ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS MERGER DAN AKUISISI

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS MERGER DAN AKUISISI

Oleh

Novia Niki Pertiwi

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif untuk memperoleh penjabaran mengenai perlakuan akuntansi dan dampak perpajakan atas transaksi merger dan akuisisi. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah transaksi akuisisi PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) pada tahun 2011 dan transaksi merger PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dalam pengumpulan data dan content analysis dalam proses analisis data. Adapun data penelitian diperoleh melalui Catatan Atas Laporan Keuangan dan Laporan Keterbukaan Informasi yang disampaikan perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia.

Akuisisi IDKM oleh EMTK menggunakan purchase method sehingga dikenakan pajak penghasilan dan timbul goodwill atas transaksi tersebut. Namun, belum ada ketentuan perpajakan yang menjelaskan bagaimana menentukan klasifikasi dan masa manfaat goodwill yang timbul dari transaksi akuisisi perusahaan.

Merger SCMA dan IDKM menggunakan pooling of interest method sehingga perusahaan dapat menghemat pengeluaran pajak.

Penelitian ini hanya menganalisis transaksi akuisisi IDKM oleh EMTK dan transaksi merger SCMA dengan IDKM. Transaksi merger dan akuisisi pada perusahaan lain dapat memiliki implikasi perpajakan yang berbeda. Pemerintah diharapkan dapat mengembangkan perlakuan perpajakan atas goodwill sehingga terdapat kriteria yang jelas untuk menentukan klasifikasi dan masa manfaat goodwill yang timbul dari penggabungan usaha.


(2)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF ACCOUNTING AND TAXATION TREATMENT OF MERGER AND ACQUISITION

Novia Niki Pertiwi

This research is a descriptive qualitative study to obtain an elaboration of the accounting treatment and the taxation impact in merger and acquisition

transactions. The research object in this study was the acquisition of PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) by PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) in 2011 and the merger of PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) and PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) in 2013. This research used documentation techniques in collecting the data and content analysis method in the process of data analysis. The data were obtained through the Notes to Financial Statements and Disclosure Statement submitted by the companies to the Indonesia Stock Exchange.

The acquisition of IDKM by EMTK used the purchase method, thus subject to income tax and goodwill arising on the transaction. However, there are no tax provisions that explain how to determine the classification and the useful life of goodwill arising from the acquisition of the company. Merger of SCMA and IDKM used pooling of interest method, so that the company can minimize their tax expense.

This study only analyzed the acquisition transaction of IDKM by EMTK and merger transactions of IDKM and SCMA. Merger and acquisition transactions in other companies can have different tax implications. The government is expected to develop the tax treatment of goodwill, so that there are certain criteria for determining the classification and the useful life of goodwill arising from the merger.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 28 November 1992. Penulis merupakan buah hati dari pasangan Bapak M. Yunus dan Ibu Erma Yuni Wati.

Pendidikan penulis dimulai pada tahun 1998 sampai tahun 1999, penulis melewati masa kanak-kanak di TK Budaya Bandar Lampung. Pada tahun 1999, penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 2 Sumberejo dan menyelesaikannya pada tahun 2004. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah di SMP Negeri 14 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2007, kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2010.

Selanjutnya, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2010. Kini dengan penuh perjuangan, kerja keras, dan proses pembelajaran yang tiada henti, akhirnya penulis dapat menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Jurusan Akuntansi FEB Unila pada tahun 2014.


(8)

MOTO

And surely what comes after is better for you than that which

has gone before.

( Quran 93:4 )

What is the point of being alive if you don’t at least try to do

something remarkable?

( John Green )

Form is temporary. Class is permanent.

( Bill Shankly )

Walk on with hope in your hear

t and You’ll Never Walk Alone.

( Liverpool Anthem )

“ Always

do your best and let the universe do its thing. If it’s

meant to happen, it will happen.


(9)

SANWACANA

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS MERGER DAN AKUISISI”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna

melengkapi dan memenuhi sebagian persyaratan untuk meraih gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa

pengarahan, bimbingan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

4. Bapak R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., C.A., C.P.A., selaku Pembimbing Utama, atas kesediannya memberikan bimbingan dan masukan yang sangat membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini; 5. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc., selaku Pembimbing Kedua yang selalu

bersedia untuk memberikan bimbingan dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini;

6. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi, atas masukan dan saran yang telah diberikan;


(10)

7. Ibu Retno Yuni Nur S., S.E., M.Sc., Akt., selaku Pembimbing Akademik, untuk nasihat dan bimbingannya selama ini;

8. Kedua Orang Tua-ku, Bapak M. Yunus dan Ibu Erma Yuni Wati, yang telah memberikan dukungan, semangat, nasihat, dan doanya disepanjang perjalanan hidupku. Terima kasih telah mendidikku menjadi anak yang tegar dan mandiri di dalam setiap keterbatasanku. Semua pengorbanan kalian tidak akan pernah mampu terbalaskan. Doakan aku agar mampu menjadi anak yang dapat dibanggakan.

9. Adik-Adikku (Rifa Rahma Pertiwi, Sinta Sari Pertiwi (Almh.), dan Muhammad Jefri Ar-Raihan) atas candaan, hiburan, dukungan, dan doa yang selalu diberikan sepanjang waktu.

