Kinerja Pertumbuhan Ikan Penyuplai TAN

Pemanfaatan pakan yang tercermin pada tingkat efisiensi pakan dan efisiensi protein menunjukkan adanya perbedaan nyata P0,05 antara ikan yang diberi pakan sebanyak 2,5 dan 5 perhari Lampiran 56 dan 57. Semakin meningkat dosis pemberian pakan buatan, efisiensi pakan dan efisiensi protein cenderung menurun. Hal ini menunjukkan bahwa bioflok masih dapat digunakan oleh ikan uji ini untuk pertumbuhannya pada saat diberi dosis pakan buatan yang tidak terlalu tinggi. Ikan yang diberi pakan 2,5 perhari dalam media bioflok memiliki efisiensi pakan cukup tinggi yaitu 0,84 dan rasio efisiensi protein sekitar 2,58 yang lebih tinggi dibanding pada ikan yang diberi pakan 5 perhari. Ikan yang diberi pakan buatan 5 perhari pada media yang ditumbuhi bioflok memiliki efisiensi pakan dan rasio efisiensi protein yang relatif sama dengan ikan pada media pemeliharaan konvensional tanpa bioflok. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian pakan 5 perhari, pemanfaatan bioflok tidak optimum. Tanpa memperhitungkan jumlah pemberian molase, pada pemberian pakan sebanyak 2,5 perhari dengan teknologi bioflok, terjadi peningkatan efisiensi pakan sebanyak 58,5 dan efisiensi pemanfaatan protein sebanyak 59,2 dibandingkan ikan yang dipelihara secara konvensional tanpa bioflok. Gambar 14. Retensi protein gabungan antara ikan penyuplai TAN dan gelondongan ikan bandeng Bila retensi protein digabung antara ikan penyuplai TAN di dalam jaring dan ikan kecil di luar jaring berdasarkan total pakan buatan yang diberikan, maka tampak bahwa ikan kecil yang dipelihara di luar jaring keramba memberikan kontribusi retensi protein yang bebeda nyata P0,05. Ikan kecil yang hanya memanfaatkan bioflok memberikan kontribusi retensi protein yang tertinggi, diikuti ikan yang diberi pakan buatan 2,5 dan bioflok. Sementara ikan kecil yang diberi pakan buatan 5 baik dengan bioflok maupun tanpa bioflok konvensional memberikan kontribusi retensi protein terendah Gambar 14. Gambar 15. Kepadatan populasi bakteri heterotrof cfumL dalam epibranchial dan usus depan ikan bandeng Hasil pengamatan kepadatan bakteri heterotrof dalam isi epibrancheal organ dan usus depan ikan bandeng disajikan pada Gambar 15 dan Lampiran 60. Pada gambar tersebut terlihat bahwa ikan yang tidak diberi pakan buatan memiliki kepadatan bakteri yang tertinggi, baik pada isi epibrancheal organ maupun pada isi usus depan, selanjutnya menurun dengan meningkatnya jumlah pemberian pakan buatan. Hal ini menunjukkan bahwa bioflok tersebut dapat dikonsumsi oleh ikan bandeng dan selanjutnya dimanfaatkan untuk pertumbuhannya, namun peranannya semakin menurun dengan meningkatnya pemberian pakan buatan. Hasil penelitian yang dilakukan Ekasari 2008 juga menunjukkan bahwa pemberian pakan buatan masih sangat berperan terhadap pertumbuhan udang vanname dan bioflok hanya dapat mensubtitusi sekitar 30 dari pakan buatan tersebut. Selain itu, tingkat palatabilitas bioflok untuk ikan bandeng ini juga relatif rendah dan lebih menyukai pakan buatan. Hal ini terlihat pada saat pemberian pakan buatan, ikan bandeng tersebut cepat melakukan respon pada perlakuan bioflok+2,5 pakan dan perlakuan bioflok+5 pakan kemungkinan karena masih membutuhkan energi untuk pertumbuhannya,