3.3 Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dan content analysis. Dalam hal ini, data diperoleh melalui Catatan Atas Laporan Keuangan dan Laporan
Keterbukaan Informasi EMTK, SCMA, dan IDKM yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia.
Adapun peneliti melakukan tahap-tahap berikut dalam melakukan penelitian:
1. Mengumpulkan referensi yang diperlukan dalam penelitian, antara lain:
a. Peraturan-peraturan:
- PSAK 4 Revisi 2009 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Laporan Keuangan Tersendiri -
PSAK 22 Revisi 2010 tentang Kombinasi Bisnis -
PSAK 38 Revisi 2011 tentang Kombinasi Bisnis Entitas Sependali -
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan -
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 43PMK.032008 tentang Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan
Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha -
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28PJ.2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Izin Penggunaan Nilai Buku
Atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha.
b. Berbagai textbookjurnalartikelreferensi lain tentang merger dan akuisisi
c. Laporan Keuangan dan Laporan Keterbukaan Informasi EMTK, SCMA,
dan IDKM.
2. Menginterpretasi data.
Pada tahap ini, peneliti menjelaskan perlakuan akuntansi dan dampak perpajakan yang timbul atas transaksi merger dan akuisisi dengan
menganalisis transaksi merger dan akuisisi antara EMTK, SCMA, dan IDKM. Informasi terkait transaksi-transaksi tersebut diperoleh melalui Catatan Atas
Laporan Keuangan EMTK sebagai induk perusahaan SCMA dan IDKM tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dan Laporan Keterbukaan Informasi EMTK,
SCMA, dan IDKM yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia. 3.
Menarik kesimpulan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pada hasil analisis pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. a. Akuisisi bertahap IDKM oleh EMTK dilakukan menggunakan purchase
method sesuai dengan PSAK 22 Revisi 2010 Kombinasi Bisnis dan Pasal 10 3 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Terdapat pajak atas selisih nilai investasi pada akuisisi bertahap. b. Merger SCMA dan IDKM dilakukan menggunakan pooling of interest
method sesuai dengan PSAK 32 Revisi 2012 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43PMK.032008.
Sehingga, SCMA dan IDKM dapat menghemat pengeluaran pajak. 2. a. Terdapat perbedaan perlakuan akuntansi dan perpajakan atas goodwill dan
belum ada ketentuan perpajakan yang menjelaskan bagaimana menentukan klasifikasi dan masa manfaat goodwill yang timbul dari transaksi akuisisi
perusahaan. b. Penggunaan nilai buku dalam penggabungan usaha menimbulkan potensi
penghindaran pajak tax avoidance yang tinggi.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya menganalisis transaksi akuisisi IDKM oleh EMTK dan transaksi merger SCMA dengan IDKM. Transaksi merger danatau akuisisi pada
perusahaan lain dapat memiliki implikasi perpajakan yang berbeda.
5.3 Saran
Berdasarkan pada keterbasan penelitian, maka: 1.
Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan transaksi merger danatau akuisisi pada perusahaan lain. Karena dengan objek penelitian yang berbeda
dapat mencerminkan perlakuan dan implikasi perpajakan yang berbeda dengan apa yang dibahas pada penelitian ini.
2. Pemerintah diharapkan dapat mengembangkan perlakuan perpajakan atas
goodwill sehingga terdapat kriteria yang jelas untuk menentukan klasifikasi dan masa manfaat goodwill secara fiskal.