PENGARUH MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PEMANFAATAN BIOFLOK UNTUK PERTUMBUHAN IKAN BANDENG

  Pengaruh manajemen pemberian pakan terhadap pemanfaatan ..... (Usman)

PENGARUH MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PEMANFAATAN BIOFLOK UNTUK PERTUMBUHAN IKAN BANDENG

  • * ) * ) * * ) * * )

  Usm an , Nelt j e Nober t ine Palinggi , Enang H ar r is , D edi Jusadi , dan * * ) Ed d y Su p r i yon o

  • )

  Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jl. Makm ur Dg. Sit akka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selat an

  E- m ail: litkanta@indosat.net.id

  • )

  Fakult as Perikanan dan Ilm u Kelaut an, Inst it ut Pert anian Bogor Jl. Raya Darm aga, Kam pus IPB Darm aga, Bogor 16680

  (Naskah diterima: 1 Agustus 2011; Disetujui publikasi: 28 Oktober 2011)

ABST RAK

  Upaya konversi lim bah budidaya ikan m enjadi bioflok m ulai banyak dilakukan oleh pem budidaya untuk m em perbaiki kualitas air dan m enekan biaya pakan. Penelitian ini bertujuan untuk m eningkatkan pem anfaatan bioflok sebagai m akanan ikan bandeng m elalui pengaturan dosis pem berian pakan. Perlakuan yang dicobakan adalah ikan uji dipelihara dengan: (A) bioflok tanpa diberi pem berian pakan buat an, (B) bioflok + pakan buat an sebanyak 2,5% per hari, (C) bioflok + pakan buat an sebanyak 5% perhari, (D) pem berian pakan buatan sebanyak 5%/ hari tanpa bioflok. Hasil penelitian m enunjukkan bahwa ikan bandeng ukuran awal rat a- rat a 1,6 g yang hanya diberi biof lok dapat tum buh dengan laju pertum buhan 1,82%/ hari, nam un laju pertum buhan ini m asih lebih r end ah d ib and ingk an yang d ib er i p ak an b uat an 5 %/ har i yait u 2 ,0 1 %/ har i. Tanp a m em perhitungkan jum lah pem berian m olase, ikan yang diberi pakan buatan sebanyak 2,5%/ hari dalam m edia bioflok, dapat m eningkat kan efisiensi pakan sebanyak 58,5% dan efisiensi pem anfaatan protein sebanyak 59,2%. Kandungan TAN, nitrit dan oksigen terlarut dalam m edia budidaya cukup baik bagi pert um buhan ikan bandeng.

  KATA KUNCI: m anajem en pak an, ef isiensi, pem anf aat an, biof lok ABST RACT : The effect of feeding management on the utiliz ation of biofloc b y m i l k f i sh . By : Usm a n , N e l t j e N o b e r t i n e Pa l i n g g i , En a n g Har r is, D edi Jusadi, and Eddy Supr iyono The effort to recycle aquaculture waste to produce biofloc has been practiced by many aquaculturist to improve water quality and reduce feed cost. This research was conducted to increase the utilization of biofloc by milkfish as food through feeding management (feeding dose). The treatmens consisted of test fish (average initial body weight of 1.6g/ind) reared in media with (A) biofloc without artificial feed, (B) biofloc + artificial feed of 2,5% bw/day, (C) biofloc + artificial feed of 5% bw/day, (D) artificial feed of 5% bw/day without biofloc. The results showed that the milkfish which were given only biofloc had specific growth rate of 1.82%/day, however this growth rate was lower than the growth rate of fish fed with artificial feed of 5%bw/day (2.01%/ day). Without calculating the addition of molase, the fish fed with artificial feed of 2.5% bw/day + biofloc coulhad an increase of feed efficiency up to 58.5% and protein efficiency ratio of 59.2%. Levels of TAN, nitrite and dissolved oxygen in the media culture were suitable for milk fish growth.

  KEYWORD S: f eed i ng m anag em ent , ef f i ci ency, ut i l i z at i on, b i of l oc

  • NH

  Pad a t ek n ol og i b i of l ok , am m on i a d an l i m b ah or g an i k n i t r og en ak an d i k on ver si m enj ad i b iom assa b ak t er i het er ot r of , j ik a t erjadi keseim bangan ant ara karbon organik dan nit rogen (Schneider et al., 2005). TAN yang berasal dari dekom posisi pakan yang t idak t erm akan dan f eses sert a dari ekskresi ikan akan dimanfaatkan oleh bakteri pada flok. Unt uk m enjaga keseim bangan nit rogen dan karbon dalam media budidaya ikan intensif agar bakt eri het erot rof dapat t um buh m aksim al, perlu dit am bahkan C- organik dalam m edia budidaya dengan pergant ian air sem inim al m ungkin. Pada kepadat an bakt eri het erot rof yang cukup t inggi dalam m edia akan m em icu t erbent uknya biof lok. Biof lok ini m erupakan cam puran het erogen dari m ikroba (plankt on, f ungi, prot ozoa, ciliat a, nem at oda), part ikel, koloid, polim er organik, kat ion yang saling berintegrasi cukup baik dalam air untuk tetap bert ahan dari agit asi (goncangan) air yang m oderat (Jorand et al., 1995). Terbent uknya biof lok ak an m enurunk an lim bah nit rogen dalam m edia budidaya (Avnim elech, 1999). Sel ai n i t u , b i o f l o k y an g t er b en t u k i n i mengandung nutrisi seperti protein (19- 58%), lemak (2- 39%), karbohidrat (27%- 59%), dan abu (2%- 17%) yang cukup bagus bagi ikan/ udang budidaya (Verst raet e et al., 2008; Crab et al., 2009). Oleh k arena it u, penum buhan f lok m ik roba het erot rof ik ini m erupak an suat u solusi untuk menekan beban limbah budidaya ikan dan m eningkat kan pem anfaat an prot ein pakan.

