Efektivitas Merek dan Leaflet sebagai Media Promosi Produk Beras Organik (Kasus: Beras Organik SAE dibawah Lembaga Pertanian Sehat)

(1)

BERAS ORGANIK

(Kasus: Beras Organik SAE dibawah Lembaga Pertanian Sehat)

Oleh:

DIDIT DARMAWAN I34080082

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012


(2)

BERAS ORGANIK

(Kasus: Beras Organik SAE dibawah Lembaga Pertanian Sehat)

Oleh:

DIDIT DARMAWAN I34080082

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anna Fatchiya, M.Si

SKRIPSI

Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar

Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012


(3)

Brand and leaflets as a promotional media has a very important role in influencing attitudes and knowledge level of respondents about a product. Brand and leaflets provide added value to a product. Brand could be an identity of a product, and leaflets could be a source of information about the product, and both reflect the quality of the products which are sold. The purpose of this study is to see how far the effectiveness of brands and leaflets as the promotional media in influencing consumer attitudes and knowledge related to SAE organic rice product. This study also try to analyzed the relationship between perceptions about brands and leaflets with the attitude and knowledge. The method that used is experimental method using pre-test and post-test model. The result of this study indicate that the used of brand and leaflet on organic rice SAE can be said have been quite effective. This indicated by attitudes changes and the increasing of knowledge from the respondents who has already seen the brand and learn the leaflets. Respondent perception of brand and leaflet related to the attitude of the respondents. Perception indicated by the respondent tend to reflect the attitude of these respondents. But the perception to the leaflets doesn’t have a relationship with the knowledge of respondents. Respondents perception in this case could be just respondent’s assessment of the visual design of the leaflet and not about the content as a whole, including the information contained.


(4)

Organik SAE dibawah Lembaga Pertanian Sehat). Di bawah bimbingan ANNA FATCHIYA

Produk pertanian organik merupakan produk pertanian yang belum lama muncul kembali di pasaran. Kemunculan produk ini dipengaruhi oleh banyaknya isu yang muncul mengenai produk pertanian yang tercemar pestisida kimia. Pemakaian pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan ternyata telah mencemari produk yang dihasilkan. Produk pertanian organik muncul kembali sebagai jawaban atas keinginan konsumen untuk memperoleh produk pertanian yang sehat dan bebas dari racun dan juga pestisida kimia. Waktu kemunculan produk pertanian organik yang relatif masih baru membutuhkan suatu promosi tersendiri. Salah satu cara yang dapat digunakan ialah dengan penggunaan merek dan leaflet sebagai media promosi.

Penelitian ini mengambil kasus produk beras organik dengan merek SAE yang juga disertai leaflet. Produk beras organik SAE ini merupakan salah satu produk di bawah Lembaga Pertanian Sehat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh keefektifan merek dan leaflet dalam merubah sikap dan tingkat pengetahuan responden. Dalam penelitian ini juga akan dilihat bagaimana persepsi reponden terhadap merek dan leaflet dari beras organik SAE, kemudian akan dilihat hubungannya dengan sikap dan pengetahuan responden.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan metode uji awal dan uji akhir atau biasa disebut dengan metode pre-test dan post-test. Responden diambil secara sengaja ataupurposivedengan asumsi bahwa pada umumnya konsumen beras organik berasal dari kalangan menengah ke atas. terkait dengan harga beras organik yang relatif lebih mahal. Responden juga merupakan orang yang mengambil keputusan membeli beras dalam rumah tangga, tidak buta warna dan bisa membaca.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan merek dan leaflet cukup efektif dalam merubah sikap responden. Sebanyak 55 persen responden sikapnya berubah ke arah lebih positif setelah mereka melihat merek beras SAE. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.007 yang menunjukkan adanya


(5)

perubahan yang nyata pada sikap responden tersebut. Peranan leaflet juga dapat dikatakan cukup efektif dalam merubah tingkat pengetahuan responden. Sebanyak 20 orang atau 50 persen responden meningkat pengetahuannya mengenai produk beras organik setelah mereka membaca leaflet. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.005. Nilai ini menunjukkan adanya perubahan yang nyata pada tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah mempelajari leaflet.

Persepsi responden terhadap merek dan leaflet digolongkan ke dalam tiga kelas, yaitu persepsi baik, sedang, dan buruk. Penelitian menunjukkan persepsi responden berkisar pada persepsi baik dan sedang. Sekitar tujuh puluh persen responden memiliki persepsi sedang terhadap merek dan sisanya memiliki persepsi yang baik. Sedangkan untuk leaflet, sebanyak 77 persen memiliki persepsi sedang dan sisanya memiliki persepsi baik. Persepsi responden terhadap merek ini ternyata memiliki hubungan dengan sikap yang ditunjukkan responden. Semakin baik persepsi yang diberikan, maka sikap yang ditunjukkan akan semakin positif. Begitu juga persepsi responden terhadap leaflet yang menunjukkan hubungan positif dengan sikap dari responden. Persepsi responden terhadap leaflet ini tidak memiliki hubungan dengan pengatahuan responden. Penilaian atau persepsi yang diberikan responden terhadap leaflet ini bisa saja hanya merupakan penilaian responden terhadap desain luar dari leaflet bukan terhadap isi leaflet secara keseluruhan yang didalamnya terdapat informasi mengenai produk.


(6)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh: Nama Mahasiswa : Didit Darmawan

NRP : I34080082

Program Studi : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Judul : Efektivitas Merek dan Leaflet sebagai Media Promosi Produk Beras Organik (Kasus: Beras Organik SAE dibawah Lembaga Pertanian Sehat)

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan KPM 499 pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Anna Fatchiya, M.Si NIP: 19681121 199702 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1 003


(7)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“EFEKTIVITAS MEREK DAN LEAFLET SEBAGAI MEDIA PROMOSI PRODUK BERAS ORGANIK (KASUS: BERAS ORGANIK SAE DI BAWAH LEMBAGA PERTANIAN SEHAT)” BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DI TULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA DAN SAYA BERSEDIA MEMPERTANGGUNG JAWABKAN PERNYATAAN INI.

Bogor, Januari 2012

DIDIT DARMAWAN I34080082


(8)

Penulis dilahirkan di Cianjur, Provinsi Jawa Barat, pada tanggal 19 Desember 1988. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Agustinus dan Ibu Euis. Penulis menamatkan pendidikan Taman Kanak-kanak di TKA Mihadunal Ula (1994-1995), SD Negeri 2 Cipanas (1996-2002), SLTP Negeri 1 Pacet (2002-2005), SMA Negeri 1 Cianjur (2005-2008). Kemudian pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia.

Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif dalam beberapa organisasi kampus, sepertiInternational Association of Student in Agricultural and Related Sciences (IAAS), Head of Training and Development IPB Debating Community (IDC), dan Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) divisi Public Relation. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Komunikasi Bisnis.

Penulis menyelesaikan masa studi dalam 7 (tujuh) semester dan menjadi mahasiswa pria lulusan pertama Departement Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat angkatan 45 melalui program akselerasi. Prestasi yang pernah dicapai penulis selama berkuliah di IPB diantaranya: Perwakilan IPB dalam National Debating Competition, juara pertama Call For Essay tingkat Nasional, juara keduaAgroindustrial Debating Competition, 10 besar finalisNews Presenter Contest,juga sebagaiRunner Up Duta FEMA. Selain itu, penulis juga sering diundang untuk menjadiMaster of Ceremonydan sebagai moderator dalam kegiatan di tingkat IPB maupun tingkat nasional.


(9)

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Merek dan Leaflet sebagai Media Promosi Produk Beras Organik (Kasus: Produk Beras Organik SAE di bawah Lembaga Pertanian Sehat)”. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tertulis mengenai keefektifan merek dan leaflet sebagai media promosi.

Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana keefektifan penggunaan merek dan leaflet sebagai media promosi dalam mempengaruhi sikap dan pengetahuan responden. Secara umum skripsi ini mencoba mengevaluasi merek dari beras organik SAE dan juga lembaran leaflet yang menyertai produk ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukannya. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Bogor, Januari 2012

DIDIT DARMAWAN I34080082


(10)

Penulisan skripsi ini dapat selesai tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut sangat membantu penulis dalam menyumbangkan pikiran, masukan, dan dukungan baik secara ,moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Anna Fatchiya, M.Si sebagai dosen pembimbing, atas bimbingan, waktu, koreksi, pemikiran serta sarannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Kedua orang tua, Mama Euis dan Papa Agus tercinta, Teh Dewi, serta seluruh keluarga besar yang selalu setia menemani dengan doa, kasih sayang, perhatian, semangat dan motivasi yang begitu besar.

3. Ir. Yatri Indah Kusumastuti, MS. yang sudah mempercayakan penulis untuk menjadi asisten M.K. Komunikasi Bisnis sehingga penulis dapat menemukan ide-ide baru dalam penulisan skripsi ini.

4. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si dan Ir. Nuraeni W Prasodjo, MS atas kesediaannya menjadi dosen penguji pada siding skripsi.

5. Teman-teman akselerasi angkatan 45, Putri, Nursyarifah, Mila, Seila, Irna, Debbie, Febli, Agus, Annisa, Ari, Rika, dan khususnya Nurdini Prihastiti, Yessi Marga, Mareta, dan Selvi yang telah memberikan banyak masukan dan solusi dalam penulisan skripsi ini.

6. Teman-teman KPM 45 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan dukungan dan kerjasamanya selama ini. KPM 43, 44, dan 46 (ka Arif, ka Anis, Sophy, dan Lulu) yang membantu memberikan masukan, saran dan berbagi pengalaman dalam penulisan skripsi.

7. Sahabat-sahabat terbaikku Haikal Saputra, Septi, Pulung, Diniandhini, Sandi, Dream Team (Andini, Syakir, Dhanti, Ayu, Tri, Dinda, Ilham, Nurul) dan JPJV Management yang selalu memberikan semangat, dorongan, dan juga kesempatan untuk terus berkarya di tengah kesibukan penulisan skripsi ini.


(11)

8. Rekan-rekan asisten mata kuliah komunikasi bisnis (Robi, Age, Farhan, Gina), dan juga rekan-rekan di HIMASIERA, khususnya Divisi Public Relation(Pradiana, Aldila).

