Kontribusi minuman dalam kemasan berlabel terhadap tingkat kecukupan energi dan zat gizi pada siswa sekolah dasar dan menengah bina insani di kota Bogor

KONTRIBUSI MINUMAN DALAM KEMASAN BERLABEL
TERHADAP TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI
PADA SISWA SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH BINA INSANI
DI KOTA BOGOR

RIZKA RAHMANIAH

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

ABSTRACT
RIZKA RAHMANIAH. Energy and Nutrients Contribution of Label Drinks Among
Primary and High School Students at Bina Insani Bogor. Under Direction of
DRAJAT MARTIANTO and EVY DAMAYANTHI.
The objective of this research is to analyze the contribution of drinks to
the level of energy and nutrient intake of the primary and high school students at
Bina Insani Bogor. Cross-sectional study design method was applied. The data
were collected within the period of January to February 2011 at Bina Insani
School. The sample taken consisted of three hundreds respondents, consisting of

primary, junior high school and senior high school students,100 students each.
The results of this study showed that on average, the contribution of drinks
consumption towards overall energy and nutrient consumed is 5% among senior
high school students, 9% among junior high school students and 9% among
primary school students. Another prominent nutrient intake contribution

is

contribution of vitamin C and calcium. Factors affecting energy, vitamin C and
calcium intake contribution are pocket money allocated to buy drinks, volume
consumed, and frequency of consumption of drinks.
Keywords: packaged drinks, energy and nutrient contribution

RINGKASAN
RIZKA RAHMANIAH. Kontribusi Minuman dalam Kemasan Berlabel terhadap
Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi pada Siswa Sekolah Dasar dan
Menengah Bina Insani di Kota Bogor. Dibawah bimbingan DRAJAT
MARTIANTO dan EVY DAMAYANTHI.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kontribusi
minuman kemasan terhadap tingkat kecukupan energi dan zat gizi pada siswa

sekolah dasar dan menengah di Kota Bogor. Tujuan khusus dari penelitian ini
adalah 1) Mempelajari kebiasaan mengkonsumsi minuman kemasan pada
contoh, mencakup jenis, frekuensi, jumlah, alasan, jenis kemasan, waktu minum
dan nilai rupiah; 2) Mempelajari kontribusi energi, vitamin dan mineral dari
minuman kemasan terhadap kecukupan energi dan zat gizi; 3) Menganalisis
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kontribusi energi, vitamin C dan
kalsium.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional study.
Penelitian ini dilakukan di sekolah Bina Insani di Kota Bogor. Penentuan sekolah
yang dijadikan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan
pertimbangan (1) jumlah siswa yang banyak; (2) terintegrasi antara SD, SMP dan
SMA; (3) keadaan sosial ekonomi yang bervariasi dari yang menengah hingga
tinggi; (4) lokasi sekolah yang strategis dan berada di tengah kota dengan siswa
tersebar di seluruh wilayah Kota Bogor. Pengumpulan data dilakukan pada bulan
Januari-Februari 2011. Contoh pada penelitian ini adalah siswa SD, SMP dan
SMA dipilih berdasarkan persetujuan dari pihak sekolah. Jumlah contoh minimal
ditentukan berdasarkan rumus ukuran contoh minimal untuk pendugaan proporsi.
Jumlah contoh minimal yang dibutuhkan adalah sebanyak 96 contoh.
Berdasarkan jumlah contoh minimal tersebut, diambil 300 contoh dalam
penelitian ini. Contoh penelitian ini adalah sebagian murid laki-laki dan

perempuan kelas 5 SD sebanyak 100 orang, murid kelas 1 sampai 3 SMP
sebanyak 100 orang dan murid kelas 1 sampai 3 SMU sebanyak 100 orang.
Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.
Data primer yang dikumpulkan meliputi karakteristik contoh, karakteristik
keluarga dan kebiasaan konsumsi minuman kemasan. Data primer diperoleh
melalui pengisian kuesioner dan wawancara secara langsung kepada contoh
yang dilaksanakan pada saat hari aktif sekolah yaitu jam istirahat atau setelah
pulang sekolah. Data sekunder yang mendukung data primer dalam penelitian
diperoleh dari data sekolah.
Proses pengolahan data meliputi coding, entry dan analisis. Data yang
telah diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara
statistik deskriptif (persentase, rata-rata dan simpangan baku), uji korelasi
Spearman dan inferensia (regresi linier berganda).
Hasil studi menunjukkan bahwa uang saku rata-rata perhari yang dimiliki
oleh siswa SD sebesar Rp. 9.870 ± 4.941, sedangkan siswa SMP sebesar Rp.
15.670 ± 6.254 dan siswa SMA adalah sebesar Rp. 22.830 ± 10.354. Rata-rata
alokasi uang saku untuk minuman pada contoh kelompok SD sebesar Rp. 1.940
± 1.074, sedangkan rata-rata pada contoh kelompok SMP sebesar Rp. 3.580 ±
2.177 dan contoh kelompok SMA yaitu sebesar Rp. 4.045 ± 3.203. Sebagian
besar (67,7%) status gizi siswa sudah termasuk dalam kategori normal. Rata-rata

status gizi contoh tidak berbeda jauh yaitu berturut-turut 0,6 ± 1,5 pada siswa SD;
-0,2 ± 1,4 pada siswa SMP dan -0,3 ± 1,3 pada siswa SMA.