  Wadah penum buhan biof lok berupa 12 tangki beton berukuran 2,0 m x 1,50 m x 1,2 m yang akan diisi air bersalinit as sekit ar 25 ppt masing- masing sebanyak 1,5 ton. Setiap tangki dipasang jaring keram ba (ukuran m at a jaring sekitar 72 mm, agar pakan pelet tidak keluar)

  BAHAN DAN METODE Wadah Percobaan

  ikan yang m em iliki pref erensi m akanan yang relat if beragam yait u m em akan zooplankt on, diat om , bent os kecil, alga f ilam en, alga m at , dan det rit us (Bagarinao, 1994). St rukt ur t apis insang ikan bandeng yang panjang- panjang dan rapat m em iliki f ungsi sebagai penyaring mikroorganisme air (seperti plankton) dan juga m em iliki epibrancheal organ yang berf ungsi sebagai alat untuk memadatkan material yang dim akan sebelum dit elan (Huism an 1987). Nam un penelit ian sebelum nya m enunjukkan bahwa, ikan bandeng yang dipelihara dalam m ed i a yan g d i t u m b u h k an b i o f l o k t an p a pemberian pakan buatan, tampaknya memiliki p er t u m b u h an yan g r el at i f m asi h l am b at , sehingga diduga ikan bandeng ini tidak dapat t u m b u h secar a m ak si m al h an ya d en g an m en g an d al k an b i o f l o k seb ag ai m ak an an t unggal (Usm an et al., 2011). Sehubungan dengan hal t ersebut , m aka t elah dilakukan penelit ian t ent ang penum buhan dan pem an- f aat an biof lok sebagai m akanan pada budi- daya ikan bandeng dengan pengat uran dosis pem ber ian pak an buat an dengan har apan unt uk m eningk at k an ef isiensi prot ein dan pakan.

  rosenbergii.

  secara int ensif, 50% kebut uhan prot ein dapat disuplai dari bioflok yang ditumbuhkan dalam m ed i a b u d i d aya t er seb u t . Pad a b u d i d aya udang Litopenaeus vannamei, biof lok dapat menggantikan peran pakan buatan hingga 30% (Ekasari, 2008). Sem ent ara Crab et al. (2009) m elaporkan bahwa biof lok dapat digunakan sebagai m akanan alam i dalam pem eliharaan p o st l ar va u d an g g al ah , Macrobrachium

  et al., 2009). Pada budidya ikan nila m erah

  Beb er ap a p en el i t i an t el ah d i l ap o r k an bahwa biof lok dapat dim anf aat kan sebagai m akanan alam i oleh beberapa spesies ikan seperti nila (Avnimelech, 2007), udang vaname (Burf ord et al., 2004), dan udang galah (Crab

  ) dan nit rit karena terjadinya transformasi nitrogen dan keduanya b er b ah ay a u n t u k i k an sek al i p u n p ad a konsent rasi yang rendah (Schneider et al., 2005).

  PENDAHULUAN

  4

  3

  ) yang bersif at t oksik m enjadi t inggi. Selain it u, t erdapat lim bah N organik yan g b er asal d ar i si sa p ak an yan g t i d ak term akan dan feses yang akan didekom posisi oleh mikroba dalam kolom air dan dasar perairan sehingga dapat peningkat an total ammonia-

  3

  ) sebagai hasil perombakan protein dan deaminasi asam am i n o u n t u k k ep er l u an m et ab o l i sm en ya (Halver & Hardy, 2002). Hal ini m enyebabkan ef isiensi prot ein pakan m enjadi rendah dan pengeluaran lim bah N anorganik, ut am anya am oniak (NH

  3

  Pakan ikan umumnya mengandung protein cukup tinggi, karena protein selain digunakan unt uk pert um buhan juga digunakan sebagai sumber energi utama oleh ikan (Wilson, 2002). Oleh karena it u, ikan banyak m engeluarkan lim bah N, ut am anya am oniak (NH

  J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 433-445

  Pengaruh manajemen pemberian pakan terhadap pemanfaatan ..... (Usman)

  Hasil pengam at an karakt erist ik pert um - buhan ikan dianalisis ragam , sem ent ara dat a kualitas air dianalisis secara deskriptif.

  (Feed effi-

  ciency = Weight gain (wet weight) / Con- sumed feed weight (dry weight)

  Rasio ef isiensi prot ein, PER = Pert am bahan bobot ik an (g) / Jum lah prot ein yang dim akan (g) (Hardy, 1989) (Protein effi-

  ciency ratio = Weight gain of fish (g) / Total consumed protein)

  Sint asan ikan, SR (%) = (Jum lah ikan akhir penelit ian / Jum lah ikan awal penelit ian) x 100 (Survival rate = Number of survived

  fish at the end of / Number of fish at the beginning of the experiment)

  HASIL DAN BAHASAN Hew an Uji

  (bobot basah) / Bobot konsum si pakan (bobot kering)

  Pemeliharaan ikan bandeng di dalam jaring k eram ba (penyuplai ut am a total ammonia

  nitrogen, TAN) pada bak penumbuhan bioflok

  SGR (% per hari) = (ln W

  e

  s

  ) d x 100

  di m ana: ln adalah logarit m a alam iah, W e dan W s bert urut - t u r u t ad al ah b o b o t i k an p ad a ak h i r d an awal penelit ian, dan d adalah jum lah hari pem eliharaan. ln is natural logarithm, W e and W s consecutively are fish body weight at the beginning and the end of rearing period, and d is the rearing period

  (Takeuchi, 1988)

  Laj u p er t um b uhan sp esi f i k (SGR) i k an berdasarkan f orm ulasi berikut (Schulz et al., 2005): Efisiensi pakan = Pertambahan bobot biomassa

  yang berukuran 0,75 m x 0,75 m x 1,0 m. Jarak dasar jaring dengan dasar bak m asih t ersisa sek i t ar 1 0 cm seh i n g g a i k an b i sa b eb as bergerak di bawah jaring.

