BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1.Karakteristik Penderita Tumor Phyllodes.
Tabel 4.1.Distribusi penderita tumor phyllodes berdasarkan tahun. Tahun
Jumlah n Persentase
2010 19
76
2011
6 24
Jumlah 25
100
Tabel 4.2. Distribusi penderita tumor phyllodes berdasarkan usia penderita. Usia
Jumlah n Persentase
25 tahun
1 4
26-39 tahun 8
36
40 tahun 16
60
Jumlah 25
100
Dua puluh lima perempuan didiagnosis menderita tumor phyllodes selama periode  penelitian.  Sembilan  belas  kasus  didiagnosis  pada  tahun  2010  76,
sedangkan  pada  tahun  2011,  hanya  ditemukan  lima  kasus  24.  Rentang  usia penderita  adalah  20  tahun  hingga  59  tahun.  Penderita  didistribusikan
berdasarkan kelompok usia kurang dari 25 tahun 4, 26 - 39 tahun 36 dan lebih  dari  40  tahun  60.  Distribusi  penderita  yang  berusia  kurang  dari  40
tahun  adalah  40.  Keterangan  lain  mengenai  suku  bangsa  pasien  serta  riwayat penyakit sebelumnya tidak tersedia.
4.1.2.Gambaran Patologi Tumor Phyllodes. Sebagian  besar  jaringan  payudara  dikirimkan  tanpa  mencantumkan  asal
tumor  phyllodes  sehingga  tidak  diketahui  apakah  tumor  melibatkan  payudara
Universitas Sumatera Utara
kanan  atau  kiri  atau  melibatkan  keduanya  84  dan  hanya  4  kasus  16  yang mencantumkan asal tumor. Dari 4 kasus yang mencantumkan asal tumor, 3 kasus
melibatkan  payudara  kanan  dan  hanya  1  kasus  melibatkan  payudara  kiri.  Asal jaringan  tumor  yang  diperiksa  secara  histopatologi  berasal  dari  prosedur
pembedahan biopsi eksisi sebanyak 10 kasus 40 sedangkan sisanya 15 kasus, 60 berasal dari prosedur mastektomi.
Tabel 4. 3. Distribusi penderita tumor phyllodes berdasarkan asal tumor dan prosedur pembedahan.
Asal tumor phyllodes  prosedur pengambilan jaringan tumor
Jumlah Persentase
•
Dengan keterangan asal tumor dari payudara: n=25
o Payudara Kanan
o
Payudara Kiri
•
Tanpa keterangan n=25
4 3
1 21
16
84
Prosedur Pembedahan:
•
Biopsi Eksisi n=25
•
Mastektomi: n=25
10 15
40 60
Distribusi penderita tumor phyllodes berdasarkan diagnosis histopatologis jinak sebanyak 23 kasus 92, 2 kasus 8 dengan diagnosis borderline. Tidak
dijumpai kasus tumor phyllodes ganas pada penelitian ini. Berdasarkan kelompok usia, kelompok usia penderita kurang dari 25 tahun dan lebih dari 40 tahun semua
dengan  diagnosis  tumor  phyllodes  jinak.  Sebagian  besar  tumor  phyllodes  pada kelompok  usia  36-39  tahun  adalah  jinak  80  sedangkan  dua  kasus  20
didiagnosis borderline.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Distribusi usia penderita, prosedur pembedahan, gambaran makroskopis tumor phyllodes berdasarkan derajat histopatologisnya
Gambaran Jinak
Jumlah, Persentase
Borderline Jumlah,
Persentase Ganas
Jumlah, Persentase
Distribusi pasien 23
92 2
8
Usia penderita:
•
25 tahun n=1
•
26-39 tahunn=8
•
40 tahun n=16
1 6
16 100
80 100
2 20
Prosedur pembedahan:
•
Biopsi eksisi n=10
•
Mastektomi n=15
10 13
100 87
2 13
Gambaran Makroskopis Tumor dengan prosedur mastektomi:
n=15 •
Ukuran masa tumor 5-10 cm
•
Tanpa keterangan
2 11
13,3 73,3
2 13,3
Gambaran Makroskopis Tumor dengan prosedur mastektomi:
n=15 •
Dengan batas tumor yg infiltratif  meluas ke
jaringan sekitarnya •
Tanpa keterangan
2 11
13,3 73,3
2 13,3
Semua  jaringan  tumor  yang  diambil  dengan  prosedur  biopsi  eksisi didiagnosis  sebagai  tumor  phyllodes  jinak  10  kasus,  100.  Sedangkan  pada
prosedur  mastektomi,  dua  kasus  13  ditegakkan  sebagai  tumor  phyllodes borderline,  sisanya  13  kasus  87,  didiagnosis  sebagai  tumor  jinak.  Pada
jaringan  tumor  yang  diambil  dengan  prosedur  mastektomi,  dua  kasus mencantumkan  ukuran  massa  5-10  cm  dengan  diagnosis  kedua  kasus  tersebut
adalah tumor phyllodes jinak. Sedangkan 13 kasus dengan jaringan tumor berasal dari  mastektomi  yang  tidak  mencantumkan  ukuran  massa  tumor,  terbagi  atas  2
Universitas Sumatera Utara
kasus  dengan  diagnosis  tumor  phyllodes  borderline,  11  kasus  dengan  diagnosis tumor phyllodes.
