Uji RPM Alat Pengaduk Untuk Pembuatan Dodol

(1)

UJI RPM ALAT PENGADUK UNTUK PEMBUATAN DODOL

SKRIPSI

Oleh

HILAL SYAHRIZA ARIFIN LUBIS

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2008


(2)

UJI RPM ALAT PENGADUK UNTUK PEMBUATAN DODOL

SKRIPSI

Oleh

HILAL SYAHRIZA ARIFIN LUBIS TEKNIK PERTANIAN / 030308035

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Taufik Rizaldi STP, MP) (Ainun Rohanah, STP. Msi)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2008


(3)

Abstract

Dodol is a traditional food which is popular enough in some Indonesia area. Skill is needed in producing good quality dodol. Four hours are needed in making dodol. Therefore a churn appliance is helpful to easier preparing of dodol. The aim of this researcah is to test the rpm of churn appliance on the quality of dodol yielded by using completely non factorial random design with of parameters efficiency of preperation, effective capacity of appliance, percentage dodol which charred and broken, yield and economic analysis. Results of this research indicated that pulley diameter gave significant effect on capacity of appliance and its efficiency gave higher significant effec oncharred dodolt. Maximum production cost of every kg dodol was obtained at 44 rpm and minimum at 34 rpm

Keyword : Dodol, RPM, appliance capacities, efficiency, percentage dodol which char, yield, production cost.

Abstrak

Dodol merupakan makanan tradisional yang cukup populer di beberapa daerah Indonesia. Untuk pengerjaannya diperlukan ketrampilan dari pekerja sehingga mutu dodol yang dihasilkan baik. Dalam pembuatan dodol diperlukan waktu 4 jam. Sehingga, diperlukan bantuan alat pengaduk untuk mempermudah pengerjaan dalam pembuatan dodol. Penelitian ini bertujuan untuk menguji rpm alat pengaduk untuk pembuatan dodol terhadap kualitas dodol yang dihasilkan dengan menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial dengan parameter efisiensi pembuatan dodol, kapasitas efektif alat, persentase dodol yang hangus dan rusak, rendemen bahan yang diolah dan analisis ekonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaaan diameter pulley memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kapasitas alat dan efisiensi alat sedangkan pada persentase dodol yang hangus memberikan pengaruh berbeda sangat nyata. Biaya produksi maksimum tiap kg dalam pembuatan dodol diperoleh pada putaran 44 rpm dan minimum pada putaran 34 rpm

Kata kunci : Dodol, RPM, kapasitas alat, efisiensi, persentase dodol yang


(4)

RINGKASAN PENELITIAN

HILAL SYAHRIZA ARIFIN LUBIS, ”Uji RPM Alat Pengaduk Untuk

Pembuatan Dodol”, dibimbing oleh Taufik Rizaldi sebagai ketua dan Ainun Rohanah sebagai anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji rpm alat pengaduk untuk pembuatan dodol terhadap kualitas dodol yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari satu faktor yaitu rpm alat pengaduk. Dengan tiga ulangan pada tiap perlakuan. Faktor rpm alat pengaduk yaitu : 34, 39dan 44.

Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat, efisiensi pembuatan dodol, persentase dodol yang hangus dan rusak, rendemen bahan yang diolah dan analisis ekonomi.

Dari analisis dapat dirangkumkan sebagai berikut.

Kapasitas Efektif Alat

Perlakuan A berbeda tidak nyata terhadap perlakuan B dan berbeda nyata terhadap perlakuan C. Kapasitas rata-rata alat yang tertinggi terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 3,61 kg/jam, sedangkan kapasitas rata-rata alat terendah terdapat pada perlakuan C yaitu sebesar 2,88 kg/jam. Kapasitas alat dipengaruhi oleh putaran dari pisau pengaduk. Semakin cepat putaran, semakin besar kapasitas alat.


(5)

Efisiensi Pembuatan Dodol

Efesiensi rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan A dengan efisiensi sebesar 29,25% dan efesiensi rata-rata terendah terdapat pada perlakuan C dengan efisiensi sebesar 4,34%. Efesiensi pembuatan dodol diperoleh dengan mengurangkan kapasitas efektif alat dengan kapasitas aktual yang diperoleh dari pembuatan dodol secara manual lalu di bagi dengan kapasitas aktual.