10.Sahabat-sahabat yang selalu mendampingi (Wella, Jane, Tiwi, Nurul, Tiara, Sela, Tipeh, Jeni, Lina, Andriani, Feny, Fina) banyak hal yang telah kita jalani bersama, baik dalam senang, sedih, tawa, canda. Terimakasih untuk semangatnya, segala dukungan , pengertian,semangat, semua nasihat-nasihat, dan masukannya.

11.Teman-teman seperjuangan satu bimbingan (Elza, Mila, Yasni, Sharon, Jirry, Hendrik, Ryan, Ben, Hana, Endang, Ira), terimakasih untuk semangat dan kebersamaannya. Semangat selalu untuk kita!

12.Teman-teman seperjuangan akuntansi 2010, Devy, Ayu, Dianti, Esti, Tina, Sisi, Farrah, Eka, Rere, Egha, Yobel, Era, Anas, Meky, Jevri, Yoga, Oksano, Pungki, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu di dalam skripsi ini. Terimakasih untuk semangat dan kebersamaannya selama empat tahun ini.

13.Teman-teman baikku (Andrew Williams, Anna Amandha, Leoni Dellta Ellannia, Aulia Olviana, Fadhila Larasati, Andria Wijaya, Nova

Chaniago), terimakasih untuk dukungan semangat, saran, dan doa yang diberikan. Sangat beruntung dapat memiliki teman-teman seperti kalian! 14.Teman-teman KKN Desa Kertasana, terimakasih untuk kebersamaannya. 15.Pak Sobari untuk kesabarannya dalam membantu mengurus skripsi dan

proses birokrasinya. Mas Yana dan Mas Yono, Mbak Sri, Mpok, Mas Leman, terimakasih untuk segala semangat dan bantuannya.


(11)

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proses penyelesaian skripsi ini karena itu penulis menerima semua saran dan kritik yang membangun.

Akhir kata Penulis mengucapkan “ Terima Kasih”.

Bandarlampung, 20 Oktober 2014 Penulis,


(12)

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan dan Batasan Masalah ... 3

1.2.2Perumusan Masalah ... 3

1.2.2 Batasan Masalah ... 3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2Manfaat Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 5

2.1.1 Definisi Merger dan Akuisisi ... 5

2.1.2 Alasan-Alasan Merger dan Akuisisi ... 6

2.1.3 Dasar Perlakuan Akuntansi Atas Merger dan Akuisisi ... 8

2.1.4 Peraturan Perpajakan Atas Transaksi Merger dan Akuisisi ... 12

2.1.5 Penghapusan NPWP Akibat Merger ... 13

2.1.6 Kompensasi Kerugian ... 14

2.2 Penelitian Terdahulu ... 14

2.3 Kerangka Penelitian ... 15

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 17

3.2 Jenis Penelitian ... 17

3.3 Teknik Analisis ... 18

IV. PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 20


(13)

4.1.2 PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) ... 20 4.1.3 PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) ... 21 4.2 Skema Transaksi Merger dan Akuisisi ... 21

4.2.1 Skema Akuisisi PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) Oleh PT Elang Teknologi Tbk (EMTK) ... 21 4.2.2 Skema Merger Antara PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT

Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) ... 23 4.3 Perlakuan Akuntansi Atas Akuisisi PT Indosiar Karya Media Tbk

(IDKM) Oleh PT Elang Teknologi Tbk (EMTK) ... 26 4.4 Perlakuan dan Dampak Perpajakan Atas Akuisisi PT Indosiar Karya

Media Tbk (IDKM) Oleh PT Elang Teknologi Tbk (EMTK) ... 30 4.5 Perlakuan Akuntansi Atas Merger PT Indosiar Karya Media Tbk

(IDKM) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) ... 33 4.6 Perpajakan Atas Merger PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) dan PT

Surya Citra Media Tbk (SCMA) ... 37 4.7 Penghapusan NPWP Perusahaan ... 42 4.8 Kompensasi Kerugian ... 44 V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 45 5.2 Keterbatasan Penelitian ... 46 5.3 Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan PSAK 22 Revisi 2010 dan 1994 ... 9 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 15


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Transaksi Akuisisi PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) Oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK)

Lampiran 2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011

Lampiran 3. Transaksi Merger PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM)

Lampiran 4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013

Lampiran 5. Rincian Utang Pajak PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) Per 31 Maret 2013

Lampiran 6. Rincian Utang Pajak PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) Per 31 Maret 2013

Lampiran 7. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) Sebelum Penggabungan Usaha

Lampiran 8. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) Sebelum Penggabungan Usaha

Lampiran 9. Struktur Permodalan dan Komposisi Kepemilikan Saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) Setelah Penggabungan Usaha

Lampiran 10. Laporan Keuangan Proforma Perusahaan Hasil Penggabungan per 31 Desember 2012

Lampiran 11. Harga Saham PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) Bulan April 2013

Lampiran 12. Ringkasan Hasil Penilaian Kantor Jasa Penilai Publik Stefanus, Tonny, Hardi dan Rekan (KJPP STH) dan Kantor Jasa Penilai Publik Nirboyo, Dewi dan Rekan (KJPP NDR) Atas 100% Saham (Ekuitas) PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM)