9. Pihak Lembaga Pertanian Sehat (LPS) Bapak Jodi dan Bapak Maman 10. Kelompok Tani Silih Asih di bawah pimpinan H. Dzakaria.

11. Semua pihak yang telah memberikan dorongan, doa, semangat, bantuan, dan kerjasamanya selama ini

Bogor, Januari 2012

DIDIT DARMAWAN I34080082


(12)

DAFTAR TABEL ……… xiv

DAFTAR GAMBAR……… xvi

DAFTAR LAMPIRAN……… xvii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1.Latar Belakang ………... 1

1.2.Masalah Penelitian ……… 4

1.3.Tujuan Penelitian ……….. 4

1.4.Kegunaan Penelitian ……….. 5

BAB II PENDEKATAN TEORITIS KONSEPTUAL………. 6

2.1. Tinjauan Pustaka ……… 6

2.1.1. Merek……… 6

2.1.2. Leaflet ……… 7

2.1.3. Konsumen ………. 9

2.1.4. Promosi Penjualan ……… 10

2.1.5. Produk……… 12

2.1.6. Produk Pertanian Organik ……….. 13

2.1.7.Persepsi ……… 14

2.1.8. Pengetahuan ……… 15

2.1.9. Sikap ……… 17

2.2. Kerangka Pemikiran ……… 18

2.3. Hipotesis Penelitian ……… 20

2.4 Definisi Operasional……… 21

BAB III PENDEKATAN LAPANG ……… 28

3.1. Metode Penelitian ……… 28

3.2. Lokasi dan Waktu ……… 28

3.3. Teknik Pemilihan Responden ……… 29

3.4. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data……… 30


(13)

Halaman

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN ……….. 32

4.1. Lembaga Pertanian Sehat ………. 32

4.2. Karakteristik Responden, Interaksi Responden dengan Produk dan Tingkat Pemahaman dan Motivasi Responden ………. 33

BAB V EFEKTIFITAS MEREK DAN LEAFLET DALAM MERUBAH SIKAP DAN PENGETAHUAN RESPONDEN ………. 37

5.1. Pengaruh Merek dan Leaflet dalam Merubah Sikap Responden 37 5.2. PengaruhLeaflet dalam Merubah Pengetahuan Responden …… 44

BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET ……….……. 50

6.1. Persepsi Responden Terhadap Merek ………. 50

6.2. Persepsi Responden Terhadap Leaflet ……… 53

6.3. Merek dan Hubungannya dengan Sikap Responden ……… 60

6.4 Leaflet dan Hubungannya dengan Pengetahuan Responden …… 63

6.5. Leaflet dan Hubungannya dengan Sikap Responden ………… 66

BAB VII PENUTUP ………. 68

7.1. Kesimpulan……… 68

7.2. Saran ……… 68

DAFTAR PUSTAKA ………... 70


(14)

Tabel 1. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Karakteristik

Responden ………. 34

Tabel 2. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat

Interaksi Responden dengan produk ……….… 35 Tabel 3. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat

Pemahaman dan Motivasi Responden …..……… 36 Tabel 4. Jumlah dan Persentase Perubahan Sikap Responden Setelah

Melihat Merek dan Leaflet………... 37 Tabel 5. Persentase Perubahan Sikap Responden Terhadap Produk

Sebelum dan SesudahMelihat Merek………... 39 Tabel 6. Jumlah dan Persentase Perubahan Tingkat Pengetahuan

Responden Setelah Mempelajari Leaflet……… 44 Tabel 7. Persentase Jawaban Responden Sebelum dan Sesudah

Mempelajari Leaflet……… 46

Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat

Persepsi Responden Terhadap Merek……… 50 Tabel 9. Persentase Jawaban Responden dalam Menilai Merek ……… 51 Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat

Persepsi Responden terhadap Leaflet………... 53 Tabel 11. Jumlah Persentase Jawaban Responden dalam Menilai Leaflet

Aspekattention……….. 56 Tabel 12. Jumlah dan Persentase jawaban dalam Menilai Leaflet Aspek

need………. 58

Tabel 13. Jumlah dan Persentase Jawaban dalam Menilai Leaflet Aspek

Satisfaction……… 58 Tabel 14. Jumlah dan Persentase Jawaban dalam Menilai Leaflet Aspek


(15)

Halaman Tabel 15. Jumlah dan Persentase Jawaban dalam Menilai Leaflet Aspek

Action………. 60 Tabel 16. Jumlah dan Persentase Sikap Responden Sebelum dan

Sesudah Melihat ……….. 61

Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Sikap dan

Persepsi Responden Terhadap Merek………. 62 Tabel 18. Jumlah dan Persentase Tingkat Pengetahuan Responden

Mengenai Produk Beras Organik………. 63 Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Pengetahuan

dan Persepsi Responden Terhadap Leaflet……….. 65 Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Sikap dan


(16)

Gambar 1. Model Komunikasi Pemasaran ……….. 11 Gambar 2. Tiga Tingkat Produk ……….. 12 Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran ………... 19 Gambar 4. Desain Merek pada Kemasan Beras Organik SAE ………… 50 Gambar 5. DesainBagian Depan Leaflet ……… 54 Gambar 6. Desain Bagian Belakang Leaflet ……… 55


(17)

Lampiran 1. Contoh Hasil Pengolahan Data ………... 73 Lampiran 2. Nilai Jawaban Responden Sebelum dan Sesudah Melihat

Merek dan Leaflet……… 75


(18)

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian merupakan aspek yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari Indonesia. Manuhutu (2005) mengungkapkan pentingnya sektor pertanian banyak memunculkan penemuan-penemuan baru di bidang teknologi pertanian, dari pra sampai pasca panen. Teknologi yang banyak membantu petani dalam meningkatkan produksi pertanian adalah penggunaan pestisida, pupuk, dan hormon. Hal-hal tersebut menyebabkan hasil pertanian melimpah, tetapi tak bisa dipungkiri penggunaan pestisida dapat menimbulkan efek samping yang merugikan masyarakat. Senyawa kimia tersebut berpotensi menurunkan kecerdasan, mengganggu kerja saraf, mengganggu metabolisme tubuh, menurunkan sistem kekebalan tubuh, menimbulkan radikal bebas, menyebabkan kanker, dan dalam dosis tinggi bisa menyebabkan kematian. Masyarakat menyadari fakta-fakta tersebut sehingga memunculkan kesadaran di kalangan masyarakat untuk hidup sehat dengan mengonsumsi produk pertanian organik. Selain itu, di kalangan petani penggunaan pupuk kimia juga memberikan efek samping kurang baik bagi lahan pertanian, seperti mengurangi tingkat kesuburan tanah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya adalah dengan menerapkan sistem pertanian organik.

Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi produk pertanian organik memiliki alasan yang sangat jelas karena mereka peduli akan kesehatan dan masa depannya. Sayangnya, kesadaran mereka akan hal tersebut tidak diikuti dengan tindakan nyata. Banyak di antara mereka yang telah mengetahui manfaat dari produk organik ini, tetapi masih tetap mengonsumsi produk pertanian non organik. Berbagai alasan melatarbelakangi perilaku konsumen tersebut, seperti produk pertanian organik yang relatif lebih mahal ataupun mengenai produk pertanian organik yang masih sulit ditemukan.

Komponen 4P dari bauran pemasaran, yaitu price, place, product, dan promotion memiliki peranan yang cukup penting dalam pemasaran produk pertanian organik. Mengingat produk pertanian organik merupakan produk yang


(20)

relatif baru di pasaran, komponen 4P yang sangatlah penting adalah promosi. Melalui promosi ini produsen dapat memperkenalkan produknya. Produsen dapat pula menyampaikan pesan yang berisi tentang informasi produk, ajakan membeli, pemberitahuan diskon, masa promosi, dan seterusnya. Promosi juga memiliki peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi sikap dan keputusan pembelian konsumen. Dengan promosi, produsen juga dapat memberikan citra atau image pada produk yang dijualnya.

Salah satu produk dari pertanian organik ialah beras. Beras organik saat ini walaupun sudah diketahui oleh khalayak banyak mengenai khasiat dan kelebihannya, tetapi belum dapat menggantikan beras non organik. Hal tersebut berkaitan erat dengan waktu kemunculannya yang relatif baru. Lima aspek dari bauran promosi, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (promotion), publisitas (public relation and publicity), penjualan personal (personal selling), dan pemasaran langsung (direct marketing) dapat menjadi cara memperkenalkan bahkan merubah gaya hidup dan perilaku konsumen untuk mengkonsumsi beras organik, bukan hanya perubahan pola pikir seperti yang selama ini terjadi. Dengan adanya promosi yang baik, waktu kemunculan beras organik yang relatif masih baru tidak akan menjadi sebuah masalah karena dengan promosi dapat menciptakan rasa ketertarikan konsumen terhadap produk.

Aspek promosi ini harus mendapatkan perhatian khusus dalam memasarkan produk pertanian organik. Produsen harus dapat memilih strategi promosi yang paling tepat untuk efisiensi yang tinggi dengan menekan biaya pemasaran. Terkadang biaya pemasaran yang harus dikeluarkan oleh produsen terlalu besar dan di sisi lain produk yang dijual tidak terlalu besar jumlahnya. Salah satu cara promosi yang dapat diterapkan, misalnya dengan penggunaan merek dan leaflet.

Merek dan leaflet ini merupakan bentuk dari komunikasi visual. Penggunaan merek dan leaflet ini diharapkan dapat berguna dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan produsen kepada konsumen, sehingga mempermudah produsen untuk memersuasi konsumen dan menciptakan ketertarikan konsumen untuk mengonsumsi beras organik. Selain itu dengan


(21)

penggunaan merek diharapkan dapat meningkatkan citra dari produk dan lebih mudah bagi produsen untuk memperoleh keprecayaan dari konsumen.

Produk beras organik yang menggunakan media promosi berupa merek dan leaflet saat ini diantaranya ialah produk beras organik SAE. Beras SAE diproduksi oleh Kelompok Tani Silih Asih yang berlokasi di Kampung Ciburuy, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. Kelompok Tani Silih Asih telah menyadari kelebihan dari sistem pertanian organik yang saat ini mereka terapkan. Dengan menerapkan sistem pertanian organik, kesuburan lahan mereka lebih terjaga, dan mereka juga dapat menghasilkan beras yang sehat dan tidak mengandung zat kimia yang dapat membahayakan tubuh. Sistem pertanian organik ini diterapkan oleh Kelompok Tani Silih Asih sebagai jawaban dari kebutuhan konsumen akan produk yang sehat. Dalam Hal pemasaran produknya, Kelompok Tani Silih Asih dibantu oleh Lembaga Pertanian Sehat aatu LPS.

