Kerangka Teoritis KERANGKA PEMIKIRAN

proses pemahaman aktual kegiatan kita, dan pemberian makna terhadapnya, sehingga ter-refleksi dalamtingkah laku. Kuswarno, 2009:18 Adapun studi fenomenologi bertujuan untuk menggali kesadaran terdalam para subjek mengenai pengalaman beserta maknanya. Sedangkan pengertianfenomena dalam studi fenomenologi sendiri adalah pengalaman atau peristiwa yang masuk ke dalam kesadaran subjek. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada pola komunikasi sebagai bagian dari proses komunikasi. Pengertian pola komunikasi menurut Pacedan Faules menyatakan bahwa : “Pola komunikasi adalah bagaimana kebiasaan dari suatu kelompok untuk berinteraksi, bertukar informasi, pikiran dan pengetahuan. Pola komunikasi juga dapat dikatakan sebagai cara seseorang atau kelompok berinteraksi dengan menggunakan simbol- simbol yang telah disepakati sebelumnya”. Pace dan Faules, 2002:171 Bertolak dari definisi di atas maka peneliti, menetapkan sub fokus menganalisis fokus penelitian sebagai berikut : 1. Interaksi Interaksi adalah proses dimana orang-orang berinteraksi dapat terjadi apabila salah seorang individu melakukan aksi dan yang melakukan balasan dengan bereaksi, sehingga terjadi interaksi. Jika salah satu pihak melakukan aksi dan pihak yang lain tidak melakukan reaksi. komunikasi saling memengaruhi dalam pikiran dan tindakan. 2. Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesa nkepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara Komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikas iini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya.Proses komunikasi, banyak melalu perkembangan. Effendy, 2000 : 31 Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang komunikator kepada orang lain komunikan. Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaanya kepada orang lain tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu, disadari atau tidak disadari. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol. 3. Hambatan Hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya kebisingan komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan. Effendy, 2000 : 45 Hambatan yang terjadi pada pola komunikasi fotografer dan model pemula sering kali terjadi, banyak hal pula yang akan mempengaruhi sehingga terjadi suatu hambatan itu akan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam pola komunikasi yang terjadi pada fotografer dan model pemula. Dengan adanya hambatan-hambatan yang terjadi pada pola komunikasi disini maka akan menimbulkan perbedaan pemahaman yang terjadi pada kedua belah pihak yaitu fotografer dan model pemula tersebut. Disinilah peneliti akan mengkaji bagaimana hambatan- hambatan itu bisa terjadi dan bagaimana cara untuk bisa mengurangi agar hambatan-hambatan itu bisa berkurang. 2.2.2 Kerangka Konseptual Kerangka pemikiran teoritis diatas diaplikasikan dalam kerangka pemikiran konseptual sesuai dengan penelitian yang akan dikaji yaitu Pola Komunikasi fotogrfaer dengan model pemula di Komunitas Fotografer Amatir Bandung dalam penyebaran informasi nilai-nilai fotografi. Pola komunikasi adalah mengenai sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita yang memang sudah biasa kita lakukan sehari-hari yaitu berkomunikasi. Manusia berkomunikasi bisa secara verbal ataupun non verbal, pola komunikasi sendiri itu merupakan salah satu kajian komunikasi yang ingin dilakukan oleh fotografer dan model pemula yaitu memberikan informasi tambahan yang memperjelas maksud dari pola komunikasi fotografer dengan model pemula. Dengan kata lain, karena adanya proses komunikasi yang terjadi tidak searah maka hambatan itu berkembang, keterbukaan dan ketertutupan yang menjadi harapan pada pola komunikasi yang terjadi pada fotografer dan model tersebut. Komunikasi interpersonal diantara fotografer dan model pemula secara tatap muka, yang memungkinkan setiap fotografer dan model pemula menangkap reaksi secara langsung, baik verbal ataupun non verbal. Dalam penelitian ini peneliti berusaha menjelaskan tentang pola komunikasi fotografer dan model pemula di Komunitas Fotografer Amatir Bandung. Dalam sub fokus di atas peneliti mengaplikasikan kedalam bentuk nyata diantaranya proses komunikasi fotografer dalam penyebaran nilai- nilai fotografi kepada model pemula. Bagaimana pengelolaan informasi dan hambatan dalam penyebaran informasi yang digunakan fotografer sebagai cara untuk berinteraksi kepada model pemula dan juga bagaimana cara komunikasi yang efektif dengan model pemula dalam penyebaran informasi di Komunitas Fotografer Amatir Bandung, yang merupakan sub judul dalam penelitian ini. Gambar 2.2 Bagan Gambar Kerangka Pemikiran Sumber : Peneliti, 2014 Interaksi fotografer dalam penyebaran informasi mengenai nilai-nilai fotografi Hambatan fotografer dalam penyebaran informasi mengenai nilai nilai fotografi Pola Komunikasi Fotografer Di Komunitas Amatir Bandung Model Pemula Di Komunitas Amatir Bandung Proses komunikasi fotografer dalam penyebaran informasi mengenai nilai-nilai fotografi 47

