam pembelajaran menulis teks diskusi ini, prosesnya harus menuntut keaktifan peserta didik dalam menanggapi dan memecahkan suatu masalah, sehingga guruharus menciptakan suasana belajar yang dinamis. Para ahli mengungkapkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan suatu model yang efektif untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah karena terdapat hubungan yang kuat antara konsep yang dipelajari dengan fakta dalam kehidupan sehari-hari (White, 1995; Loyens, dkk., 2011).

Arends (2008) mengemukakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) sebagai berikut.

Berbeda dengan model pembelajaran yang penekanannya adalah guru yang memperesentasikan ide atau keterampilan, peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyodorkan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog. Hal yang terpenting adalah guru menyediakan kerangka pendukung yang meningkatkan penyelidikan dan pertumbuhan intelektual.

(hlm, 41)

Berdasarkan tesis yang ditulis oleh Maulana (2014), penerapan model PBM dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis. PBM mendorong peserta didik mampu menuangkan ide dan gagasannya secara sistematik, mulai dari mendefinisikan masalah, mencari dan mengolah informasi yang berhubungan dengan masalah kemudian memberikan solusi terhadap masalah yang sedang


(11)

dihadapi. Kaitannya dengan pembelajaran menulis, peserta didik mampu menuangkan hasil pemecahan masalah tersebut ke dalam bentuk tulisan.

Apriyani (2012) melakukan penelitian eksperimen dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalahdalam pembelajaran menulis poster. Hasilpenelitianmenunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan peserta didik dalam menulis poster sebelum dan sesudah diberi perlakuan menggunakan model PBM. Artinya, kemampuan menulis peserta didik meningkat.

Dengan melihat penelitian-penelitian sebelumnya, model ini dapat dipertimbangkan untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis teks diskusi yang dilaksanakan di tingkat SMP karena akan membuat peserta didik memahami bahwa suatu masalah dapat dilihat dari perspektif yang berbeda (perspektif setuju atau menentang). Peserta didik dapat menuangkan argumen yang beragam dalam teks diskusi guna mencari solusi dari masalah tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kitis dan kreatif peserta didik.

Penelitian ini dianggap penting karena tanpa model pembelajaran yang menyajikan dan menuntut mereka untukmemecahkansuatu masalah, peserta didik tidak akan menyadaridan tanggap akan masalah yang dekat dengan kehidupan sehari-harinya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model pembelajaran Berbasis Masalahdalam Pembelajaran Menulis Teks Diskusi.Penelitian yang akan dilakukan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang telah disebutkan di atas.Perbedaannya terletak pada materi pembelajaran. Materi pada penelitian yang ditulis Maulana adalah materi pembelajaran menulis teks eksposisi di SMA dan materi pada penelitian yang ditulis Apriyani adalah menulis poster di SMP. Sekali lagi ditegaskan bahwa dalam penelitian ini peneliti mencoba menerapkan model PBM dalam pembelajaran menulis teks diskusi di SMP. Sejauh yang peneliti temukan, belum ada penelitian terkait pembelajaran menulis teks diskusi menggunakan model PBM.


(12)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi permasalahan dalam menulis teks diskusi, yaitu sebagai berikut.

1) Peserta didik masih kesulitan dalam menulis.

2) Perlu adanya pemilihanmodel pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran menulis teks diskusi.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana profil pembelajaran menulis teks diskusi di kelas VIII SMP Negeri 1 Cimahi?

2) Bagaimana proses implementasi model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis teks diskusi pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Cimahi di kelas eksperimen?

3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks diskusi peserta didik kelas VIII SMP Negeri1 Cimahidengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah di kelas ekperimen dan model pembelajaranterlangsungdi kelas kontrol?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1) profil pembelajaran menulis teks diskusi di kelas VIII SMP Negeri 1 Cimahi? 2) proses implementasi model pembelajaran berbasis masalah dalam

pembelajaran menulis teks diskusi pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Cimahi di kelas eksperimen?

3) perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks diskusi peserta didik kelas VIII SMP Negeri1 Cimahi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah di kelas ekperimen dan model pembelajaran terlangsung di kelas kontrol?

E. Manfaat Penelitian


(13)

1) Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan memberikan warna baru dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik lebih antusias dan lebih mudah dalam menulis teks diskusi.

2) Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangandalam pemilihanmodel pembelajaran menulis teks diskusi.

3) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan terkaitefektivitas penerapan model pembelajaran berbasis masalahdalam pembelajaran menulis teks diskusi.

F. AnggapanDasar

Anggapandasarinimenjadilandasanbagi proses pemecahanmasalah yang akandibahas. Anggapandasardalampenelitianiniadalahsebagai berikut.

1) Seseorangdapatterampilmenulismelaluipraktek danlatihan.

2)Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat.

G. StrukturOrganisasiSkripsi

Skripsiiniterdiriataslimabab.Berikutakandipaparkanaspek-aspek yang terkandungdalamsetiapbab.

1) Bab I pendahuluan, meliputilatarbelakangmasalah, rumusanmasalahpenelitian, tujuanpenelitian, manfaatpenelitian, anggapandasar, danstrukturpenulisanskripsi.

2) Bab II kajianpustaka, meliputimodel pembelajaranberbasismasalah, pembelajaran menulisteksdiskusi, definisi operasioanl, dan hipotesis penelitian.

3) Bab III metodologi penelitianmemaparkanmodel analisis data yang digunakan, meliputimetode dan desainpenelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, populasi dan sampel, prosedurpenelitian, danteknikanalisis data.

4) Bab IV analisis data dan pembahasan. Pada bab ini akan menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam bab ini peneliti memaparkanproses pelaksanaanpenelitiandan pembahasandatapenelitian.


(14)

5) Bab V penutup, meliputisimpulandanrekomendasi. Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian dan pembahasan serta rekomendasi terkait penelitian selanjutnya.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metodekuantitatif dengan jenis metode eksperimen semu (kuasi). Metode ini dipilih karena cocok dengan tujuan penelitian, yakni ingin menguji efektivitas penerapan model PBM pada objek yang telah ditentukan. Objek yang dimaksud adalah manusia yang memiliki sifat tidak menentu setiap waktunya, sehingga memungkinkan variabel asing sewaktu-waktu dapat memengaruhi dan peneliti tidak dapat mengontrol sepenuhnya atas variabel asing tersebut.