  C selam a 24 h dan prot ein kasar d i an al i si s d en g an m i cr o - Kj el d ah l , l em ak d i d et er m i n asi secar a g r avi m et r i c d en g an ekstraksi chloroform : methanol pada sampel.

  o

  C selama 16 jam, ser at k asar d en g an ek st r ak si et h er , ab u dengan pembakaran dalam muffle furnace pada suhu 550

  o

  diuk ur berdasark an APHA (1995). Ok sigen t erlarut , suhu, dan pH diukur secara insitu menggunakan DO- meter dan pH- meter. Total bakteri heterotrof dalam m edia pem eliharaan diamati setiap 6 hari dan dihitung berdasarkan APHA (1 9 9 5 ). An al i si s p r o k si m at b i o f l o k dilakukan berdasarkan metode AOAC Interna- t ional (1999): bahan kering (DM) dikeringkan dengan oven pada suhu 105

  Pemeliharaan Ikan

  Ikan bandeng berukuran rat a- rat a 75 g sebanyak 20 ekor (total biomassa sekitar 1500 g) dim asukkan ke dalam jaring keram ba yang ada dalam set iap bak bet on t ersebut . Ikan dalam keramba tersebut diberi pakan komersil dengan kadar prot ein sekit ar 26% sebanyak 3%- 4% dari biomassa per hari pada pagi, siang, dan sore hari. Ikan dalam keram ba t ersebut berf ungsi unt uk m enghasilkan lim bah nit ro- gen yang ak an digunak an unt uk m enum - buhkan bioflok. Untuk m enum buhkan bioflok dalam media budidaya tersebut, maka setelah pem berian pakan pada pagi dan sore hari, ke dalam m edia pem eliharaan t ersebut diberi C- organik (m olase) sehingga t ercipt a kondisi C/ N rasio sek it ar 15 dengan m et ode per- hitungan seperti yang dilaporkan oleh Usm an

  • Ln W

  Peubah yang Diamati

  Set el ah b i o f l o k t u m b u h d al am m ed i a p em el i h ar aan , p ad a b ag i an l u ar k er am b a t ersebut dit ebar ikan bandeng ukuran bobot rata- rata 1,6 g sebanyak 100 ekor per bak. Ikan bandeng di luar jaring keramba tersebut diberi perlakuan sebagai berikut: (A) Bioflok tanpa diberi pakan buatan (B) Bioflok + pakan buatan sebanyak 2,5% per hari, pada pagi, siang, dan sore hari (C) Bioflok + pakan buat an sebanyak 5% per hari, pada pagi, siang, dan sore hari (D) Pakan buat an sebanyak 5% per hari t anpa bioflok, dengan pergantian air harian sekitar

  cfu/ m L. Sist em aerasi diat ur sedem ikian rupa sehingga bahan organik dapat t ersuspensi t erus dalam m edia pem eliharaan dan kadar oksigen terlarut > 3 mg/ L.

  6

  diinokulasi bakt eri kom ersil sebanyak 1x 10

  et al. (2010). Pada awal pem eliharaan, juga

  Peubah yang diam ati m eliputi: TAN, nitrit, nitrat, total suspended solid (TSS), volatile sus-

  pended solid (VSS), dan floc volume indeks (FVI)

  30% (metode konvensional, kontrol) Pakan uji yang diberikan pada ikan bandeng yang berada di luar jaring t ersebut adalah pakan kom ersil dengan kandungan prot ein 32,6%; lemak 6,2%; serat kasar 3,6%; abu 11,4%; dan energi 18,1 MJ/ kg. berlangsung selama 60 hari, dan pemeliharaan i k an d i l u ar j ar i n g yan g d i b er i p er l ak u an perbedaan dosis pakan berlangsung selam a 45 hari.

  Karakteristik Pertumbuhan Ikan di Dalam Jaring

  0.42±0.01 a

  96.7±5.8

a

  96.7±2.9 a

  100±0 a

  98.3±2.9 a

  Efisiensi pakan Feed efficiency

  0.43±0.02

a

  0.44±0.01 a

  1.1±0.03 a

  0.43±0.01 a

  Protein efisiensi rasio Protein efficiency ratio

  1.72±0.08

a

  1.69±0.03 a

  1.77±0.05 a

  1.72±0.03 a

  Sintasan Survival rate (%)

  1.07±0.02 a

  Karakt erist ik pert um buhan ikan di dalam j ar i n g yan g d i b er i p ak an p el et seb ag ai penyuplai ut am a TAN unt uk penum buhan bioflok dalam m edia budidaya disajikan pada Tabel 1.

  B. C.

  Pada Tabel 1 t erlihat bahwa laju pert um - buhan bobot harian ikan dalam jaring rat a- rata sekitar 1,1%/ hari, dan tidak berbeda nyata (P> 0,05) di antara semua perlakuan. Demikian j u g a si n t asan i k an r el at i f sam a d i an t ar a perlakuan (P> 0,05). Hal ini m engindikasikan bahwa ikan bandeng yang dipelihara dengan t ek nologi b iof lok (p er lak uan A, B, d an C) m em i l i k i p er t u m b u h an yan g r el at i f sam a dengan ikan bandeng yang dipelihara secara k onvensional (perlak uan D, pergant ian air sek it ar 30% per hari (k ont rol)). Dalam hal pem anf aat an pakan, t am pak bahwa ef isiensi pakan dan efisiensi protein juga tidak berbeda nyat a diant ara perlak uan (P> 0,05). Hal ini m enunjukkan bahwa ikan bandeng di dalam j ar i n g yan g d i p el i h ar a d en g an t ek n o l o g i biof lok relat if hanya m em anf aat k an pak an buat an yang diberikan unt uk pert um buhan- nya. Sementara bioflok yang tumbuh di dalam media pemeliharaan tidak dimanfaatkan dengan baik untuk pertumbuhannya.

  Karakteristik Pertumbuhan Ikan di Luar Jaring

  Karakt erist ik pert um buhan ikan bandeng di luar jaring (yang diberi perlakuan perbedaan dosis pakan buat an), disajikan pada Tabel 2. Pada t abel t ersebut t erlihat bahwa sint asan ikan relatif sama diantara perlakuan (P> 0,05), meskipun ada sedikit kecenderungan sintasan ikan m eningkat dengan m eningkat nya dosis pem berian pak an. Laj u pert um buhan ik an m enunjukkan adanya perbedaan yang nyat a (P< 0,05) di ant ara perlakuan. Ikan yang t idak diberi pakan buat an m asih dapat m engalam i

  Tabel 1. Karakteristik pertumbuhan ikan bandeng yang diberi pakan pelet dalam jaring selama 60 hari pemeliharaan

  

Table 1. Characteristic of milkfish growth fed with pellet in biofloc media for 60 days rearing

periode

Nilai t engah dalam baris yang sam a diikut i superscript yang sam a m enunjukkan t idak berbeda nyat a

(P> 0,05) (Means in the same row followed by the same superscript are not significantly different) (P>0.05)

  A.