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Komunitas Fotografi Amatir Bandung KOFABA Bandung merupakan salah satu kota yang mempunyai komunitas foto yang beragam, salah satunya adalah Komunitas Fotografi Amatir Bandung atau sering disebut KOFABA. Komunitas ini terbentuk sejak Desember 2011, Komunitas Fotografi Amatir Bandung ini terbentuk oleh seorang advokat yang sama sekali tidak mengerti fotografi saat diamembentuk komunitas ini dan hanya sebagai penikmat fotografi. Di landasi dengan hanya sebagai penikmat foto mulailah beralih dengan membeli peralatan fotografi. Mulailah komunitas ini terbentuk dengan pembentukan komunitas ini awalnya hanya beberapa orang dan tidak sengaja terbentuk karena komunitas ini berawal dari ajakan orang yang baru mempunyai kamera dan sama sekali tidak mengerti fotografi mengajak teman teman yang ingin dan mendalami fotografi. Komunitas Fotografer Amatir Bandung ini awalnya begitu naif dengan obrolan obrolan masalah fotografi yang sering di bicarakan oleh fotografer yang sudah mengerti fotografi seperti komposisi, pencahayaan, aperture dan lain-lain, itu sama sekali hal yang naif bagi Komunitas Fotografer Amatir Bandung. Tetapi itu hal yang positif untuk Komunitas Fotografer Amatir Bandung ini banyak sekali fotografer yang ingin bergabung di Komunitas Forografer Amatir Bandung ini sebab hal yang baik untuk bagi menikmati fotografi yang ingin belajar fotografi mereka tidak canggung dan mereka tidak merasa di kucilkan karena komunitas forografer amatir ini membuat para fotografer amatir bisa bergabung dan bisa leluasa berkarya dikarenakan di komunitas forografi ini mereka saling belajar sesama fotografer amatir. Berjalannya waktu dan perkembangan komunitas forografer bandung ini anggota semakin banyak tetapi mereka tidak punya orang yang bisa mengarahkan dalam hal fotografi mereka mulai mengajak orang orang yang mengerti fotografi untuk masuk komunitas dan membimbing mereka. Meski komunitas baru tiga taun berjalan tetapi komunitas ini sudah mempunyai 337 anggota, dengan struktur ketua ialah Edy Herwansyah, Komunitas Fotografer Amatir Bandung ini tidak hanya fotografer amatir yang ada di dalamnya tetapi model pemula pun ada didalam komunitas ini mereka datang biasanya di kalangan remaja-remaja yang ingin merasakan dunia permodelan itu seperti apa dan difoto oleh fotografer itu seperti apa mereka bisa belajar dan mengasah kemampuan mereka untuk menjadi model yang lebih professional. Model pemula yang ada di Komunitas Fotogrfer Amatir Bandung ini adalah remaja perempuan yang tidak punya sama sekali latar belakang modeling dan Komunitas Forografer Amatir Bandung ini memfasilitasi mereka untuk berkembang di komunitas ini, mereka di ikut sertakan dalam hunting foto dengan disediakan kostum dan make up oleh Komunitas Fotografer Amatir Bandung.

3.1.2 Logo Komunitas Fotografer Amatir Bandung

Sumber : Komunitas Fotografer Amatir Bandung

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian ini merupakan alat bedah yang dipergunakan dalam penelitian sebagai cara untuk memperoleh jawaban dari permasalahn penelitian, pemilihan metode yang digunakan harus dapat mencerminkan relevansi hingga kepada metode yang digunakan dalam penelitian agar berjalan beriringan yang kesemuanya itu harus sesuai pula dengan permasalah yang di angkat dalam penelitian. Penelitian kualitatif menolak kualifikasi aspek-aspek perilaku manusia dalam proses memahami perilaku individu, penelitian kualitatif merujuk pada aspek kualitas dan subjek peneltian. Apabila disederhanakan, penelitian kualitatif seringkali diasosiasikan sebagai penelitian yang tidak menggunakan hitungan. Paradigma yang digunakan pada penelitian ini merupakan paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruktivisme adalah menemukan bagaimana peristiwa atau

Dokumen yang terkait

POLA JARINGAN KOMUNIKASI DALAM KOMUNITAS FOTOGRAFI ( Studi Pada Anggota Blitarian Fotografi Club di Blitar )

8 33 23

Eksistensi Diri Fotografer di Komunitas PAF (Perhimpunan Amatir Foto) Kota Bandung

6 30 105

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI PADA PEMILIH PEMULA (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kebak Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi Pada Pemilih Pemula (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades)

0 3 17

PENDAHULUAN Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi Pada Pemilih Pemula (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kebak Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Tahun 2013).

1 2 7

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI PADA PEMILIH PEMULA (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kebak Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi Pada Pemilih Pemula (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades)

0 1 10

Teori Prob Ukuran Nilai SentralUkuran Penyebaran sesi2

0 0 23

NILAI-NILAI KONVENSIONAL DALAM IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA PEMBIAYAAN MUSYARAKAH: SEBUAH STUDI FENOMENOLOGI

0 1 21

POLA ALIRAN INFORMASI KOMUNIKASI DAKWAH KULTURAL MUHAMMADIYAH (Studi Kasus Tentang Komunikasi Organisasi Muhammadiyah Dalam Proses Penyebaran Pesan Dakwah Kultural Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat dan Penanaman Nilai-Nilai Islam)

0 0 6

FOTOGRAFI KEHUMASAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN CITRA YANG BAIK( STUDI EKSPLORATORI FOTOGRAFER KEHUMASAN)

0 0 54

NILAI-NILAI DAKWAH DALAM TRADISI SUMPAH CILEDUG KAITANNYA DENGAN PENYEBARAN ISLAM DI CIREBON

0 1 25