Desain penelitian menggunakan pretest-posttest control group design. Dalam desain ini terdapat satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol yang sama-sama mendapat perlakuan. Perlakuan di kelas eksperimen dengan menerapkan model PBM, sedangkan di kelas kontrol pembelajaran tetap dilakukan secara optimal dengan menerapkan model pembelajaran terlangsung. Kedua kelompok tersebut akan diberi tes awal (sebelum diberi perlakuan) dan tes akhir (setelah diberi perlakuan). Desain penelitian digambarkan dalam tabel berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas TesAwal Perlakuan TesAkhir

E O1 X O2

K O3 O4

(Sugiyono, 2013, hlm. 112)

Keterangan:

E : Kelompok Eksperimen K : Kelompok Kontrol

X : Perlakuan menggunakan model PBM. O1 : Tes Awal pada Kelompok Eksperimen

O3 : Tes Awal pada Kelompok Kontrol


(16)

O4 : Tes Akhir pada Kelompok Kontrol

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono (2011, hlm. 61) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi kelas, bukan populasi individu. Populasi penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 1 Cimahi yang terdiri atas 12 kelas, yaitu kelas VIII-A, VIII-B, VIII-C, VIII-D, VIII-E, VIII-F, VIII-G, VIII-H, VIII-I, dan VIII-J. Sekolah ini berlokasi di Jalan Rd. Embang Artawidjaja No. 12 Cimahi. Pertimbangan peneliti memilih SMP Negeri 1 Cimahi sebagai tempat penelitian karena variabel terikat dalam penelitian ini, yakni pembelajaran menulis teks diskusi dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia di sekolah ini.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2011, hlm. 62). Pengambilan sampel dilakukan secara acak (simple random sampling) dengan pertimbangan guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Cimahi mengungkapkan bahwa anggota populasi dianggap homogen, yakni setiap kelas mempunyai kemampuan menulis yang sama sehingga mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Sampel terdiri atas dua kelas. Dalam penelitian ini kelas VIII-B menjadi kelas ekperimen dan kelas VIII-A menjadi kelas kontrol.

C. Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh menggunakan tiga macam metode pengumpulan data, yaitu wawancara, tes, dan angket. Metode pengumpulan data ini akan menentukan instrumen penelitian yang akan digunakan.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui profil pembelajaran menulis teks diskusi di SMP Negeri 1 Cimahi, meliputi model pembelajaran yang digunakan


(17)

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok’’. Tes yang digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan awal dan akhir peserta didik dalam menulis teks diskusi. Tes yang digunakan berupa tes tulis, yaitu esai. Tes diberikan dua kali, yakni tes awal dan tes akhir. Tes awalbertujuanuntuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam menulis teks diskusi sebelum diberi perlakuan, sedangkan tes akhir dilakukan setelah peserta didik diberi perlakuan yang bertujuan untuk melihat sejauh mana efektivitas perlakuan dalam pembelajaran menulis teks diskusi menggunakan model PBM di kelas eksperimen dan model pembelajaran terlangsung di kelas kontrol.

Angket dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. “Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Arikunto, 2006, hlm. 150). Angket dalam penelitian ini diisi oleh peserta didik di kelas eksperimen setelah tes akhir dilaksanakan. Tujuannya untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran menulis teks diskusi menggunakan model PBM.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalahalat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar lebih mudah dan hasilnya lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006, hlm. 160). Kualitas instrumen yang digunakan memengaruhi kualitas data. Kualitas data ini akan memengaruhi kualitas penelitian.Instrumen yang digunakan pun harus valid. Valid berarti dapat mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2010). Validitas instrumen terdiri atas validitas eksternal empiris dan validitas internal rasional. Uji validitas eksternal empiris dilakukan dengan cara membandingkan dengan standar yang telah terjadi, sedangkan uji validitas internal rasional dilakukan dengan mengonsultasikannya dengan ahli dalam bidang tertentu sesuai dengan variabel penelitian (Sugiyono, 2010)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian yang terdiri atas intrumen pengumpulan data dan


(18)

instrumen perlakuan. Instrumen dalam penelitian ini telah melalui tahap validitas internal rasional oleh ahli dalam pembelajaran menulis, yaitu Dr. Isah Cahyani, M.Pd.

1. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data ini terdiri atas instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa kisi-kisi soal, lembar soal, dan lembar penilaian. Berikut adalah instrumen tes.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Soal Tes AwaldanAkhir (Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)

No Indikator Materi Soal No

Soal

Jenjang Soal

Jumlah Soal

1 Peserta didik mampu menulis teks diskusi sesuai dengan

karakteristik teks diskusi.

Struktur teks diskusi meliputi: isu, argumen mendukung, argumen menentang, dan simpulan dan saran. Kaidah teks diskusi meliputi: penggunaan kalimat efektif dan EYD.

1 K3-Aplikasi

1

Tabel 3.3

Lembar Soal Tes AwaldanAkhir (Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)

LEMBAR SOAL

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

Kelas : VIII SMP Negeri 1 Cimahi Waktu : 2x40 menit

Petunjuk Umum

a. Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan! b. Ketika waktu pengerjaan soal telah dimulai, diharapkan tidak mengganggu

kawannya yang sedang menulis c. Tulisan rapi dan jelas

d. Lembar soal ini harap dikembalikan beserta lembar jawaban


(19)

Tabel 3.4

Lembar Penilaian Teks Diskusi

No Aspek

Penilaian Skor Kriteria Deskriptor 1

Kelengkap-an struktur (Bobot 3)

4 SB

Lengkap (memuat empat struktur, meliputi isu, argumen mendukung, argumen

menentang, dan simpulan) dan sistematis. 3 B Tidak lengkap (hanya memuat tiga

struktur) dan sistematis.

2 C Tidak lengkap (hanya memuat dua struktur) dan sistematis.

1 K Tidak lengkap (hanya memuat satu struktur). 2 Isi

(Bobot 4) 4 SB

Sesuai dengan tema, keseluruhan pernyataan logis, argumen didukung dengan fakta, data, hasil penelitian, referensi para ahli ataupun pengalaman penulis, dan saran ditulis berdasarkan argumen.

3

2

B

C

Sesuai dengan tema, keseluruhan pernyataan logis, argumen tidak didukung dengan fakta, data, hasil penelitian, referensi para ahli, dan saran ditulis berdasarkan argumen.

Sesuai dengan tema, terdapat pernyataan yang tidak logis, dan tidak didukung dengan fakta, data, hasil penelitian, atau referensi dari para ahli, dan saran ditulis berdasarkan argumen.

1 K

Sesuai dengan tema, seluruh pernyataan tidak logis, dan tidak didukung dengan fakta, data, hasil penelitian, atau referensi dari para ahli ataupun pengalaman penulis, dan saran tidak ditulis berdasarkan argumen.

3 Kepaduan isi

4 SB

Memuat tiga unsur kepaduan isi, meliputi: kepaduan antarkalimat dalam satu paragraf, kepaduan antarparagraf, dan kepaduan antarbagian struktur.