  D. Bio f lo k Biof loc Bio f lo k + 2.5% p akan ( Biof loc + f eed 2.5%) Bio f lo k + 5% p akan ( Biof loc + f eed 5%) 5% p akan Feed 5% Bobot awal Initial weight (g)

  1.06±0.04 a

  75.3

  75.7

  75.7

  75.5 Bobot akhir Final weight (g)

  142.7 143.1 143.6 146.1 Laju pertumbuhan spesifik (%/ hari) Specific growth rate (%/day)

  1.07±0.04

a

  Peub ah Va r ia b le Perlakuan ( T r ea t m en t s) J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 433-445

  Pengaruh manajemen pemberian pakan terhadap pemanfaatan ..... (Usman)

  1.87±0.05 ab

  Peub ah Va r ia b le Perlakuan ( T r ea t m en t s)

Nilai t engah dalam baris yang sam a diikut i superscript yang sam a m enunjukkan t idak berbeda nyat a

(P> 0,05) (Means in the same row followed by the same superscript are not significantly different) (P>0.05)

  1.62±0.26 b

  a 1.56±0.22 b

  Protein efisiensi rasio Protein efficiency ratio

  0.53±0.08 b

  a 0.51±0.07 b

  Efisiensi pakan Feed efficiency

  72.0±11.1 a

  72.3±9.1 a

  64.0±8.7 a

  63.7±11.2

a

  Sintasan Survival rate (%)

  2.01±0.09 b

  1.99±0.07 b

  1.82±0.10

a

  laju pert um buhan spesifik sekit ar 1,82%/ hari dengan m em anf aat kan biof lok yang t um buh dalam m edia budidaya. Ikan bandeng yang diberi pakan buat an sebanyak 2,5% per hari m engalam i laju pert um buhan sekit ar 1,87%/ hari. Ikan bandeng yang diberi pakan buat an seb an yak 5 % p er h ar i p ad a m ed i a yan g ditumbuhi bioflok mengalami laju pertumbuhan sebanyak 1,99%/ hari dan relatif sam a dengan laju pertum buhan ikan pada m edia yang tidak dit um buhi bioflok t et api diberi pakan buat an 5% per hari (konvensional) yait u 2,01%/ hari. Hal ini m enunjukkan bahwa, pada dasarnya ikan bandeng ini m asih lebih m enyukai pakan buat an t ersebut daripada biof lok, sehingga pakan buat an lebih m endom inasi perannya dalam pertumbuhan ikan bandeng, khususnya pada ikan yang diberi pakan buat an 5%/ hari. Hal ini juga t ercerm in pada ikan yang diberi pakan buat an sebanyak 2,5% per hari yang hanya mengalami pertumbuhan sekitar 1,87% per hari.

  4.09 Laju pertumbuhan spesifik (%/ hari) Specific growth rate (%/day)

  4.04

  3.86

  3.71

  1.66 Bobot akhir Final weight (g)

  1.65

  1.68

  1.64

  D. Bio f lo k Biof loc Bio f lo k + 2.5% p akan ( Biof loc + f eed 2.5%) Bio f lo k + 5% p akan ( Biof loc + f eed 5%) 5% p akan Feed 5% Bobot awal Initial weight (g)

  B. C.

  A.

  • 0.84±0.10
  • 2.58±0.30

  dosis 2,5% dan 5% perhari. Semakin meningkat dosis pemberian pakan buatan, efisiensi pakan dan efisiensi protein cenderung menurun. Hal ini m enunjukkan bahwa biof lok m asih dapat d i g u n ak an o l eh i k an u j i i n i u n t u k p er - t um buhannya pada saat diberi dosis pakan buatan yang tidak terlalu tinggi. Pada ikan yang h an ya d i b er i p ak an sek i t ar 2 ,5 % p er h ar i memiliki efisiensi pakan cukup tinggi yaitu 0,84 dan rasio ef isiensi prot ein sekit ar 2,58 yang lebih t inggi dibanding pada ikan yang diberi pakan 5% per hari. Ikan yang diberi pakan buatan 5% per hari pada media yang ditumbuhi biof lok m em ilik i ef isiensi pak an dan rasio efisiensi protein yang relatif sama dengan ikan p ad a m ed i a p em el i h ar aan k o n ven si o n al (perlakuan D). Hal ini m enunjukkan bahwa dengan pem berian pakan buat an 5% per hari, pem anf aat an biof lok t idak opt im um . Tanpa memperhitungkan jumlah pemberian molase, ikan yang dipelihara dengan pemberian pakan seb anyak 2 ,5 % p er har i d engan t ek nologi biof lok, t erjadi peningkat an ef isiensi pakan sebanyak 58,5% dan ef isiensi pem anf aat an protein sebanyak 59,2% dibandingkan dengan ikan yang hanya dipelihara secara konvesional dengan pem berian pakan buatan 5% per hari.

  Table 2. Characteristic of milkfish growth fed only with biofloc for 45 days rearing periode

  Pem anf aat an pakan yang t ercerm in pada t ingkat ef isiensi pakan dan ef isiensi prot ein m en u n j u k k an ad an y a p er b ed aan n y at a (P< 0,05) antara ikan yang diberi pakan buatan Tabel 2. Karakteristik pertumbuhan ikan bandeng di luar jaring selama 45 hari pemeliharaan

  Kualitas Air Total Amoniak Nitrogen (TAN)

  3 6 9 1 2 1 8 2 1 2 4 2 7 3 0 3 3 3 6 3 9 4 2 4 5 4 8 5 1 5 4 5 7 6 0 1 5

  0.10 A (Biofloc) B (Biofloc + artificial feed 2.5%) C (Biofloc + artificial feed 5%) D (Artificial feed 5% without biofloc)

  0.20

  0.30

  0.40

  0.50

  0.60

  0.70

  0.80

  0.90

  

Figure 1. Dynamic pattern of total ammonium nitrogen (TAN) in the rearing media

  Kandungan TAN dalam m edia budidaya cenderung meningkat hingga sekitar 0,9 mg/ L p ad a har i k e- 9 p em elihar aan, k em ud ian m enurun dan berf lukt uasi kecil (Gam bar 1). Kandungan TAN dalam m edia penum buhan biof lok relat if t idak beda jauh dengan kan- d u n g an TAN d al am m ed i a b u d i d aya i k an b an d en g yan g m en g al am i p er g an t i an ai r seb an yak 3 0 %/ h ar i . Hal i n i m en u n j u k k an bahwa kandungan TAN dalam media budidaya ikan bandeng dengan t eknologi biof lok ini relat if dapat t erkont rol dengan baik m elalui assim ilasi populasi m ikroba het erot rof yang kemudian membentuk bioflok. Bioflok ini mulai t erbent uk dengan baik sekit ar hari ke- 10, t ersebut dit ebar pada hari ke- 15 dalam bak (di luar jaring).

