Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan
tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat
2.4 Tinjauan Modifikasi Permainan Sepakbola
2.4.1 Pengertian Modifikasi
Modifikasi berasal dari kata modifying berarti pengubahan atau perubahan sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang baruWJS. Poerwodarminto,
2002:825. Modifikasi merupakan salah usaha yang dapat dilakukan oleh guru agar pembelajaran mencerminkan Developmentally Appropriate Practice DAP.
Oleh karena itu, DAP termasuk didalamnya Body scaling atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsip utama, dalam memodifikasi pembelajaran
Pendidikan jasmai olahraga, dan kesehatan. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara, merumuskannya dalam
bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalambelajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan
membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Jadi modifikasi adalah suatu cara atau usaha
yang dilakukan guru berupa rancangan model pembelajaran yang baru dan lebih variatif untuk menarik minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran
dan dapat menciptakan perubahan, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan.
2.4.2 Konsep Modifikasi
Menurut Yoyo Bahagia dkk. 2000:34, konsep modifikasi permainan dan olahraga pada dasarnya sama dengan konsep pengembangan pentahapan
belajarnya. Modifikasi pembelajaran permainan dapat disederhanakan melalui pengurangan dan penambahan struktur permainan itu sendiri tanpa mengurangi
hakekat dan tujuan dari pendidikan jasmani. Struktur-struktur tersebut diantaranya: 1 ukuran lapangan, 2 bentuk, ukuran dan jumlah peralatan yang
digunakan, 4 jenis skill yang digunakan, 5 aturan, 6 jumlah pemain, 7 organisasi permainan dan 8 tujuan permainan.
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajaran. Menurut Adang Suherman 2000:13, modifikasi lingkungan
pembelajaran ini dapat diklasifikasikan kedalam beberapa klasifikasi seperti: 1.
Peralatan Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan
tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya: berat-ringan, besar-kecil, tinggi-rendah,
panjang-pendeknya peralatan yang digunakan. 2.
Penataan ruang gerak dalam belajar Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksifitas dan kesulitan
tugas ajar dengan cara menata tugas gerak siswa dalam berlatih. Misalnya luas atau sempit ruang diatur sesuai dengan karakter dan keadaan siswa.
3. Jumlah siswa yang terlibat
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat
dalam melakukan tugas ajar. 4.
Organisasi atau formasi belajar Formasi belajar juga dapat dimodifikasi agar lebih berorientasi pada curahan
waktu aktif belajar. Usahakan agar informasi formasi tidak banyak menyita waktu, namun masih tetap memperhatikan produktifitas belajar dan tingkat
perkembangan belajar siswa. Formasi formal kalau belum dikenal siswa biasanya cukup banyak menyita waktu sehingga waktu aktif belajar
berkurang. Formasi berlatih ini banyak ragamnya tergantung kreatifitas guru.
2.4.3 Kriteria Modifikasi