(20)

(Bobot 2)

3 B Hanya memuat dua unsur kepaduan isi. 2 C Hanya memuat satu unsur kepaduan isi. 2 K Isi tidak padu.

4 Keefektif-an kalimat (Bobot 2)

4 SB

Semua kalimat jelas (tidak ambigu) dan hemat (tidak mengulang kata atau kalimat yang sama maknanya dengan kata atau kalimat sebelumnya).

3 B Semua kalimat jelas namun terdapat kalimat ditulis tidak hemat.

2 C Terdapat kalimat yang tidak jelas dan kalimat yang ditulis tidak hemat.

1 K Semua kalimat tidak jelas dan ditulis tidak hemat.

5 Ejaan Yang

Disempur-nakan

(Bobot 1)

4 SB

Tidak terdapat kesalahan dalam tiga aspek penulisan EYD meliputi penulisan kata, huruf kapital dan huruf miring, dan tanda baca.

3 B Terdapat kesalahan dalam satu aspek penulisan EYD.

2 C Terdapat kesalahan dalam dua aspek penulisan EYD

1 K Terdapat kesalahan dalam seluruh aspek penulisan EYD.

Keterangan: SB : Sangat Baik B : Baik

C : Cukup K : Kurang

(Adaptasi dari Penilaian Teks Diskusi [Emilia: 2010])

Instrumen nontes terdiri atas pedoman wawancara, lembar observasi yang digunakan untuk melihat keefektifan penerapan model di kelas, dan lembar angket untuk melihat tanggapan peserta didik di kelas eksperimen terhadap penerapan model PBM.Berikut adalah instrumen pedoman wawancara, lembar observasi guru dan peserta didik, dan lembar angket.

Tabel 3.5 Pedoman Wawancara


(21)

2. Bagaimana respons peserta didik kelas ketika model pembelajaran tersebut digunakan?

Tabel 3.12

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar Observasi Aktivitas Guru Hari/ Tanggal :

Kelas :

Nama Observer :

Petunjuk pengisian lembar observasi

Berilah tanda centang () pada kolom yang tersedia dengan ketentuan sebagai berikut. Ya : jika aktivitas tersebut terimplementasi.

Tidak : jika aktivitas tersebut tidak terimplementasi. Jika ada informasi tambahan, tulislah pada kolom keterangan.

No Aktivitas yang Diamati Ya Tidak Keterangan 1 Guru menyajikan masalah yang dekat dengan

kehidupan peserta didik.

2 Guru menjelaskan tugas belajar yang akan dilakukan peserta didik.

3 Guru membimbing peserta didik dalam mengumpulkan informasi.

4 Guru mendorong peserta didik untuk mengemukakan pendapat pada diskusi kelompok kecil.

5 Guru mendorong peserta didik untuk mengemukakan pendapat pada diskusi antarkelompok.

6 Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan hasil diskusi.

7 Guru membimbing peserta didik menulis teks diskusi.

8 Guru mendorong peserta didik untuk membacakan hasil karyanya ke depan kelas. 9 Guru mendorong peserta didik untuk

merefleksi dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

10 Guru menggunakan media, alat, dan sumber belajar secara efektif.

11 Guru menggunakan waktu sesuai alokasi yang direncanakan.


(22)

Observer,

____________

Tabel 3.13

Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Format Observasi Aktivitas Peserta Didik

Hari/ Tanggal :

Kelas :

Nama Observer :

Petunjuk pengisian lembar observasi

Berilah tanda centang () pada kolom yang tersedia dengan ketentuan sebagai berikut.

Ya : jika aktivitas tersebut terimplementasi. Tidak : jika aktivitas tersebut tidak terimplementasi. Jika ada informasi tambahan, tulislah pada kolom keterangan.

No Aktivitas yang Diamati Ya Tidak Keterangan

1 Peserta didik memahami masalah yang diangkat.

2 Peserta didik memahami tugas belajar yang akan dilakukan.

3 Peserta didik bersungguh-sungguh dalam mengumpulkan informasi. 4 Peserta didik mengemukakan

pendapat pada diskusi kelompok kecil.

6 Peserta didik mengemukakan pendapat pada diskusi antarkelompok.

6 Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi.

7 Peserta didik bersungguh-sungguh menulis teks diskusi.

8 Peserta didik membacakan hasil karyanya ke depan kelas.


(23)

masalah.

Jumlah

Observer,

_____________

Berikut adalah instrumen lembar angket yang digunakan untuk melihat respons peserta didik di kelas eksperimen terhadap pembelajaran model PBM.

Tabel 3.8 Lembar Angket LEMBAR ANGKET

Nama: Kelas:

Berilah dengan tanda centang () pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapatmu!

No Pernyataan Ya Tidak

1 Masalah yang disajikan ketika pembelajaran dekat dengan kehidupan sehari-hariku.

2 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) memotivasiku untuk belajar memecahkan masalah.

3 Model PBM memudahkanku untuk menulis teks diskusi.

4 Aku sudah bisa menulis teks diskusi.

5 Pembelajaran menulis teks diskusi memotivasiku untuk menulis.


(24)

Instrumen perlakuan terdiri atas pedoman perlakuan yang berupa ancangan model pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol. Ancangan model untuk kedua kelas tersebut berbeda karena model pembelajaran yang digunakan di dua kelas pun berbeda, yakni model PBM di kelas eksperimen dan model terlangsung di kelas kontrol. Perlakuan yang diberikan di setiap kelas adalah dua kali perlakuan. Setiap perlakuan berlangsung dalam dua kali pertemuan. Berikut disajikan ancangan model di kelas eksperimen dan kontrol.

A. Rasional

Masalah atau fenomena dalam kehidupan nyata digunakan sebagai jembatan untuk memahami suatu konsep pada materi pembelajaran tertentu. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dapat memahami bahwa pembelajaran dan kehidupan merupakan proses yang berkaitan. Tujuan peserta didik belajar adalah untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengantisipasi ataupun menyelesaikan berbagai persoalan yang akan ditemuinya dalam kehidupan masyarakat.

B. Prinsip PBM

Prinsip-prinsip model PBM adalah (1) sekolah cermin masyarakat yang lebih besar dan kelas akan menjadi laboratorium untuk penyelidikan dan pengatasan masalah kehidupan nyata (2) Anak pada usia belia memiliki sifat bawaan ingin tahu dan terus berusaha memahami dunia di sekitarnya dengan mengonstruksikan pengalaman nyata dengan konsep yang telah dipelajari.

Tabel 3.9

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perlakuan Pertama (Kelas Eksperimen)

Pertemuan 2


(25)

Langkah- Pendahulu-an (10 menit)

 Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran peserta didik.

 Peserta didik diberi pertanyaan terkait pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya dan guru mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan, yakni memecahkan masalah melalui teks diskusi.