  1.00 Gambar 1. Pola dinamika amonia nitrogen total (TAN) dalam media budidaya

  Level of TAN ( m g / L )

  Rearing time (days) K a d a r T A N

  Waktu pem eliharaan (hari)

  Kandungan nit rat dalam m edia budidaya dengan teknologi bioflok m engalam i pening- katan yang cukup tinggi dibandingkan dengan dalam m edia budidaya secara konvensional (k o n t r o l ) d en g an m en i n g k at n ya p er i o d e pemeliharaan (Gambar 3). Terjadinya pening- katan kandungan nitrat dalam media budidaya i n i m en u n j u k k an ak t i vi t as o k si d asi n i t r i t m enjadi nit rat oleh nitrite oxidizing bacteria berjalan dengan baik. Laju pemanfaatan nitrat oleh m ikroorganism e (plankt on dan bakt eri) t i d ak secep at l aj u p em b en t u k an n i t r at , sehingga t erjadi peningk at an nit rat secara p er l ah an sei r i n g d en g an b er t am b ah n ya periode pem eliharaan. Meskipun Mont oya & Velasco (2000) juga m elaporkan bahwa selain fitoplankton, beberapa jenis mikroba termasuk bakt eri juga dapat m em anf aat kan nit rat ini sebagai sum ber N bagi kehidupannya.

  Nit r at

  nitrite oxidizing bacteria (NOB) sep er t i Nitrobakter, Nitrococcus, Nitrospira, d an Nitrospina berjalan lancar.

  Kadar nit rit yang am an bagi pert um buhan ikan bandeng adalah kurang dari 0,30 m g/ L (Ahm ad et al., 1993). Kandungan nit rit yang relat if t erkont rol ini dapat t erjadi karena 2 kem ungkinan yait u: (i) TAN yang t erbent uk khususnya dari ekskresi ikan budidaya secara cepat diasim ilasi oleh bakt eri het erot rof, dan (ii) proses nitrifikasi tahap kedua yaitu proses ok sid asi nit r it m enj ad i nit r at oleh b ak t er i

  Kandungan nit rit dalam m edia budidaya juga cenderung dapat terkontrol dengan baik selam a pem eliharaan hewan uji (Gam bar 2). Kandungan nit rit t ert inggi t erjadi pada hari k e- 5 1 yait u sek it ar 0 ,1 9 m g/ L. Dinam ik a k an d u n g an n i t r i t d al am m ed i a b u d i d aya dengan t eknologi biof lok m asih relat if sam a d en g an k an d u n g an n i t r i t d al am m ed i a b u d i d aya secar a k o n ven si o n al (k o n t r o l ). Kandungan nit rit selam a penelit ian ini m asih relat if am an bagi kehidupan ikan bandeng.

  Nit r it

  J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 433-445

  Oksigen Terlarut

  6 1 2 1 8 2 4 3 0 3 6 4 2 4 8 5 4 6 0

  Rearing time (days) K a d a r n it ra t

  Level of nitrate ( m g / L )

  1.80 Gambar 3. Pola dinamika nitrat (NO

  3

  ) dalam media budidaya

  Figure 3. Dynamic pattern of nitrate (NO

  3 ) in the milk fish rearing media

  1.60

  0.02 A (Biofloc) B (Biofloc + artificial feed 2.5%) C (Biofloc + artificial feed 5%) D (Artificial feed 5% without biofloc)

  1.40

  1.20

  1.00

  0.80

  0.60

  0.40

  0.20 A (Biofloc) B (Biofloc + artificial feed 2.5%) C (Biofloc + artificial feed 5%) D (Artificial feed 5% without biofloc)

  Waktu pem eliharaan (hari)

  0.04

  Ok sigen t er lar ut dalam air m er upak an f ak t or pent ing dalam proses penum buhan bakteri heterotrof (bioflok). Dinamika oksigen t erlarut pada awal, pert engahan, dan akhir penelit ian disaj ik an pada Gam bar 4 . Pada gam bar t ersebut t erlihat bahwa kandungan oksigen t erlarut pada awal penelit ian relat if cukup t inggi yait u rat a- rat a m asih di at as 5,0 m g/ L. Nam un kelarut an oksigen ini sem akin m en u r u n d en g an sem ak i n b er t am b ah n ya periode pem eliharaan pada budidaya t ek - nologi biof lok. Hal ini disebabkan t erjadinya pert um buhan populasi bakt eri yang m em - bentuk bioflok. Peningkatan kuantitas bioflok ini terlihat pada peningkatan kandungan total

  Level of nitrite ( m g / L )

  suspended solid (TSS), volatile suspended solid

  (VSS), dan total bakteri heterotrof dalam media budidaya (Gambar 5, 6, dan 7).

  Produksi dan Karakterisitik Bioflok

  Gam baran produksi biof lok dapat dilihat pada perk em bangan k andungan total sus-

  pended solid (TSS), volatile suspended solid

  (VSS), dan jum lah bakt eri het erot rof dalam m ed ia b ud id aya. Kand ungan TSS d an VSS Waktu pem eliharaan (hari)

  Rearing time (days) K a d a r n it ri t

  0.20 Gambar 2. Pola dinamika nitrit dalam media budidaya ikan bandeng

  0.06

  Figure 2. Dynamic pattern of nitrite (NO ) in the milkfish rearing media

  3 6 9 1 2 1 8 2 1 2 4 2 7 3 0 3 3 3 6 3 9 4 2 4 5 4 8 5 1 5 4 5 7 6 0 1 5

  0.18

  0.16

  0.14

  0.12

  0.10

  0.08

  Pengaruh manajemen pemberian pakan terhadap pemanfaatan ..... (Usman) m eningk at d engan m eningk at nya p er iod e pem eliharaan (Gam bar 5 dan 6). Peningkat an k andungan TSS dan VSS ini t erj adi k arena konversi limbah N dari kegiatan budidaya ikan bandeng dan penam bahan C- organik dari m olase m enjadi m ikroorganism e het erot rof yang selanjutnya membentuk bioflok (Gambar 7). Bent uk dan ukuran bioflok yang t erbent uk cukup beragam dengan ukuran berkisar antara 50- 1700 mm.