Persentase Dodol yang Hangus dan Rusak

Semua perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata satu sama lain. Persentase rata-rata dodol yang hangus tertinggi terjadi pada perlakuan A adalah 5,23% (333,33 gram), pada perlakuan C adalah 1,34% (83,33 gram), sedangkan pada perlakuan B tidak terdapat dodol yang hangus sama sekali

Energi listrik yang digunakan

Pada perlakuan A energi listrik yang digunakan sebesar 0,56 kwh. Untuk perlakuan B sebesar 0,63 kwh dan untuk perlakuan C sebesar 0,67 kwh. Sehingga untuk waktu satu jam pada setiap perlakuan, energi listrik yang digunakan diperoleh sebesar 0,31 Kwh.

Bahan bakar yang digunakan

Pada perlakuan A diperoleh hasil penggunaan gas elpiji rata-rata yang digunakan sebesar 1,16 kg sehingga untuk satu jam diperoleh sebesar 0.66 kg/jam. Pada perlakuan B diperoleh hasil penggunaan gas elpiji rata-rata yang digunakan sebesar 1,36 kg untuk waktu rata-rata 1,98 jam sehingga untuk satu jam diperoleh sebesar 0.69 kg/jam. Pada perlakuan C diperoleh hasil penggunaan gas elpiji


(6)

rata-rata yang digunakan sebesar 1,5 kg untuk waktu rata-rata-rata-rata 2,18 jam sehingga untuk satu jam diperoleh sebesar 0,68 kg/jam

vi

Rendemen Bahan yang Diolah

Rendemen rata-rata terendah terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 43,87%. Rendemen rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan B yaitu sebesar 48,24%. Sedangkan pada perlakuan C didapati rendemen sebesar 44,60%.

Analisis Ekonomi

Biaya produksi untuk tiap kg dalam pembuatan dodol dengan putaran 44 rpm sebesar Rp. 2.880,17/kg, pada putaran 39 rpm sebesar Rp. 2.988,47/kg dan pada putaran 34 rpm sebesar Rp. 3.542,97/kg


(7)

RIWAYAT HIDUP

Hilal Syahriza Arifin Lubis dilahirkan di Medan pada tanggal 15 November 1985 dari ayah Husni Syahrul dan Ibu Zaleha. Penulis merupakan putera pertama dari tiga bersaudara

Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tebing Tinggi dan lulus seleksi masuk USU melalui jalur SPMB. Penulis memilih Program Studi Teknik Pertanian Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian.

Selama perkuliahan penulis mengikuti organisasi IMATETA Sebagai seksi seni dan kreasi pada periode 2006-2007.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN 4 pabrik kelapa sawit Langkat pada tahun 2006.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun judul dalam penelitian ini adalah “ UJI RPM ALAT PENGADUK UNTUK PEMBUATAN DODOL”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Taufik Rizaldi, STP, MP, sebagai ketua komisi pembimbing dan Ibu Ainun Rohanah, STP, M.Si, sebagai anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, serta teman-teman stambuk 2003 di Teknik Pertanian terutama Lijado, Indri Vesalina dan teman-teman saya Ainul, Indro, Ade serta Budi yang telah membantu penulis selama penelitian dan menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih khusus juga disampaikan kepada Ayahanda Husni Syahrul dan Ibunda Zaleha serta adik - adik saya : Hanita dan Hazrina atas segala doa dan perhatiannya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Juni 2008


(9)

viii

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRACT ... iii

RINGKASAN ... iv

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

PENDAHULUAN... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Hipotesa Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN LITERATUR ... 4

Dodol... 4

Komposisi Dodol ... 6

Tepung Beras Ketan... 6

Gula Merah Aren ... 7

Santan Kelapa ... 7

Pembuatan Dodol ... 8

Elemen Mesin ... 9

Motor Listrik ... 9

Reducer ... 10

Poros... 10

Pulley ... 12

Sabuk V... 13

Bantalan ... 14

Mesin Pengaduk Dodol ... 15

METODOLOGI PENELITIAN ... 17

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

Bahan dan Alat Penelitian... 17

Bahan ... 17

Alat... 18

Komponen Utama Alat Pengaduk Dodol... 19

Metode Penelitian ... 20

Prosedur Penelitian... 21


(10)