 Peserta didik menerima informasi mengenai kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Peserta didik diberikan motivasi bahwa mereka dapat memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Mencek kesiapan peserta didik dan

memotivasi peserta didik untuk belajar. Kegiatan Inti (60 menit) Orientasi peserta didik kepada masalah

 Peserta didik mengamati tayangan berita

“Aksi Memprotes UN Berbasis

Komputer”.

 Peserta didik diyakinkan guru bahwapelaksanaan UN Berbasis Komputer menuai pro kontra di kalangan masyarakat.

 Peserta didik mengetahui masalah yang akan diangkat dalam teks diskusi.

Peserta didik memahami masalah yang akan dibahas. Mengorgan isasikan peserta didik untuk belajar

 Peserta didik diberi penjelasan tentang tugas belajar yang akan dilakukan, yakni memecahkan masalah UN Berbasis Komputer.

 Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok.

Peserta didik memahami tugas belajar yang akan dilakukan.


(26)

Membantu menyelidik i secara mandiri atau kelompok.

 Peserta didik mengumpulkan informasi dari koran, internet, televisi, dan sumber lainnya terkait UN Berbasis Komputer.

 Peserta didik mendiskusikan isu UN Berbasis Komputer di dalam kelompoknya.

 Peserta didik berdiskusi dengan kelompok lain dengan mengemukakan argumen mendukung dan menentang terhadap pelaksanaan UN Berbasis Komputer.

 Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan argumen yang diungkapkan dalam diskusi.

 Peserta didik menuliskan butir-butir penting argumen tersebut di papan tulis.

Peserta didik melakukan penyelidikan dalam kelompok kecil dan kelompok besar.

Penutup (10 menit)

 Peserta didik bertanya atau mengemukakan pengalamannya ketika mengikuti proses belajar mengajar.

 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

 Peserta didik merangkum hasil pembelajaran.

 Guru menutup kegiatan belajar mengajar dan menyampaikan informasi materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

Memancing pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Tabel 3.10

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perlakuan Pertama (Kelas Eksperimen) Pertemuan 3 Tahapan Langkah-langkah Model

Kegiatan Pembelajaran Tujuan

Pendahulu- Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran peserta didik.

Mencek


(27)

sebelumnya dan guru mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan, yakni memecahkan masalah melalui teks diskusi.

 Peserta didik menerima informasi mengenai kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Peserta didik diberikan motivasi bahwa mereka dapat memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya. untuk belajar. Kegiatan Inti (60 menit) Mengembang kan dan menyajikan masalah

 Peserta didik mengamati butir-butir argumen yang ditulisnya pada pertemuan pertama.

 Peserta didik mengembangkan butir-butir argumen tersebut menjadi teks diskusi dengan memerhatikan struktur dan kaidah teks.

 Peserta didik membacakan teks diskusi yang telah selesai ditulisnya di depan kelas.

 Peserta didik yang lain menanggapi teks diskusi yang dibacakan.

Peserta didik mampu

mengungkapkan hasil pemecahan masalah ke dalam tulisan. Menganalisa dan mengevalua-si proses pemecahan masalah.

 Peserta didik bersama guru merefleksi dan mengevaluasi proses yang telah dilalui dalam memecahkan masalah UN Berbasis Komputer.

Peserta didik mampu

mengevaluasi proses belajar yang telah dilakukan agar di pembelajaran selanjutnya tidak terulang kesalahan yang sama.

Penutup (10 menit)

 Peserta didik bertanya atau mengemukakan pengalamannya ketika mengikuti proses belajar mengajar.

 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

 Peserta didik merangkum hasil pembelajaran.

 Guru menutup kegiatan belajar

Memancing pemahaman peserta didik terhadap

pembelajaran yang telah dilakukan.


(28)

mengajar dan menyampaikan informasi materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

Tabel 3.11

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perlakuan Kedua (Kelas Eksperimen) Pertemuan keempat

Tahapan

Langkah-langkah Model

Kegiatan Pembelajaran Tujuan

Pendahulu an (10 menit)

 Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran peserta didik.

 Peserta didik diberi pertanyaan terkait pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya dan guru mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan, yakni memecahkan masalah melalui teks diskusi.

 Peserta didik menerima informasi mengenai kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Peserta didik diberikan motivasi bahwa mereka dapat memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Mencek kesiapan peserta didik dan

memotivasi peserta didik untuk belajar. Kegiatan Inti (60 menit) Orientasi peserta didik kepada masalah

 Peserta didik diberikan pertanyaan oleh guru tentang tayangan sinetron yang disukainya.

 Peserta didik diyakinkan guru bahwatayangan sinetron menuai pro kontra di kalangan masyarakat.

 Peserta didik mengetahui masalah yang akan diangkat dalam teks diskusi.

Peserta didik memahami masalah yang akan dibahas. Mengorgani sasikan peserta didik untuk belajar

 Peserta didik diberi penjelasan tentang tugas belajar yang akan dilakukan, yakni memecahkan masalah tentang sinetron .

 Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok.

Peserta didik memahami tugas belajar yang akan dilakukan.


(29)

Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok.

 Peserta didik mengumpulkan informasi dari koran, internet, televisi, dan sumber lainnya terkait sinetron.

 Peserta didik mendiskusikan isu sinetron di dalam kelompoknya.

 Peserta didik berdiskusi dengan kelompok lain dengan mengemukakan argumen mendukung dan menentang terhadap pelaksanaan sinetron.

 Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan argumen yang diungkapkan dalam diskusi.

 Peserta didik menuliskan butir-butir penting argumen tersebut di papan tulis.

Peserta didik melakukan penyelidikan dalam kelompok kecil dan kelompok besar.

Penutup (10 menit)

 Peserta didik bertanya atau mengemukakan pengalamannya ketika mengikuti proses belajar mengajar.

 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

 Peserta didik merangkum hasil pembelajaran.

 Guru menutup kegiatan belajar mengajar dan menyampaikan informasi materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

Memancing pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Tabel 3.12

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perlakuan Kedua (Kelas Eksperimen)


(30)

Tahapan

Langkah-langkah Model

Kegiatan Pembelajaran Tujuan

Pendahulu-an (10 menit)

 Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran peserta didik.

 Peserta didik diberi pertanyaan terkait pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya dan guru mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan, yakni memecahkan masalah melalui teks diskusi.

 Peserta didik menerima informasi mengenai kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Peserta didik diberikan motivasi bahwa mereka dapat memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Mencek kesiapan peserta didik dan memotivasi peserta didik untuk belajar.

Kegiatan Inti (60 menit) Mengembang kan dan menyajikan masalah

 Peserta didik mengamati butir-butir argumen yang ditulisnya pada pertemuan pertama.

 Peserta didik mengembangkan butir-butir argumen tersebut menjadi teks diskusi dengan memerhatikan struktur dan kaidah teks.