  Floc volume index (FVI) m erupakan salah sat u indikat or unt uk m elihat laju endap VSS.

  7

  4.50 A0 A30 A60 B0 B3 0 B6 0 C0 C3 0 C6 0 D0 D3 0 D6 0

  5.00

  5.50

  6.00

  3 5 1 3

  1

  9 1 1 1 5 1 7 1 9 2 1 2 3

  Figure 4. Dissolved oxygen measured for 24 hours at the initial (A0, B0, C0), 30 th day (A30, B30, C30), and 60 th day (A60, B60, C60) of rearing period

  4.00 Gambar 4. Kandungan oksigen terlarut selam a 24 jam pada awal (A0, B0, C0), 30 hari (A30, B30, C30), dan 60 hari (A60, B60, C60) penelitian dalam media budidaya ikan bandeng

  6.50

  Dissolved oxygen (m g / L )

  Semakin rendah nilai FVI, maka semakin mudah flok it u m engendap. Pada penelit ian ini, nilai

  Time (hour) O k s ig e n te rl a ru t

  Waktu (jam)

  A (Biofloc) B (Biofloc + artificial feed 2.5%) C (Biofloc + artificial feed 5%) D (Artificial feed 5% without biofloc)

  6 1 2 1 8 2 4 3 0 3 6 4 2 4 8 5 4 6 0 3 5 0 3 0 0 2 5 0 2 0 0 1 5 0 1 0 0 5 0

  

Figure 5. Dynamic pattern of total suspended solid (TSS) in the milk fish rearing

media

  4 0 0 Gambar 5. Pola dinamika total suspended solid (TSS) dalam media budidaya ikan bandeng

  (m g / L )

  Rearing time (days) Total suspended solid

  Waktu pem eliharaan (hari)

  Nilai indeks ini lebih rendah dibandingkan yang diperoleh Ekasari (2008) yait u 519- 720 m L/ g. Menurut De Schryver et al. (2008), FVI yang baik untuk akuakultur memiliki nilai > 200

  floc volume index (FVI) berkisar antara 92- 188 m L/ g dengan nilai rat a- rat a 159 ± 29 m L/ g.

  J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 433-445 mL/ g. Hal ini menunjukkan bahwa nilai FVI yang didapatkan pada penumbuhan bioflok ini masih lebih rendah daripada yang disarankan. Nilai FVI yang agak r end ah p ad a p enelit ian ini d i seb ab k an k ar en a k o m p o n en p en yu su n bioflok t am pak t idak banyak didom inasi oleh bakteri filamentus. Akibat rendahnya nilai FVI, m aka banyak biof lok yang t elah t erbent uk selanjutnya mengendap pada dasar bak. Untuk m enghindari t erjadinya pem busukan biof lok yang mengendap, maka dilakukan penyiponan secara berkala.

  Biof lok m erupakan cam puran het erogen dari m ikroba (bakteri, plankton, fungi, proto- zoa, ciliata, nematoda), partikel, koloid, polimer organik, kation yang saling berintegrasi cukup baik dalam air untuk tetap bertahan dari agitasi (goncangan) air yang m oderat (Jorand et al., 1995). Pem bent ukan biof lok diinisiasi oleh b ak t er i h et er ot r of k et i k a m en cap ai su at u k ep ad at an p o p u l asi t er t en t u yan g cu k u p t inggi. Pada awal penelit ian, m edia budidaya penum buhan biof lok (perlakuan A, B, dan C) diinokulasi dengan bakt eri kom ersil berupa

  Bacillus sp. m asing- m asing sebanyak 1x 10

  6

  cfu/ m L, sehingga kepadatan populasi bakteri r el at i f t i n g g i p ad a p er l ak u an t er seb u t d ib and ingk an p ad a p er lak uan D (k ont r ol, p er g an t i an ai r set i ap h ar i sek i t ar 3 0 %). Ber d asar k an h asi l p en g am at an d i n am i k a perk em bangan populasi bak t eri het erot rof dalam m edia budidaya (Gam bar 8) t am pak

  Gambar 7. Bioflok yang terbentuk dalam media budidaya ikan bandeng

  Figure 7. Bioflocs formed in the rearing media of milk fish

  Waktu pem eliharaan (hari)

  Rearing time (days) Volatile suspended solid

  (m g / L )

  4 0 0 Gambar 6. Pola dinam ika volatile suspended solid (VSS) dalam m edia budidaya ikan bandeng

  

Figure 6. Dynamic pattern of volatile suspended solid (VSS) in the milk fish rearing

media

  6 1 2 1 8 2 4 3 0 3 6 4 2 4 8 5 4 6 0 3 5 0 3 0 0 2 5 0 2 0 0 1 5 0 1 0 0 5 0

  A (Biofloc) B (Biofloc + artificial feed 2.5%) C (Biofloc + artificial feed 5%)

  Pengaruh manajemen pemberian pakan terhadap pemanfaatan ..... (Usman)

  J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 433-445 )

  1 2 A (Biofloc)

  L

  1 1

  m B (Biofloc + artificial feed 2.5%) /

  1 0

  fu C (Biofloc + artificial feed 5%) c

  9 D (Artificial feed 5% without biofloc)

  ri g o te

  8

  (l k a

  7

  b i

  6

  s la

  5

  u p

  4

  o P

  3

  2

  1 Bacteria population 6 1 2 1 8 2 4 3 0 3 6 4 2 4 8 5 4 6 0 Waktu pem eliharaan (hari)

  Rearing time (days)

  Gambar 8. Pola dinam ika t ot al bakt eri dalam m edia budidaya ikan bandeng dengan teknologi bioflok

  Figure 8. Dynamic pattern of total heterotroph bacteria in the rearing media

  bahwa populasi bakt eri pada perlakuan A, B, Pad a p en el i t i an i n i , b i of l ok d i t u m b u h k an d an C m en g al am i p en i n g k at an d en g an dengan molase sebagai sumber C organik dan bert am bahnya lam a pem eliharaan. Populasi memiliki kandungan protein bioflok yang lebih b ak t er i het er ot r of p ad a m ed ia b iof lok ini rendah daripada biof lok yang dit um buhkan

  8

  m encapai 10 cfu/ m L, sem ent ara pada m edia dengan asetat (42%± 8%), glisero (43%± 1%), dan

  4 konvensional hanya berkisar 10 cf u/ m L.

  gliserol + Bacillus sp. (58%± 9%), tetapi relatif sama dengan yang dit um buhkan dengan glukosa

  Komposisi Nutrisi Bioflok (28%± 3%) (Crab et al., 2009). Ballest er et al.