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

Kapasitas Alat ... 27

Efisiensi Pembuatan Dodol ... 30

Persentase Dodol yang Hangus... 31

Energi Listrik yang Digunakan (Kwh)... 33

Bahan bakar yang digunakan (kg/jam) ... 34

Rendemen Bahan yang Diolah... 35

Biaya Pengadukan... 36

KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

Kesimpulan ... 40

Saran... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN... 44


(11)

H al

1. Syarat mutu berbagai jenis dodol... 6

2. Data pengamatan hasil pembuatan dodol... 27

3. Uji LSR pengujian kapasitas alat terhadap rpm... 28

4. Uji LSR pengujian rpm terhadap efisiensi pembuatan dodol ... 30

5. Uji LSR pengujian rpm terhadap persentase dodol yang hangus ... 32

6. Pemakaian energi listrik (Kwh) ... 33

7. Pemakaian bahan bakar (Kg/Jam)... 34

8. Rendemen bahan yang diolah ... 35


(12)

H al

1. Dodol dalam kemasan ... 5

2. Hubungan rpm dengan kapasitas alat (kg/jam)... 28

3. Hubungan rpm terhadap efisiensi pembuatan dodol (%)... 31

4. Hubungan rpm terhadap persentase dodol yang hangus (%) ... 32


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Gambar alat pengaduk dodol (tampak depan) ... 44

2. Gambar alat pengaduk dodol (tampak samping) ... 45

3. Gambar alat pengaduk dodol (tampak atas)... 46

4. Bagan alir penelitian ... 47

5. Gambar mesin pengaduk dodol... 48

6. Gambar alat pengaduk dodol pada penelitian ... 49

7. Prinsip kerja alat... 51

8. Spesifikasi alat pengaduk untuk pembuatan dodol ... 52

9. Perawatan alat ... 53

10. Keselamatan kerja ... 54

11. Data pengamatan hasil pembuatan dodol... 55

12. Data Pengamatan kapasitas alat (Kg/jam) ... 56

13. Data pengamatan efisiensi(%)... 57

14. Data pengamatan persentase dodol yang hangus (%) ... 58

15. Energi listrik yang digunakan (Kwh)... 59

16. Bahan bakar yang digunakan (kg/jam) ... 60

17. Rendemen bahan yang diolah ... 61


(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dodol merupakan makanan tradisional yang cukup populer dibeberapa daerah Indonesia. Dodol diklasifikasikan menjadi dua yaitu dodol yang diolah dari buah-buahan dan dodol yang diolah dari tepung-tepungan, antara lain tepung beras dan tepung ketan. Saat ini dodol dikenal dengan nama daerah asal seperti dodol garut, dodol kudus atau jenang kudus, gelamai, sumatera barat, dodol durian (lempog) dari Sumatera dan Kalimantan, dodol buah-buahan seperti dodol apel, dodol strawberry, dodol pepaya dan sebagainya.

(Satuhu dan Sunarmani, 2004).

Dodol sebagai makanan khas biasanya terbuat dari tepung beras ketan dicampur gula dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut kemudian diproses diatas tungku perapian sampai mencapai tingkat kematangan tertentu. Bahan tersebut kemudian dimasukkan kedalam ketel besar diatas tungku perapian. Untuk beberapa saat, bahan-bahan tersebut diaduk sehingga merata dan kemudian berubah warna menjadi coklat muda dan lebih kental. Dodol yang sudah masak tersebut kemudian didinginkan (Kompas, 2004).

Di Sumatera Utara terdapat dua daerah penghasil dodol yaitu Tanjung Pura dan Pasar Bengkel, Perbaungan. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas tersendiri pada rasa dan pengemasan dodolnya. Dodol merupakan makanan khas Sumatera Utara yang juga menjadi komoditi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Ada berbagai macam jenis dodol antara lain, untuk daerah Perbaungan terdapat dodol biasa, dodol pandan, dan dodol durian. Sedangkan


(15)

untuk daerah Tanjung Pura terdapat dodol labu, dodol kacang merah, dan dodol durian.