 Peserta didik membacakan teks diskusi yang telah selesai ditulisnya di depan kelas.

 Peserta didik yang lain menanggapi teks diskusi yang dibacakan.

Peserta didik mampu mengungkapkan hasil pemecahan masalah ke dalam tulisan.

Menganalisa dan mengevalua-si proses pemecahan masalah.

 Peserta didik bersama guru merefleksi dan mengevaluasi proses yang telah dilalui dalam memecahkan masalah sinetron.

Peserta didik mampu mengevaluasi proses belajar yang telah dilakukan agar di pembelajaran


(31)

Penutup (10 menit)

 Peserta didik bertanya atau mengemukakan pengalamannya ketika mengikuti proses belajar mengajar.

 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

 Peserta didik merangkum hasil pembelajaran.

 Guru menutup kegiatan belajar mengajar dan menyampaikan informasi materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

Memancing

pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Tabel 3.13

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perlakuan Pertama (Kelas Kontrol) Pertemuan 2


(32)

Pendahuluan (10 menit)

 Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran peserta didik.

 Peserta didik diberi pertanyaan terkait pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya dan guru mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan, yakni menulis teks diskusi.

 Peserta didik menerima informasi mengenai kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Peserta didik diberikan motivasi bahwa mereka dapat menulis teks diskusi.

Kegiatan Inti (60 menit)

 Peserta didik membaca dan mengamati teks berita yang mereka bawa.

 Peserta didik ditugaskan untuk mengubah teks berita yang dibaca menjadi tes diskusi sesuai dengan struktur dan kaidah penulisan teks diskusi.

 Peserta didik mencari informasi mengenai cara menulis teks diskusi dengan membaca beberapa referensi.

 Peserta didik menulis teks diskusi berdasarkan teks berita masing-masing.

Penutup (10 menit)

 Peserta didik bertanya atau mengemukakan pengalamannya ketika mengikuti proses belajar mengajar.

 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

 Peserta didik merangkum hasil pembelajaran.

 Guru menutup kegiatan belajar mengajar dan menyampaikan informasi materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

Tabel 3.14


(33)

Pertemuan 3

TAHAPAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pendahuluan (10 menit)

 Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran peserta didik.

 Peserta didik diberi pertanyaan terkait pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya dan guru mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan, yakni menulis teks diskusi.

 Peserta didik menerima informasi mengenai kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Peserta didik diberikan motivasi bahwa mereka dapat menulis teks diskusi.

Kegiatan Inti (60 menit)

 Peserta didik menulis teks diskusi berdasarkan teks berita masing-masing.

 Peserta didik membacakan teks diskusi di depan kelas.

 Peserta didik yang lain menanggapi teks diskusi yang dibacakan.

 Dengan dibimbing guru, peserta didik menyimpulkan cara menulis teks diskusi.

Penutup (10 menit)

 Peserta didik bertanya atau mengemukakan pengalamannya ketika mengikuti proses belajar mengajar.

 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

 Peserta didik merangkum hasil pembelajaran.

 Guru menutup kegiatan belajar mengajar dan menyampaikan informasi materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

Keterangan: Pembelajaran di pertemuan 2 dan 3 dilakukan kembali pada pertemuan 4 dan 5.


(34)

Prosedur penelitian adalah tahapan kegiatan dalam melaksanakan penelitian. Prosedur penelitian ini digambarkan dalam bagan berikut.

Bagan4.1

Prosedur Penelitian Penerapan Model PBM dalam Pembelajaran Menulis Teks Diskusi

Tes Awal Kelas Kontrol

Penyusunan Instrumen Tes

Tes Awal Kelas Eksperimen Penentuan Model PBM

Perumusan Masalah

Penyusunan Rancangan PBM

Tes Akhir Kelas Kontrol

Pembelajaran Menulis Teks Diskusi Menggunakan Model

PBM Pembelajaran Menulis Teks

Diskusi Tanpa Menggunakan Model PBM

Tes Akhir Kelas Eksperimen

Simpulan Hasil Analisis Data


(35)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk memberikan makna terhadap data mentah hasil penelitian. Data yang dimaksud adalah data yang terkumpul dari hasil menulis teks diskusi menggunakan model PBM. Pengolahan data dilakukan terhadap skor tes awal dan skor tes akhir kemampuan menulis teks diskusi. Pengolahan data tes awal dilakukan untuk mengukur kemampuan awal peserta didik dalam menulis teks diskusi, sedangkan pengolahan tes akhir dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik seteleh diberikan perlakuan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 20.0 for windows dan penghitungan manual. Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menilai hasil tes awal dan tes akhir peserta didik menggunakan rumus:

Nilai tersebut akan dirata-ratakan dari tiga penilai menggunakan rumus:

Setelah nilai diperoleh, nilai tersebut dikelompokkan berdasarkan kategori nilai. Peneliti menggunakan kategori penilaian berdasarkan skala nilai berikut ini.

Tabel 3.15

Kategori Penilaian Teks Diskusi

Skala Nilai Kategori

90-100 Sangat baik ( A)

77-89 Baik (B)

64-76 Cukup (C)

<64 Kurang (D)

2. Uji relliabilitas antarpenimbang

Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kereliabilitasan antarpenilai. Langkah-langkah dalam proses uji reliabilitas tes menggunakan SPSS 20.0 adalah sebagai berikut.

a) Tuliskan nama variabel yakni P1 (penilai 1), P2 (penilai 2), dan P3 (penilai 3) di dalam kolom variabel view pada SPSS 20.0.

Nilai =� � � ℎ

� � X 100

P1 + P2 + P3 3


(36)

b) Masukkan data penilai 1, 2, dan 3 tes dari microsoft excel ke dalam data view di SPSS 20.0.

c) Pilih menu analyze lalu scale kemudian reliability analyze.

d) Selanjutnya akan muncul hasil analisis uji reliabilitas tes, lalu cocokkan dengan tabel Guilford. Tabel Guilford ini digunakan sebagai alat ukur koefisien realibilitas antarpenimbang.

Tabel 3.16 Tabel Guilford

Rentang Kriteria

0,80-1,00 Korelasi realibilitas sangat tinggi 0,60-0,80 Korelasi realibilitas tinggi 0,40-0,60 Korelasi realibilitas sedang 0,20-0,40 Korelasi realibilitas rendah 0,00-0,20 Korelasi realibilitas sangat rendah

(Arikunto: 2010, hlm. 245) 3. Uji Prasyarat Analisis Data

Uji persyaratan analisis adalah pengujian yang harus dilalui untuk menentukan teknik analisis statistik yang digunakan. Uji prasyarat analisis ini terdiri atas uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan membuktikan tingkat kenormalan distribusi data tes awal dan tes akhir. Uji normalitas dapat menggunakan beberapa cara, diantaranya melihat nilai skewness dan histogram kurva normal.

