Tabel 14 Pengaruh kombinasi 2,4-D dan BA terhadap viabilitas kalus eksplan biji mahkota dewa
2,4-D BA mgl
Rata-rata mgl
0.5 1.0
skoring
2.5 2.40
c
3.20
abc
3.20
abc
1.84 5.0
4.20
a
4.20
a
2.80
bc
2.04 10.0
3.80
ab
2.40
e
4.00
a
1.96 Rata-rata
skoring 1.97
1.93 1.95
2.5 2.40
3.20 2.80
1.81
y
5.0 4.00
4.40 4.00
2.13
x
10.0 3.80
4.60 4.00
2.14
x
Rata-rata skoring
1.95 2.12
2.01
2.5 2.40
3.80 3.20
1.88
y
5.0 4.00
4.40 4.20
2.16
x
10.0 3.80
3.00 4.00
2.01
xy
Rata-rata skoring
1.95 2.03
2.06
2.5 2.60
4.20 4.00
2.00 5.0
4.00 4.60
4.80 2.22
10.0 4.20
3.80 4.40
2.14 Rata-rata
skoring 2.00
2.15 2.21
5 MST
7 MST
9 MST
11 MST
13 MST
2.5 2.80
4.20 4.00
2.02 5.0
4.00 4.80
4.60 2.22
10.0 4.20
3.80 4.40
2.14 Rata-rata
skoring 2.01
2.15 2.21
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berbeda tidak nyata menurut uji DMRT 5. Angka yang ditampilkan merupakan data asli dan pengolahan
data dengan transformasi x + 0.5
12
. a-d: beda nyata pada interaksi 2,4-D dan BA, k-l: beda nyata faktor BA, dan x- z: beda nyata faktor 2,4-D.
Tabel 15 Pengaruh kombinasi 2,4 -D dan BA terhadap bobot basah kalus eksplan daun mahkota dewa
2,4-D BA mgl
Rata-rata mgl
0.5 1.0
g 2.5
0.024 0.324
0.124 0.16
5.0 0.144
0.4260 0.050
0.21 10.0
0.056 0.308
0.5080 0.29
Rata-rata
g 0.11
0.33 0.23
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berbeda tidak nyata menurut uji DMRT 5. Angka yang ditampilkan merupakan data asli dan
pengolahan data dengan transformasi x + 0.5
12
.
Tabel 16 Pengaruh kombinasi 2,4 -D dan BA terhadap bobot kering kalus eksplan daun mahkota dewa
2,4-D BA mgl
Rata-rata mgl
0.5 1.0
g 2.5
0.00 0.048
0.014 0.02
5.0 0.010
0.052 0.014
0.03 10.0
0.004 0.042
0.063 0.03
Rata-rata
g 0.01
l
0.04
k
0.03
kl
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berbeda tidak nyata menurut uji DMRT 5. Angka yang ditampilkan merupakan data asli dan pengolahan
data dengan transformasi x + 0.5
12
. k-l: beda nyata faktor BA.
Bobot basah dan Bobot kering Kalus Daun IIa. Berdasarkan analisis ragam bahwa interaksi antara 2,4-D dan
BA berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah Lampiran 13 dan juga tidak nyata terhadap bobot kering Lampiran 14. Pada Lampiran 14 tampak bahwa BA
sebagai faktor tunggal berpengaruh nyata. Tabel 15 memperlihatkan rata-rata bobot basah perlakuan. Rata-rata bobot kering terlihat pada Tabel 16.
Tabel 17 Pengaruh kombinasi 2,4 -D dan BA terhadap bobot basah kalus eksplan biji mahkota dewa
2,4-D BA mgl
Rata-rata mgl
0.5 1.0
g 2.5
1.484
c
2.180
bc
1.492
c
1.47
x
5.0 1.698
c
2.866
ab
2.302
bc
1.65
xy
10.0 1.840
bc
2.138
bc
3.490
a
1.70
y
Rata-rata
g 1.46
l
1.68
k
1.68
k
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berbeda tidak nyata menurut uji DMRT 5. Angka yang ditampilkan merupakan data asli dan pengolahan
data dengan transformasi x + 0.5
12
. a-d: beda nyata pada interaksi 2,4-D dan BA, k-l: beda nyata faktor BA, dan x- z: beda nyata faktor 2,4-D.