Lembaga Peranian Sehat merupakan lembaga yang membantu Kelompok Tani Silih Asih dalam hal pemasaran dan promosi produk beras organik SAE. Cara yang dilakukan oleh LPS untuk membantu pemasaran dan promosi produk beras organik ini diantaranya dengan pemberian merek dan juga pembuatan leaflet. Merek dan leaflet ini merupakan salah satu cara penyampaian pesan untuk memersuasi konsumen untuk mengonsumsi produk yang di jual.

Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pembuatan merek dan leaflet, LPS harus dapat membuat suatu merek yang benar-benar dapat menarik konsumen untuk mengonsumsi produk yang dijual dan juga dapat memberikan nilai tambah bagi produknya. Leaflet yang dibuat juga harus dapat diterima oleh konsumen. Informasi yang ingin disampaikan melalui leaflet tersebut harus dibuat semenarik mungkin sehingga merek dan leaflet tersebut dapat berperan efektif sebagai media promosi produk beras organik. Selain dari informasi yang terkandung dalam leaflet, desain visual dari leaflet dan juga merek menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Perpaduan tepat dari isi leaflet, cara penyampaian, dan desain visual dari leaflet akan menghasilkan suatu leaflet yang baik dan efektif memersuasi konsumen.


(22)

1.2. Masalah Penelitian

Keunggulan yang ditawarkan oleh beras organik dapat menjadi suatu peluang tersendiri bagi para petani untuk memproduksi beras organik ini. Beras organik memiliki manfaat yang lebih banyak, misalnya tidak mengandung bahan-bahan keras atau racun, kandungan gizi, vitamin, mineral dan enzim pada beras organik juga lebih banyak dibandingkan dengan produk pertanian biasa. Selain itu beras organik dirasa lebih enak dibandingkan dengan beras biasa. Secara keseluruhan beras organik memberikan manfaat yang sangat banyak bagi kesehatan kita. Namun ternyata beras organik juga memiliki kekurangan, yaitu apabila dilihat dari segi harga, produk ini masih relatif lebih mahal apabila dibandingkan denga beras non organik.

Harga yang mahal dari beras organik ini salah satunya disebabkan oleh biaya pemasaran yang harus dikeluarkan dapat dikatakan masih terlalu banyak dan kurang efisien. Di sisi lain, beras organik ini merupakan produk yang masih baru di pasaran sehingga membutuhkan suatu bentuk promosi tersendiri untuk dapat menarik konsumennya. Penggunaan merek dan leafletmerupakan salah satu cara yang tepat untuk memperkenalkan beras organik ini. Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Sejauh mana keefektifan merek dan leaflet sebagai media promosi dalam merubah sikap dan pengetahuan responden?

2. Bagaimanakah hubungan persepsi responden tentang merek dan leaflet dengan sikap dan pengetahuan responden?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:

1. Menganalisis sejauh mana keefektifan merek dan leaflet sebagai media promosi dalam merubah sikap dan pengetahuan responden.

2. Menganalisis hubungan antara persepsi responden tentang merek dan leaflet dengan sikap dan pengetahuan responden.


(23)

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak, antara lain:

1. Lembaga Pertanian Sehat (LPS)

Lembaga Pertanian Sehat atau LPS merupakan suatu lembaga yang membantu dalam hal pemasaran produk beras organik dengan beberapa strategi seperti pemberian merek dan leaflet. Diharapkan dengan penulisan penelitian ini pihak LPS dapat memaksimalkan promosi yang mereka lakukan dalam hal pemasaran produk beras SAE

2. Petani pelaku usaha produk pertanian organik.

Para petani dapat mengetahui sejauh mana peranan merek dan leaflet dalam promosi produk pertanian organik. Beras organik SAE ini dihasilkan oleh kelompok tani silih asih Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. 3. Masyarakat umum.

Masyarakat dapat mengetahui kelebihan dari produk beras organik, dan segera beralih untuk mengkonsumsinya.

4. Para peneliti.

Bagi para peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi dalam melakukan penelitian berikutnya terkait dengan strategi promosi, khususnya strategi promosi dengan penggunaan merek dan leaflet.


(24)

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS KONSEPTUAL

1.1. Tinjauan Pustaka

Pada bagian berikut ini akan disajikan tinjauan literatur yang berkaitan dengan beberapa konsep yang akan dilihat pada penelitian ini. Tinjauan literatur tersebut diataranya merek, leaflet, konsumen, promosi penjualan, produk, produk pertanian organik, persepsi, pengetahuan, dan juga sikap.

1.1.1. Merek

Merek sangatlah penting untuk diterapkan atau digunakan dalam suatu produk. Menurut Taufik Amir (2005) produk merupakan apa saja yang dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat dibeli, digunakan, atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan mereka. Konon, merek ini merupakan salah satu aspek penting yang memberikan pengaruh yang sangat besar dalam keberhasilan pemasaran suatu produk. Menurut Kotler dalam Amir (2005) merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau kombinasi dari semua itu, yang sengaja dibuat untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan mereka dari pemilik pesaingnya.

Merek juga berperan sebagai atirbut yang mendukung peningkatan citra dari produk dalam proses pemasarannya. Undang-undang Republik Indonesia tahun 2001 tentang merek, pada pasal 1 ayat 1 menjelaskan, bahwa merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, dan angka-angka susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa.

Menurut Kotler (2008), merek (brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain atau kombinasi semua ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa. Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan penetapan merek bisa menambah nilai bagi suatu produk. Nama merek membantu konsumen mengenali produk yang bisa menguntungkan mereka. Merek juga menyatakan sesuatu tentang kualitas dan konsistensi produk.


(25)

Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 2001 tentang merek juga telah dijelaskan, bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-konvensi internasional yang telah diratifikasi Indonesia, peranan merek menjadi sangat penting terutama dalam menjaga persaingan usaha yang sehat. Nicolino (2004) menjelaskan bahwa merek adalah suatu entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Dapat dikenali maksudnya seseorang akan dapat dengan mudah memisahkan satu barang yang serupa dengan barang lainnya melalui beberapa cara. Biasanya berupa sepatah kata, warna, atau simbol yang dapat dengan mudah dilihat. Ciri yang kedua ialah entitas, maksudnya suatu merek harus memiliki eksistensi yang khas dan berbeda. Ciri berikutnya adalah janji-janji tertentu, dimana suatu merek harus dapat mengklaim mengenai apa yang dapat diberikannya kepada konsumen, dan ciri yang terakhir adalah nilai, yaitu apa yang ingin didapatkan oleh konsumen pasti merupakan sesuatu yang mereka pedulikan hingga batas tertentu.

Menurut Tjiptono et al. (2000) penggunaan merek memiliki beberapa tujuan, pertama yaitu sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan pesaing, sehingga pelanggan dapat dengan mudah mengenali dan melakukan pembelian. Kedua sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk, misalnya dengan bentuk desain dan warna-warni yang menarik. Ketiga untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta citra prestise tertentu kepada konsumen. Dan yang keempat untuk mengendalikan dan mendominasi pasar, artinya dengan membangun merek yang terkenal dan bercitra baik, dan dilindungi hak eksklusif berdasarkan hak paten atau hak cipta maka perusahaan dapat meraih dan mempertahankan loyalitas konsumen.

1.1.2. Leaflet

Pengertian Leaflet menurut Effendy (2002) adalah lembaran kertas berukuran kecil yang mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Sedangkan Menurut Simnett dan Ewles (1994) keunggulan dari leaflet adalah sederhana dan sangat murah. Klien dapat menyesuaikan dan belajar mandiri, pengguna dapat melihat isinya pada saat santai, informasi dapat dibagikan dengan keluarga dan teman. Leaflet


(26)

juga dapat memberikan detail (misalnya statistik) yang tidak mungkin bila disampaikan lisan. Klien dan pengajar dapat mempelajari informasi yang rumit bersama-sama.

Pesan atau informasi yang hendak dicantumkan dalam leaflet tersebut haruslah dapat menarik dan memersuasi konsumen. Menurut Amir (2005) pembuatan pesan harus memperhatikan isi, struktur, format, dan sumbernya. Pertama, pada bagian isi, kita harus dapat membuat isi yang mengandung daya tarik, tema, gagasannya jelas, atau menampilkan hal yang unik tentang produk kita. Kedua kita harus dapat merancang strktur dan format pesan dengan baik. Karena penggunaan media yang berbeda akan menyebabkan perbedaan struktur dan format. Dalam pembuatan leaflet, harus mengetahui dimana harus meletakkan headline, ilustrasi, dan juga warna. Hal berikutnya yang harus diperhatikan ialah sumber pesan. Sedapat mungkin, buatlah agar yang menjadi sumber komunikasi pemasaran kita ialah mereka yang popular, menarik perhatian, dan mudah diingat.

Informasi yang dicantumkan dalam leaflet yang juga harus memiliki nilai tambah berupa daya tarik. Nicolino (2004) mengungkapkan, daya tarik tersebut diantaranya:

- Daya tarik fungsional: mudah digunakan, siap saji, mudah di buka, cepat,

sederhana.

- Daya tarik gaya hidup: nyaman modern tradisional, variatif, family oriented,

menghibur, sesuai umur

- Daya tarik emosional: keselamatan, keamanan, jaminan mutu, stabilitas,

menarik, tenang.

- Daya tarik nilai: nilai terbaik, pilihan tepat, selektif/eksklusif, harga termurah.

Effendi (2002) menyatakan bahwa leaflet adalah satu bentuk komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Sebagai salah satu bentuk komunikasi yang sering dipakai dalam komunikasi massa. Effendi (2002) menyarankan hal-hal sebagai berikut :


(27)

- Mengatur supaya terbangkitkan perhatian (attention) pada bagian pembukaan,

terpelihara minat (interest) mulai dari awal sampai akhir, dan terciptakan kesan (impression) mendalam pada bagian penutup

- Menggunakan bahasa yang lazim dan umum - Menyisipkan ilustrasi ataupun anekdot

1.1.3. Konsumen

Dalam memasarkan suatu produk konsumen merupakan komponen yang sangat penting. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan1.