Pertama, pengujian normalitas data dengan nilai Skewness, data dinyatakan normal jika memiliki nilai Skewness yang mendekati angka 0, sehingga memiliki kemiringan yang cenderung seimbang (Susetyo, 2012, hlm. 272). Kedua, pengujian normalitas data dengan histogram kurva normal, data dinyatakan normal berdasarkan bentuk gambar kurva yang kemiringan cenderung seimbang, antara sisi kiri dan kanan, dan kurva menyerupai lonceng (Susetyo, 2012, hlm. 272).Uji normalitas dalam pengolahan data penelitian dilakukan sebanyak empat


(37)

kali, yaitu uji normalitas tes awal-tes akhir eksperimen dan tes awal-tes akhir kontrol.

Susetyo (2012, hlm. 272-276) menjelaskan langkah-langkah dalam proses uji normalitas tes menggunakan SPSS 20.0for windows adalah sebagai berikut. 1) Tuliskan nama variabel, misalnya tes awal kelas eksperimen (NpreKE) dan

tes akhir eksperimen (NpostKE) di dalam kolom variabel view pada SPSS 20.0.

2) Masukkan data tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dari microsoft excel ke dalam data view di SPSS 20.0.

3) Pilih menu analyze lalu descriptive statistic, kemudiandescriptive.

4) Selanjutnya pindahkan variabel yang akan diuji ke dalam kolom Dependent list.

5) Lalu beri tanda centang pada range, minimum, maximum, mean, standar deviation, variance, dan skewness. Selanjutnya pilih Ok.

6) Muncul statistik deskriptif tes awal-tes akhir eksperimen, yaiturentang, rata-rata, varians, simpangan baku, nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai Skewness.

Langkah-langkah melihat histogram kurva normal adalah sebagai berikut. 1) Pilih graph.

2) Pilih legacy dialog dan pilih histogram.

3) Pilih nama variabel dan masukkan dalam kolom variabel. 4) Pilih display normal curve.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian dilakukan untuk mengetahui tes awal dan tes akhir baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki varians yang sama atau tidak.Langkah-langkah dalam proses uji homogenitas tes menggunakan rumus:

F hitung =�

Keterangan

Fhitung= Nilai yang dicari Vb = varians terbesar


(38)

Vk = varians terkecil

Data yang dinyatakan homogen jika Fhitung < Ftabel maka H1 ditolak atau H0 diterima, dan begitu pula sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel maka H1 diterima atau H0 ditolak.

(Subana, dkk, 2005, hlm. 188) 4. Uji Hipotesis

Jika data terbukti berdistribusi normal dan homogen, maka analisis data selanjutnya menggunakan statistik parametris, yaitu menguji signifikansi rata-rata tes awal dan tes akhir. Uji yang digunakan adalah perhitungan pertambahan (gain) yaitu tes awal dan tes akhir. Sebaliknya, jika data tidak berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan statistik nonparametris. (Susetyo, 2012, hlm 137).

Penerimaan dan penolakan hipotesis adalah thitung dibandingkan dengan ttabel

dengan derajar kebebasan (dk) dan taraf kesalahan tertentu. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila thitung <ttabel, maka H0diterima dan apabila thitung>ttabelmaka H1

diterima.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Mx = ∑

∑x² = ∑x² -(∑ ) My = ∑

∑y² = ∑y² -(∑ ) Keterangan:

M = nilai hasil rata-rata perkelas N = banyaknya subjek

x = deviasi setiap nilai x2 dan x1

y = deviasi setiap nilai y2 dan y1

Kemudian, hasil perhitungan tersebut dimasukkan ke dalam rumus t-test: t = Mx – My


(39)

[ ∑

2+ ∑ 2

+ −2][

1 + 1 ]

Selanjutnya menentukan ttabel dengan taraf kepercayaan 95% dan derajat

kebebasan (dk). Rumus mencari dk adalah sebagai berikut. Dk = Nx + Ny – 2

dk = derajat kebebasan

Nx = jumlah subjek kelas eksperimen

Ny = jumlah subjek kelas eksperimen

Untuk dapat menerima atau menolak hipotesis harga chi kuadrat tersebut harus dibandingkan dengan chi kuadrat tabel dk dan taraf kesalahan tertentu. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila chi kudrat hitung lebih kecil dari tabel, H0diterima dan apabila lebih besar atau sama dengan (≥) harga tabel H1diterima.

5. Mengolah data wawancara

Pengolahan data hasil wawancara termasuk dalam pengolahan data yang tidak berhubungan dengan angka-angka. Peneliti mendeskripsikan hasil wawancara tersebut pada bab IV untuk mengetahui profil pembelajaran.

6. Mengolah data observasi

Pengolahan data observasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses implementasi model PBM di kelas eksperimen. Dalam pengolahan data observasi, peneliti menghitung jumlah jawaban ya dan tidak pada setiap aktivitas guru dan peserta didik. Selanjutnya peneliti mendeskripsikan hasil observasi tersebut pada bab IV.

7. Mengolah data angket

Pengolahan data angket ini bertujuan untuk melihat respons peserta didik di kelas eksperimen terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam pengolahan data angket, peneliti menghitung jumlah peserta didik yang menjawab ya dan tidak pada setiap nomornya. Selanjutnya peneliti mendeskripsikan hasil angket tersebut pada bab IV.


(40)

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka diperoleh simpulan sebagai berikut.

1) Pembelajaran menulis teks diskusi terdapat pada materi kelas VIII semester 2. Model pembelajaran yang biasa dipakai guru adalah model pembelajaran berbasis penemuan. Tahapannya adalah peserta didik diberi PR untuk mencari berita di koran. Selanjutnya, di kelas setiap peserta didik harus menyusun isu, argumen mendukung, menentang, dan kesimpulan yang terdapat di dalam berita yang dibawanya menjadi sebuah teks diskusi. Dengan kata lain, peserta didik hanya menggabungkan struktur teks diskusi yang terdapat dalam berita tersebut. Ketika model tersebut digunakan, peserta didik memberikan respon positif. Peserta didik sangat antusias ketika ditugaskan mencari berita untuk dibawa ke sekolah. Setelah pembelajaran menulis teks diskusi dengan model tersebut digunakan, kemampuan peserta didik dalam menulis teks diskusi relatif sama di semua kelas.

2) Dalam proses implementasi model PBM di kelas eksperimen, guru telah melaksanakan tahapan-tahapan dalam model PBM dengan tepat, meskipun ada beberapa hal yang menjadi kendala, yaitu terbatasnya waktu, fasilitas, dan logistik yang dibutuhkan. Selain itu, masih terdapat beberapa orang dari peserta didik yang tidak serius ketika belajar dan mengganggu kawannya yang lain.