Dalam tahap pembuatannya, dodol yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika dibiarkan begitu saja, maka dodol tersebut akan hangus pada bagian bawahnya dan akan membentuk kerak. Dodol harus diaduk terus menerus agar gelembung-gelembung udara yang terbentuk tidak meluap keluar dari kuali sampai saat dodol tersebut matang dan siap untuk diangkat. Oleh sebab itu, dalam proses pembuatannya campuran dodol harus diaduk terus menerus untuk mendapatkan hasil yang baik dan meminimalkan terbentuknya kerak. Untuk pengerjaan ini diperlukan ketrampilan dari pekerja sehingga mutu dodol yang dihasilkan baik. Dalam pembuatan dodol diperlukan waktu 4 jam. Sehingga, diperlukan bantuan alat pengaduk untuk mempermudah pengerjaan dalam pembuatan dodol.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya, dimana hasil yang diperoleh dan waktu pengolahan diduga masih belum optimal karena masih menggunakan rpm yang tetap yaitu sebesar 39 rpm, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat performansi kerja alat. Diharapkan hasil yang diperoleh dapat lebih optimal, dengan mencari putaran pengaduk pada alat pengaduk dodol yang tepat untuk memperoleh hasil yang baik pada pembuatan dodol. Sehingga alat pengaduk tersebut dapat membantu dan mempermudah masyarakat dalam usaha membuat dodol yang mampu memenuhi kebutuhan dan selera konsumsi masyarakat.


(16)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji rpm alat pengaduk untuk pembuatan dodol terhadap kualitas dodol yang dihasilkan

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesa penelitian ini adalah :

1. Diduga adanya pengaruh rpm pengaduk terhadap dodol yang dihasilkan. 2. Diduga adanya pengaruh rpm pengaduk terhadap efesiensi pembuatan

dodol.

3. Diduga adanya pengaruh rpm pengaduk terhadap kapasitas efektif alat.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan bagi penulis untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Teknik Pertanian Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang alat pengaduk untuk pembuatan dodol.

3. Bagi masyarakat yang ingin menggunakan alat pengaduk untuk pembuatan dodol untuk mempermudah proses pengadukan dalam pembuatan dodol.


(17)

TINJAUAN LITERATUR

Dodol

Dodol merupakan salah satu jenis produk olahan hasil pertanian yang bersifat semi basah, berwarna putih sampai coklat, dibuat dari campuran tepung ketan, gula, dan santan dengan atau tanpa bahan pengawet. Pengolahan dodol sudah cukup lama dikenal masyarakat, prosesnya sederhana, murah dan banyak menyerap tenaga kerja (Departemen Pertanian, 2001).

Dodol adalah jenis makanan yang mempunyai defenisi yaitu bahan padat dengan penambahan gula pekat. Pengentalan dilakukan sampai mencapai kadar zat padat lebih besar dari 65% untuk mencapai kualitas yang dikehendaki (Soemaatmadja, 1997).

Dodol merupakan salah satu jenis produk olahan hasil pertanian yang bersifat semi basah, berwarna putih sampai coklat, dibuat dari campuran tepung ketan, gula, dan santan dengan atau tanpa bahan pengawet. Pengolahan dodol sudah cukup lama dikenal masyarakat, prosesnya sederhana, murah dan banyak menyerap tenaga kerja. Proses pembuatan dodol di Indonesia beraneka ragam, setiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri dan berbeda dengan daerah lainnya (Kompas, 2004).

Dodol buah terbuat dari daging buah matang yang dihancurkan, kemudian dimasak dengan penambahan gula dan bahan makanan lainnya atau tanpa penambahan bahan makanan lainnya. Sesuai dengan defenisi tersebut maka dalam pembuatan dodol buah-buahan diperbolehkan penambahan bahan lainnya, seperti tepung ketan, tepung tapioka, tepung hunkue, bahan pewarna maupun bahan


(18)

pengawet. bahan bahan yang ditambahkan harus sesuai dan tidak boleh lebih dari aturan yang berlaku (Satuhu dan Sunarmani, 2004).