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Merger dan Akuisisi ... 6 Gambar 2.2 Skema Restrukturisasi Entitas Sepengendali ... 11 Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 16 Gambar 4.1 Bagan Struktur Pemegang Saham Sebelum dan Setelah Akuisisi . 23 Gambar 4.2 Bagan Struktur Pemegang Saham Sebelum dan Setelah Merger .. 25


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Strategi bersaing merupakan usaha untuk mengembangkan perusahaan dalam mencapai tujuan jangka panjang. Pengembangan perusahaan tersebut dapat

dilakukan dengan cara perluasan usaha (business expansion), baik perluasan usaha secara internal (internal business expansion) maupun eksternal (external business combination) berupa penggabungan usaha. Internal business expansion dilakukan perusahaan dengan cara membuka daerah-daerah pemasaran baru, menambah produk-produk baru, maupun menambah saluran-saluran distribusi yang baru. Di sisi lain, external business combination dilakukan perusahaan dengan cara penggabungan usaha, seperti merger dan akuisisi.

Strategi merger dan akuisisi banyak dipilih perusahaan dalam pengembangan perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak perlu membentuk bisnis baru, sehingga meminimalkan risiko gagal bisnis. Selain itu, merger dan akuisisi memberikan banyak keuntungan lain, yaitu peningkatan sumber daya manusia perusahaan, peningkatan kemampuan dalam hal pemasaran, skill, manajerial, riset, perpindahan atau transfer teknologi, dan akan adanya efisiensi biaya produksi perusahaan (Fahlevi, 2011).


(18)

2

Secara definisi, merger merupakan penggabungan dari dua badan usaha atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu badan usaha yang

melikuidasi badan usaha lainnya yang menggabung (Pardiat, 2010). Sedangkan akuisisi adalah pengambilalihan sebagian atau keseluruhan saham perusahaan lain, sehingga perusahaan pengambil alih mempunyai hak pengawasan atas perusahaan (Usman, 2013). Pada kegiatan akuisisi, perusahaan yang mengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi tetap eksis. Sehingga, akuisisi tidak mengubah status hukum kedua perusahaan yang melakukan kegiatan akuisisi, namun timbul suatu hubungan yakni perusahaan induk dan perusahaan anak (Setiawan, 2013).

Penggabungan usaha, baik merger maupun akuisisi, melibatkan dua atau lebih bentuk usaha. Sehingga, penggabungan usaha memiliki perlakuan akuntansi dan perpajakan yang relatif lebih kompleks apabila dibandingkan dengan perluasan usaha secara internal. Sebagai contoh, realisasi penggabungan usaha antara PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dengan PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) sempat terganjal izin dari Direktorat Jenderal Pajak beberapa waktu lalu

(Sindonews 16/1/2014). Hal ini terkait masalah penggunaan metode pencatatan dalam proses penggabungan usahayang dilakukan oleh dua perusahaan tersebut.

Selain masalah penggunaan metode pencatatan, perusahaan harus memerhatikan masalah dan dampak perpajakan lain yang timbul atas transaksi merger dan akuisisi; misalnya perlu dilakukan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan yang dilikuidasi atas transaksi merger,masalah kompensasi kerugian, pengenaan PPN, dan lain-lain. Selain itu, menurut Purba (2005),


(19)

3

pelaporan transaksi penggabungan usaha pada laporan keuangan selalu mendapat porsi perhatian yang besar, mengingat transaksi penggabungan usaha biasanya dilakukan dengan nilai transaksi yang sangat besar dan luasnya cakupan akuntansi penggabungan usaha. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perlakuan Akuntansi dan Perpajakan Atas Merger dan Akuisisi”.

1.2 Perumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah

Penelitian ini berusaha untuk mengupas hal-hal yang berhubungan dengan pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana perlakuan akuntansi dan dampak perpajakan yang timbul atas merger dan akuisisi?

2. Bagaimana masalah perpajakan atas merger dan akuisisi dan penyelesaiannya?

1.2.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini menelaah perlakuan akuntansi dan perpajakan atas merger dan akuisisi ditinjau dari peraturan/standar yang berlaku di Indonesia.

2. Penelitian ini menggunakan transaksi akuisisi PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan merger PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dengan PT Indosiar Karya Media Tbk


(20)

4

(IDKM) dalam menggambarkan perlakuan akuntansi dan dampak perpajakan atas merger dan akuisisi.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis perlakuan akuntansi dan dampak perpajakan yang timbul atas merger dan akuisisi.

2. Menganalisis masalah perpajakan atas merger dan akuisisi dan penyelesaiannya.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang

bermanfaat dalam dunia akademis tentang perlakuan akuntansi dan dampak perpajakan atas merger dan akuisisi.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan kebijakan akuntansi dan perpajakan di Indonesia.


