TIPE KEMASAN Tipe 5 : “butt joint full cleat wooden box” Gambar 1. Tipe-tipe peti kayu normal JSA, 1984 CARA PENYAMBUNGAN KEMASAN PETI KAYU

dipertimbangkan dalam menentukan spesies kayu yang cocok untuk kemasan antara lain : densitas kayu, kemudahan pemakuan, ketersediaan, dan tersedianya bagian-bagian serta panjang yang memadai.

1. TIPE KEMASAN

Peti kayu memiliki beberapa tipe desain yang berbeda. Perbedaan tipe-tipe ini terutama terletak pada desain konstruksi ujungnya. Klasifikasi tipe desain peti kayu normal menurut Japanesse Standard Association atau JSA 1984, terdiri dari : a. Tipe 1 “batten-free wooden box” b. Tipe 2 “end vertical batten wooden box” c. Tipe 3 “end horizontal batten wooden box” d. Tipe 4 “inside batten wooden box” e. Tipe 5 “butt-joint full cleat wooden box” Desain masing-masing tipe dapat dilihat pada Gambar 1. Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada bentuk desain konstruksi dinding ujung dan batang pengikat untuk dinding ujung tersebut end batten. Kemudian berdasarkan papan yang digunakan dan ada tidaknya celah antar papan, JSA 1984 mengklasifikasikan peti kayu menjadi tiga tipe, yaitu : a. Tipe A, peti yang dibuat dari kayu gergajian dan antar papan tidak diberi jarak b. Tipe B, peti yang dibuat dari papan kayu gergajian dan antar papan diberi jarak c. Tipe C, peti yang dibuat dari kayu lapis. Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan peti kayu adalah papan yang dipakai harus dihaluskan, lebar papan harus disesuaikan dengan ukuran peti dan jenis komoditas yang dikemas, serta memiliki ventilasi. Kemasan peti kayu sering digunakan untuk kemasan ekspor dengan memperhatikan persyaratan yang diminta oleh negara pengimpor Widjandi, 1989. Gambar 1. Tipe-tipe peti kayu normal JSA, 1984

5. Tipe 5 : “butt joint full cleat wooden box” Gambar 1. Tipe-tipe peti kayu normal JSA, 1984

2. CARA PENYAMBUNGAN KEMASAN PETI KAYU

Sambungan merupakan titik terlemah dalam suatu konstruksi. Jika kekuatan kayu tanpa sambungan dianggap sama dengan 100 maka penggunaan alat sambung berikut ini dalam suatu sambungan kayu mengakibatkan terjadinya kekurangan kekuatan sebesar Yap, 1984 : a. 30 apabila menggunakan alat sambung baut b. 50 apabila menggunakan alat sambung paku c. 60 apabila menggunakan alat sambung pasak d. 100 apabila menggunakan alat sambung berupa perekat Dalam Wirjomartono 1977, alat sambung yang digunakan dalam konstruksi kayu dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu : a. Paku, baut, dam sekrup b. Pasak-pasak kayu keras c. Alat-alat sambung modern kokot, bulldog, cincin belah, dan lain-lain d. Perekat Fungsi alat sambung adalah penyambung dan penghantar gaya yang bekerja pada satu bagian ke bagian lain dari sambungan. Satu bagian ke bagian lain tersebut masing-masing merupakan satu kesatuan Paku adalah alat sambung mekanik yang paling umum dan familiar digunakan masyarakat. Paku sering digunakan untuk alat sambung pada konstruksi bangunan kuda-kuda. Walaupun daya dukungnya kecil ternyata sambungan dengan paku adalah kaku, karena sasarannya sangat kecil terutama jika dibandingkan dengan sambungan yang menggunakan baut. Metode yang digunakan untuk menggabungkan bagian-bagian peti membentuk peti utuh adalah dinding samping digabungkan kedinding ujung terlebih dahulu, kemudian dasar dan tutup peti digabungkan ke dinding ujung. Ukuran nominal paku yang digunakan untuk menggabungkan dinding samping, dasar, dan tutup peti ke dinding ujung menurut standar JSA seperti yang tercantum pada Tabel 1. Jika paku tidak dapat dipancangkan di tempat yang telah ditentukan disebabkan adanya hambatan seperti mata kayu knot, sambungan papan, dan lain sebagainya, maka paku dapat dipancangkan pada jarak lebih kurang 50 persen dari jarak yang telah ditentukan. Jarak antar paku untuk pemakuan dasar dan tutup peti ke dinding ujung tidak lebih dari 24 cm dimulai pada posisi 6-9 cm dari ujung. Jika tebal papan untuk dinding samping sama atau kurang daripada 1.2 cm, pemakuan dapat dihilangkan dan sebagai gantinya dapat digunakan baja strip strip steel . Tabel 1. Ukuran paku untuk pelekatan dinding samping, dasar, dan tutup peti ke dinding ujung menurut standar JSA 1984 Tebal Papan cm Panjang Paku mm Kode designation Paku 0.9 32 N 32 1.2 45 N 45 1.5 50 N 50 1.8 65 N 65 2.1 75 N 75 2.4 75 N 75 2.7 90 N 90

3. VENTILASI PADA KEMASAN PETI KAYU