Pada  jaringan  tumor  yang  diambil  dengan  prosedur  mastektomi,  2  kasus mencantumkan  batas  tumor  yg  infiltratif  dan  meluas  ke  jaringan  sekitarnya
dengan  diagnosis  kedua  kasus  tersebut  adalah  tumor  phyllodes  jinak.  Sedangkan 13  kasus  dengan  jaringan  tumor  berasal  dari  mastektomi  yang  tidak
mencantumkan  batas  tumor  yg  infiltratif  dan  meluas  ke  jaringan  sekitarnya, terbagi  atas  2  kasus  dengan  diagnosis  tumor  phyllodes  borderline,  11  kasus
dengan diagnosis tumor phyllodes. Gambaran  histopatologi  yang  diamati  sangat  bervariasi  dan  kadang-
kadang diagnosis yang karakteristik untuk tumor phyllodes hanya dijumpai secara fokal  dalam  massa  tumor.  Gambaran  proliferasi  stroma  tumor  yang  menekan
lumen kelenjar membentuk pola seperti daun dijumpai pada sebagian besar tumor phyllodes  jinak  87,5  dan  pada  semua  tumor  phyllodes  borderline.  Gambaran
proliferasi  stroma  tumor  yang  membentuk  pola  seperti  daun  ini,  lebih  jelas diamati jika pulasan yang digunakan adalah pulasan Van Gieson.
Gambaran  peningkatan  selularitas  sel,  sebaran  sel  tumor  dan  penilaian morfologi sel, lebih mudah dilakukan jika pulasan Van Gieson digunakan sebagai
pulasan  tambahan,  tetapi  pulasan  hematoksilin  dan  eosin  harus  tetap  digunakan sebagai  panduan  untuk  mengamati  keseluruhan  gambaran  histopatologi  tumor.
Aktivitas  mitosis  bervariasi  mulai  dari  0  hingga  8LPB.  Dijumpai  satu  kasus dengan  stromal  multinucleated  giant  cell  dengan  jumlah  1-2  sel10  LBP  yang
dijumpai pada kasus tumor phyllodes jinak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Gambaran histopatologi tumor phyllodes dibandingkan dengan derajat histopatologisnya
Gambaran Histopatologis Jinak
Jumlah, Persentase Borderline
Jumlah, Persentase Pertumbuhan stroma dan
kelenjar seperti daun •
Dijumpai n=16
•
Tidak dijumpai n=9
14 9
87,5 100
2 12,5
Peningkatan selularitas:
•
Ringan n=15
•
Sedang n=9
•
Berat n=1
15 8
100 89
1 1
11 100
Pleomorfisme sel:
•
Ringan n=21
•
Sedang n=3
•
Berat n=3
21 2
100 67
1 1
33 100
Mitosis
•
5 LPB n=23
•
5-10LPB n=2
23 100
2 100
Stroma miksoid
•
Dijumpai n=20
•
Tidak dijumpai n=5
18 5
90 100
2 10
Pseudoangiomatous stromal hyperplasia
Stromal Multinucleated giant Cell
•
Dijumpai n=1
•
Tidak dijumpai n= 24
1 22
100 92
2 8
Stromal metaplasia Perdarahan mikroskopik
•
Dijumpai n=15
•
Tidak dijumpai n=10
14 9
93 90
1 1
7 10
Metaplasia epitel Hiperplasia epitelium
•
Dijumpai n=3
•
Tidak dijumpai n=22
3 20
100 90
2 10
Keganasan epitelium
Gambaran  pseudoangiomatous  stromal  hiperplasia  PASH  tidak ditemukan  pada  semua  tumor  phyllodes  jinak  maupun  borderline.  Mayoritas
kasus  menunjukkan  gambaran  degenerasi  myxoid  90  pada  tumor  phyllodes
Universitas Sumatera Utara
jinak,  10  pada  borderline  yang  lebih  mudah  diamati  dengan  pewarnaan  Van Gieson.  Perdarahan  dijumpai  secara  histologis  pada  sebagian  tumor  phyllodes
jinak 93 dan pada borderline 7. Tidak dijumpai stromal metaplasia. Tidak  dijumpai  metaplasia  epitelium  kelenjar  payudara.  Pada  3  kasus
tumor  phyllodes  jinak  dijumpai  bersamaan  dengan  hiperplasia  epitel  dimana  2 kasus  dengan  hiperplasia  ringan  dan  satu  kasus  dengan  adenosis  kelenjar.
Gambaran keganasan epitelium kelenjar payudara tidak dijumpai.
4.2. Pembahasan