(21)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Merger dan Akuisisi

Pada prinsipnya, merger dan akuisisi merupakan penggabungan atas pengendalian kepemilikan dua atau lebih perusahaan yang sebelumnya merupakan entitas terpisah (PSAK 22, 2010). Baker, Lembke, dan King (2010) mendefinisikan merger sebagai penggabungan usaha dimana hanya akan ada satu perusahaan yang bertahan dari berbagai perusahaan yang bergabung dan perusahaan lainnya dibubarkan. Aset dan kewajiban perusahaan yang diambil alih ditransfer ke perusahaan yang mengambil alih dan perusahaan yang diambil alih tersebut bubar atau dilikuidasi. Pada sebagian besar kasus merger, perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar yang dipertahankan hidup dan tetap mempertahankan nama dan status hukumnya, sedangkan perusahaan yang berukuran lebih kecil atau perusahaan yang dimerger akan menghentikan aktivitas atau dibubarkan sebagai badan hukum (Dharmasetya dan Sulaimin, 2009).

Di sisi lain, akuisisi dilakukan dengan cara mengambil alih atau membeli seluruh atau sebagian besar saham yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang diakuisisi (Novaliza dan Djajanti, 2013). Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam


(22)

6

Gambar 2.1

Skema Merger dan Akuisisi

namun saling terkait. Hubungan yang terjadi dalam akuisisi saham ini disebut hubungan induk-anak perusahaan (Hazainsyah, 2009).

2.1.2 Alasan-Alasan Merger dan Akuisisi

Menurut Beams, Brozovsky, dan Shoulders (2002), beberapa alasan yang mendasari perusahaan melakukan merger dan akuisisi (penggabungan usaha) sebagai alat perluasan bisnis adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Biaya (Cost Advantage)

Merger dan akuisisi sering kali memiliki biaya yang lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui

penggabungan dibandingkan melalui pengembangan, terutama pada periode inflasi.

Ya

Tidak

Perusahaan A berinvestasi di Perusahaan B

Memperoleh aset bersih Memperoleh saham

Perusahaan yang diambil alih dilikuidasi?

Mencatat sebagai merger Mencatat sebagai akuisisi saham


(23)

7

b. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk)

Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya.

c. Memperkecil Keterlambatan Operasi (Fewer operating delay)

Membangun fasilitas perusahaan yang baru mungkin menimbulkan sejumlah penundaan dalam pembangunannya. Hal ini dikarenakan perlunya persetujuan pemerintah untuk memulai operasi dan penelitian terhadap dampak

lingkungannya juga dapat memakan waktu bulanan atau bahkan tahunan. Di sisi lain, fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha umumnya dapat segera beroperasi dan telah memenuhi peraturan yang

berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang lainnya. d. Mencegah pengambilalihan (Avoidance of takeovers)

Beberapa perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian di antara mereka. Karena perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambil alih, beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain.

e. Akuisisi Harta Tak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets)

Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud. Maka akuisisi atas hak paten, hak atas mineral, database pelanggan, atau keahlian manajemen mungkin menjadi faktor utama yang memotivasi suatu penggabungan usaha.


(24)

8

f. Alasan-Alasan Lain

Selain untuk perluasan, perusahaan-perusahaan mungkin memilih

penggabungan usaha untuk memperoleh manfaat dari segi pajak (contohnya, tax-loss carryforward) maupun alasan-alasan pribadi lainnya.

2.1.3 Dasar Perlakuan Akuntansi atas Merger dan Akuisisi

2.1.3.1 PSAK No. 4 Revisi 2009 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri

Hubungan yang terjadi dalam akuisisi saham merupakan hubungan induk-anak perusahaan, dimana perusahaan disebut entitas induk jika entitas memiliki secara langsung atau tidak langsung lebih dari 50% saham berhak suara pada perusahaan lain (PSAK 4, 2009), sehingga dalam hal ini perusahaan harus menyusun Laporan Keuangan Konsolidasian. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 4 (Revisi 2009) tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.

Laporan keuangan konsolidasian didefinisikan sebagai laporan keuangan suatu kelompok usaha yang disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal (PSAK 4, 2009), meskipun masing-masing entitas dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain. Dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasian, entitas menggabungkan Laporan Keuangan Entitas Induk dan Entitas Anak satu per satu dengan menjumlahkan pos-pos sejenis dari aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban. Pada Laporan Keuangan


(25)

9

PSAK 4 (Revisi 2009) ini diterapkan untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 secara retrospektif.

2.1.3.2 PSAK No. 22 Revisi 2010 tentang Kombinasi Bisnis

Transaksi atas merger dan akuisisi diatur dalam PSAK 22 (Revisi 2010) tentang Kombinasi Bisnis yang telah disahkan oleh DSAK pada tanggal 12 Januari 2010. PSAK 22 (Revisi 2010) mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2011 dan

menggantikan PSAK 22 tentang Akuntansi Penggabungan Usaha yang dikeluarkan pada tanggal 7 September 1994. Tujuan PSAK 22 (Revisi 2010) adalah mengatur bagaimana pihak pengakuisisi: (a) menentukan pihak pengakuisisi, (b) kapan akuisisi dicatat, (c) mengakui dan mengukur aset dan liabilitas yang diperoleh/diambil alih dan kepentingan non pengendali, (d)

mengakui dan mengukur goodwill yang diperoleh atau keuntungan dari pembelian dengan diskon, dan (e) mengungkapkannya dalam laporan keuangan.