  (2010), juga melaporkan nutrisi bioflok dengan Ber d asar k an h asi l an al i si s p r o k si m at kandungan prot ein 30,4%, lem ak 4,7%, serat t erhadap biof lok yang t erbent uk (Tabel 3), kasar 8,3%, dan abu 39,2% yang ditum buhkan didapatkan kandungan nutrisi yang relatif tidak berbeda nyat a di ant ara perlakuan (P> 0,05). m enggunakan sum ber C- organik m olase dan Tabel 3. Komposisi proksimat kandungan nutrisi bioflok yang tumbuh dalam media budidaya

  Table 3. Proximate composition of bioflocs (% dry matter) Perlakuan ( T r ea t m en t s) Nut risi A.

  B.

  C. Nut r ien t Bio f lo k Bio f lo k + 2.5% p akan Bio f lo k + 5% p akan Biof loc (Biof loc + f eed 2.5%) (Biof loc + f eed 5%) a a a

  Protein kasar (Crude protein ) 29.4±1.5 28.9±1.8 30.1±1.6 a a a

  Lemak (Lipid) 4.0±0.1 3.8±0.6 4.2±0.5 a a a

  Serat kasar (Fibre) 3.2±0.6 2.6±0.4 2.7±0.5 a a a

  Abu (Ash) 27.3±2.0 26.2±2.1 25.7±4.7 a a a

  BETN (NFE) 36.1±1.6 38.8±4.0 37.3±4.9

Nilai t engah dalam baris yang sam a diikut i superscript yang sam a m enunjukkan t idak berbeda nyat a

(P> 0,05) (Means in the same row followed by the same superscript are not significantly different) (P>0.05)

  • * BETN (Bahan Ekst rak Tanpa Nit rogen (Nitrogen free extract))
  •   Pengaruh manajemen pemberian pakan terhadap pemanfaatan ..... (Usman)

      Tabel 4. Profil asam amino esensial bioflok dan badan ikan bandeng (% protein)

      

    Table 4. Essential amino acid profile of biofloc and whole body of milkfish

    (% protein)

    Jenis asam amino esensial Bio f lo k Bad an ikan b and eng

    Kin d of essen t ia l a m in o a cid Biof loc Wh ole b od y of m ilkf ish

    Arginine

      3.99

      7.5 Histidine

      1.3

      4.89 Iso-leuc ine

      2.89

      3.93 Leuc ine

      4.28

      7.33 Ly sine

      2.76

      7.92 Methionine

      1.43

      3.72 Phenilalanine

      3.06

      4.24 Threonine

      4.15

      4.91 Valine

      4.02

      4.55 Try ptophan ttd ttd Ket erangan (Note): t t d = t idak t erdet eksi (undetected)

      d ed ak gand ung (wheat bran). Kand ungan KESIMPULAN nut risi khususnya prot ein biof lok ini relat if Ber dasar k an hasil penelit ian ini, m ak a m endekat i kandungan prot ein pakan buat an disimpulkan bahwa: (32,6%) yang digunakan dalam penelitian ini.  Ikan bandeng yang dipelihara dalam jaring

      Sel ai n k an d u n g an p r o t ei n k asar n ya, sebagai penyuplai TAN untuk penumbuhan kom ponen nutrisi pakan yang sangat penting bioflok dalam m edia budidaya relatif tidak peranannya dalam pert um buhan ikan adalah m em anfaat kan bioflok sebagai m akanan p r o f i l asam am i n o p ak an . Bi o f l o k yan g untuk pertumbuhannya. t erbent uk dalam m edia budidaya ini m em iliki

       Ikan bandeng yang dipelihara di luar jaring prof il asam am ino esensial sepert i disajikan pada Tabel 4. Pada t abel t ersebut t erlihat m asih dapat m em anfaat kan bioflok unt uk bahwa beberapa asam am ino esensial dalam pertumbuhannya jika tidak diberikan pakan t ep ung b iof lok m em ilik i k and ung an yang buatan atau diberi dalam jumlah yang tidak cukup rendah dibandingkan kandungan asam memadai (2,5%/ hari), meskipun dengan laju am ino dalam t ubuh ikan bandeng, ut am anya p er t u m b u h an yan g r el at i f r en d ah b i l a asam amino histidine, lysine, dan methionine. dibandingk an dengan ik an yang diberi Rendahnya kandungan beberapa asam am ino pakan buatan 5%/ hari. b i o f l o k t er seb u t m en y eb ab k an k u r an g

       Tanpa memperhitungkan jumlah pemberian seimbangnya dengan profil asam amino tubuh m olase dalam m edia budidaya, ikan yang ik an b and eng. Hal ini ak an m enyeb ab k an diberi pakan buat an sebanyak 2,5%/ hari kurang t erm anf aat nya prot ein biof lok unt uk dalam media bioflok, dapat meningkatkan pert um buhan ikan secara opt im um karena ef i si en si p ak an seb an yak 5 8 , 5 % d an asam am ino yang rendah akan m enjadi faktor ef isiensi pem anf aat an prot ein sebanyak pembatas, sehingga asam amino yang memiliki 59,2% dibandingkan ikan yang diberi pakan kandungan cukup t inggi akan dideam inasi 5%/ hari. m enjadi sum ber energi dan eskresi am onia ak an m en i n g k at (Saaved r a et al., 2 0 0 9 ).

