Berpijak dari konsep-konsep yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan merupakan status atau kedudukan yang diemban oleh seseorang
dalam suatu kelompok atau dalam suatu situasi tertentu. Seseorang dapat memiliki beberapa peran dalam suatu kelompok dan suatu peran tidak akan terpisah dari satuan
peran lainnya.
2.2. Pembelajaran
2.2.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Annurahman, 2012: 35. James O. Whittaker dalam Annurahman, 2012: 35, mengemukakan belajar adalah
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalamanya.
Menurut Hamalik dalam Hamdani, 2011: 20, belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan
atau minat, penyusuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita. Menurut Darsono dalam Hamdani 2011: 22, ada beberapa ciri-ciri belajar adalah
sebagai beikut: 1.
Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujan. Tujuan ini digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolak ukur keberhasilan belajar.
10
2. Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada orang
lain. Jadi, belajar besifat individual. 3.
Belajar merupakan interaksi antar individu dan linkungan. Hal ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan pada linkungan tertentu. Keaktifan ini
dapat terwujud karena individu memiliki berbagi potensi untuk belajar. 4.
Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan tersebut bersifat kognitif, afektif, psikomotor yang terpisahkan satu
dengan yang lainnya. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan
yang diharapkan dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, guru harus memperhatikan kondisi internal dan kondisi
eksternal siswa.
2.2.2. Pengertian Mengajar
Mengajar adalah proses menyampaikan pengetahuan sering juga diartikan sebagai proses menanamkan ilmu pengetahuan. Seperti yang dikemukakan Smith
1987 bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau ketrampilan Sanjaya, 2012: 152. Pada hakikatnya mengajar adalah membentuk suatu kebiasaan, sehingga
melalui pengulangan-pengulangan siswa akan terbiasa melakukan sesuatu dengan baik sesuai perilaku yang diharapkan Aunurrohman, 2012: 124.
Perkembangan selanjutnya, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa Sanjaya, 2012: 152. Konsep
11
mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran, menempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasai materi pelajaran. Proses pengajaran berlangsung
pada tempat tertentu misalnya terjadi di dalam kelas dengan jadwal yang ketat, sehingga siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa
sebagai tempat belajar.
2.2.3. Pengertian Pembelajaran