Adapun beberapa perbedaan mendasar antara PSAK 22 Revisi 2010 dan Revisi 1994 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Perbedaan PSAK 22 Revisi 2010 dan 1994

Keterangan PSAK 22

Revisi 2010 Revisi 1994 Metode

Pencatatan Purchase method

Purchase method dan Pooling of

interest Biaya yang Terkait dengan Perolehan Akuisisi Dibebankan pada periode berjalan Diakui sebagai bagian biaya akuisisi


(26)

10

Sumber: IAInews (2012)

Tabel 2.1 (lanjutan)

Perbedaan PSAK 22 Revisi 2010 dan 1994

Keterangan PSAK 22

Revisi 2010 Revisi 1994

Pengukuran Aset dan Liabilitas

Menggunakan nilai wajar dan mengacu

ke SAK lain

Terdapat panduan tersendiri untuk menentukan nilai wajar dari pos-pos

aset dan liabilitas

Goodwill

Goodwill diuji penurunan nilainya setiap akhir periode

Goodwill dimortisasi selama 5 sampai dengan 20 tahun

Goodwill negatif

Diakui sebagai keuntungan periode berjalan Diakui sebagai pendapatan ditangguhkan dan diamortisasi selama 20 tahun

2.1.3.3 PSAK No. 38 Revisi 2011 tentang Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

Entitas-entitas sepengendali adalah entitas-entitas yang berada di bawah satu kepemilikan atau satu kendali, baik secara langsung ataupun tidak langsung (Purba, 2005). Pengendalian dianggap ada, jika pihak pengedali memiliki lebih dari 50% hak suara pada suatu perusahaan. Dalam hal ini, penggabungan usaha entitas sepengendali tidak terjadi perubahan substansi ekonomi pemilikan, walaupun bentuk hukum (legal form) pemilikan saham atau aset atau kewajiban atau instrumen kepemilikan lainnya berubah. Pencatatan restrukturisasi entitas sepengendali diatur dengan PSAK No. 38 (Revisi 2011) tentang Kombinasi Bisnis


(27)

11

Setelah Restrukturisasi

PT A

PT B PT C

PT D

PT E Sebelum Restrukturisasi

PT A

PT B PT C

PT D PT E

Entitas Sepengendali, yang mana hal tersebut tidak dicakup oleh PSAK No. 22 (Revisi 2010) tentang Kombinasi Bisnis.

Gambar 2.2

Skema Restrukturisasi Entitas Sepengendali


(28)

12

2.1.4 Peraturan Perpajakan atas Transaksi Merger dan Akuisisi

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat (1) d angka 3 menyebutkan bahwa keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun merupakan objek pajak. Selain itu, pasal 10 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan juga mengatur nilai perolehan atau pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan pada harga pasar (arm length transaction), kecuali ditetapkan lain oleh Menteri

Keuangan. Dalam hal ini, selisih antara harga pasar dan nilai sisa buku harta yang dialihkan merupakan penghasilan yang dikenakan pajak atau dengan kata lain menggunakan purchase method.

Perusahaan dapat menggunakan nilai buku dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 43/PMK.03/2008 tentang Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ./2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Izin Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha. Hal tersebut dapat dilakukan apabila Wajib Pajak memenuhi tiga syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Republik


(29)

13

Indonesia Nomor 43/PMK.03/2008, yaitu: (1) mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak dengan melampirkan alasan dan tujuan melakukan merger dan pemekaran usaha; (2) melunasi seluruh utang pajak dari tiap badan usaha terkait; (3) memenuhi persyaratan tujuan bisnis.

Apabila ketiga persyaratan di atas terpenuhi seluruhnya, maka mengacu pada ketentuan Pasal 4 ayat (2) huruf d Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan, Dirjen Pajak akan

menindaklanjuti permohonan tersebut melalui pemeriksaan pajak dengan tujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Persetujuan akan diberikan apabila Dirjen Pajak menerbitkan Surat Keputusan Persetujuan Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan/ Peleburan Usaha.

2.1.5 Penghapusan NPWP Akibat Merger

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Karena merger dilakukan dengan pembubaran salah satu badan, maka NPWP perusahaan yang dibubarkan harus diminta untuk dihapuskan dari administrasi Kantor Pelayanan Pajak. Namun


(30)

14

begitu, penghapusan NPWP ini tidak berarti menghilangkan kewajiban perpajakan yang harus dilakukan (Waluyo, 2011).

2.1.6 Kompensasi Kerugian

Kompensasi kerugian merupakan proses peralihan kerugian dari satu periode ke periode lainnya untuk menutupi keuntungan pada tahun-tahun berikutnya, sehingga pada tahun-tahun tersebut Pajak Penghasilan menjadi lebih kecil atau tidak terutang sama sekali (Wahyudi, 2008). Khusus untuk merger, apabila transferor company mempunyai kerugian fiskal pada tahun berjalan atau yang belum dikompensasikan, maka atas kerugian fiskal tersebut dapat dialihkan menjadi kerugian atau kompensasi kerugian bagi acquiring company (Indonesian Tax Review, 2013). Sehingga, merger sering digunakan untuk menggabungkan kerugian dan kompensasi kerugian dari perusahaan lain untuk meminimalkan beban pajak. Kompensasi kerugian dalam Pajak Penghasilan diatur pada Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan merger dan akuisisi dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :


(31)