Perilaku konsumen didefinisikan Engel et al. (1994), sebagai tindakan yang langsung terlihat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini. Proses persuasif dibutuhkan dalam mempengaruhi keputusan yang akan dibuat oleh konsumen. Guffey et al. (2005) mengungkapkan, bahwa kemampuan memersuasi/membujuk merupakan salah satu keterampilan hidup yang penting. Membujuk berarti menggunakan argument atau diskusi untuk merubah keyakian atau tindakan individual. Pesan penjualan yang efektif mencerminkan pengetahuan menyeluruh tentang produk, kredibilitas penulis, dan manfaat spesifik bagi pembaca.

Keberhasilan dalam proses memersuasi ini akan memberikan efek kepada konsumen untuk melakukan proses pengambilan keputusan. Menurut Davis dalam Syamsi (2000) keputusan merupakan hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Keputusan juga merupakan suatu proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Keputusan itu sendiri merupakan suatu unsur kegiatan yang sangat vital.

        1 


(28)

Keputusan yang diambil tersebut akan memiliki hubungan dengan kepuasan yang akan diperoleh oleh konsumen. Hunt dalam Tjiptono (2000) setidaknya terdapat lima perspektif mengenai definisi kepuasan pelanggan. Normative deficite, aquity, normative standard, procedural fairness, dan atributional. Meskipun demikian, rumusan yang paling dominan dan paling banyak dijadikan acuan dalam literatur pemasaran dan perilaku kosumen adalah paradigma diskonfirmasi. Bedasarkan paradigma ini kepuasan pelanggan diartikan sebagai evaluasi purnabeli, dimana persepsi terhadap kinerja produk/jasa yang dipilih sekurang-kurangnya memenuhi atau bahkan melebihi harapan pembelinya.

1.1.4. Promosi Penjualan

Promosi merupakan suatu aspek yang berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar tentang suatu produk atau jasa yang dijual. Promosi penjualan ini sangatlah sesuai untuk memperkenalkan suatu produk baru di pasaran. Pendapat ini sesuai dengan apa yang diungkapkan Kusumastuti (2009):

‘Promosi penjualan dapat dirancang untuk memperkenalkan produk baru, dan juga membangun merek dengan penguatan pesan iklan dan citra perusahaan. Selain itu promosi penjualan dapat mendorong konsumen dengan segera untuk melakukan pembelian’.

Menurut Amir (2005) promosi penjualan merupakan bagian dari bauran promosi atau disebut juga dengan bauran komunikasi pemasaran, yang terdiri dari: 1. Periklanan, yaitu segala bentuk kehadiran dan promosi dari ide, barang atau

jasa yang non personal oleh satu pihak tertentu.

2. Promosi penjualan, yaitu berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong konsumen segera mencoba atau membeli sebuah produk atau jasa.

3. Kehumasan dan publisitas. Program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk.

4. Personal selling, yaitu interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif dengan tujuan membuat presentasi, menjawab pertanyaan, dan mendapatkan pesanan.

5. Pemasaran langsung, yaitu penggunaan email, faksimile, internet langsung, dengan atau fasilitas untuk merespon dari pelanggan atau prospek tertentu.


(29)

Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amalia (2010), mengenai strategi promosi, menunjukkan bahwa aspek periklanan, promosi penjualan, publisitas, penjualan personal, pemasaran langsung secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan konsumen. Namun secara parsial, dari kelima variable yang ada hanya ada satu variabel yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan suatu produk, yaitu promosi penjualan.

Menurut Tjiptono (2008) pada hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan yang bersangkutan. Secara garis besar, proses komunikasi pemsaran diperlihatkan oleh Gambar 1.

Gambar 1 Model Komunikasi Pemasaran (Tjiptono 2008)

Gagasan

PENGIRIM

Pemahamann  Gangguan Gangguan fisik Masalah semantik Perbedaan budaya Ketiadaan feedback Efek status

PENERIMA Encode

Decode

Respon Pemahamann

Decode Encode

Media

Feedback Pesan


(30)

1.1.5. Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekedar barang-barang yang berwujud (tangible). Dalam arti luas produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran entitas-entitas ini. Produk adalah elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar (Kotler 2008).

Suatu produk terbagi kedalam tiga tingkatan, masing-masing tingkat dari suatu produk menambah nilai. Tingkat yang paling dasar adalah manfaat inti, yang membawa pertanyaan apa yang benar-benar dibeli oleh pembeli. Pada tingkat kedua manfaat inti diubah menjadi produk aktual, dan pada tingkat ketiga merupakan tahap dibangunnya produk tambahan di sekitar manfaat inti dan produk aktual dengan menawarkan pelayanan dan manfaat tambahan kepada konsumen (Kotler 2008).

Gambar 2 Tiga Tingkat Produk (Kotler 2008)       Produk aktual

 

Manfaat Inti Nama

Merek

Tingkat Kualitas

Kemasan

Desain Fitur Produk tambahan

Pengirim-an dPengirim-an penilaian

Pelayanan purnajual

Jaminan Instalasi


(31)

1.1.6. Produk Pertanian Organik

Pertanian organik dapat diartikan sesuai dengan tujuannya, baik secara umum, maupun khusus. Tujuan umum adalah menciptakan sistem pertanian yang adil, menyehatkan, tidak merusak ekosistem, dan tidak menimbulkan ketergantungan petani tehadap pihak lain. Tujuan khususnya dalam dunia pertanian adalah mengembangkan cara bercocok tanam secara alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia buatan (anorganik) atau pupuk kimiawi. Pertanian organik memiliki lima prinsip, yaitu :

a. Pertanian organik berbasiskan pada budaya dalam masyarakat pertanian itu sendiri.

b. Pertanian sebagai budaya dan kehidupan

c. Pertanian organik adalah menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem d. Pertanian organik untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga (self

sufficiency). Hal ini menjadi tujuan pertama, selanjutnya petani dapat menjual hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan lainnya, seperti sandang, pangan, papan, dan kebutuhan sekunder lainnya.

e. Pertanian organik sebagai wujud gerakan sosial yang berasaskan langsung, adil, saling mengerti dan jujur (fahmi et al dalam Junarto 2008)

Produk pertanian organik atau pangan organik (organic food) adalah semua bahan pangan yang diproduksi dengan sedikit mungkin menggunakan atau bebas sama sekali dari unsur-unsur kimia (pupuk, pestisida, hormon, dan obat-obatan). Pupuk misalnya, berasal dari alam berupa kotoran hewan dan kompos. Untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman, digunakan musuh atau bahan baku alami (Astawan dalam Hartati 2005)

Menurut Heltman dalam Hartati (2005) produk pertanian organik ini lebih bergizi, terutama apabila dikonsumsi dalam keadaan masih segar. Pendapat ini sesuai dengan Worthington (2001) yang menyatakan bahwa dari beberapa penelitian tanaman yang ditumbuhkan dengan bahan-bahan organik mungkin secara rata-rata akan memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi daripada tanaman yang dikembangkan dengan pupuk kimia dan pestisida. Dari tiga ratus studi perbandingan pada tanaman dengan bahan-bahan kimia/pestisida, ternyata diketahui bahwa kandungan gizinya lebih tinggi (40 persen pada tanaman yang


(32)

dikembangkan dengan bahan-bahan organik dan 15 persen pada pola tanaman yang menggunakan bahan kimia/pestisida).2

Beras organik merupakan salah satu contoh dari produk pertanian organik. Beras organik merupakan beras yang bebas dari zat-zat kimia berbahaya. Hal ini berarti dalam proses produksinya tidak menggunakan pestisida kimia yang dapat membahayakan kesehatan. Beras organik ini tumbuh secara natural. Harga dari beras organik rata-rata lebih tinggi dari harga beras biasa3.

1.1.7. Persepsi

Rakhmat dalam Nuh (2004) mendefinisikan persepsi sebagai pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).

Menurut Mulyana (2004), persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita. Proses internal ini mempengaruhi perilaku kita. Persepsi adalah inti dari komunikasi sedangkan penafsiran adalah inti dari persepsi yang identik dengan penyandian balik dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi karena jika persepsi individu tidak akurat, individu tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsi yang menentukan individu memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.

Persepsi seseorang akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh orang tersebut, termasuk dalam memutuskan untuk melakukan suatu pembelian. Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang akan di ambil dalam membeli produk. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Wahyuni ( 2008 ), mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang membuat seseorang untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya.

       

2

Diakses dari http://www.purefood.org/organics/healthier101101.cfm pada tanggal 2 Januari 2012

3 


(33)

Menurut Kasali dalam Hakim (2010), terjadinya persepsi pada diri individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut, dan berita-berita yang berkembang. Latar belakang budaya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi proses terjadinya persepsi pada diri individu salah satunya ialah kepercayaan. Kepercayaan merupakan anggapan subyektif bahwa suatu objek atau peristiwa punya cirri atau nilai tertentu, dengan ataupun tanpa bukti. Pemahaman terhadap suatu hal juga tidak terlepas dari pengaruh latar belakang pendidikan dan berkembangnya pola piker kearah yang lebih maju atau modern.

Pengalaman masa lalu ialah pengalaman seseorang tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang telah diterima sebelumnya. Hal berikutnya yang mempengaruhi pembentkan persepsi ialah nilai-nilai yang dianut. Nilai yang dianut terbentuk karena adanya pengharapan, serta motif seseorang yang cenderung untuk menerima sesuatu yang dibutuhkan atau diinginkan, kekuatan kebutuhan, dan besarnya kecenderungan untuk mengabaikan stimuli yang tidak berhubungan di lingkungannya.

Berita-berita yang berkembang merupakan salah satu bentuk rangsangan yang menarik perhatian khalayak. Melalui berita-berita yang berkembang ini dapat mempengaruhi terbentuknya persepsi pada benak khalayak. Persepsi baik ataupun buruk pada khalayak dapat terbentuk dari banyak atau seringnya melihat suatu berita yang ada, karena proses berpikir dapat terbentuk melalui informasi yang didapatkan khalayak.

1.1.8. Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.


(34)

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma makanan tersebut.

Pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif mempunyai 5 tingkatan, yakni:

1. Tahu, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali atau recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat yang paling rendah. Kata kerja bahwa untuk mengukur orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Comprehension (memahami), diartikan sebagai sesuatu untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, memperkirakan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil atau sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis, adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata kerja.

5. Sintesis, menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada dan evaluasi yang berkaitan dengan justifikasi atau


(35)

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria tersendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).

1.1.9. Sikap

Baron dan Byrne (2004) mengungkapkan bahwa sikap sangat mempengaruhi pemikiran seseorang. Meskipun sikap tersebut tidak selalu direfleksikan dalam tingkah laku yang nampak. Berbagai bukti menunjukkan bahwa sikap sebagai evaluasi terhadap dunia sekitar mewakili aspek kognisi yang mendasar. Sikap cenderung untuk mengevaluasi stimuli sebagai sesuatu yang positif atau negatif, sesuatu yang disukai atau tidak disukai. Sikap juga terjadi dengan segera dan pasti, bahkan sebelum seseorang berusaha memahami arti dari stimuli tersebut atau mengintegrasikan sikap tersebut dengan pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Sears, Freedman, dan Peplau (1985) mengungkapkan bahwa:

‘Sikap terhadap objek, gagasan atau orang tertentu merupakan orientasi yang bersifat menetap dengan komponen-komponen kognitif, afektif, dan perilaku. Komponen kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu-fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang objek. Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilaian. Komponen perilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau cenderung untuk bertindak terhadap objek’.(Sears et. al 1985)

Konsep mengenai sikap telah melahirkan berbagai macam pengertian diantara para ahli. Sikap pada awalnya diartikan sebagai suatu syarat untuk munculnya suatu tindakan. Konsep tersebut kemudian berkembang semakin luas dan digunakan untuk menggambarkan adanya suatu niat yang khusus atau umum, berkaitan dengan kontrol terhadap respon pada keadaan tertentu (Young dalam Widiyanta 2002).

Azwar dalam Widiyanta (2002) menggolongkan definisi sikap ke dalam tiga kerangka pemikiran. Pertama kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood. Menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti


(36)

sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut.

Kedua, kerangka pemikiran ini diwakili oleh ahli seperti Chief, Bogardus, La Pierre, Mead, dan Gordon Allport. Menurut kelompok pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.

Ketiga kelompok pemikiran yang berorientasi pada skema triadik (triadic schema). Menurut pemikiran ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.

1.2. Kerangka Pemikiran

Beras organik merupakan suatu produk yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di pasaran. Hal ini terkait dengan banyaknya manfaat yang ditawarkan dari produk ini. Selain dari segi kesehatan, dari segi rasa pun beras organik memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan produk pertanian konvensional. Namun produk ini belum dapat berkembang di pasaran. Salah satu penyebabnya adalah waktu kemunculan produk ini yang relatif masih baru. Sehingga promosi diperlukan sebagai suatu cara untuk mengembangkan dan memperkenalkan produk ini. Upaya promosi ini dapat dilakukan dengan merancang suatu strategi komunikasi yang persuasif, yang dapat menonjolkan kelebihan dari produk ini. Kelebihan ini didasarkan pada perbandingan dengan produk pertanian konvensional.

Penelitian ini diawali dengan menganalisis sejauh mana pengetahuan konsumen dan juga sikap mereka terhadap produk beras organik. Analisis terhadap keefektifan merek dan leaflet ini dengan menggunakkan metode pre-test dan post-test terhadap responden di kawasan Kota Bogor. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.


(37)

Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran

Sikap Pengetahuan Desain Visual

‐ Warna

‐ Huruf

‐Gambar

Attention Need Satisfaction Visualization Action

Pre Test

Post Test Merek

Produk Beras organik

Promosi Penjualan

Leaflet Karakteristik

konsumen

Sikap Pengetahuan

Persepsi tentang Merek dan Leaflet


(38)

Merek dan leaflet dapat digunakan sebagai media promosi terutama dalam hal memberikan informasi yang lebih mendetail mengenai produk yang dijual. Informasi yang terdapat dalam leaflet tersebut diharapkan dapat menimbulkan perubahan pengetahuan dan juga sikap konsumen terkait dengan produk yang dijual. Analisa ketertarikan yang ditimbulkan merek dan leaflet ini juga dipengaruhi oleh karakteristik individu, atau konsumen yang meliputi usia, pendidikan, jenis kelamin, jumlah alokasi belanja, dan motivasi konsumen dalam berbelanja produk yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap responden yang sama yang sebelumnya telah mengisi kuesioner tanpa melihat merek dan membaca leaflet terlebih dahulu.

Pada penelitian ini juga akan dilihat bagaimana persepsi responden terhadap merek dan juga persepsi responden terhadap leaflet. Dalam mengukur persepsi responden terhadap merek digunakan beberapa pernyataan terkait desain visual merek, seperti, warna, huruf yang digunakan, dan juga gambar atau animasi yang dipergunakan. Sedangkan dalam mengukur persepsi responden terhadap leaflet, dinilai dari lima hal, yaitu attention, need, satisfaction, visualization, dan action. Persepsi responden terhadap merek dan leaflet ini akan dilihat hubungannya dengan sikap dan pengetahuan responden.

1.3. Hipotesis Penelitian :

1. Terdapat hubungan positif antara penggunaan merek dengan perubahan sikap responden

2. Terdapat hubungan positif antara penggunaan leaflet dengan perubahan sikap responden

3. Terdapat hubungan positif antara penggunaan leaflet dengan perubahan pengetahuan responden

4. Terdapat hubungan positif antara persepsi responden terhadap merek dengan sikap responden

5. Terdapat hubungan positif antara persepsi responden terhadap leaflet dengan sikap responden

6. Terdapat hubungan positif antara persepsi responden terhadap leaflet dengan tingkat pengetahuan responden


(39)

1.4. Definisi Operasional

Merek dalam penelitian ini merupakan peubah bebas yang akan dilihat pengaruhnya terhadap ketertarikan konsumen terhadap suatu produk. Keefektifan dari sebuah merek dapat dilihat dari sejauh mana merek tersebut dapat dimengerti oleh konsumen, juga sejauh mana merek tersebut mencerminkan produknya. Selain itu keefektifan dari sebuah merek juga dapat diukur melalui sejauh mana kesesuaian merek tersebut dengan produk yang dijualnya kesesuaian tersebut dapat dilihat dari pemakaian warna pada merek, kesesuaian jenis huruf yang digunakan, ukuran huruf, penggunaan simbol/lambang yang digunakan, dan juga dari segi desain merek secara keseluruhan.

1. Merek yang digunakan mencerminkan produk yang di jual

- Sangat tidak setuju di beri skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2

- Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju diberi skor 4

2. Penggunaan warna pada merek sesuai dengan produk yang dijual

- Sangat tidak setuju di beri skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2

- Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju di beri skor 4

3. Huruf yang digunakan mudah dibaca dan dimengerti

- Sangat tidak setuju diberi skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2 - Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju diberi skor 4

4. Gambar atau animasi yang digunakan sesuai dengan produk yang di jual

- Sangat tidak setuju diberi skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2 - Setuju diberi skor 3


(40)

5. Ukuran merek yang digunakan sesuai dan tepat dengan kemasan

- Sangat tidak setuju diberi skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2 - Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju diberi skor 4

6. Nama (merek) yang digunakan sesuai dengan produk yang dijual

- Sangat tidak setuju diberi skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2 - Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju diberi skor 4

7. Merek yang digunakan menarik perhatian

- Sangat tidak setuju diberi skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2 - Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju diberi skor 4

Dengan menggunakan rumus interval kelas, penrnyataan-pernyataan diatas akan menentukan tingkat persepsi responden terhadap merek.

Dari tujuh pernyataan yang ada, maka nilai maksimal adalah 28 dan nilai minimal adalah tujuh. Persepsi responden terhadap merek ini dikategorikan ke dalam tiga kelas, yaitu persepsi buruk, sedang, dan baik. Maka diperoleh nilai rentang kelas sebesar tujuh. Diperoleh nilai untuk kategori :

Persepsi buruk : 7 + 7 = 14 ( 7 ≤ x ≤ 14) Persepsi sedang : 14 + 7 = 21 (14 < x≤ 21 ) Persepsi baik : 21 + 7 = 28 (21 < x ≤ 28)

Leaflet pada penelitian ini sebagai peubah bebas yang akan dilihat pengaruhnya terhadap ketertarikan konsumen yang diukur melalui tingkat pengetahuan dan sikap konsumen. Leaflet merupakan salah satu bentuk

Interval kelas (IK) = Skor Maksimum – Skor Minimum ∑ kategori


(41)

penyampaian pesan dimana untuk mengukur ketertarikan konsumen terhadap rancangan desain pesan dapat menggunakan lima variabel, yaitu attention,need, satisfaction, visualization, dan action.