Dalam pengolahan dodol selain bahan utama dapat ditambahkan berbagai bahan-bahan lain untuk memperoleh rasa dan aroma yang diinginkan. Jenis buah-buahan yang dapat digunakan dalam pembuatan dodol antara lain nangka, durian, sirsak, wuluh, nenas, dan sebagainya. Buah-buahan yang mempunyai aroma (flavour) dan rasa yang kuat serta murah, baik dibuat produk olahan dodol. Buah-buahan yang masih mempunyai nilai ekonomi rendah, maupun buah-Buah-buahan yang pada musim puncak harganya sangat rendah sebaiknya dibuat bentuk olahan dodol, sehingga nilai ekonomi produk buah dapat meningkat. Misalnya buah yang masam, yang kuat aromanya,ataupun buah yang mudah sekali cepat matang dan mudah rusak, seperti buah nangka amat baik dibuat dodol nangka. Prospek pemasaran dodol cukup cerah karena produk olahan dodol ini banyak diminati. masyarakat dari berbagai kalangan, terbukti dengan terdapatnya dodol dari daerah lain dan tetap berkembangnya produk-produk dari dodol di setiap daerah

(Wikipedia, 2007)


(19)

Didalam pengolahan dodol keamanan pangan harus selalu diperhatikan. Syarat dan mutu dodol dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini

Tabel 1. Syarat mutu berbagai jenis dodol

Persyaratan mutu Jenis Uji

Dodol

Nangka Dodol Nanas

Dodol Ketan Dodol Sirsak Keadaan Warna

Normal, khas Normal,

khas Normal -

Bau

Normal, khas Normal, khas

Normal,

khas -

Rasa

Normal, khas Normal,

khas Normal -

Air Maks 20% Maks 20% Maks 20% Maks 20%

Abu Maks 1.5% Maks 1.5% - Maks 1%

Jumlah Gula dihitung

sebagai sukrosa Min 35% Min 35% Min 35% Min 35-45% Protein

- - Min 3% -

Lemak - - Min 7% -

Sear Kasar

Maks 2.5% Maks 1.5% - Maks 2% Sumber : Standar Nasional Indonesia (1995)

(Satuhu dan Sunarmani, 2004). Komposisi Dodol

Dodol sebagai makanan khas biasanya terbuat dari tepung beras ketan dicampur gula merah aren dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut kemudian diproses diatas tungku perapian sampai mencapai tingkat kematangan tertentu. Ketiga komposisi yaitu :

a. Tepung Beras Ketan

Beras ketan (Oryza sativa qlutinous) mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, yaitu sekitar 80%. Selain karbohidrat, kandungan dalam beras ketan adalah lemak sekitar 4%, protein 6%, dan air 10%. Karbohidrat di dalam tepung beras


(20)

terdapat dua senyawa,yaitu amilosa dan amilopektin dengan kadar masing-masing sebesar 1% dan 99%. Di dalam proses pembuatan dodol selain tepung beras ketan dalam adonan tepung beras ketan ditambahkan tepung terigu dengan maksud agar sifat gel dari dodol dapat bertahan cukup lama (Departemen Pertanian,2001)

b. Gula Merah Aren

Gula merah aren dibuat dari nira yang dihasilkan dari pohon aren. Nira itu dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga jantan. Jika yang disadap tongkol bunga betina maka diperoleh nira yang tidak memuaskan baik jumlah maupun kualitasnya. Dalam beberapa hal, gula merah dari nira aren memang lebih unggul dari pada gula merah dari nira kelapa. Dari segi aroma dan rasa, gula aren jauh lebih tajam dan manis. Oleh karena itu, industri pangan yang menggunakan gula merah seperti perusahaan jenang dodol di Garut misalnya, lebih suka menggunakan gula aren. Pada umumnya harga gula aren dipasaran lebih mahal daripada gula kelapa. Harga gula aren pada umumnya sama atau hampir sama dengan gula pasir. Berdasarkan pengalaman dilapangan, 10 liter nira segar dapat menghasilkan gula merah sekitar 1.5 kg (Sunanto, 1993).

c. Santan Kelapa

Santan adalah cairan yang diperoleh dengan melakukan pemerasan terhadap daging buah kelapa parutan. Santan merupakan bahan makanan yang dipergunakan untuk mengolah berbagai masakan yang mengandung daging, ikan, ayam, dan untuk pembuatan berbagai kue, es krim, gula-gula, dodol dan lainnya (Suhardiyono, 1995)


(21)

