Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai Value Relevance Adopsi IFRS dan Asimetri Informasi

2011 menyatakan bahwa penelitiannya mengkonfirmasi hasil penelitian Hung dan Subramanyam 2007. Berbeda halnya dengan penelitian Pratiwi dan Desniwati 2012 yang menyatakan bahwa meskipun tidak terbukti signifikan, namun secara rata- rata, spread periode sebelum dan setelah penerapan IFRS ini menunjukkan penurunan dari 0,7154 menjadi 0,7071. Penurunan ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan asimetri informasi setelah penerapan IFRS. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi penelitian Leuz 2003.

2.8. Pengembangan Hipotesis

2.8.1. Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai Value Relevance

Penelitian terdahulu memberikan beberapa bukti bahwa relevansi nilai laporan keuangan meningkat setelah adopsi IFRS Barth et al., 2008, Chua et al., 2012. Sebaliknya penelitian Paananen dan Lin 2009 memberikan bukti penurunan relevansi nilai setelah adopsi IFRS. Sementara itu bila dilihat dari karakteristik utama IFRS yang lebih menekankan pada fair value nilai wajar, maka secara logis dapat dikatakan bahwa laporan keuangan tersebut akan dapat menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya dengan kata lain lebih relevan. Proksi value relevance sendiri diukur dengan kekuatan variabel penjelas dari hasil regresi hasil residual regresi harga saham dengan nilai buku dan laba bersih per lembar saham. Proksi ini akan menunjukkan kekuatan penjelas dari angka - angka akuntansi terhadap harga saham. Implikasi selanjutnya adalah harga yang terjadi di pasar akan mencerminkan value of the firm dengan lebih baik. Jadi penerapan SAK adopsi IFRS yang berbasis fair value ini diduga kuat dapat meningkatkan relevansi nilai laporan keuangan yang dihasilkannya. Berdasarkan alur berpikir di atas, maka dapat dinyatakan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Relevansi nilai value relevance dari laporan keuangan perusahaan mengalami peningkatan setelah penerapan SAK adopsi IFRS.

2.8.2. Adopsi IFRS dan Asimetri Informasi

Pengungkapan yang lebih luas akan mengarahkan investor untuk merevisi kembali penilaian mereka terhadap value of the firm. Implikasinya adalah asimetri informasi antara principal pemegang sahaminvestor dan agent manajer akan menurun. Beberapa penelitian terdahulu telah memberikan bukti bahwa peningkatan pengungkapan disclosure akan berimplikasi pada penurunan asimetri informasi Healy et al., 1999, Leuz dan Verrecchia, 2000, Daske et al., 2008 dan Armstrong et al., 2010. Sementara itu penelitian lainnya menunjukkan hasil tidak ada perubahan asimetri yang signifikan antara laporan yang menggunakan IAS dengan laporan yang menggunakan US GAAP Leuz, 2003. Oleh karena sebagian besar hasil penelitian menunjukkan hasil yang positif, serta secara teori, standar IFRS sendiri lebih menekankan pada pengungkapan yang lebih luas full disclosure, maka seharusnya proses konvergensi IFRS ini berdampak pada menurunnya asimetri informasi. Berdasarkan alur berpikir di atas, maka dapat dinyatakan hipotesis sebagai berikut: H 2 : Asimetri informasi antara principal pemegang sahaminvestor dan agent manajer mengalami penurunan setelah penerapan SAK adopsi IFRS.

2.8.3. Rerangka Berpikir