Jenis minuman kemasan yang sering dikonsumsi oleh seluruh contoh
adalah susu kemasan yaitu sebesar 53,7% dan jenis teh kemasan sebesar
23,0%. Rata-rata frekuensi konsumsi minuman kemasan yaitu 8,2 ± 4,9
kali/minggu. Rata-rata jumlah konsumsi minuman kemasan seluruh contoh
adalah 273,6 ± 35,9 ml/hari. Jenis kemasan yang sering dipilih contoh adalah
botol plastik yaitu sebesar 55,7%. Sebagian besar contoh (52,0%) memilih
mengkonsumsi minuman kemasan dengan alasan rasanya yang enak. Sebagian
besar contoh (70,3%) menyatakan harga minuman kemasan yang biasa dibeli
termasuk kategori sedang.
Sebesar 79,9% contoh memperoleh informasi tentang minuman kemasan
dari iklan TV/radio. Sebagian besar contoh pada kelompok SD dan SMA
(masing-masing 53,0% dan 61,0%) melihat/mendengar iklan tentang minuman
kemasan < 3 kali/hari, sedangkan pada kelompok SMP sebesar 64,0% contoh
melihat/mendengar iklan tentang minuman kemasan ≥ 3 kali/hari. Sebesar 53%
contoh tidak mempunyai minuman larangan. Sebesar 49,6% contoh mempunyai
larangan untuk minum minuman dengan pewarna buatan. Sebagian besar
tempat pembelian/asal minuman kemasan yang diminum oleh contoh berasal

dari kantin sekolah (37,3%) dan supermarket (31,9%). Sebagian besar contoh
minum minuman kemasan pada saat istirahat sekolah (54,3%) dan saat di rumah
(24,0%). Sebagian besar jenis aktivitas yang mendorong contoh untuk minum
minuman kemasan adalah saat santai (45,7%) dan setelah olahraga (36,0%).
Atribut minuman kemasan yang dianggap sangat penting oleh contoh adalah
haus (48,7%) dan rasa (44,3%).
Rata-rata konsumsi energi dari minuman kemasan adalah 178 kkal pada
contoh SD, 192 kkal pada contoh SMP dan 118 kkal pada contoh SMA. Rata-rata
konsumsi untuk vitamin C dari minuman adalah 25,6 mg pada contoh SD; 24,4
mg pada contoh SMP dan 18,7 mg pada contoh SMA. Rata-rata konsumsi untuk
kalsium adalah 159,2 mg pada contoh SD; 201,6 mg pada contoh SMP dan 93,3
mg pada contoh SMA. Rata-rata persentase kontribusi energi minuman kemasan
terhadap AKG adalah 9,0% pada contoh SD; 9,0% pada contoh SMP dan 5,0%
pada contoh SMA. Kontribusi zat gizi lainnya yang paling menonjol adalah
kontribusi vitamin C dan kalsium.
Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel yang
berpengaruh terhadap kontribusi energi adalah alokasi uang saku untuk
minuman, jumlah dan frekuensi minum. Hasil uji regresi linear berganda
menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kontribusi vitamin C
adalah jumlah dan frekuensi minum. Hasil uji regresi linear berganda

menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kontribusi kalsium
adalah frekuensi minum. Berdasarkan hasil uji regresi ini jumlah dan frekuensi
mengkonsumsi minuman kemasan akan mempengaruhi kadar zat gizi yang
dikonsumsi. Kemudian banyaknya zat gizi yang dikonsumsi tersebut akan
mempengaruhi terhadap kontribusi zat gizi minuman kemasan terhadap tingkat
kecukupan zat gizi.
Hasil analisis uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara status gizi dengan konsumsi energi, kontribusi
energi, frekuensi dan jumlah/ukuran dari minuman kemasan (p>0,01).
Saran yang dapat diberikan kepada pihak orangtua dan sekolah adalah
tetap memberikan arahan tentang pemilihan jajanan khususnya jenis minuman
kemasan. Sebaiknya orang tua memberikan pengertian kepada siswa tentang
pentingnya memperhatikan kandungan zat gizi dari minuman kemasan yang
akan dikonsumsi.

KONTRIBUSI MINUMAN DALAM KEMASAN BERLABEL
TERHADAP TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI
PADA SISWA SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH BINA INSANI
DI KOTA BOGOR


RIZKA RAHMANIAH

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia IPB

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

LEMBAR PENGESAHAN
Judul

: KONTRIBUSI MINUMAN DALAM KEMASAN BERLABEL TERHADAP
TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI PADA SISWA
SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH BINA INSANI DI KOTA BOGOR

Nama : Rizka Rahmaniah

NRP

: I 14086007

Menyetujui,
Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Evy Damayanthi, MS
NIP. 19621204 1989032 002

Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si
NIP. 19640324 1989031 004

Mengetahui,
Ketua Departemen Gizi Masyarakat

Dr. Ir. Budi Setiawan, MS
NIP. 19621218 1987031 001


Tanggal Lulus :

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala kekuatan
dan kemudahan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul “Kontribusi Minuman dalam Kemasan Berlabel terhadap
Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi pada Siswa Sekolah Dasar dan
Menengah Bina Insani di Kota Bogor“. Penelitian ini merupakan salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, pengarahan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si dan Ibu Dr. Ir. Evy Damayanthi, MS selaku
dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran meluangkan waktu dan
pikirannya, memberikan arahan, saran, kritikan, semangat dan dorongan
untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Lilik Kustiyah, M.Si selaku dosen pemandu seminar dan dosen penguji
atas semua saran dan masukannya demi kesempurnaan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Evy Damayanthi, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membantu penulis dalam perkuliahan.
4. Kepala Sekolah SD, SMP dan SMA Bina Insani Bogor, guru-guru dan siswasiswi yang telah memberi izin dan bantuan selama penelitian.
5. Ayah dan Bunda yang selalu mendoakan dan memberikan kasih sayang yang
tulus. Terima kasih atas semua yang telah diberikan baik dukungan moril
maupun materi selama menempuh pendidikan. Serta adik-adikku yang selalu
mendoakan dan memberikan semangatnya.
6. Seluruh teman–teman dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dan
tidak dapat disebutkan satu–persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya. Akhir kata, besar
harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya,
khususnya penulis pribadi dan semua pihak pada umumnya. Amin.
Bogor, Agustus 2011
Penulis