15

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Keterangan

1. Hejra Dorojatun (2007)

Analisis Perlakuan Pajak Atas Transaksi Triangular Merger

Penelitian Dorojatun (2007) merupakan penelitian explanatory melalui studi literatur untuk mengkaji perlakuan pajak atas transaksi

triangular merger. Dari hasil analisis, triangular merger belum diatur dalam ketentuan perpajakan di Indonesia. Namun demikian, dengan banyaknya perusahaan dalam satu grup tidak menutup kemungkinan transaksi triangular merger terjadi di Indonesia. 2. Hastoni

dan

Tika Adyati (2010)

Analisis Purchase Method dan Pooling of Interest Method pada Penggabungan Usaha dan Pengaruhnya pada Pajak Penghasilan

Penelitian Hastoni dan Adyati (2010) merupakan penelitian kepustakaan yang menganalisis bagaimana penggunaan masing-masing metode pencatatan transaksi penggabungan usaha mempengaruhi perlakuan pajaknya, terutama pajak

penghasilan.

Penelitian empiris yang membahas merger dan akuisisi umumnya

membandingkan kinerja perusahaan sebelum dan setelah penggabungan usaha. Oleh karena itu, penulisan penelitian ini akan mengacu pada PSAK No.4, PSAK No. 22, PSAK No. 38, peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia, dan literatur-literatur kajian teoritis tentang perlakuan akuntansi dan perpajakan atas merger dan akuisisi; seperti Purba (2005), Dharmasetya dan Sulaimin (2009), dan Pardiat (2010).

2.3 Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan secara singkat dalam gambar berikut ini:


(32)

16

a. PSAK 4 (Revisi 2009) tentang Laporan

Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri

b. PSAK 22 (Revisi 2010) tentang Kombinasi Bisnis

c. PSAK 38 (Revisi 2012) tentang Kombinasi Bisnis Entitas Sependali

Merger dan Akuisisi

Akuntansi

a. UU No. 36 Tahun 2008 tentang

Pajak Penghasilan

b. PMK RI No. 43/PMK.03/2008

tentang Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha

c. PeraturanDirektur Jenderal

Pajak No. PER-28/PJ./2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Izin

Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha.

Perpajakan

- Penghapusan NPWP - Kompensasi Kerugian

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran


(33)

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan transaksi merger dan akuisisi antara PT Elang

Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM), dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) sebagai objek penelitian. Tiga perusahaan

tersebut dipilih sebagai objek penelitian karena status perusahaan yang terlibat dalam transaksi merger dan akuisisi merupakan perusahaan publik, sehingga memudahkan peneliti dalam proses pengumpulan data.

3.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif untuk memperoleh penjabaran menyeluruh mengenai perlakuan akuntansi dan dampak perpajakan atas merger dan akuisisi. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002), paradigma penelitian kualitatif merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah secara kompleks dan rinci. Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode penelitian kepustakaan (studi literatur) dalam mengidentifikasi konsep-konsep perlakuan akuntansi dan dampak perpajakan atas merger dan akusisi.


(34)

18

3.3 Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dan content analysis. Dalam hal ini, data diperoleh melalui Catatan Atas Laporan Keuangan dan Laporan

Keterbukaan Informasi EMTK, SCMA, dan IDKM yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia.

Adapun peneliti melakukan tahap-tahap berikut dalam melakukan penelitian: 1. Mengumpulkan referensi yang diperlukan dalam penelitian, antara lain:

a. Peraturan-peraturan:

- PSAK 4 (Revisi 2009) tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri

- PSAK 22 (Revisi 2010) tentang Kombinasi Bisnis

- PSAK 38 (Revisi 2011) tentang Kombinasi Bisnis Entitas Sependali - Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan - Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

43/PMK.03/2008 tentang Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha - Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ./2008 tentang

Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Izin Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha.

b. Berbagai textbook/jurnal/artikel/referensi laintentang merger dan akuisisi c. Laporan Keuangan dan Laporan Keterbukaan Informasi EMTK, SCMA,


(35)

19

2. Menginterpretasi data.

Pada tahap ini, peneliti menjelaskan perlakuan akuntansi dan dampak perpajakan yang timbul atas transaksi merger dan akuisisi dengan

menganalisis transaksi merger dan akuisisi antara EMTK, SCMA, dan IDKM. Informasi terkait transaksi-transaksi tersebut diperoleh melalui Catatan Atas Laporan Keuangan EMTK sebagai induk perusahaan SCMA dan IDKM tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dan Laporan Keterbukaan Informasi EMTK, SCMA, dan IDKM yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia.


(36)

45

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pada hasil analisis pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. a. Akuisisi bertahap IDKM oleh EMTK dilakukan menggunakan purchase method sesuai dengan PSAK 22 (Revisi 2010) Kombinasi Bisnis dan Pasal 10 (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Terdapat pajak atas selisih nilai investasi pada akuisisi bertahap.

b. Merger SCMA dan IDKM dilakukan menggunakan pooling of interest method sesuai dengan PSAK 32 (Revisi 2012) Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.03/2008. Sehingga, SCMA dan IDKM dapat menghemat pengeluaran pajak.

2. a. Terdapat perbedaan perlakuan akuntansi dan perpajakan atas goodwill dan belum ada ketentuan perpajakan yang menjelaskan bagaimana menentukan klasifikasi dan masa manfaat goodwill yang timbul dari transaksi akuisisi perusahaan.

b. Penggunaan nilai buku dalam penggabungan usaha menimbulkan potensi penghindaran pajak (tax avoidance)yang tinggi.