Tabel 18 Pengaruh kombinasi 2,4 -D dan BA terhadap bobot kering kalus eksplan biji mahkota dewa
2,4-D BA mgl
Rata-rata mgl
0.5 1.0
g 2.5
0.166
b
0.154
b
0.154
b
0.81
y
5.0 0.1180
b
1.496
a
0.182
b
0.99
x
10.0 0.152
b
0.1360
b
0.186
b
0.81
y
Rata-rata
g 0.80
l
1.01
k
0.82
l
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berbeda tidak nyata menurut uji DMRT 5. Angka yang ditampilkan merupakan data asli dan pengolahan
data dengan transformasi x + 0.5
12
. a-d: beda nyata pada interaksi 2,4-D dan BA, k-l: beda nyata faktor BA, dan x- z: beda nyata faktor 2,4-D.
Biji IIb. Berdasarkan analisis ragam bahwa interaksi 2,4-D dan BA
berpengaruh nyata terhadap bobot basah Lampiran 19 dan berpengaruh sangat nyata terhadap bobot kering Lampiran 20. Rata-rata bobot basah kalus dan bobot
kering, masing -masing ditunjukkan pada Tabel 17 dan 18. Rata-rata bobot basah tertinggi pada perlakuan 10 mgl 2,4-D + 1.0 mgl BA, berbeda tidak nyata
dengan perlakuan 5.0 mgl 2,4-D + 0.5 mgl BA. Rata-rata bobot kering tertinggi pada perlakuan 5.0 mgl 2,4 -D + 0.5 mgl BA.
Pembahasan
Pembentukan kalus diawali pada tepi bagian eksplan yang terluka, kemudian berkembang ataupun menjad i bengkak karena berkembangnya ukuran kalus
hingga menutupi seluruh eksplan. Pembengkakan jaringan karena sel aktif membelah secara terus menerus. Untuk itulah diperlukan suatu kombinasi ZPT
untuk memacu pembelahan sel yang terus menerus. Beberapa hari setelah pembengkakan, lapisan epidermis dipenuhi dengan
dua atau beberapa sisi eksplan yang menunjukkan massa kalus putih dan friable. Pola perkembangan kalus pada tahap ini menunjukkan inisiasi aktivitas
meristematik kalus yang terjadi pada seluruh permukaan eksplan daun atau pada bagian tertentu yang menutupi ¼ - ¾ bagian belahan potongan daun.
Terbukti bahwa pada kontrol MS tanpa ZPT pada kedua eksplan daun dan biji tidak mampu menghasilkan kalus. Penelitian ini juga membuktikan bahwa
pada dua jenis eksplan yang digunakan yaitu daun dan biji dikulturkan dalam berbagai kombinasi perlakuan 2,4-D dan BA dapat menghasilkan kalus. 2,4-D dan
BA tersebut mensuplai tambahan hormon kepada hormon endogen yang secara alami telah tersedia dalam eksplan.
Auksin dan sitokinin pada beberapa penelitian diberikan dengan rasio yang sama untuk menginduksi kalus pada spesies tanaman yang digunakan Akeng
Shukor 1998; Durand-Villa et al. 1989; Kamada Harada 1971. Sementara itu, penelitian lain oleh Gautam et al. 1993 melaporkan bahwa rasio auksin dan
sitokinin yang tidak sama unequal ratio diperlukan bagi keberhasilan induksi kalus Azadirachta indica. Induksi kalus eksplan daun dan biji mahkota dewa pada
penelitian ini tidak menggunakan rasio auksin dan sitokinin yang sama dan tanpa sitokinin.
Pendapat bahwa auksin tanpa sitokinin pada beberapa spesies tanaman mampu menginduksi kalus. Pada tanaman dikotil mengharuskan adanya sitokinin
dengan konsentrasi yang lebih rendah daripada auksin untuk optimalisasi induksi kalus George Sherrington 1984. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini
dengan kombinasi terbaik yaitu pada dengan penambahan 2.5 mgl 2,4-D + 0.5 mgl BA pada eksplan daun. Induksi kalus terbaik pada eksplan biji yaitu dengan
penambahan 10.0 mgl 2,4-D + 0.5 mgl BA pada media MS. Berbeda dengan penelitian Mukhri 1985 tentang kultur kalus pada
tanaman temulawak bahwa kalus didapat pada media yang mengandung 10 mgl BA dan 15 mgl NAA. Apabila dipindahkan ke media yang mengandung 10 mgl
BA dan 1 mgl 2,4-D kalus yang terbentuk akan menghasilkan tunas, akar, dan embrioid. Hasil penelitian Sondahl dan Sharp pada tahun 1977 bahwa eksplan
daun Coffea arabica ditanam pada medium MS + Kinetin 22
µ
M ≈
0,43 mg + 2,4 D 2
µ
M ≈
4,862 mg dapat membentuk kalus Ammirato 1982; Tisserat 1985. Embriogenesis somatik Coffea arabica dari eksplan daun dikulturkan
dalam medium MS + kinetin 20
µ
M + 2,4 D 5
µ
M.