RIWAYAT HIDUP
Rizka Rahmaniah dilahirkan di Medan pada tanggal 16 Januari 1988 dari
pasangan Drs. Otje Nazarie dan Ratna Kemala. Penulis merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan dasarnya ditempuh di SD Panglima

Polem Rantau Prapat, Sumatera Utara dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikan menengah pertamanya di SLTP
Muhammadiyah 1 Surakarta dan lulus tahun 2002. Pendidikan menengah
atasnya ditempuh di SMAN 2 Surakarta dan lulus pada tahun 2005. Kemudian
pada tahun yang sama penulis diterima di Program Diploma IPB pada Program
Keahlian Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi melalui jalur reguler. Karya
Ilmiah sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi di Program Diploma
berjudul Tingkat Konsumsi dan Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein Makan
Pagi Pasien Rawat Inap Kelas 2 dan 3 di RS Salak Bogor. Tahun 2008 setelah
lulus, penulis melanjutkan pendidikannya di Program Penyelanggaraan Khusus
(Alih Jenis Pendidikan) S1 Mayor Ilmu Gizi, Fakultas Ekologi Manusia, IPB.
Pada bulan Desember 2007 sampai dengan Maret 2008 penulis
mengikuti Praktek Kerja Lapang (PKL) di Rumah Sakit Salak Bogor. Topik karya
tulis yang dibuat setelah mengikuti PKL adalah tentang Rumah Sakit Salak
Bogor. Penulis juga pernah mengikuti Internship Dietetik (ID) pada bulan April
2010 di Rumah Sakit Marzuki Mahdi Kota Bogor. Kasus yang dikaji (secara
mendalam) selama mengikuti ID adalah kasus penyakit dalam, penyakit anak
dan kasus bedah. Pada bulan Juli - Agustus 2010 penulis melaksanakan Kuliah
Kerja Profesi (KKP) di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala kekuatan
dan kemudahan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul “Kontribusi Minuman dalam Kemasan Berlabel terhadap
Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi pada Siswa Sekolah Dasar dan
Menengah Bina Insani di Kota Bogor“. Penelitian ini merupakan salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, pengarahan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si dan Ibu Dr. Ir. Evy Damayanthi, MS selaku
dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran meluangkan waktu dan
pikirannya, memberikan arahan, saran, kritikan, semangat dan dorongan
untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Lilik Kustiyah, M.Si selaku dosen pemandu seminar dan dosen penguji
atas semua saran dan masukannya demi kesempurnaan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Evy Damayanthi, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membantu penulis dalam perkuliahan.
4. Kepala Sekolah SD, SMP dan SMA Bina Insani Bogor, guru-guru dan siswasiswi yang telah memberi izin dan bantuan selama penelitian.
5. Ayah dan Bunda yang selalu mendoakan dan memberikan kasih sayang yang
tulus. Terima kasih atas semua yang telah diberikan baik dukungan moril
maupun materi selama menempuh pendidikan. Serta adik-adikku yang selalu
mendoakan dan memberikan semangatnya.
6. Peppy NESP yang selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada
penulis.
7. Anit, Tasha, Zulaika, Fitri, Desri, Dina, Lesi, Nuning, Mawi serta teman-teman
penyelenggaraan khusus S1 mayor Ilmu Gizi angkatan 2 yang selalu
memberikan saran, doa dan semangatnya kepada penulis.
8. Para pembahas, Hansyah, Krisna, Yudhit dan Fathin yang telah memberikan
saran dan masukkannya demi kesempurnaan skripsi ini. Serta semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya. Penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya penulis
pribadi dan semua pihak pada umumnya. Amin.
Bogor, Agustus 2011
Penulis

i

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. ... i
DAFTAR TABEL............................................................................................ ... iv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... ....vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................. 1
Tujuan .......................................................................................................... 3
Tujuan Umum ........................................................................................ 3
Tujuan Khusus....................................................................................... 3
Kegunaan.................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA
Kecukupan Energi dan Zat Gizi Anak dan Remaja ..................................... 5
Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Serta Kebutuhan Gizi.................. 5
Angka Kecukupan Ebergi dan Zat Gizi Anak dan Remaja ..................... 7
Energi ................................................................................................... 8
Protein................................................................................................... 9
Vitamin ..................................................................................................10
Mineral ..................................................................................................11
Air ..........................................................................................................11
Aktivitas Fisik.........................................................................................12
Status Gizi .............................................................................................13
Preferensi Pangan.....................................................................................14
Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga ......................................................15
Pendidikan.............................................................................................15
Pendapatan dan Pekerjaan....................................................................15
Besar Keluarga......................................................................................16
Kecenderungan Konsumsi Minuman Kemasan .........................................17
Minuman Kemasan................................................................................17
Kemasan ...............................................................................................18
Konsumsi...............................................................................................19
KERANGKA PEMIKIRAN..................................................................................21
METODE
Desain, Waktu danTempat .......................................................................23
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh .........................................................23

ii

Jenis dan Cara Pengumpulan Data ..........................................................24
Pengolahan dan Analisis Data.................................................................25
Definisi Operasional ................................................................................27
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Sekolah ........................................................................29
Karakteristik Contoh ................................................................................29
Jenis Kelamin dan Umur .....................................................................29
Uang Saku ..........................................................................................30
Status Gizi ..........................................................................................33
Karakteristik Keluarga .............................................................................34
Besar Keluarga ...................................................................................34
Pendidikan Ayah .................................................................................36
Pekerjaan Ayah ...................................................................................36
Pendapatan Ayah................................................................................37
Kebiasaan Minum Sehari-hari .................................................................38
Jenis Minuman Kemasan ....................................................................40
Frekuensi Konsumsi............................................................................43
Jumlah Konsumsi ................................................................................44
Frekuensi dan Jumlah Konsumsi Minuman Kemasan
Berdasarkan Status Gizi .....................................................................44
Jenis Kemasan....................................................................................45
Alasan Konsumsi.................................................................................46
Harga ..................................................................................................46
Sumber Informasi ................................................................................47
Minuman Larangan .............................................................................49
Asal Minuman .....................................................................................50
Waktu Minum ......................................................................................51
Jenis Aktivitas di Sekolah yang Mendorong Contoh Untuk Minum ......51
Preferensi Contoh terhadap Minuman .................................................52
Rata-rata Konsumsi Energi dan Zat Gizi Minuman Kemasan ..................53
Rata-rata Persentase Kontribusi Energi dan Zat Gizi Minuman
Kemasan.................................................................................................55
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Variabel kontribusi Energi,
Vitamin C dan Kalsium dari Minuman Kemasan......................................56