3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks diskusi peserta didik kelas eksperimen dengan menggunakan model PBM dengan kemampuan menulis teks diskusi kelas kontrol tanpa menggunakan model PBM. Hal ini terbukti dari hasil nilai rata-rata sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan model PBM di kelas eksperimen adalah 70,95 dan 75,46. Kedua nilai tersebut berada pada kategori cukup (nilai berada pada rentang 64-76 berdasarkan skala nilai 1-100). Berdasarkan kedua nilai tersebut dapat


(41)

diberi perlakuan di kelas kontrol adalah 67,62 dan 67,71. Kedua nilaitersebut berada pada kategori cukup (nilai berada pada rentang 64-76 berdasarkan skala nilai 1-100). Berdasarkan kedua nilai tersebut dapat diketahui pula bahwa kenaikan nilai rata-rata kelas eksperimen pada tes awal dan tes akhir sebesar 4,51. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan berdasarkan data nilai tes akhir kelas eksperimen dan tes akhir kelas kontrol diperoleh derajat kebebasan 58 dan taraf kepercayaan 95% adalah diketahui harga ttabel 2,0012. Hal ini berarti bahwa thitung > ttabel atau

4,6495 > 2,0012. Dengan demikian, berdasarkan hasil pengujian tersebut disimpulkan bahwa hipootesis kerja (H1) dapat diterima, yaitu terdapat

perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks diskusi peserta didik kelas VIII SMP Negeri1 Cimahi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah di kelas ekperimen dan model pembelajaran terlangsung di kelas kontrol.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang akan penelitisampaikan yaitu sebagai berikut.

1) Model PBM dapat menjadi referensi bagi guru dalam pembelajaran menulis teks diskusi.

2) Penelitian ini terbatas dalam pembelajaran menulis teks diskusi. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya penelitian lainterhadap model PBM yang digunakan pada jenis teks yang berbeda.

3) Peneliti yang akan menerapkan model PBM harus memerhatikan langkah-langkah model, di antaranya seringkali terjadi kemacetan dalam proses berpikir untuk memecahkan masalah. Guru harus senantiasa mendorong dan membimbing peserta didik dalam pengumpulan informasi dan penyelidikan. Selain itu, pada tahap akhir peserta didik tidak fokus dalam mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru harus memberikan pernyataan-pernyataan yang dapat merangsang peserta didik untuk mengemukakan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang telah dilaksanakan.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah dan Senny Suzana. (2007). Pokoknya menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Anderson, Mark dan Kathy Anderson. (2000). Text types in english 1. South Yarra: MACMILLAN Education Australia.

Anderson, Mark dan Kathy Anderson. (2002). Text types in english 3. South Yarra: MACMILLAN Education Australia.

Arends, Richard I. (2008). Learning to teach(Edisi Ketujuh-Buku Dua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arends, Richard I. (2012). Learning to teach(Edisi Kesembilan). USA: McGraw Hill.

Emilia, Emi. (2011). Pendekatan genre-based dalam pengajaran Bahasa Inggris. Bandung: Rizqi Press.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. (2008). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Loyens, dkk. (2011). Problem based learning. [Online]. Tersedia: http://Researchonline University of Wollongong. Diunduh tanggal 21 Mei 2015.

Maulana, Nanang. (2014). Penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi dan berpikir kritis. Tesis (Tidak Diterbitkan).

Komalasari, Mala. (2014). Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi. Skripsi (Tidak Diterbitkan).

Majid, A. (2013). Strategi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Resmini, Novi. (2008). Budaya verbal menuju budaya tulis. [Online]. Tersedia:

http://upi.edu Universitas Pendidikan Indonesia. Diunduh tanggal 2 Juni 2015.

Rusman. (2012). Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru (Edisi Kedua). Depok: PT Raja Grafindo Persada.


(43)

Trianto.(2010).Mendesain model pmbelajaran inovatif-progresif.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Warsono dan Hariyanto. (2013). Pembelajaran aktif: teori dan asesmen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winaya, dkk. (2013). Penerapan pembelajaran kontekstual berbantuan video untuk meningkatkan prestasi belajar menulis narasi siswa kelas Vii5 SMP Negeri 3 Banjar tahun 2012/2013.[Online]. Tersedia: http://e-Journal Program Pascasarjana Program Studi Teknologi Pembelajaran Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 3 Tahun 2013). Diunduh tanggal 21 Mei 2015. Zainurrahman. (2011). Menulis: dari teori hingga praktik (penawar racun


(1)

Vk = varians terkecil

Data yang dinyatakan homogen jika Fhitung < Ftabel maka H1 ditolak atau H0 diterima, dan begitu pula sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel maka H1 diterima atau H0 ditolak.

(Subana, dkk, 2005, hlm. 188)

4. Uji Hipotesis

Jika data terbukti berdistribusi normal dan homogen, maka analisis data selanjutnya menggunakan statistik parametris, yaitu menguji signifikansi rata-rata tes awal dan tes akhir. Uji yang digunakan adalah perhitungan pertambahan (gain) yaitu tes awal dan tes akhir. Sebaliknya, jika data tidak berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan statistik nonparametris. (Susetyo, 2012, hlm 137).

Penerimaan dan penolakan hipotesis adalah thitung dibandingkan dengan ttabel dengan derajar kebebasan (dk) dan taraf kesalahan tertentu. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila thitung <ttabel, maka H0diterima dan apabila thitung>ttabelmaka H1 diterima.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Mx = ∑

∑x² = ∑x² -(∑ ) My = ∑

∑y² = ∑y² -(∑ ) Keterangan:

M = nilai hasil rata-rata perkelas N = banyaknya subjek

x = deviasi setiap nilai x2 dan x1 y = deviasi setiap nilai y2 dan y1

Kemudian, hasil perhitungan tersebut dimasukkan ke dalam rumus t-test: t = Mx – My


(2)

[ ∑

2+ ∑ 2

+ −2][

1 + 1 ]

Selanjutnya menentukan ttabel dengan taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan (dk). Rumus mencari dk adalah sebagai berikut.

Dk = Nx + Ny – 2

dk = derajat kebebasan

Nx = jumlah subjek kelas eksperimen Ny = jumlah subjek kelas eksperimen

Untuk dapat menerima atau menolak hipotesis harga chi kuadrat tersebut harus dibandingkan dengan chi kuadrat tabel dk dan taraf kesalahan tertentu. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila chi kudrat hitung lebih kecil dari tabel, H0diterima dan apabila lebih besar atau sama dengan (≥) harga tabel H1diterima.

5. Mengolah data wawancara

Pengolahan data hasil wawancara termasuk dalam pengolahan data yang tidak berhubungan dengan angka-angka. Peneliti mendeskripsikan hasil wawancara tersebut pada bab IV untuk mengetahui profil pembelajaran.