(37)

46

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya menganalisis transaksi akuisisi IDKM oleh EMTK dan transaksi merger SCMA dengan IDKM. Transaksi merger dan/atau akuisisipada perusahaan lain dapat memiliki implikasi perpajakan yang berbeda.

5.3 Saran

Berdasarkan pada keterbasan penelitian, maka:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan transaksi merger dan/atau akuisisi pada perusahaan lain. Karena dengan objek penelitian yang berbeda dapat mencerminkan perlakuan dan implikasi perpajakan yang berbeda dengan apa yang dibahas pada penelitian ini.

2. Pemerintah diharapkan dapat mengembangkan perlakuan perpajakan atas goodwill sehingga terdapat kriteria yang jelas untuk menentukan klasifikasi dan masa manfaat goodwill secara fiskal.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Baker, Richard E. Lembke, Valdean C. King, Thomas E. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Beams, Floyd A. Brozovsky, John A. Shoulders, Craig D. 2002. Akuntansi

Lanjutan Edisi 7 (Edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: Prenhallindo.

Darussalam. Septriadi, Danny. 2009. Tax Avoidance, Tax Planning, Tax Evasion, dan Anti Avoidance Rule. Diakses dari

http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=36&q=&hlm=2

pada tanggal 7 September 2014.

Dharmasetya, Lani. Sulaimin, Vonny. 2009. Merger & Akuisisi: Tinjauan Dari Sudut Akuntansi dan Perpajakan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Dorojatun, Hejra. 2007. Analisis Perlakuan Pajak Atas Transaksi Triangular

Merger. Tesis. Program Majister Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Fahlevi, Ali Riza. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Merger dan Akuisisi. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Semarang.

Hastoni. Adyati, Tika. 2010. Analisis Purchase Method dan Pooling of Interest Method pada Penggabungan Usaha dan Pengaruhnya pada Pajak Penghasilan. Jurnal Ilmiah Ranggagading Volume 10 Nomor 1.

Hazainsyah. 2009. Push-Down Accounting: Solusi Alternatif Akuisisi Oleh Induk Perusahaan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi. Working Paper in Accounting and Finance. Pusat Pengembangan Akuntansi, Universitas Padjadjaran. Bandung.

IAInews. 2012. PSAK 22 (2010) vs PSAK 22 (1994) “Kombinasi Bisnis”. Diakses dari http://iainews.wordpress.com/2012/01/26/psak-22-2010-vs-psak-22-1994-kombinasi-bisnis/ pada tanggal 4 April 2014.

Indonesian Tax Review. 2013. Melakukan Merger atau Konsolidasi? Awasi Kewajiban Pajak yang Mungkin Terjadi. Indonesian Tax Review Volume 6 Edisi 16.

Indriantoro, Nur. Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen: Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.


(39)

Lubis, Irwansyah. 2010. Menggali Potensi Pajak Perusahaan dan Bisnis dengan Pelaksanaan Hukum. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Novaliza, Putri. Djajanti, Atik. 2013. Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia (Periode 2004 – 2011). Jurnal Akuntansi dan Bisnis Volume 2 Nomor 1 September 2013.

Pardiat. 2010. Akuntansi Pajak Lanjutan Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ./2008 tentang Persyaratan

dan Tata Cara Pemberian Izin Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara

Pemeriksaan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.03/2008 tentang Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran, Pemberian, dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 4 Revisi 2009 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 Revisi 2010 tentang Kombinasi Bisnis

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 38 Revisi 2011 tentang Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

Purba, Marisi P. 2005. Akuntansi Penggabungan Usaha. Jakarta: PT Ray Indonesia.

Setiawan, Irwan Amdani. 2013. Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi Periode 2007 – 2011. Jurnal Administrasi Bisnis Volume 2 Nomor 1.

Sindonews. 2014. Realisasi Merger SCTV – Indosiar Terganjal Pajak. Diakses dari http://ekbis.sindonews.com/read/827236/32/realisasi-merger-sctv-indosiar-terganjal-pajak pada tanggal 4 April 2014.


(40)

Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Usman, Umedi. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Swasta Nasional

Sebelum dan Sesudah Akuisisi. Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 11 Nomor 3.

Wahyudi, Dudi. 2008. Kompensasi Kerugian. Diakses dari

http://dudiwahyudi.com/pajak/pajak-penghasilan/kompensasi-kerugian.html

pada tanggal 10 April 2014.


(1)

19

2. Menginterpretasi data.

Pada tahap ini, peneliti menjelaskan perlakuan akuntansi dan dampak perpajakan yang timbul atas transaksi merger dan akuisisi dengan

menganalisis transaksi merger dan akuisisi antara EMTK, SCMA, dan IDKM. Informasi terkait transaksi-transaksi tersebut diperoleh melalui Catatan Atas Laporan Keuangan EMTK sebagai induk perusahaan SCMA dan IDKM tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dan Laporan Keterbukaan Informasi EMTK, SCMA, dan IDKM yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia.