iii

Hubungan Status Gizi dengan Kebiasaan Minum Minuman
Kemasan.................................................................................................58
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .............................................................................................60
Saran ......................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................62
LAMPIRAN........................................................................................................67

iv

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Angka kecukupan energi ............................................................................ 9
2 Angka kecukupan protein ...........................................................................10
3 Angka kecukupan vitamin...........................................................................10
4 Angka kecukupan mineral ..........................................................................11
5 Jenis dan cara pengumpulan data..............................................................24
6 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan umur ................................30
7 Sebaran contoh berdasarkan uang saku (Rp/hari) .....................................31
8 Rata-rata persentase alokasi uang saku contoh per hari ............................32
9 Sebaran contoh berdasarkan alokasi uang saku untuk minuman ...............33
10 Sebaran contoh berdasarkan status gizi.....................................................34
11 Sebaran besar keluarga contoh..................................................................35
12 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan ayah...........................................36
13 Sebaran contoh bedasarkan jenis pekerjaan ayah .....................................37
14 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan ayah .........................................38
15 Rata-rata total konsumsi minum sehari contoh baik di sekolah maupun
di luar sekolah ...........................................................................................39
16 Rata-rata total konsumsi air putih dan bukan air putih sehari contoh di
sekolah maupun di luar sekolah.................................................................40
17 Rata-rata persentase kontribusi minuman kemasan terhadap total
minum sehari di sekolah maupun di luar sekolah.......................................40
18 Sebaran contoh berdasarkan jenis minuman kemasan yang paling
sering dikonsumsi selama 1 minggu terakhir .............................................41
19 Sebaran contoh bedasarkan frekuensi konsumsi minuman kemasan
per minggu ................................................................................................43
20 Sebaran contoh berdasarkan jumlah konsumsi minuman kemasan
sehari ........................................................................................................44
21 Rata-rata frekuensi ( per minggu) dan jumlah (ml/hari) konsumsi minum
berdasarkan status gizi..............................................................................45
22 Sebaran contoh berdasarkan jenis kemasan dari minuman kemasan
yang sering dikonsumsi oleh contoh ..........................................................46
23 Sebaran contoh berdasarkan alasan memilih mengkonsumsi minuman
kemasan....................................................................................................46

v

24 Sebaran contoh berdasarkan persepsi terhadap harga minuman
kemasan....................................................................................................47
25 Sebaran contoh berdasarkan sumber informasi minuman kemasan..........47
26 Sebaran contoh berdasarkan intensitas melihat/mendengar/membaca
iklan tentang minuman kemasan ..............................................................48
27 Sebaran contoh berdasarkan ada atau tidaknya minuman larangan .........49
28 Sebaran contoh berdasarkan jenis larangan yang terkait dengan
minuman kemasan ....................................................................................50
29 Sebaran contoh berdasarkan asal mendapatkan minuman kemasan........50
30 Sebaran contoh berdasarkan waktu minum...............................................51
31 Sebaran contoh berdasarkan jenis aktivitas yang mendorong contoh
untuk minum minuman kemasan ...............................................................52
32 Sebaran contoh berdasarkan preferensi terhadap minuman kemasan ......53
33 Rata-rata konsumsi per hari energi dan zat gizi minuman kemasan pada
contoh .......................................................................................................54
34 Rata-rata persentase kontribusi energi dan zat gizi minuman kemasan
terhadap AKG............................................................................................56
35 Hasil uji regresi linear berganda variabel yang paling berpengaruh
terhadap Kontribusi energi........................................................................57
36 Hasil uji regresi linear berganda variabel yang paling berpengaruh
terhadap kontribusi vitamin C ...................................................................57
37 Hasil uji regresi linear berganda variabel yang paling berpengaruh
terhadap kontribusi kalsium .......................................................................58
38 Hasil uji korelasi spearman status gizi dengan konsumsi energi kontribusi
energi, frekuensi dan jumlah minum minuman kemasan ...........................58

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Analisis regresi linear berganda kontribusi energi........................................68
2 Analisis regresi linear berganda kontribusi vitamin c....................................68
3 Analisis regresi linear berganda kontribusi kalsium .....................................68
4 Kandungan energi minuman kemasan .......................................................69
5 Kandungan zat gizi minuman kemasan .......................................................72

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hurlock (1980) mengelompokkan anak usia sekolah berdasarkan
perkembangan psikologis yang disebut sebagai Late Childhood. Usia sekolah
dimulai pada usia enam tahun dan berakhir saat individu menunjukkan
kematangan seksualnya antara usia tiga belas tahun sampai empat belas tahun.
Anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami pertumbuhan baik
pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan fisik, di mana
kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama,
sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut.
Pada usia sekolah ini, anak banyak melakukan aktivitas fisik maupun
mental, seperti bermain, belajar dan berolah raga. Pemenuhan kebutuhan zat
gizi akan membantu meningkatkan kesehatan tubuh anak, sehingga sistem
pertahanan tubuhnya pun baik dan tidak mudah terserang penyakit. Pada anak
usia