Percobaan III : Pengaruh Taraf Konsentrasi NAA dan BA dalam
Menginduksi Kalus Mahkota Dewa dengan Eksplan Daun dan Biji.
Hasil Kondisi umum
Daun IIIa. Eksplan daun yang ditanam pada media MS yang
ditambahkan NAA dan BA ternyata terbentuk kalus secara keseluruhan. Eksplan yang ditanam pada berbagai perlakuan mulai mengalami perubahan pada 2 MST.
Eksplan mulai membengkak pada bagian tulang daun dan tepi daun pada 2 MST. Pengaruh interaksi ZPT auksin NAA dan sitokinin BA pada
pembentukan kalus eksplan daun mahkota dewa disajikan pada Tabel 19. Interaksi sangat nyata antara NAA dan BA terhadap perubahan warna eksplan pada 5 HST.
Interaksi nyata antara NAA dan BA terhadap perubahan warna eksplan 2, 3, dan 4 MST, perkembangan kalus pada 3 MST, dan viabilitas kalus 7, 9, 11, dan 13
MST. Pembentukan kalus terjadi pada semua eksplan dau n yang dikulturkan pada media perlakuan 100 terbentuk kalus. Kontaminasi terjadi pada 2 MST
dan 3 MST, yaitu sebesar 20.
Biji IIIb. Eksplan biji yang ditanam pada media MS yang ditambahkan
ZPT NAA dan BA dapat menginduksi terbentuknya kalus dengan persentase pembentukan kalus mencapai 100. Eksplan yang ditanam pada berbagai
perlakuan mulai mengalami perubahan pada 2 MST. Semua eksplan membengkak dan lambat laun berwarna hijau kecoklatan, ada juga eksplan berwarna
kecoklatan. Eksplan biji yang berwarna coklat pada keseluruhan bagian eksplan, masih mampu membentuk kalus.
Kontaminasi yang terjadi sebesar 3.33. Tekstur kalus sebanyak 66.67 kompak. Pengaruh NAA dan BA serta interaksi keduanya pada kultur eksplan biji
mahkota dewa tertera pada Tabel 20. Tabel 20 menunjukkan bahwa interaksi NAA dan BA berpengaruh sangat nyata terhadap perubahan warna eksplan 3 dan
4 MST dan saat inisiasi. Interaksi NAA dan BA berpengaruh nyata terhadap viabilitas kalus pada 9 MST.
Tabel 19 Rekapitulasi uji F pengaruh NAA dan BA terhadap pembentukan kalus dari eksplan daun mahkota dewa
Perlakuan No
Peubah NAA
BA NAAxBA
1.
2. 3.
4.
5. 6.
Perubahan warna eksplan 2 MST
3 MST 4 MST
5 MST Saat inisiasi kalus
Perkembangan kalus 3 MST
5 MST 7 MST
9 MST 11 MST
13 MST Viabilitas kalus
3 MST 5 MST
7 MST 9 MST
11 MST 13 MST
Bobot basah kalus Bobot kering kalus
tn tn
tn tn
tn tn
tn
tn tn
tn tn
tn tn
tn tn
tn tn
tn tn
tn
tn tn
tn tn
tn
tn tn
tn tn
tn tn
tn tn
tn tn
tn tn
Keterangan: tn = Berpengaruh tidak nyata, = Berpengaruh nyata pada taraf 5, dan = Berpengaruh nyata pada taraf 1.
Perubahan Warna Eksplan Daun IIIa. Hasil analisis ragam pada Lampiran 21 menunjukkan bahwa
terdapat interaksi sangat nyata antara NAA dan BA terhadap perubahan warna eksplan daun pada 5 MST dan interaksi nyata antara NAA dan BA terhadap
perubahan warna eksplan pada 2, 3, dan 4 MST. Pengaruh interaksi NAA dan BA terhadap perubahan warna eksplan daun tersaji pada Tabel 21. Terlihat bahwa
pada 5 MST, eksplan daun berada pada skor warna daun hijau dan hijau tua pada perlakuan 20.0 mgl NAA tanpa BA dan 40.0 mgl NAA tanpa BA, berbeda nyata
tidak nyata dengan perlakuan 20.0 mgl NAA + 0.5 mgl BA dan 20.0 mgl NAA + 1.0 mgl BA.