(2)

45

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pada hasil analisis pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. a. Akuisisi bertahap IDKM oleh EMTK dilakukan menggunakan purchase method sesuai dengan PSAK 22 (Revisi 2010) Kombinasi Bisnis dan Pasal 10 (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Terdapat pajak atas selisih nilai investasi pada akuisisi bertahap.

b. Merger SCMA dan IDKM dilakukan menggunakan pooling of interest method sesuai dengan PSAK 32 (Revisi 2012) Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.03/2008. Sehingga, SCMA dan IDKM dapat menghemat pengeluaran pajak.

2. a. Terdapat perbedaan perlakuan akuntansi dan perpajakan atas goodwill dan belum ada ketentuan perpajakan yang menjelaskan bagaimana menentukan klasifikasi dan masa manfaat goodwill yang timbul dari transaksi akuisisi perusahaan.

b. Penggunaan nilai buku dalam penggabungan usaha menimbulkan potensi penghindaran pajak (tax avoidance) yang tinggi.


(3)

46

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya menganalisis transaksi akuisisi IDKM oleh EMTK dan transaksi merger SCMA dengan IDKM. Transaksi merger dan/atau akuisisi pada perusahaan lain dapat memiliki implikasi perpajakan yang berbeda.

5.3 Saran

Berdasarkan pada keterbasan penelitian, maka:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan transaksi merger dan/atau akuisisi pada perusahaan lain. Karena dengan objek penelitian yang berbeda dapat mencerminkan perlakuan dan implikasi perpajakan yang berbeda dengan apa yang dibahas pada penelitian ini.

2. Pemerintah diharapkan dapat mengembangkan perlakuan perpajakan atas goodwill sehingga terdapat kriteria yang jelas untuk menentukan klasifikasi dan masa manfaat goodwill secara fiskal.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Baker, Richard E. Lembke, Valdean C. King, Thomas E. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Beams, Floyd A. Brozovsky, John A. Shoulders, Craig D. 2002. Akuntansi

Lanjutan Edisi 7 (Edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: Prenhallindo.

Darussalam. Septriadi, Danny. 2009. Tax Avoidance, Tax Planning, Tax Evasion, dan Anti Avoidance Rule. Diakses dari

http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=36&q=&hlm=2 pada tanggal 7 September 2014.

Dharmasetya, Lani. Sulaimin, Vonny. 2009. Merger & Akuisisi: Tinjauan Dari Sudut Akuntansi dan Perpajakan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Dorojatun, Hejra. 2007. Analisis Perlakuan Pajak Atas Transaksi Triangular

Merger. Tesis. Program Majister Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Fahlevi, Ali Riza. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Merger dan Akuisisi. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Semarang.

Hastoni. Adyati, Tika. 2010. Analisis Purchase Method dan Pooling of Interest Method pada Penggabungan Usaha dan Pengaruhnya pada Pajak Penghasilan. Jurnal Ilmiah Ranggagading Volume 10 Nomor 1.

Hazainsyah. 2009. Push-Down Accounting: Solusi Alternatif Akuisisi Oleh Induk Perusahaan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi. Working Paper in Accounting and Finance. Pusat Pengembangan Akuntansi, Universitas Padjadjaran. Bandung.

IAInews. 2012. PSAK 22 (2010) vs PSAK 22 (1994) “Kombinasi Bisnis”. Diakses dari http://iainews.wordpress.com/2012/01/26/psak-22-2010-vs-psak-22-1994-kombinasi-bisnis/ pada tanggal 4 April 2014.

Indonesian Tax Review. 2013. Melakukan Merger atau Konsolidasi? Awasi Kewajiban Pajak yang Mungkin Terjadi. Indonesian Tax Review Volume 6 Edisi 16.

Indriantoro, Nur. Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen: Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.


(5)

Lubis, Irwansyah. 2010. Menggali Potensi Pajak Perusahaan dan Bisnis dengan Pelaksanaan Hukum. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Novaliza, Putri. Djajanti, Atik. 2013. Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia (Periode 2004 – 2011). Jurnal Akuntansi dan Bisnis Volume 2 Nomor 1 September 2013.

Pardiat. 2010. Akuntansi Pajak Lanjutan Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ./2008 tentang Persyaratan

dan Tata Cara Pemberian Izin Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara

Pemeriksaan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.03/2008 tentang Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran, Pemberian, dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 4 Revisi 2009 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 Revisi 2010 tentang Kombinasi Bisnis

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 38 Revisi 2011 tentang Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

Purba, Marisi P. 2005. Akuntansi Penggabungan Usaha. Jakarta: PT Ray Indonesia.

Setiawan, Irwan Amdani. 2013. Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi Periode 2007 – 2011. Jurnal Administrasi Bisnis Volume 2 Nomor 1.

Sindonews. 2014. Realisasi Merger SCTV – Indosiar Terganjal Pajak. Diakses dari http://ekbis.sindonews.com/read/827236/32/realisasi-merger-sctv-indosiar-terganjal-pajak pada tanggal 4 April 2014.


(6)

Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Usman, Umedi. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Swasta Nasional

Sebelum dan Sesudah Akuisisi. Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 11 Nomor 3.

Wahyudi, Dudi. 2008. Kompensasi Kerugian. Diakses dari http://dudiwahyudi.com/pajak/pajak-penghasilan/kompensasi-kerugian.html pada tanggal 10 April 2014.