sekolah

dasar

pertumbuhan

dan

perkembangannya

lebih

stabil

dibandingkan pada masa bayi atau remaja. Pada usia sekolah ini pertumbuhan
dan perkembangan tetap terjadi tetapi laju pertumbuhan fisiknya lebih lambat.
Kemampuan motorik semakin baik, perkembangan kognitif dan kemampuan
sosialnya makin matang dan pada masa ini diakhiri dengan masa pubertas baik
laki-laki maupun perempuan (Lee 1993).
Masa remaja terletak diantara masa anak dan masa dewasa. Menurut
Monks dkk (2002) fase-fase masa remaja (pubertas) yaitu antara umur dua belas
sampai dengan dua puluh satu tahun. Awal masa remaja ditandai dengan
pertumbuhan fisik sangat pesat dengan mulai berfungsinya hormon-hormon
sekunder pada permulaan masa remaja. Pertanda fisik yang sudah menyerupai
manusia dewasa ini tidak diikuti dengan perkembangan psikis yang sama
pesatnya. Masa remaja ditandai dengan pertumbuhan yang cepat baik tinggi
badan maupun berat badannya, sehingga kebutuhan zat gizi menjadi tinggi.
Permulaan pertumbuhan pada anak tidak selalu pada umur yang sama
melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi
oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.
Agar hidup sehat dan dapat mempertahankan kesehatannya, manusia
memerlukan sejumlah zat gizi. Untuk itu jumlah zat gizi yang diperoleh melalui
konsumsi pangan harus mencukupi kebutuhan tubuh untuk melakukan kegiatan

2

(internal dan eksternal), pemeliharaan tubuh dan pertumbuhan bagi yang masih
dalam taraf pertumbuhan (bayi, anak-anak dan remaja) atau untuk aktivitas dan
pemeliharaan tubuh bagi orang dewasa dan lanjut usia. Sejumlah zat gizi
minimal yang harus dipenuhi dari konsumsi makanan disebut kebutuhan gizi
(Hardinsyah dan Martianto 1992).
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk
proses metabolisme tubuh. Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan
kebutuhan energi adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti baik dalam
kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah. Sejak lahir hingga usia 10 tahun,
energi yang dibutuhkan relatif sama dan tidak dibedakan antara laki-laki dan
perempuan.
Anak sekolah dasar dan menengah umumnya setiap hari menghabiskan
seperempat (sekitar enam jam) waktunya di sekolah. Untuk memenuhi
kebutuhan makan dan minum, kebiasaan jajan pada anak sudah menjadi
kebiasaan yang umum dan dapat ditemui di berbagai tingkat sosial ekonomi
masyarakat. Kebiasaan jajan pada anak sekolah dasar dan menengah
dipengaruhi secara nyata oleh gaya hidup mereka, temasuk gaya hidup untuk
mengkonsumsi minuman kemasan.
Minuman kemasan adalah jenis minuman olahan yang disajikan dalam
kemasan dan diperjualbelikan oleh pedagang seperti pedagang di kantin atau
warung, pedagang asongan, toko-toko makanan maupun swalayan. Minuman
kemasan tersebut sangat bervariasi, baik dalam segi rasa, aroma, harga dan
penampilan.
Beberapa tahun terakhir perkembangan industri minuman makin pesat,
terbukti dari makin banyaknya jenis minuman kemasan yang ditawarkan di
pasaran. Mulai dari harga sangat murah yang menyasar anak sekolah hingga
beragam jenis minuman kemasan, yang dipromosikan dengan berbagai
kelebihannya. Kecenderungan pada siswa sekolah dasar dan menengah saat ini
adalah mengkonsumsi minuman kemasan. Minuman kemasan adalah salah satu
minuman favorit bagi siswa sekolah dasar dan menengah. Kecenderungan ini
selain karena para siswa mudah terpengaruh oleh lingkungan pergaulan
khususnya teman sebaya, juga disebabkan pengaruh iklan dan persepsi pada
diri mereka bahwa minuman kemasan dianggap memiliki nilai gengsi yang tinggi,
sehingga mereka berharap dapat diterima di lingkungan pergaulannya. Iklan
produk minuman kemasan ini hampir tiap hari biasa dilihat atau didengar melalui

3

media massa. Kelebihan dari minuman kemasan ini adalah mudah diperoleh di
pasaran, memiliki aneka pilihan rasa dan mengandung zat gizi. Ada beberapa
jenis minuman kemasan yang diperkaya dengan vitamin dan mineral tertentu.
Selain itu minuman kemasan juga praktis dibawa bepergian atau bekal sekolah,
karena begitu habis kemasannya langsung bisa dibuang. Minuman kemasan
yang banyak dijual di pasaran berupa minuman ringan, baik yang berkarbonasi
(soft drink) maupun yang tidak berkarbonasi seperti jus buah, minuman isotonik,
teh, susu, yoghurt dan lain-lain. Jenis kemasan yang digunakan untuk
mengemas minuman tersebut antara lain kaleng, botol, kertas karton dan plastik.
Minuman ringan yang manis menyumbang sejumlah energi yang sangat
besar yang tidak dibutuhkan tubuh. Di Amerika Serikat, sekaleng minuman
ringan menyumbang 9% dari kebutuhan energi harian anak laki-laki dan 8%
kebutuhan energi harian anak perempuan. Angka tersebut melonjak 2-3 kali lipat
dibandingkan survei yang dilakukan pada tahun 1978. Di Indonesia terdapat
Pedoman Umum Gizi Seimbang yang lebih menyarankan untuk mengkonsumsi
karbohidrat kompleks dalam pemenuhan kebutuhan energi, sedangkan gula
yang terdapat dalam minuman kemasan merupakan sumber karbohidrat murni
yang seharusnya dibatasi dalam penggunaannya.
Meski konsumsi minuman kemasan diduga meningkat pesat akhir-akhir
ini, namun data hasil penelitian tentang kontribusi minuman kemasan terhadap
kebutuhan energi dan zat gizi khususnya pada anak sekolah (SD sampai dengan
SMA) belum banyak ditemukan. Berdasarkan pernyataan di atas, maka penulis
tertarik untuk meneliti bagaimana kontribusi minuman kemasan terhadap tingkat
kecukupan energi dan zat gizi pada siswa sekolah dasar dan menengah.
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kontribusi
minuman kemasan terhadap tingkat kecukupan energi dan zat gizi pada siswa
sekolah dasar dan menengah di Kota Bogor.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain :
1. Mempelajari kebiasaan mengkonsumsi minuman kemasan pada contoh,
mencakup jenis, frekuensi, jumlah, alasan, jenis kemasan, waktu minum dan
nilai rupiah.