Biji IIIb. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada 1 MST eksplan
belum memperlihatkan perubahan warna. Eksplan biji masih tetap berwarna putih kekuningan pada 1 MST. Perubahan mulai terjadi pada 2 MST dan terus terjadi
hingga 5 MST. Sebagian eksplan berwarna hijau kecoklatan. Pengaruh interaksi NAA dan BA terhadap perubahan warna eksplan biji tersaji pada Tabel 22. Hasil
analisis ragam pada Lampiran 27 memperlihatkan bahwa terdapat interaksi sangat nyata antara NAA dan BA terhadap perubahan warna eksplan biji pada 3 dan 4
MST. Tabel 20 Rekapitulasi uji F pengaruh NAA dan BA terhadap pembentukan kalus
dari eksplan biji mahkota dewa Perlakuan
No Peubah
NAA BA
NAAxBA 1.
2. 3.
4.
5. 6.
Perubahan warna eksplan 2 MST
3 MST 4 MST
5 MST Saat inisiasi kalus
Perkembangan kalus 3 MST
5 MST 7 MST
9 MST 11 MST
13 MST Viabilitas kalus
5 MST 7 MST
9 MST 11 MST
13 MST Bobot basah kalus
Bobot kering kalus tn
tn tn
tn tn
tn
tn tn
tn tn
tn
tn tn
tn
tn tn
tn tn
tn tn
tn tn
tn tn
tn tn
tn
tn tn
tn tn
tn tn
tn
Keterangan: tn = Berpengaruh tidak nyata, = Berpengaruh nyata pada taraf 5, dan = Berpengaruh nyata pada taraf 1.
Saat Inisiasi Kalus Daun IIIa. Berdasarkan hasil sidik ragam bahwa interaksi NAA dan BA
terhadap saat inisiasi kalus eksplan daun, berpengaruh tidak nyata Lampiran 22. Saat inisiasi kalus rata-rata perlakuan yaitu 18.33 HST Tabel 23. Tabel 23
menunjukkan pengaruh interaksi NAA dan BA terhadap perubahan warna eksplan biji. Skor tertinggi yaitu pada perlakuan 20.0 mgl NAA tanpa BA. Eksplan pada
perlakuan tersebut berwarna hijau dan hijau tua.
Biji IIIb. Berdasarkan hasil sidik ragam bahwa terdapat interaksi yang
sangat nyata antara NAA dan BA terhadap saat inisiasi kalus eksplan biji Lampiran 28. Saat inisiasi kalus tercepat pada eksplan biji pada perlakuan 20.0
mgl NAA + 0.5 mgl BA, yaitu 27.40 HST Tabel 24. Tabel 21 Pengaruh kombinasi NAA dan BA terhadap perubahan warna eksplan
daun mahkota dewa 2,4-D
BA mgl Rata-rata
mgl 0.5
1.0 skoring
20 4.80
a
4.60
a
4.40 4.60
x
40
5.00
a
3.40
b
3.20
b
3.87
y
Rata-rata skoring
4.90
k
4.00
l
3.80
l
20 4.80
a
4.60
a
4.40
a
4.60
x
40 4.80
a
3.00
b
3.20
b
3.67
y
Rata-rata skoring
4.80
k
3.80
l
3.80
l
20
4.80
a
4.60
a
4.40
a
4.60
x
40 4.80
a
3.00
b
3.20
b
3.67
y
Rata-rata skoring
4.80
k
3.80
l
3.80
l
20
4.80
a
4.60
a
4.40
a
4.60
x
40 4.80
a
2.60
b
2.80
b
3.40
y
Rata-rata skoring
4.80
k
3.60
l
3.60
l
2 MST
3 MST
4 MST
5 MST
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berbeda tidak nyata menurut uji DMRT 5. Angka yang ditampilkan merupakan data asli dan pengolahan
data dengan transformasi x + 0.5
12
. a-d: beda nyata pada interaksi NAA dan BA, k- l: beda nyata faktor BA, dan x- z: beda nyata faktor NAA.