Santan kelapa dalam pembuatan dodol berfungsi untuk memperoleh kekenyalan tertentu, rasa maupun aroma. Komposisi santan kelapa pada umumnya terdiri dari air sekitar 52%, protein 4%, lemak 27%, dan karbohidrat/gula 15%. Tinggi rendahnya komposisi tersebut sangat dipengaruhi oleh varietas kelapa, cara pemasarannya dan volume air yang ditambahkan (Departemen Pertanian, 2001)

Pembuatan Dodol

Dalam tahap pembuatannya, bahan-bahan tersebut dicampur bersama dalam kuali yang besar dan dimasak dengan api sedang. Dodol yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika dibiarkan begitu saja, maka dodol tersebut akan hangus pada bagian bawahnya dan akan membentuk kerak. Oleh sebab itu, dalam proses pembuatannya campuran dodol harus diaduk terus menerus untuk mendapatkan hasil yang baik.

Waktu pemasakan dodol kurang lebih membutuhkan waktu kurang Lebih 3 atau 4 jam dan jika kurang dari itu, dodol yang dimasak akan kurang enak untuk dimakan. Setelah 2 jam ,pada umumnya campuran dodol tersebut akan berubah warnanya menjadi cokelat pekat. Pada saat itu juga campuran dodol tersebut akan mendidih dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara. Untuk selanjutnya, dodol harus diaduk agar gelembung-gelembung udara yang terbentuk tidak meluap keluar dari kuali sampai saat dodol tersebut matang dan siap untuk diangkat. Yang terakhir, dodol tersebut harus didinginkan dalam periuk yang besar, dodol harus berwarna coklat tua, berkilat dan pekat. Setelah itu, dodol tersebut bisa dipotong dan dimakan. Biasanya dodol dihidangkan kepada para tamu di hari-hari tertentu seperti hari-hari perayaan besar


(22)

Elemen Mesin Motor Listrik

Mesin–mesin yang dinamakan motor listrik dirncang untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan berbagai peralatan, mesin–mesin dalam industri, pengangkutan dan lain-lain. Pada dasarnya motor listrik digunakan untuk menggerakkan elemen mesin, seperti pulley, poros, dan sudu lempar (Pratomo, 1983).

Menurut Sumanto (1993), sebagai alat penggerak, motor listrik lebih unggul dibandingkan alat-alat penggerak jenis lain karena motor listrik dapat dikonstruksikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik penggerakan, antara lain :

1. Bisa dibuat dalam berbagai ukuran tenaga.

2. Mempunyai batas-batas kecepatan (speed range) yang luas. 3. Pelayangan operasi mudah dan pemeliharaanya sederhana. 4. Bisa dikendalikan secara manual atau otomatis.

Menurut Sumanto (1993), ditinjau dari jumlah fase tegangan yang digunakan, dapat dikenal 2 jenis motor, yaitu :

1. Motor satu fase

Disebut motor satu fase karena untuk menghasilkan tenaga mekanik, pada motor tersebut dimasukkan tegangan satu fase. Didalam praktek yang sering digunakan adalah motor satu fase dengan lilitan dua fase. Dikatakan demikian karena didalam motor satu fase lilitan statornya terdiri dari dua jenis lilitan, yaitu lilitan pokok dan lilitan Bantu. Kedua jenis lilitan tersebut dimuat sedemikian


(23)

rupa sehingga walaupun arus yang mengalir adalah arus/tegangan 1 fase tetapi akan mengakibatkan arus yang mengalir pada lilitan mempunyai perbedaan fase. 2. Motor 3 fase

Disebut motor 3 fase karena untuk menghasilkan tenaga mekanik tegangan yang dimasukkan pada rotor tersebut adalah tegangan 3 fase.

Reducer

Reducer digunakan untuk menurunkan putaran. Dalam hal ini

perbandingan reducer putarannya dapat cukup tinggi.

i =

2 1

n n

………(1)

dimana :

i : Perbandingan reduksi n1 : Input putaran (rpm) n2 : Output putaran (rpm) (Niemann, 1982)

Poros

Poros pada umumnya berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran. Bentuk dari poros adlah silinder baik pejal maupun berongga. Namun ukuran diemeternya tidak selalu sama. Biasanya dalam permesinan, poros dibuat bertangga/step agar bantalan, roda gigi maupun pulley mempunyai dudukan dan penahan agar dapat diperoleh ketelitian mekanisme. (Stolk dan Kross, 1993)