4

2. Mempelajari kontribusi energi, vitamin dan mineral dari minuman kemasan
terhadap kecukupan energi dan zat gizi.
3. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kontribusi energi,
vitamin C dan Kalsium.
Kegunaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
perkembangan ilmu gizi tentang kontribusi minuman kemasan terhadap tingkat
kecukupan gizi. Informasi yang diberikan juga berguna bagi orang tua, anak
sekolah dasar dan menengah sebagai masukan dalam membentuk perilaku
hidup sehat, khususnya yang terkait dengan kebiasaan mengkonsumsi minuman
kemasan.

5

TINJAUAN PUSTAKA
Kecukupan Gizi Anak dan Remaja
Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Serta Kebutuhan Gizi
Riyadi (2001) menyatakan bahwa umur 6-9 tahun masuk dalam kategori
anak-anak dan umur 10-19 tahun masuk ke dalam kategori remaja. Periode
pertengahan masa kanak-kanak yaitu anak usia sekolah (6-12 tahun) merupakan
periode yang penting dalam kehidupan anak-anak. Walaupun pertumbuhan fisik
anak-anak pada usia sekolah relatif lambat, tetapi terdapat perubahan yang
berbeda dalam hal intelektualnya dan dalam hal membina hubungan dengan
orang lain (Harris & Liebert 1991).
Pada golongan anak sekolah, gigi geligi tanggal secara berangsur dan
diganti dengan gigi permanen. Anak sudah lebih aktif memilih makanan yang
disukai. Kebutuhan energi lebih besar karena mereka lebih banyak melakukan
aktivitas fisik, misalnya berolah raga, bermain, atau membantu orang tua
(Almatsier 1994).
Menurut Papalia dan Olds (1979), anak-anak mempunyai perkembangan
fisik maupun fisiologis yang khusus pada setiap tahapan kehidupannya. Banyak
perbedaan perkembangan saat anak masih pada usia pra sekolah, remaja dan
waktu anak menginjak usia dewasa. Anak sekolah dasar (SD) disebut juga masa
pertengahan anak-anak (middle childhood) adalah pada waktu anak berusia 6-12
tahun. Pada masa ini, anak memiliki fisik yang kurus dan tinggi dibandingkan
pada masa prasekolahnya.
Kebiasaan makan setiap individu berbeda satu sama lain. Salah satu
faktor yang mempengaruhinya adalah umur. Jumlah energi yang diperlukan
indvidu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya biasanya terkait dengan
kebiasaan makan. Pada masa kanak-kanak, jumlah energi yang diperlukan tubuh
tidak sebesar jumlah energi yang diperlukan pada masa remaja. Seiring
pertambahan umur, jumlah energi tersebut akan semakin meningkat dan
mencapai puncaknya pada masa dewasa. Namun, jumlah energi yang diperlukan
oleh tubuh akan mengalami penurunan kembali pada saat lanjut usia (Suhardjo
1986).
Lee (1993) menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan pada
Anak Usia Sekolah (AUS) relatif stabil jika dibandingkan dengan periode
prasekolah dan remaja. Pertumbuhan anak lambat dan stabil, tetapi asupan gizi

6

yang cukup tetap dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, diantaranya :
mencukupi kebutuhan energi untuk aktivitas, menjaga tubuh agar tetap tahan
dari penyakit, menyediakan kebutuhan untuk pertumbuhan, menyediakan
penyimpanan gizi yang cukup untuk membantu pertumbuhan pada periode
dewasa.
Anak sekolah membutuhkan gizi yang lebih banyak seiring dengan
pertambahan usia dan aktivitas fisik anak. Perbedaan jenis kelamin juga
menunjukkan perbedaan kebutuhan seseorang anak, dimana anak laki-laki
cenderung membutuhkan gizi lebih banyak dibandingkan dengan anak
perempuan (Nuraida et al 2009).
Kebutuhan yang meningkat harus diimbangi dengan makanan yang
dikonsumsi merupakan sumber yang baik akan semua zat gizi yang diperlukan.
Suatu peraturan yang baik adalah dengan memberikan makanan kepada anak
yang mengandung minimal tiga zat gizi dalam jumlah yang cukup banyak
sehingga pertumbuhan dan perkembangan fisik tetap berjalan optimal (Nasoetion
& Riyadi 1994).
Masa remaja merupakan periode antara masa kanak-kanak dan dewasa.
Golongan remaja rentan akan adanya berbagai pengaruh dari luar yang dapat
dengan mudah langsung diikuti. Terdapat tiga kekuatan dalam masyarakat yang
dapat mempengaruhi remaja, yaitu: (1) keluarga, (2) sekolah, (3) lingkungan
sosial. Lingkungan sosial yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah
guru, teman sepermainan, dan peristiwa-peristiwa dalam masyarakat. Melalui
berbagai macam media massa remaja berkenalan dengan berbagai macam
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat sehingga akan mempengaruhi
perkembangan kepribadian remaja (Khumaidi 1989).
Menurut Jessor (1984), penanda utama pada masa remaja adalah
perubahan. Perubahan yang terlihat yaitu pada ukuran dan bentuk fisik terkait
dengan massa pertumbuhan pesat dan pubertas. Perubahan juga terjadi pada
cara pandang sosial dan aspek psikologis yang tidak terlihat. Pada masa remaja
akan dimulai masa pencarian model/panutan yang diiringi dengan eksplorasi
terhadap diri sendiri dan penentuan identitas sosial yang umum terlihat dari
adanya keinginan untuk masuk organisasi sosial. Pengalaman pertama dalam
melakukan suatu kebiasaan biasanya terjadi pada masa remaja yang akan
berpengaruh hingga jangka panjang. Adapun remaja umumnya menganggap
teman sebaya adalah model yang patut ditiru. Selain itu teman sebaya juga