    DAFTAR ACUAN

      Berdasarkan hal tersebut, maka kemungkinan ini pula yang menyebabkan laju pertumbuhan Ahmad, T., Priyono, A., Aslianti, T., Setiadharma, ik an bandeng yang diber i biof lok sebagai T., & Kasprio. 1993. Pedoman teknis pem- m ak an an t u n g g al m en j ad i r el at i f r en d ah benihan ikan bandeng. Seri Pengembangan dibandingkan yang diberi pakan buat an. Hasil Penelitian Perikanan No.PHP/ KAN/ 24/

      1993. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 68 hlm. APHA (Am erican Public Healt h Associat ion).

      Schneider, O., Sereti, V., Eding, E.H., & Verreth, J.A.J. 2005. Analysis of nutrient flows in in- t egrat ed int ensive aquacult ure syst em s.

      Jorand, F., Zartarian, F., Thomas, F., Block, J.C., Bet t eru, J.V., Villem in, G., Urbain, V., & Manen, J. 1995. Chem ical and st ruct ural (2nd) linkage between bacteria within acti- vated- sludge flock. Water Res, 29(7): 1639- 1647. Montoya, R. & Velasco, M. 2000. Role of bacte- ria on nutritional and management strate- gies in aquaculture system s. Global Aqua- culture Advocate, 3(2):35- 36.

      Saaverdra, M., Pausao- Ferreira, P., Yufera, M., Dinis, M.T., & Conceicao, L.E.C. 2009. A bal- anced am ino acid diet im proves Diplodus

      sargus larval quality and reduces nitrogen

      ex cretion. Aquaculture Nutrition, 15: 517- 529. Schulz, C., Knaus, U., Wirt h, M., & Rennert , B.

      2005. Effect of varying diet ary fat t y acid propile on growth performance, fatty acid, body and t issue com posit ion of juvenile pike perch (Sander lucioperca). Aquaculture

      Nutrition, 11: 403- 413.

      Aquaculture Engineering, 32: 379–401.

      (Eds.). Fish Nutrition. Academic Press, New York, p. 755- 770. Hardy, R.W. 1989. Diet preparation. In Halver, J.E. (ed.). Fish Nutrition. Second Edit ion.

      Takeuchi, T. 1988. Laboratory work- chem ical eval u at i o n o f d i et ar y n u t r i en t s. In: Wat an ab e, T. (ed.) Fish Nutrition and

      Mariculture. JICA Kanagawa International

      Fisheries Training Cent re, Tokyo, p. 179- 233. Usm an, Palinggi, N.N., Harris, E., Jusadi, D.,

      Supriyono, E., & Yuhana, M. 2010. Analisis tingkat kecernaan pakan dan limbah nitro- g en (N) b u d i d aya i k an b an d en g ser t a kebutuhan C- organik untuk penumbuhan b ak t er i h et er o t r o f (b i o f l o k ). J. Ris.

      Akuakultur, 10(3): 481- 490.

      Usm an, Palinggi, N.N., Harris, E., Jusadi, D., & Yuhana, M. 2011. Pem anf aat an biof lok sebagai m akanan pada beberapa ukuran ikan bandeng. Laporan Hasil Penelit ian. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, 18 halaman (in press).

      Academic Press, Inc. San Diego, p. 476- 549. Huisman, E.A. 1987. Principles of fish produc- tion. Department of Fish Culture and Fish- eries, Wageningen Agricultural University, Wageningen, Netherlands, 170 pp.

      Ghent University, Belgium , 72 pp. Halver, J.E. & Hardy, R.W. 2002. Nut rient flow and retention. In: Halver J.E. and R.W. Hardy.

      1995. Standard Methods for the Ex amina- t ion of Wat er and Wast e Wat er, 19

      chanos. Environm ental Biology of Fishes, 39: 23- 41.

      th ed.

      American Public Health Association, Wash- ington, DC, 1082 pp. AOAC (Association of Official Analytical Chem- ists) International. 1999. Official Methods of Analysis, 16

      th

      edn. Gaithersberg, Mary- land, USA, 1141 pp. Avnimelech, Y. 1999. Carbon/ nitrogen ratio as a control elem ent in aquaculture system s.

      Aquaculture, 176: 227- 235.

      Avnim elech, Y. 2007. Feeding wit h m icrobial flocs by t ilapia in m inim al discharge bio- flocs technology ponds. Aquaculture, 264: 140- 147. Bagarinao, T.U. 1994. Systematics, distribution, genetics and life history of milkfish, Chanos

      Ballest er, E.L.C., Abreu, P.C., Cavalli, R.O., Em er en ci an o , M . , d e A b r eu , L. , & Wasielesky, W., J.R. 2010. Effect of practi- cal diet s wit h different prot ein levels on t h e p er f o r m an ce o f Farfantepenaeus

      different carbon source, salinity and the addition of probiotics on the primary nu- tritional value of the bio-flocs. Thesis.

      paulensis juveniles nursed in a zero ex -

      change suspended m icrobial flocs int en- sive system. Aquaculture Nutrition, 16: 163- 172

      Burford, M.A, Thom pson, P.J. ,McInt osh, R.P., Baum an, R.H., & Pearson, D.C. 2004. The cont ribut ion of flocsculat ed m at erial t o shrimp (Litopenaeus vannamei) nutrition in a high- int ensit y, zero ex change syst em .

      Aquaculture, 232: 525–537.

      Crab, R., Chielens, B., Wille, M., Bossier, P., & Verst raet e, W. 2009. The effect of differ- ent carbon sources on the nutritional value of biof locs, a f eed f or Macrobrachium

      rosembergii postlarvae. Aquaculture Re- search, p. 1- 9.

      De Schyver, P., Crab, R., Defoirdt, T., Boon, N., & Verst raet e, W. 2008. The basics of bio- f locss t echnology: The added value f or aquaculture. Aquaculture, 277: 125- 137. Ekasari, J. 2008. Bio-floc technology: The effect

      J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 433-445

      Pengaruh manajemen pemberian pakan terhadap pemanfaatan ..... (Usman)

      Verst raet e, W., Schryver, P.D., Defoirdt , T., & Wilson, R.P. 2002. Am ino acids and prot eins.

      Crab, R. 2008. Added value of microbial life

      In: Halver J.E. and R.W. Hardy, (Eds.) Fish

      in flock. Laborat ory for Microbial Ecology Nutrition. New York: Academ ic Press, p. and Technology, Ghent Univerist y, Bel- 143- 179. gium. 43p. http:/ / labmet.ugent.be, 43 pp.