Analisis determinan ketahanan pangan rumah tangga di kota Medan

ANALISIS DETERMINAN KETAHANAN PANGAN
RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN

NATHASA WEISDANIA SIHITE

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

ABSTRACT
NATHASA WEISDANIA SIHITE. Determinant Analysis of Household Food
Security in Medan. Under direction of IKEU TANZIHA.
The objective of this research were to: (1) identificate the characteristics
of household (head of household, size of household, education of head
household, and outcome of household) (2) analyze the consumption of nutrients
and energy sufficiency level and protein sufficiency level of household, (3)
analyze household food consumption pattern (frequency and weight of food), (4)
analyze relation of household characteristics with food security household, (5)
analyze the factor-factor that affect household food security. This research was

conducted by using cross sectional design. The location was in Medan Kota and
Medan Denai District that chosen purposively with criteria for poverty level is 15 20 percent. The sample were 120 households. Criteria of the sample are family
have prosperity (Pra KS and KS 1,2,3). The result of the research shows that
67,5% household were household food insecurity, and 32,5% household were
household food security. There was significant correlation with household food
security were household expenditure per capita per mounth (p4 orang dengan persentase 81.7%. Sedangkan sisanya tergolong
dalam rumah tangga kecil yaitu sebanyak 22 rumah tangga (18,3%). Sebagian
besar (45,8%) lama pendidikan kepala rumah tangga berkisar antara 6 tahun
(Sekolah Dasar). Pengeluaran perkapita perbulan contoh di dua Kecamatan
berkisar antara Rp.45.684 sampai Rp. 825.803. Sebagian besar rumah tangga
(58,3%) di wilayah penelitian memiliki pengeluaran perkapita perbulan <
Rp.234.712 (di bawah GK), dengan rata-rata pengeluaran sebesar Rp.233.126

perkapita perbulan. Rata-rata pengeluaran perkapita perbulan pada rumah
tangga di Kecamatan Medan Denai lebih tinggi dibandingkan dengan rumah
tangga di Kecamatan Medan kota, yaitu sebesar Rp. 233.281.
Frekuensi konsumsi serealia terbesar yang dikonsumsi oleh contoh
adalah beras dengan nilai rataan total 16,6 ± 3,8. atau sama dengan 2-3 kali
dalam sehari. Kelompok pangan lainnya yaitu umbi-umbian menunjukkan bahwa
yang sering dikonsumsi oleh contoh adalah kentang (0,6 dan 0,8 kali dalam

seminggu). Kelompok pangan hewani menunjukkan bahwa rumah tangga contoh
sering mengkonsumsi ikan asin (8 kali/minggu). Jenis pangan nabati yang biasa
dikonsumsi oleh rumah tangga di dua Kecamatan tersebut adalah tahu dan
tempe. Rata-rata frekuensi konsumsi sayur (0,1-2,7 kali/minggu) dan buahbuahan (0,3-0,6 kali/minggu) pada rumah tangga contoh relatif kecil. Frekuensi
konsumsi kudapan rumah tangga contoh berkisar 2-3 kali/minggu.
Rataan konsumsi berat serealia perkapita perhari terutama pada jenis
pangan beras adalah 250,5 g. Jenis pangan umbi-umbian menunjukkan bahwa
berat konsumsi pangan umbi-umbian pada Kecamatan Medan Kota lebih kecil
dibandingkan dengan Kecamatan Medan Denai. Rata-rata konsumsi pangan
hewani di dua Kecamatan menunjukkan bahwa berat pangan yang paling besar
dikonsumsi oleh contoh adalah telur dengan berat 26,4 g/kap/hr. Tempe dan
tahu merupakan pangan nabati yang paling eratnya banyak dikonsumsi oleh
contoh di Kecamatan Medan Kota dan Medan Denai, yaitu tempe (30,9 g/kap/hr
dan 30,6 g/kap/hr) dan tahu (18,2 g dan 23 g). Jenis sayuran yang paling banyak
dikonsumsi oleh contoh di Kecamatan Medan Kota adalah wortel (25 g/kap/hr),
sedangkan di Kecamatan Medan Denai adalah sawi (25,3 g/kap/hr). Jumlah ratarata konsumsi buah yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh pada dua
Kecamatan tersebut adalah buah mangga (12,7 g/kap/hr) dan jeruk (7,7
g/kap/hr). Rataan konsumsi kudapan di Kecamatan Medan Kota (36,7 g/kap/hr)
lebih besar dibandingkan dengan di Kecamatan Medan Denai (14,6 g/kap/hr)
Rata-rata konsumsi energi perkapita perhari rumah tangga contoh yaitu

90,3 % dari AKG (1994 kkal), akan tetapi untuk rata-rata konsumsi protein masih
tergolong belum cukup baik yaitu hanya 76,8% dari AKG (51 gram). Sebagian
besar rumah tangga contoh (43,3%) memiliki tingkat kecukupan energi (TKE)
yang tergolong defisit berat. Rumah tangga lainnya memiliki tingkat kecukupan
yang tergolong defisit ringan (10%), defisit sedang (14,2%) dan baik (32,5%).
Tingkat kecukupan protein (TKP) sebagian besar rumah tangga contoh termasuk
dalam kelompok tingkat kecukupan protein defisit berat sebesar 57,5% dari total
jumlah rumah tangga contoh, sedangkan yang tergolong dalam defisit sedang
(7,5%), defisit ringan (7,5%) dan baik (27,5%).
Sebagian besar rumah tangga dari keseluruhan contoh tergolong dalam
rumah tangga tidak tahan pangan dengan persentase 67,5%, sedangkan sisanya
tergolong dalam rumah tangga tahan pangan (32,5%). Jumlah rumah tangga
yang tidak tahan pangan di Kecamatan Medan Kota (73,3%) lebih banyak
dibandingkan di Kecamatan Medan Denai (61,7%). Hasil uji korelasi Pearson
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur kepala
rumah tangga dengan ketahanan pangan rumah tangga (p>0,05; r=-0,065).
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran rumah tangga dengan
ketahanan pangan rumah tangga (p>0,05 ; r=-0,120). Hail uji korelasi Rank
Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat pendidikan kepala rumah tangga dengan ketahanan pangan rumah

tangga (p>0,05 ; r=0,050). Ada hubungan signifikan antara pengeluaran rumah
tangga dan ketahanan pangan rumah tangga (p