7

merupakan sumber informasi dan reinforcement (pendorong untuk melakukan
sesuatu) bagi remaja. Remaja biasa melakukan sesuatu untuk mendapatkan
pengakuan atau untuk memperlihatan solidaritas pada temannya.
Angka Kecukupan Gizi Anak dan Remaja
Untuk

mempertahankan

kelangsungan

hidup,

tubuh

melakukan

pemeliharaan dengan mengganti jaringan yang sudah aus atau rusak,
melakukan kegiatan dan pertumbuhan sebelum mencapai usia dewasa. Agar
tubuh dapat menjalankan ke-tiga fungsi tersebut maka dibutuhkan sejumlah zat
gizi setiap hari yang didapatkan melalui makanan (Nasoetion & Riyadi 1994).
Zat gizi merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam makanan dan
diperlukan oleh tubuh untuk berbagai keperluan seperti menghasilkan energi,
mengganti jaringan aus serta rusak, memproduksi substansi tertentu misalnya
enzim, hormon dan antibodi. Zat gizi dapat dibagi menjadi kelompok
makronutrien yang terdiri atas karbohidrat, lemak serta protein, dan kelompok
mikronutrien yang terdiri atas vitamin dan mineral (Hartono 2006).
Kebutuhan zat gizi (nutrient requirement) menggambarkan banyaknya zat
gizi minimal yang diperlukan oleh setiap orang agar dapat hidup sehat.
Kebutuhan gizi antar individu bervariasi, ditentukan atau dipengaruhi oleh jenis
kelamin, umur, ukuran tubuh (berat badan dan tinggi badan), keadaan fisiologis
(hamil dan menyusui), aktivitas fisik serta metabolisme tubuh. Oleh karena itu,
jumlah zat gizi yang diperoleh melalui konsumsi pangan harus mencukupi
kebutuhan tubuh untuk melakukan kegiatan fisik internal dan eksternal,
pertumbuhan bagi usia bayi, balita, anak dan remaja, atau untuk aktivitas dan
pemeliharaan tubuh bagi orang dewasa dan lanjut usia (Hardinsyah et al 2002).
Kekurangan atau kelebihan konsumsi gizi dari kebutuhan, terutama bila
berlangsung

dalam

jangka

waktu

yang

berkesinambungan,

dapat

membahayakan kesehatan, bahkan pada tahap lanjut dapat mengakibatkan
kematian. Kebutuhan gizi antar individu yang berat badannya relatif sama dan
berasal dari kelompok umur yang sama dapat bervariasi. Namun variasi
kebutuhan energi lebih kecil dibandingkan variasi kebutuhan protein dan zat gizi
lainnya pada umur yang sama (Hardinsyah & Martianto 1989).
Penetapan kebutuhan individu untuk energi dan zat gizi juga dapat
diturunkan dari angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan. AKG adalah suatu
kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut
golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas untuk mencapai

8

derajat kesehatan yang optimal (Muhilal dkk 1994). Menurut Hardinsyah dan
Martianto (1994) angka kecukupan gizi (AKG) sudah memperhitungkan variasi
kebutuhan rata-rata ditambah jumlah tertentu untuk mencapai tingkat aman (save
level).
Di samping itu, AKG disusun pula untuk kondisi khusus, yaitu bayi, ibu
hamil dan menyusui. AKG digunakan sebagai standar untuk mencapai status gizi
optimal bagi penduduk dalam hal penyediaan pangan secara nasional dan
regional serta penilaian penilaian kecukupan gizi penduduk golongan masyarakat
tertentu yang diperoleh dari konsumsi makanannya (Almatsier 2005).
AKG digunakan sebagai dasar perencanaan dan penilaian konsumsi
makanan dan intake makanan bagi orang sehat agar terhindar dari kelebihan
maupun kekurangan gizi untuk mencapai status gizi dan kesehatan yang optimal.
Penggunaan AKG untuk penilaian konsumsi pangan individu perlu disesuaikan
dengan kondisi aktual seseorang. Misalnya penyesuaian berat badan dan tingkat
kegiatan untuk penetapan angka kecukupan energi dan protein; serta
pertimbangan bioavailibilitas bagi penetapan angka kecukupan protein, vitamin,
dan mineral (Hardinsyah & Tambunan 2004).
Energi
Energi merupakan salah satu hasil metabolisme dari karbohidrat, protein
dan

lemak.

Energi

berfungsi

sebagai

zat

tenaga

untuk

metabolisme,

pertumbuhan, pengaturan suhu dan kegiatan fisik. Kelebihan energi disimpan
tubuh sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi
jangka pendek dan dalam bentuk lemak sebagai cadangan jangka panjang
(Hardinsyah & Tambunan 2004).
Kebutuhan energi terbesar pada umumnya diperlukan untuk metabolisme
basal. Kebutuhan energi basal atau AMB per kg pada dasarnya ditentukan oleh
ukuran dan komposisi tubuh serta umur. AMB per kg berat badan lebih tinggi
pada orang pendek dan kurus serta lebih rendah pada orang tinggi dan gemuk.
Penggunaan energi di luar AMB bagi bayi dan anak selain untuk pertumbuhan
untuk bermain dan sebagainya. Pada usia remaja (10-18 tahun), terjadi
pertumbuhan jasmani yang pesat serta perubahan bentuk dan susunan jaringan
tubuh juga aktifitas yang tinggi (Almatsier 2003).
Kebutuhan energi golongan umur 10-12 tahun lebih besar daripada
golongan 7-9 tahun, karena pertumbuhannya lebih cepat, terutama penambahan
tinggi badan. Mulai umur 10-12 tahun kebutuhan gizi anak laki-laki berbeda