Attention merupakan kekuatan pesan untuk menarik perhatian diukur berdasarkan seberapa tinggi kekuatan pesan tersebut untuk dapat menarik perhatian pengunjung. Untuk mengukur seberapa besar daya tarik yang dimiliki leaflet ini dapat menggunakan beberapa indikator, yaitu :

1. Komposisi warna dalam leaflet sesuai dengan produk yang dijual dan menarik untuk dilihat. Indikator :

- Sama sekali tidak sesuai dan tidak menarik diberi skor 1 - Cukup sesuai namun tidak menarik diberi skor 2

- Menarik namun kurang sesuai diberi skor 3 - Menarik dan sangat sesuai diberi skor 4

2. Huruf yang digunakan sesuai dan memiliki daya tarik. Indikator :

- Sama sekali tidak sesuai dan tidak menarik diberi skor 1 - Cukup sesuai namun tidak menarik diberi skor 2

- Menarik namun kurang sesuai diberi skor 3 - Menarik dan sangat sesuai diberi skor 4

3. Simbol yang digunakan sesuai dengan produk dan dapat menarik perhatian. Indikator :

- Sama sekali tidak sesuai dan tidak menarik diberi skor 1 - Cukup sesuai namun tidak menarik diberi skor 2

- Menarik namun kurang sesuai diberi skor 3 - Menarik dan sangat sesuai diberi skor 4

4. Desain leaflet secara keseluruhan :

- Sangat tidak menarik diberi skor 1 - Tidak menarik diberi skor 2 - Menarik diberi skor 3

- Sangat menarik diberi skor 4

Need merupakan kebutuhan pengunjung akan informasi yang disediakan dalam leaflet. Pengukuran dilakukan berdasarkan seberapa lengkap informasi yang ditampilkan dalam leaflet. Kebutuhan ini dapat diukur dari beberapa aspek:


(42)

1. Informasi mengenai produk yang dijual, termasuk didalamnya kelebihan produk. Indikator :

- Tidak ada, skor 1 - Kurang lengkap, skor 2 - Lengkap, skor 3

- Sangat lengkap, skor 4

2. Informasi lokasi pembelian dan kontak yang bisa dihubungi. Indikator :

- Tidak ada, skor 1 - Kurang lengkap, skor 2 - Lengkap, skor 3

- Sangat lengkap, skor 4

3. Informasi pendukung lainnya (misal: keterangan halal dan keamanan produk). Indikator :

- Tidak ada, skor 1 - Kurang lengkap, skor 2 - Lengkap, skor 3

- Sangat lengkap, skor 4

Satisfaction merupakan kepuasan pengunjung terhadap ketersediaan informasi dalam leaflet. Indikator:

- Sangat tidak puas, skor 1 - Tidak puas, skor 2 - Puas, skor 3

- Sangat puas, skor 4

Visualization merupakan persepsi pengunjung mengenai penggambaran isi pesan yang disampaikan di dalam leaflet. Indikator:

- Tidak ada, skor 1 - Kurang lengkap, skor 2 - Lengkap, skor 3


(43)

Action menggambarkan tingkat keinginan pengunjung untuk berkunjung melakukan pembelian terhadap produk pertanian organik. Indikator:

- Sangat lemah, skor 1 - Lemah, skor 2 - Kuat, skor 3 - Sangat kuat, skor 4

Seperti halnya dalam menentukan tingkat persepsi responden terhadap merek, dalam menentukan tingkat persepsi responden terhadap leaflet juga dengan menggunakan rumus interval kelas. Jumlah total pernyataan yang digunakan untuk mengukur persepsi terhadap leaflet ini berjumlah empat belas pernyataan, maka nilai maksimal ialah 56 dan nilai minimal 14. Persepsi terhadap leaflet juga dibagi kedalam tiga kelas, yaitu persepsi buruk, persepsi sedang, dan persepsi baik. Diperoleh nilai rentang kelas sebesar 14. Maka hasil penilaian yang diperoleh ialah :

Persepsi buruk : 14 +14= 28 (14≤x≤28) Persepsi sedang : 28 + 14 = 42 (28<x≤42) Persepsi baik : 42+14 = 56 (42 < x≤56)

Variabel berikutnya yang akan dilihat ialah tingkat pengetahuan. Apakah tingkat pengetahuan ini akan berubah dengan adanya leaflet ataukah tidak. Tingkat pengetahuan responden ialah sejauh mana pengetahuan responden terkait dengan produk pertanian organik, khususnya beras organik. Tingkat pengatahuan ini diukur dengan beberapa parameter :

- Pengatahuan responden menganai produk pertanian organik - Pengatahuan responden mengenai kandungan gizi

- Pengetahuan responden mengenai kesehatan

Dalam menentukan tingkat pengetahuan responden, responden diberikan pernyataan yang akan menguji pengetahuan responden. Setiap jawaban yang benar responden akan mendapat nilai satu dan setiap jawaban yang salah tidak akan mendapatkan nilai atau nol. Jumlah pernyataan yang digunakan sebanyak dua belas pernyataan sehingga nilai maksimal yang bisa diperoleh responden ialah dua belas dan nilai minimum adalah nol. Tingkat pengetahuan ini dibagi kedalam tiga kelas, dan diperoleh rentang kelas sebesar empat. Maka hasil yang diperoleh:


(44)

Pengetahuan rendah : 0 +4= 4 (0≤x≤4) Pengetahuan sedang : 4 + 4 = 8 (4<x≤8) Pengetahuan tinggi : 8+4 = 12 (8 < x≤12)

Variabel terakhir yang akan di ukur ialah sikap responden. Apakah setelah mereka melihat merek dan mendapatkan informasi dari leaflet mereka cenderung untuk menampilkan sikap positif terhadap produk ataukah tidak. sikap ini diukur dengan menggunakan beberapa parameter, diantaranya:

- Kecenderungan tertarik terhadap bentuk fisik produk - Kecenderungan tertarik dengan cara pengemasan - Kecenderungan tertarik untuk mencicipi

- Kecenderungan tertarik untuk menjadi konsumen

- Kecenderungan tertarik untuk menyebarluaskan informasi kepada orang lain

Untuk parameter tersebut dapat diberi skor sebagai berikut : - Sangat tidak tertarik diberi skor 1

- Tidak tertarik diberi skor 2 - Tertarik diberi skor 3

- Sangat tidak tertarik diberi skor 4

Variabel sikap ini juga dibagi kedalam tiga kelas, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengukur sikap ini ialah sebanyak sembilan pernyataan dengan masing-masing pernyataan memiliki nilai maksimal empat dan minimal satu. Maka nilai maksimal yang mungkin diperoleh oleh responden ialah 36 dan nilai minimalnya adalah sembilan. Diperoleh nilai rentang kelas sebesar sembilan. Hasil yang diperoleh :

Sikap rendah : 9 + 9 = 18 (9≤x≤18) Sikap sedang : 18 + 9 = 27 (18< x ≤27) Sikap tinggi : 27 + 9 = 36 (27 < x ≤ 36)

Selain variabel diatas, dalam penelitian ini juga terdapat peubah bebas. Peubah bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik dari konsumen, yang meliputi umur, pendidikan, jenis kelamin, jumlah rata-rata pengeluaran untuk berbelanja, pengetahuan konsumen tentang produk, pengalaman mengonsumsi, dan juga motivasi mengkonsumsi.


(45)

1. Umur adalah usia responden pada saat diwawancarai, dihitung dalam satuan tahun

2. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh responden. Kategori dari pendidikan formal tersebut ialah Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana.

3. Jenis kelamin ialah perbedaan jenis kelamin reponden, yaitu laki-laki dan perempuan

4. Jumlah rata-rata belanja makanan/hari adalah jumlah belanja total rata-rata yang dikeluarkan oleh responden selama satu hari untuk membeli makanan baik makanan pokok maupun makanan tambahan atau jajan

5. Pengetahuan mengenai produk pertanian organik. Pengetahuan tersebut meliputi pemahaman mengenai gizi dan kesehatan yang dikategorikan kedalam 5 kategori yaitu : tidak paham, agak paham, paham, dan sangat paham.

6. Pengalaman mengkonsumsi produk pertanian organik. Pengalaman mengkonsumsi ini dikategorikan ke dalam kategori : tidak pernah, jika perlu saja, jarang dan sering.

7. Motivasi adalah faktor yang mendorong konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk. Motivasi ini dikategorikan ke dalam lima kategori, yaitu : manfaatnya bagi kesehatan, kesesuaian selera makanan, untuk oleh-oleh, hadiah, atau gengsi, sekedar ingin tahu, dan alasan lainnya.


(46)

BAB III

PENDEKATAN LAPANGAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen, dalam penelitian ini peneliti secara sengaja memanipulasi suatu variabel (memunculkan atau tidak memunculkan suatu variabel) kemudian memeriksa efek atau akibat yang ditimbulkannya (Faisal 2005).

Metode penelitian eksperimen dalam penelitian ini dengan menggunakan model pre-test dan post-test. Model pre-test dan post-test yang digunakan ialah desain uji awal dan uji akhir satu kelompok, tanpa adanya kelompok kontrol. Pada desain ini akan dilihat keadaan responden sebelum memperoleh perlakuan dan keadaan akhir setelah mendapatkan perlakuan (Chadwick 1991).

3.2. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini mengambil produk beras organik SAE yang merupakan singkatan dari Sehat Aman dan Enak. Pemberian nama SAE ini sendiri dijelaskan oleh Ketua Kelompok Tani Silih Asih H. Dzakaria untuk menjawab kebutuhan konsumen, dimana saat ini konsumen menginginkan produk yang sehat, aman untuk dikonsumsi dan tentunya memiliki rasa yang enak. Pemberian nama SAE ini dibantu dirumuskan oleh Lembaga Pertanian Sehat atau LPS Bogor.

Kelompok Tani Silih Asih sebagai penyuplai atau produsen beras SAE berlokasi di Kampung Ciburuy, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. Para petani disini menerapkan sistem pertanian organik, karena mereka menyadari pentingnya pangan yang sehat dan juga berkesinambungan. Dalam hal pemasaran,walaupun telah memiliki koperasi sendiri, kelompok Tani ini juga dibantu oleh suatu lembaga, yaitu Lembaga Pertanian Sehat atau LPS yang beralamat di Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. LPS ini khususnya berperan sebagai pemasar dari produk beras SAE, juga membantu dalam proses promosi produk beras SAE, misalnya dengan pembuatan dan pemberian merek, juga pembuatan leaflet dalam promosi pemasaran produk beras SAE.


(47)

Penentuan lokasi untuk penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di wilayah Kota Bogor. Pemilihan ini didasarkan atas beberapa pertimbangan yang telah didiskusikan dengan dosen pembimbing. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu lima bulan. Kegiatan dalam penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, dan perbaikan laporan penelitian.

3.3. Teknik Pemilihan Responden

Jumlah responden yang diambil berjumlah empat puluh orang responden, didasarkan pada jumlah minimum pengambilan responden dalam penelitian sosial yaitu sebanyak tiga puluh orang. Responden yang dipilih dalam penelitian ini merupakan warga Kota Bogor. Berdasarkan data hasil sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota Bogor pada tahun 2010, jumlah penduduk kota Bogor sebanyak 949.066 orang. Warga Bogor tersebut tersebar di beberapa wilayah yaitu Bogor Selatan, Bogor Timur, Bogor Utara, Bogor Tengah, Bogor Barat, dan Tanah Sareal.