Perkembangan Kalus Daun IIIa. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi
nyata antara NAA dan BA terhadap perkembangan kalus eksplan daun pada 3 MST Lampiran 23. Tabel 25 memperlihatkan data hasil pengamatan pengaruh
interaksi NAA dan BA terhadap perkembangan kalus eksplan daun mahkota dewa. Perkembangan kalus ditentukan dengan sistem skoring. Skor tertinggi
perkembangan kalus eksplan daun pada perlakuan 20 mgl NAA dan 0.5 mgl BA, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 20 mgl NAA tanpa BA dan 40 mgl + 1.0
mgl BA. Pada 3 MST perlakuan -perlakuan tersebut, 26 – 50 kalus menutupi eksplan, akan tetapi pada 7 MST mulai bertambah yaitu 51 – 75 dan 76 – 100
kalus menutupi eksplan. Tabel 22 Pengaruh kombinasi NAA dan BA terhadap perubahan warna eksplan
biji mahkota dewa 2,4-D
BA mgl Rata-rata
mgl 0.5
1.0 skoring
20 3.20
2.80 1.80
1.74 40
1.80 3.00
2.00 1.63
Rata-rata skoring
1.70
kl
1.84
k
1.52
l
20
4.60
a
3.40
a
4.00
a
2.11
x
40 2.00
b
4.40
a
3.40
a
1.91
y
Rata-rata skoring
1.90 2.09
2.04 2 MST
3 MST
4 MST
20 5.00
a
3.80
ab
4.00
ab
2.17
x
40 2.00
c
4.40
ab
3.40
b
1.97
y
Rata-rata skoring
1.95 2.13
2.04
20 5.00
3.80 4.00
2.17
x
40 4.00
3.20 3.00
1.97
y
Rata-rata skoring
2.23
k
1.99
l
1.99
l
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berbeda tidak nyata menurut uji DMRT 5. Angka yang ditampilkan merupakan data asli dan pengolahan
data dengan transformasi x + 0.5
12
. a-d: beda nyata pada interaksi NAA dan BA, k- l: beda nyata faktor BA, dan x- z: beda nyata faktor NAA.
Biji IIIb. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi tidak
nyata antara NAA dan BA terhadap perkembangan kalus eksplan biji Lampiran 29. Skor rata-rata perlakuan pada 3, 5, 7, 9, 11, dan 13 MST tersaji pada Tabel
26.
Tabel 23 Pengaruh kombinasi NAA dan BA terhadap saat inisiasi kalus eksplan daun mahkota dewa
NAA BA mgl
Rata-rata mgl
0.5 1.0
HST 20
19.40 15.80
17.20 17.47
40 20.80
21.00 15.80
19.20 Rata-rata
HST 20.10
k
18.40
kl
16.50
l
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berbeda tidak nyata menurut uji DMRT 5. a-d: beda nyata pada interaksi NAA dan BA, k-l: beda nyata
faktor BA, dan x- z: beda nyata faktor NAA.
Tabel 24 Pengaruh interaksi NAA dan BA terhadap saat inisiasi kalus eksplan biji mahkota dewa
NAA BA mgl
Rata-rata mgl
0.5 1.0
HST 5 MST
20 50.60
a
27.40
d
35.40
c
3.62 40
0.00e 43.60
ab
37.20
bc
2.47 Rata-rata
HST 1.97
l
3.56
k
3.61
k
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, berbeda tidak nyata menurut uji DMRT 5. Angka yang ditampilkan merupakan data asli dan pengolahan
data dengan transformasi Log X. a-d: beda nyata pada interaksi NAA dan BA, k-l: beda nyata faktor BA, dan x- z: beda nyata faktor NAA.
Viabilitas Kalus Daun IIIa. Berdasarkan data statistik, interaksi NAA dan BA berpengaruh
nyata terhadap viabilitas eksplan daun pada 7, 9, 11, dan 13 MST Lampiran 24. Viabilitas kalus juga ditentukan dengan sistem skoring. Skor tertinggi viabilitas
kalus eksplan daun yaitu pada perlakuan 40.0 mgl NAA + 0.5 mgl BA, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 20.0 mgl NAA + 1.0 mgl BA. Kalus tidak
berwarna bening dan berwarna hijau bening. Data hasil pengamatan tersaji pada Tabel 27.
Biji IIIb. Hasil analisis ragam pada Lampiran 30 bahwa interaksi NAA
dan BA berpengaruh tidak nyata terhadap viabilitas kalus eksplan biji. Skor rata-
rata perlakuan pada setiap pengamatan tersaji pada Tabel 28.
Tabel 25 Pengaruh kombinasi NAA dan BA terhadap perkembangan kalus eksplan daun mahkota dewa
2,4-D BA mgl
Rata-rata mgl
0.5 1.0
skoring
20 2.60
ab
3.40
a
2.20
b
1.78 40
2.00
b
2.00
b
2.80
ab
1.65 Rata-rata
skoring 1.66
1.77 1.72
3 MST
5 MST
20 2.80
3.40 2.60
1.83 40
3.20 3.20
3.20 1.91
Rata-rata skoring
1.86 1.94
1.82
20 3.20
4.00 3.00
1.97 40
3.80 3.60
3.60 2.03
Rata-rata skoring
1.99 2.07