9

dengan perempuan. Anak laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas fisik
sehingga membutuhkan energi lebih banyak sedangkan perempuan biasanya
sudah mulai haid sehingga memerlukan protein dan zat besi lebih banyak
(RSCM & Persagi 1990).
Menurut Hardinsyah dkk (2002), kebutuhan gizi antar individu yang berat
badannya relatif sama dan berasal dari kelompok umur yang sama dapat
bervariasi. Namun variasi kebutuhan energi lebih kecil dibanding dengan variasi
kebutuhan protein dan zat gizi lainnya pada kelompok umur yang sama. Hal ini
dikarenakan energi dapat disimpan di dalam tubuh dalam bentuk lemak yang
dapat diubah kembali menjadi energi dan digunakan pada kesempatan lainnya
bila kekurangan energi.
Perhitungan angka kebutuhan energi (AKE) lebih tepat menggunakan
pendekatan pengeluaran energi karena dalam perhitungannya menggunakan
angka metabolisme basal berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, berat
badan dan aktivitas fisik (FAO 2001). Adapun Angka Kecukupan Energi
berdasarkan golongan umur dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Angka kecukupan energi.
Golongan Umur
Berat Badan
25
7-9 tahun
Pria
35
10-12 tahun
46
13-15 tahun
55
16-18 tahun
Wanita
37
10-12 tahun
48
13-15 tahun
50
16-18 tahun
Sumber : WNPG VIII 2004

Tinggi Badan
120

Energi ( Kkal )
1800

138
150
160

2050
2400
2600

145
153
154

2050
2350

2200

Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh protein, separuhnya ada di
dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam
kulit, selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai
hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intra seluler dan sebagainya
adalah protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak
sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekulmolekul yang penting untuk kehidupan. Protein mempunyai fungsi khas yang
tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-

10

sel dan jaringan tubuh (Almatsier 2003). Adapun Angka Kecukupan Protein
menurut golongan umur dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Angka kecukupan protein.
Golongan Umur

Protein (g)

7-9 tahun
Pria
10-12 tahun
13-15 tahun
16-18 tahun
Wanita
10-12 tahun
13-15 tahun
16-18 tahun
Sumber : WNPG VIII 2004

45
50
60
65
50
57
50

Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena
itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk komponen zat pengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas
spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat
rusak karena penyimpanan dan pengolahan (Almatsier 2003).
Terdapat dua golongan vitamin, yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut
air. Vitamin yang larut larut lemak adalah vitamin A, D, E dan K, sedangkan
vitamin yang larut air adalah vitamin B kompleks (tiamin, riboflavin, niasin, asam
folat, dan vitamin B12) dan C (Riyadi 2006). Adapun Angka Kecukupan Vitamin
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Angka kecukupan vitamin.
GOL.
UMUR

VIT
A
(RE)

VIT
D
(ug)

VIT
E
(mg)

VIT
K
(ug)

TIAMIN
(mg)

RIBOFLAVIN
(mg)

NIASIN
(mg)

AS.
FOLAT
(ug)

VIT
B12
(ug)

VIT
C
(mg)

7 9

500

5

7

25

0.9

0.9

10

200

1

1,5

45

10 12

600

5

11

35

1

1

13

300

1,3

1,8

50

13-15

600

5

15

55

1,2

1,2

16-18

600

5

15

55

1,3

1,3

24

400

1,3

2,4

75

16

400

1,3

2,4

90

19-29

600

5

15

65

1,2

1,3

16

400

1,3

2,4

90

10 12

600

5

11

35

1

1

12

300

1,2

1,8

50

13-15

600

5

15

55

1,1

1

13

400

1,2

2,4

65

16-18

600

5

19-29

500

5

15

55

1,1

1

14

400

1,2

2,4

75

15

55

1

1,1

14

400

1,3

2,4

75

PIRIDOKSIN
(mg)

Pria

Wanita

Sumber : WNPG VIII 2004

11

Menurut Almatsier (2003) vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi
metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya
sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim. Sebagian besar koenzim
terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan protein.
Selain itu menurut Moehji (1982) vitamin digunakan untuk mengatur fungsi faal
dari alat-alat tubuh. Setiap vitamin mempunyai fungsi dan sumber pangan
sendiri.
Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral juga berperan dalam berbagai tahap
metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Mineral
dibedakan menjadi mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah
mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari,
sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Hingga saat ini
dikenal sebanyak 24 mineral yang dianggap essensial. Zat yang termasuk
mineral makro adalah kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, klorida dan
sulfur. Zat yang termasuk mineral mikro antara lain adalah besi, seng, iodium,
mangan, selenium, dan kromium (Almatsier 2003). Adapun Angka Kecukupan
Mineral dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Angka kecukupan mineral
GOL.
UMUR

KALSIUM
(mg)

FOSFOR
(mg)

MAGNESIUM
(mg)

BESI
(mg)

YODIUM
(ug)

SENG
(mg)

SELENIUM
(ug)

MANGAN
(mg)

FLOUR
(mg)

7 9

600

400

120

10

120

11,2

20

1,7

1,2

10 12

1000

1000

170

13

120

14

20

1,9

1,7

13-15

1000

1000

220

19

150

17,4

30

2,2

2,3

16-18

1000

1000

270

15

150

17

30

2,3

2,7

19-29

800

600

270

13

150

12,1

30

2,3

3

10 12

1000

1000

180

20

120

12,6

20

1,6

1,8

13-15

1000

1000

230

26

150

15,4

30

1,6

2,4

16-18

1000

1000

240

26

150

14

30

1,6

2,5

19-29

800

600

24