Mulailah merancang kehidupan tanpa merokok. Tinjauan Mengenai mahasiswi perokok

e. Mulailah merancang kehidupan tanpa merokok.

Hindari kebiasaan kebiasaan yang bisa menyebabkan tumbuhnya keinginan merokok. Cari cara lain untuk mengganti kebiasaan kebiasaan itu dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat.alihkan perhatian pada sesuatu yang membutuhkan konsentrasi setidaknya keinginan untuk merokok tidak muncul kembali. .Triswanto, 2007: 86

3.8 Tinjauan Mengenai mahasiswi perokok

Mahasiswi adalah panggilan untuk wanita yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Semakin banyak dijumpai aktivitas merokok yang dilakukan oleh kaum wanita. Khususnya dalam hal ini sering terlihat pada mahasiswi melakukan aktivitas merokok di kantin, galery, dan lorong kampus. Masa muda merupakan masa rentan konflik atau masalah hidup. Semakin bertambahnya usia, semakin berkembang pula masalah-masalah kompleks yang harus diatasi dan saling terkait. Fakta yang diperoleh dari survei yang dilakukan Global Health Professional Survey GHPS pada tahun 2006 terhadap mahasiswa fakultas kedokteran di Indonesia, menunjukkan hasil yang di luar dugaan. Survei itu melaporkan hampir separuh 48,4 mahasiswai kedokteran yang seharusnya menjadi ujung tombak sosialisasi bahaya rokok, mengaku pernah merokok dan sebanyak 9,3 yang menyatakan masih merokok hingga sekarang. Mahasiswa yang merokok sebanyak 21 dan mahasiswi 2,3 dengan tingkat kecanduan mencapai 33 atau dengan kata lain 1 dari 3 perokok tadi tergolong kecanduan dengan parameter 30 menit selang bangun tidur langsung merokok. Parahnya, tingkat kecanduan rokok di kalangan mahasiswi 39,4 lebih tinggi dibanding mahasiswa 31,9 Sukendro, 2007. 92

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab l, yaitu Bagaimana Konsep Diri Mahasiswi Perokok Di Kota Bandung Studi Fenomenologi Konsep Diri Mahasiswi Perokok Di Kota Bandung Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara secara mendalam dengan informan sebagai bentuk pencarian data dan dokumentasi langsung dilapangan yang kemudian peneliti analisis. Analisis ini sendiri terfokus pada mahasiswi perokok, yang dikaitkan kepada beberapa unsur atau identifikasi masalah. Agar peneliti ini lebih objektif dan akurat, peneliti mencari informasi-informasi tambahan dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan untuk melihat langsung bagaimanakah Konsep diri Mahasiswi Perokok Di Kota Bandung .Selain itu juga peneliti melakukan wawancara dengan significant others , reference groups Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data berupa kata-kata tertulis atau lisan didasari oleh orang atau perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistik utuh. Jadi, tidak dilakukan proses isolasi pada objek penelitian kedalam variabel atau hipotesis. Tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Untuk tahap analisis, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan analisis data yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Untuk dapat mengetahui sejauhmana informasi yang diberikan oleh informan penelitian, peneliti menggunakan beberapa tahap: 1. Pertama menyusun draf pertanyaan wawancara berdasarkan dari unsur-unsur kredibilitas yang akan ditanyakan pada narasumber atau informan. 2. Kedua, melakukan wawancara dengan mahasiswi perokok, significant others dan reference groups . 3. Ketiga melakukan dokumentasi langsung dilapangan untuk melengkapi data-data yang berhubungan dengan penelitian 4. Keempat, memindahkan data penelitian yang berbentuk daftar dari semua pertanyaan yang diajukan kepada narasumber atau informan. 5. Kelima, menganalisis hasil data wawancara yang telah dilakukan. Agar pembahasan lebih sistematis dan terarah maka peneliti membagi ke dalam 3 pembahasan, yaitu: 1. Profil Informan 2. Analisis Deskriptif Hasil Penelitian