Pemilihan responden ini dilakukan secara sengaja, atau purposive dengan mendatangi beberapa alamat dan menggunakan teknik accidental sampling. Menurut Sugiyono (2007) accidental sampling adalah mengambil responden berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan ditemui oleh peneliti dapat dijadikan sebagai sampel bila orang yang ditemui tersebut cocok sebagai sumber data. Hal ini didasarkan asumsi bahwa konsumen beras organik umumnya dari kalangan menengah ke atas, terkait dengan sifat eksklusifitas dari produk dan harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan beras anorganik. Sehingga dalam penelitian ini dipilih responden yang memang representatif memiliki cukup uang untuk membeli produk beras organik SAE.

Responden ialah orang dewasa yang memiliki wewenang pengambilan keputusan pembelian beras. Selain itu responden juga harus bisa membaca, yang dapat di ukur dengan tingkat pendidikan responden. Responden juga tidak boleh menderita buta warna agar dapat menganalisis desain visual dari merek dan leaflet.


(48)

3.4. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang didapatkan merupakan data primer. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner. Kuesioner tersebut dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden, yaitu orang-orang yang memberi jawaban (Koentjaraningrat 1977)

Pada tahap awal konsumen diminta untuk mengisi kuesioner yang meliputi identitas responden, karaktersitik responden, dan juga pengalaman interaksi responden dengan produk pertanian organik. Kemudian setelah itu responden diminta untuk mengisi pertanyaan mengenai pengetahuan responden, dan juga sikap responden terhadap produk pertanian organik untuk menilai sejauh mana ketertarikan responden terhadap produk pertanian organik. Pengisian kuesioner ini dmaksudkan sebagai tahap awal atau pre-test bagi responden.

Setelah responden mengisi bagian awal kuesioner, kemudian responden diperlihatkan desain merek yang digunakan oleh produk beras organik SAE, dan diminta untuk mengisi kuesioner mengenai persepsi mereka terkait desain merek dari produk tersebut. Sejauh mana merek yang digunakan tersebut dapat dipahami dan menarik perhatian konsumen. Setelah didapatkan persepsi responden mengenai pemakaian merek tersebut, kemudian responden diberikan leaflet untuk mereka pelajari. Setelah responden mempelajari leaflet yang ada, kemudian responden diminta untuk mengisi kuesioner berikutnya mengenai persepsi responden terhadap leaflet yang baru saja dibaca oleh responden.

Tahapan berikutnya setelah responden mengisi kuesioner kedua, mengenai merek dan leaflet ialah responden diminta untuk mengisi kuesioner bagian ketiga. Pada kuesioner bagian ketiga ini responden diberikan pertanyaan yang sama dengan kuesioner pada bagian pertama yaitu mengenai pengetahuan konsumen dan juga sikap konsumen terhadap beras organik SAE. Pemberian kuesioner ketiga ini dimaksudkan untuk melihat ada atau tidaknya perubahan pengetahuan dan juga sikap untuk mengkonsumsi pada responden setelah mereka melihat merek dan juga mempelajari leaflet yang telah diberikan sebelumnya.

Dari kuesioner tersebut akan didapatkan data deskriptif mengenai keefektifan merek dan leaflet dalam mempengeruhi konsumen dilihat dari perubahan


(49)

pengetahuan konsumen dan juga tingkat ketertarikan konsumen terhadap produk pertanian organik. Data deskriptif tersebut akan dilihat keefektifannya melalui presentasi jawaban dari responden.

3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Proses awal pengolahan data dimulai dengan editing setiap data yang masuk. Dalam editing yang akan dikerjakan adalah meneliti, lengkap tidaknya kuesioner yang telah diisi, keterbacaan tulisan, kejelasan makna jawaban, kesesuaian pernyataan satu dengan yang lain, relevansi jawaban, dan keseragaman kesatuan data (Sudarso 2005).

Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan akan diolah secara kuantitatif. Setelah seluruh data terkumpul, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah pengodean data. Pengodean data merupakan langkah mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya. Kegiatan pengkodean data ini bertujuan untuk menyeragamkan data.

Data yang telah terkumpul diolah secara statistik deskriptif dengan menggunakan software SPSS 17 for Windows dan Microsoft Excel 2007. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan sekumpulan data secara visual dimana dapat dilakukan dalam dua bagian yaitu dalam bentuk gambar dan tulisan. Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data berupa tabel frekuensi dan tabulasi silang (crosstab).

Tabel frekuensi digunakan untuk menggambarkan data mengenai karakteristik responden, persepsi responden, tingkat pengetahuan dan juga sikap responden. Tabulasi silang digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk baris dan kolom. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara persepsi responden terhadap merek dan leaflet dengan pengetahuan dan sikap responden digunakan uji statistik Rank Spearmans.


(50)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

4.1. Lembaga Pertanian Sehat

Lembaga Pertanian Sehat atau LPS merupakan suatu lembaga yang memiliki dasar pemikiran bahwa bagi Bangsa Indonesia, pertanian adalah bagian yang tidak dapat dilepaskan dalam konteks pembangunan dan upaya pengentasan kemiskinan. Salah satu kegiatan dari Lembaga Pertanian Sehat ini ialah membantu petani dan kelompok tani dalam hal pemasaran produk pertanian yang mereka hasilkan.

Harapan yang ingin dicapai oleh lembaga ini bagi kepentingan petani ialah agar menjadi lembaga yang dapat membangun kemandirian dan kesejahteraan petani, serta dapat memberi manfaat secara lagsung maupun tidak langsung kepada petani maupun masyarakat secara umum.

Produk-produk dari LPS ini diantaranya “vitura &virexi” yaitu suatu penemuan teknologi agen hayati untuk pengendalian ulat, produk lainnya ialah “PASTI” yang merupakan insektisida berbahan baku nabati yang diramu dari bahan-bahan alami dan berasal dari bahan baku lokal, yang efektif untuk mengendalikan berbagai macam hama tanaman. Produk lainnya benih padi cap petani, pupuk kompos dan lain-lain.

Produk LPS pada penelitian ini ialah beras SAE. Beras SAE ini merupakan beras organik yang diproduksi dengan teknologi ramah lingkungan. Beras Organik SAE ini merupakan salah satu jenis beras yang di produksi oleh kelompok tani silih asih yang berlokasi di Kampung Ciburuy, Desa Ciburuy. Kelompok tani ini dipimpin oleh H. Dzakaria. Dalam pemasarannya Kelompok Tani Silih Asih ini dibantu oleh LPS. Melalui pengujian bebas residu pestisida secara rutin dari BPLP lab. Residu Bahan Agrokimia, beras SAE sudah mendapat ijin perdagangan dan merek yang terdaftar.

Kata SAE merupakan kependekan dari “Sehat Aman Enak” nama SAE itu sendiri pemberian dari LPS, yang merupakan hasil kesepakatan dengan Kelompok Tani Silih Asih sebagai produsen dari produk ini. Salah satu cara yang digunakan oleh LPS dalam membantu proses pemasaran produk beras organik


(51)

SAE ini ialah melalui promosi penjualan. Promosi penjualan yang dilakukan oleh LPS ini ialah dengan pemberian merek yaitu SAE dan juga pembuatan leaflet untuk produk beras ini. Pemberian merek dan juga pembuatan leaflet ini diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan konsumen untuk mengonsumsi produk beras organik SAE. Sampai saat ini konsumen dari produk beras organik ini masih terbatas dikalangan tertentu khususnya di wilayah Jabotabek. Namun LPS terus berupaya untuk memperluas jaringan pemasaran dari produk ini.

Beras organik SAE saat ini dijual dalam kemasan 5 Kg. Harga dari produk beras organik ini per tanggal 20 Desember 2011 ialah 9500/kg. Harga satu kantong beras ini dengan ukuran 5 kg ialah Rp 47.500,00. Harga tersbut tidaklah terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan beras organik lain yang ada dipasaran.

4.2. Karakteristik Responden, Interaksi Responden dengan Produk, dan

Tingkat Pemahaman dan Motivasi Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi usia, pendidikan, dan jumlah alokasi uang untuk makanan rata-rata/kapita/hari. Usia responden berkisar antara 26 sampai 65 tahun. Mayoritas responden merupakan perempuan yaitu sebanyak 36 responden, dan sisanya barulah berjenis kelamin pria. Hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan pembelian beras dalam suatu rumah tangga didominasi oleh perempuan.

Tingkat pendidikan dan Pengeluaran belanja makanan responden per kapita per hari ditunjukkan oleh Tabel 1. Tingkat pendidikan responden tergolong cukup tinggi dengan mayoritas responden (45%) lulusan SLTA, dan 40 persen merupakan lulusan S1 atau sarjana. Pengeluaran responden untuk belanja makanan per kapita per hari penyebarannya cukup rata, sebanyak 32,5 persen pengeluarannya 20-30 ribu rupiah dan 30 persen responden pengeluarannya 30-40 ribu rupiah. Jumlah pengeluaran responden ini bisa dikatakan cukup tinggi, karena tidak ada responden yang pengeluarannya dibawah sepuluh ribu rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki relatif cukup uang untuk membeli makanan.


(52)

Tabel 1. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Karakteristik Responden

Peubah Kategori Frekuensi Persentasi

Tingkat Pendidikan

SLTA 18 45

Diploma 3 7.5

S1 16 40

Pasca 3 7.5

Jumlah belanja makanan/hari/kapita

< Rp 10.000 0 0

10.000-20.000 7 17.5

20.000-30.000 13 32.5

30.000-40.000 12 30

>40.000 8 20

Pada Tabel 2 dapat dilihat sebanyak 37.5 persen responden mengaku mengenal produk pertanian organik di lingkungannya dan sebanyak 62.5 persen responden mengaku tidak mengenal. Pengalaman responden mengetahui atau mengenal produk pertanian ini bisa menjadi faktor yang mempengaruhi jawaban responden pada saat pre-test yang akan melihat bagaimana tingkat pengetahuan responden dan juga sikap responden terhadap produk pertanian organik, khususnya beras organik. Selain dari tingkat keterkenalan dengan produk, mayoritas responden juga pernah mengonsumsi produk pertanian organik sebelumnya, Lebih dari 50 persen resonden memiliki alasan suka dan sangat menyukai produk pertanian organik ini. Walaupun beberapa diantaranya menjawab tidak tahu karena memang belum pernah mengonsumsi.