6. Mengolah data observasi

Pengolahan data observasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses implementasi model PBM di kelas eksperimen. Dalam pengolahan data observasi, peneliti menghitung jumlah jawaban ya dan tidak pada setiap aktivitas guru dan peserta didik. Selanjutnya peneliti mendeskripsikan hasil observasi tersebut pada bab IV.

7. Mengolah data angket

Pengolahan data angket ini bertujuan untuk melihat respons peserta didik di kelas eksperimen terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam pengolahan data angket, peneliti menghitung jumlah peserta didik yang menjawab ya dan tidak pada setiap nomornya. Selanjutnya peneliti mendeskripsikan hasil angket tersebut pada bab IV.


(3)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka diperoleh simpulan sebagai berikut.

1) Pembelajaran menulis teks diskusi terdapat pada materi kelas VIII semester 2. Model pembelajaran yang biasa dipakai guru adalah model pembelajaran berbasis penemuan. Tahapannya adalah peserta didik diberi PR untuk mencari berita di koran. Selanjutnya, di kelas setiap peserta didik harus menyusun isu, argumen mendukung, menentang, dan kesimpulan yang terdapat di dalam berita yang dibawanya menjadi sebuah teks diskusi. Dengan kata lain, peserta didik hanya menggabungkan struktur teks diskusi yang terdapat dalam berita tersebut. Ketika model tersebut digunakan, peserta didik memberikan respon positif. Peserta didik sangat antusias ketika ditugaskan mencari berita untuk dibawa ke sekolah. Setelah pembelajaran menulis teks diskusi dengan model tersebut digunakan, kemampuan peserta didik dalam menulis teks diskusi relatif sama di semua kelas.

2) Dalam proses implementasi model PBM di kelas eksperimen, guru telah melaksanakan tahapan-tahapan dalam model PBM dengan tepat, meskipun ada beberapa hal yang menjadi kendala, yaitu terbatasnya waktu, fasilitas, dan logistik yang dibutuhkan. Selain itu, masih terdapat beberapa orang dari peserta didik yang tidak serius ketika belajar dan mengganggu kawannya yang lain.

3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks diskusi peserta didik kelas eksperimen dengan menggunakan model PBM dengan kemampuan menulis teks diskusi kelas kontrol tanpa menggunakan model PBM. Hal ini terbukti dari hasil nilai rata-rata sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan model PBM di kelas eksperimen adalah 70,95 dan 75,46. Kedua nilai tersebut berada pada kategori cukup (nilai berada pada rentang 64-76 berdasarkan skala nilai 1-100). Berdasarkan kedua nilai tersebut dapat diketahui pula bahwa kenaikan nilai rata-rata kelas eksperimen pada tes awal


(4)

diberi perlakuan di kelas kontrol adalah 67,62 dan 67,71. Kedua nilaitersebut berada pada kategori cukup (nilai berada pada rentang 64-76 berdasarkan skala nilai 1-100). Berdasarkan kedua nilai tersebut dapat diketahui pula bahwa kenaikan nilai rata-rata kelas eksperimen pada tes awal dan tes akhir sebesar 4,51. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan berdasarkan data nilai tes akhir kelas eksperimen dan tes akhir kelas kontrol diperoleh derajat kebebasan 58 dan taraf kepercayaan 95% adalah diketahui harga ttabel 2,0012. Hal ini berarti bahwa thitung > ttabel atau 4,6495 > 2,0012. Dengan demikian, berdasarkan hasil pengujian tersebut disimpulkan bahwa hipootesis kerja (H1) dapat diterima, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks diskusi peserta didik kelas VIII SMP Negeri1 Cimahi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah di kelas ekperimen dan model pembelajaran terlangsung di kelas kontrol.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang akan penelitisampaikan yaitu sebagai berikut.

1) Model PBM dapat menjadi referensi bagi guru dalam pembelajaran menulis teks diskusi.

2) Penelitian ini terbatas dalam pembelajaran menulis teks diskusi. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya penelitian lainterhadap model PBM yang digunakan pada jenis teks yang berbeda.

3) Peneliti yang akan menerapkan model PBM harus memerhatikan langkah-langkah model, di antaranya seringkali terjadi kemacetan dalam proses berpikir untuk memecahkan masalah. Guru harus senantiasa mendorong dan membimbing peserta didik dalam pengumpulan informasi dan penyelidikan. Selain itu, pada tahap akhir peserta didik tidak fokus dalam mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru harus memberikan pernyataan-pernyataan yang dapat merangsang peserta didik untuk mengemukakan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang telah dilaksanakan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah dan Senny Suzana. (2007). Pokoknya menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Anderson, Mark dan Kathy Anderson. (2000). Text types in english 1. South Yarra: MACMILLAN Education Australia.

Anderson, Mark dan Kathy Anderson. (2002). Text types in english 3. South Yarra: MACMILLAN Education Australia.

Arends, Richard I. (2008). Learning to teach(Edisi Ketujuh-Buku Dua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arends, Richard I. (2012). Learning to teach(Edisi Kesembilan). USA: McGraw Hill.

Emilia, Emi. (2011). Pendekatan genre-based dalam pengajaran Bahasa Inggris. Bandung: Rizqi Press.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. (2008). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Loyens, dkk. (2011). Problem based learning. [Online]. Tersedia: http://Researchonline University of Wollongong. Diunduh tanggal 21 Mei 2015.

Maulana, Nanang. (2014). Penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi dan berpikir kritis. Tesis (Tidak Diterbitkan).

Komalasari, Mala. (2014). Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Menulis Teks Hasil Observasi. Skripsi (Tidak Diterbitkan).

Majid, A. (2013). Strategi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Resmini, Novi. (2008). Budaya verbal menuju budaya tulis. [Online]. Tersedia:

http://upi.edu Universitas Pendidikan Indonesia. Diunduh tanggal 2 Juni 2015.

Rusman. (2012). Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru (Edisi Kedua). Depok: PT Raja Grafindo Persada.


(6)

Trianto.(2010).Mendesain model pmbelajaran inovatif-progresif.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Warsono dan Hariyanto. (2013). Pembelajaran aktif: teori dan asesmen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winaya, dkk. (2013). Penerapan pembelajaran kontekstual berbantuan video untuk meningkatkan prestasi belajar menulis narasi siswa kelas Vii5 SMP Negeri 3 Banjar tahun 2012/2013.[Online]. Tersedia: http://e-Journal Program Pascasarjana Program Studi Teknologi Pembelajaran Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 3 Tahun 2013). Diunduh tanggal 21 Mei 2015. Zainurrahman. (2011). Menulis: dari teori hingga praktik (penawar racun