Mayoritas responden mengaku mengetahui manfaat atau kelebihan dari produk pertanian organik. Jawaban yang mereka berikan terkait manfaat dan juga kelebihan produk pertanian ini berkisar antara produk pertanian organik yang lebih sehat apabila dibandingkan dengan produk pertanian nonorganik karena lebih sedikit mengandung racun dari pestisida kimia. Hal tersebut berhubungan dengan beberapa responden lainnya yang mengaku aspek kesehatanlah yang menjadi nilai lebih dari produk ini, dan lainnya mengaku merasa lebih aman apabila mengonsumsi produk pertanian organik.


(1)

Lampiran1 Contoh Hasil Pengolahan Data

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 7 17.5 17.5 17.5

perempuan 33 82.5 82.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

merek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sedang 29 72.5 72.5 72.5

tinggi 11 27.5 27.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) 95% Confidence Interval of the

Difference Mean

Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper

Pair 1

X1K2 - X1K1

.050 .316 .050 -.051 .151 1.000 39 .323

Pair 2

X2K2 - X2K1

.250 .543 .086 .076 .424 2.912 39 .006

Pair 3

X3K2 - X3K1

.150 .483 .076 -.004 .304 1.964 39 .057

Pair 4

X4K2 - X4K1

.000 .320 .051 -.102 .102 .000 39 1.000

Pair 5

X5K2 - X5K1

.025 .577 .091 -.159 .209 .274 39 .785

Pair 6

X6K2 - X6K1

.175 .446 .071 .032 .318 2.479 39 .018

Pair 7

X7K2 - X8K1

.025 .530 .084 -.145 .195 .298 39 .767

Pair 8

X8K2 - X8K1

-.025 .357 .056 -.139 .089 -.443 39 .660

Pair 9

X9K2 - X9K1

.275 .506 .080 .113 .437 3.439 39 .001

Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

nilai sesudah - nilai sebelum


(2)

75

 

 

Correlations

leaflet K2

Spearman's rho leaflet Correlation Coefficient 1.000 .300*

Sig. (1-tailed) . .030

N 40 40

Sikap Correlation Coefficient .300* 1.000

Sig. (1-tailed) .030 .

N 40 40

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

merek * Sikap Crosstabulation Sikap

Total

SEDANG TINGGI

merek persepsi sedang Count 23 6 29

% within merek 79.3% 20.7% 100.0%

persepsi baik Count 5 6 11

% within merek 45.5% 54.5% 100.0%

Total Count 28 12 40


(3)

Lampiran 2 Nilai Jawaban Responden Sebelum dan Sesudan Melihat Merek dan

Leaflet

Nores MEREK Keterangan LEAFLET Keterangan Nilai Nilai

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 25 29 24 23 25 24 29 26 26 26 25 30 27 27 26 26 26 27 25 31 28 23 26 23 26 28 28 25 27 23 29 25 23 36 28 28 27 26 25 27 27 30 23 28 26 27 29 27 27 29 25 29 27 27 27 27 27 36 27 31 26 24 26 26 26 29 27 27 27 24 28 26 25 36 25 27 27 32 30 25 Meningkat Meningkat Menurun Meningkat Meningkat Meningkat Tetap Meningkat Meningkat Meningkat Tetap Menurun Tetap Tetap Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Tetap Menurun Meningkat Tetap Meningkat Tetap Meningkat Menurun Meningkat Tetap Meningkat Menurun Meningkat Meningkat Tetap Menurun Menurun Tetap Meningkat Meningkat Menurun 9 9 10 5 9 10 10 10 11 9 11 10 10 10 12 10 12 11 10 11 8 10 10 7 10 7 7 11 10 10 10 7 6 11 7 9 10 10 10 7 8 10 6 12 11 12 11 10 11 11 11 11 10 11 11 11 12 11 11 10 8 11 11 10 10 11 11 11 11 11 10 7 6 11 7 10 10 10 12 10 Menurun Meningkat Menurun Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Tetap Tetap Meningkat Tetap Meningkat Tetap Meningkat Menurun Meningkat Tetap Tetap Meningkat Menurun Tetap Meningkat Meningkat Meningkat Tetap Meningkat Meningkat Tetap Meningkat Meningkat Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Meningkat Tetap Tetap Meningkat Meningkat Rata- rata


(4)

77

 

 

Lampiran 3 Daftar Responden

No Responden  Pekerjaan  Alamat  Pendidikan   1  Karyawan swasta  Taman Yasmin  SLTA 

2  Pengacara  Taman Sari Persada  Sarjana  3  Wiraswasta  Taman Sari Persada  Sarjana  4  Dosen  Taman Sari Persada  Pasca Sarjana  5  Wiraswasta  Taman Sari Persada  Sarjana  6  Pensiunan  Vila Bogor Indah  SLTA  7  Ibu Rumah Tangga  Vila Bogor Indah  Diploma  8  PNS  Vila Bogor Indah  SLTA  9  Wiraswasta  Vila Bogor Indah  SLTA  10  Ibu Rumah Tangga  Bukit Cimanggu City  Sarjana  11  Karyawan swasta  Bogor Baru  Sarjana  12  Karyawan swasta  Bogor Country  Sarjana  13  PNS  Vila Bogor Indah  SLTA  14  Ibu Rumah Tangga  Komplek Griya Indah  SLTA  15  PNS  Indraprasta Bogor  Sarjana  16  Ibu Rumah Tangga  Taman Yasmin  Sarjana  17  Karyawan swasta  Komplek Griya Indah  Sarjana  18  Pegawai BUMN  Pancasan Bogor  Diploma  19  PNS  Jalan Sindang Barang  Sarjana  20  Pensiunan  bogor barat  SLTA  21  Wiraswasta  Kedung Halang Bogor  Sarjana  22  Wiraswasta  Bogor Tengah  SLTA  23  Karyawan swasta  Baranangsiang Indah Bogor  Sarjana  24  pns  Vila Bogor Indah  SLTA  25  Ibu Rumah Tangga  Jalan Purbasari  SLTA  26  pns  Bogor Selatan  Sarjana  27  Ibu Rumah Tangga  Jl K.H Soleh Iskandar Bogor  Pasca Sarjana  28  Ibu Rumah Tangga  Jalan Sepatu Bogor  Diploma  29  Wiraswasta  Indraprasta Bogor  SLTA  30  Wiraswasta  Bogor Tengah  SLTA  31  dosen  Bogor   pasca sarjana  32  Ibu Rumah Tangga  Bogor  SLTA  33  Ibu Rumah Tangga  Bogor  SLTA  34  Wiraswasta  Komplek Good Year  Sarjana  35  Ibu Rumah Tangga  Komplek PWI  SLTA  36  Ibu Rumah Tangga  Sukadamai Indah  SLTA  37  Pensiunan  bogor  SLTA  38  Pengajar  Perum BPBI  Sarjana  39  Ibu Rumah Tangga  Bogor  SLTA 


(5)

Organik SAE dibawah Lembaga Pertanian Sehat). Di bawah bimbingan ANNA FATCHIYA

Produk pertanian organik merupakan produk pertanian yang belum lama muncul kembali di pasaran. Kemunculan produk ini dipengaruhi oleh banyaknya isu yang muncul mengenai produk pertanian yang tercemar pestisida kimia. Pemakaian pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan ternyata telah mencemari produk yang dihasilkan. Produk pertanian organik muncul kembali sebagai jawaban atas keinginan konsumen untuk memperoleh produk pertanian yang sehat dan bebas dari racun dan juga pestisida kimia. Waktu kemunculan produk pertanian organik yang relatif masih baru membutuhkan suatu promosi tersendiri. Salah satu cara yang dapat digunakan ialah dengan penggunaan merek dan leaflet sebagai media promosi.

Penelitian ini mengambil kasus produk beras organik dengan merek SAE yang juga disertai leaflet. Produk beras organik SAE ini merupakan salah satu produk di bawah Lembaga Pertanian Sehat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh keefektifan merek dan leaflet dalam merubah sikap dan tingkat pengetahuan responden. Dalam penelitian ini juga akan dilihat bagaimana persepsi reponden terhadap merek dan leaflet dari beras organik SAE, kemudian akan dilihat hubungannya dengan sikap dan pengetahuan responden.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan metode uji awal dan uji akhir atau biasa disebut dengan metode pre-test dan

post-test. Responden diambil secara sengaja ataupurposivedengan asumsi bahwa pada

umumnya konsumen beras organik berasal dari kalangan menengah ke atas. terkait dengan harga beras organik yang relatif lebih mahal. Responden juga merupakan orang yang mengambil keputusan membeli beras dalam rumah tangga, tidak buta warna dan bisa membaca.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan merek dan leaflet cukup efektif dalam merubah sikap responden. Sebanyak 55 persen responden sikapnya berubah ke arah lebih positif setelah mereka melihat merek beras SAE. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.007 yang menunjukkan adanya


(6)

perubahan yang nyata pada sikap responden tersebut. Peranan leaflet juga dapat dikatakan cukup efektif dalam merubah tingkat pengetahuan responden. Sebanyak 20 orang atau 50 persen responden meningkat pengetahuannya mengenai produk beras organik setelah mereka membaca leaflet. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.005. Nilai ini menunjukkan adanya perubahan yang nyata pada tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah mempelajari leaflet.

Persepsi responden terhadap merek dan leaflet digolongkan ke dalam tiga kelas, yaitu persepsi baik, sedang, dan buruk. Penelitian menunjukkan persepsi responden berkisar pada persepsi baik dan sedang. Sekitar tujuh puluh persen responden memiliki persepsi sedang terhadap merek dan sisanya memiliki persepsi yang baik. Sedangkan untuk leaflet, sebanyak 77 persen memiliki persepsi sedang dan sisanya memiliki persepsi baik. Persepsi responden terhadap merek ini ternyata memiliki hubungan dengan sikap yang ditunjukkan responden. Semakin baik persepsi yang diberikan, maka sikap yang ditunjukkan akan semakin positif. Begitu juga persepsi responden terhadap leaflet yang menunjukkan hubungan positif dengan sikap dari responden. Persepsi responden terhadap leaflet ini tidak memiliki hubungan dengan pengatahuan responden. Penilaian atau persepsi yang diberikan responden terhadap leaflet ini bisa saja hanya merupakan penilaian responden terhadap desain luar dari leaflet bukan terhadap isi leaflet secara keseluruhan yang didalamnya terdapat informasi mengenai produk.