(24)

a. Poros Transmisi

Poros ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran. Hal ini menyebabkan poros mendapatkan momen bending/beban lentur dan momen

torsion/beban puntir. Data yang ditranmisikan kepada poros melalui kopling, roda

gigi, pulley maupun dengan sprocket. b. Spindel

Spindle berfungsi sebagai poros transmisi. Namun, beban yang diterima poros ini

hanya beban puntir. Contoh dari poros ini adalah spindle pada mesin perkakas, dimana ukurannya relative pendek. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil, bentuk serta ukurannya harus teliti.

c. Gandar

Poros ini berfungsi menyangga suatu mekanisme. Beban yang diterima poros ini adalah beban lentur, tidak terjadi putaran pada poros

(Sularso dan Suga, 2004).

Poros digunakan pada setiap mesin dan peralatan mesin, poros dibebani dengan beban yang berubah yaitu komninasi dari lenturan dan puntiran disertai dengan berbagai tingkatan konsentrasi tegangan. Pemindahan tenaga dan pergerakan mesin dapat dibagi dua :

1. Pergerakan Langsung

Dalam hal ini poros motor bergerak (motor listrik, mesin uap dan motor bakar) Dihubungkan langsung dengan poros perkakas atau mesin yang hendak digerakkan dengan kopling-kopling.


(25)

Dalam hal ini poros motor penggerak tidak langsung berhubungan dengan perkakas atau mesin yang digerakkan, melainkan dengan menggunakan pulley dalam mentransmisikan tenaga.

(Nababan, 2005).

Pulley

Pulley sabuk dibuat dari dari besi cor atau dari baja. Pulley kayu tidak

banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan pulley dari paduan alumunium. Pulley sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan sabuk yang tinggi (diatas 35 m/det).

Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putara transmisi penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda transmisi yang digerakkan dikalikan dengan diameternya.

SD (penggerak) = SD (yang digerakkan) ………(2)

Dimana S adalah kecepatan putar pulley (rpm) dan D adalah diameter pulley (mm) (Smith dan Wilkes, 1990)

Menurut Daryanto (1986), ada beberapa jenis tipe pulley yang digunakan sebagai sabuk penggerak, yaitu:

1. Pulley datar

Pulley ini kebanyakan dibuat dari besi tuang dan juga dari baja dalam bentuk

yang bervariasi.


(26)

Pulley ini lebih efektif dari pulley datar karena sabuknya sedikit menyudut

sehingga untuk slip relative sukar, dan derajat ketirusannya bermacam-macam menurut kegunaanya.

3. Pulley tipe lain

Pulley ini harus mempunyai kisar celah yang sama dengan kisar urat pada

sabuk penggeraknya.

Pemasangan pulley dapat dilakukan dengan cara:

1. Horizontal

Pemasangan pulley dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana pasangan pulley terletak pada sumbu mendatar.

2. Vertikal

Pemasangan pulley dilakukan secara tegak dimana letak pasangan pulley adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian sabuk yang kendur sehingga akan menimbulkan getaran pada mekanisme serta penurunan umur sabuk.

(Mabie and Ocvirk, 1967)

Sabuk V

Penggerak berbentuk sabuk bekerja atas dasar gesekan tenaga yang disalurkan dari mesin penggerak dengan cara persinggingan sabuk yang menghubungkan antar pulley penggerak dengan pulley yang akan digerakkan. Sebaliknya sabuk mempunyai sifat lekat tetapi tidak lengket pada pulley dan salah satu pulley itu harus dapat diatur (Pratomo dan Irwanto, 1983).


(27)

Syarat yang harus dipenuhi untuk bahan sabuk adalah kekuatan dan kelembutan yang berguna untuk bertahan terhadap kelengkungan yang berulang kali disekeliling pulley. Selanjutnya yang penting ialah koefisien gesek antara sabuk dan pulley, massa setiap satuan panjang dan ketahanan terhadap pengaruh luar seperti uap lembab, kalor, debu, dan sebagainya (Stolk dan Kros, 1993)

Bantalan

Bantalan adalah tempat poros bertumpu. Bantalan ini dapat dipasang didalam mesin, dimana poros bertumpu pada bagian yang terpisah. Bantalan dipasang pada bagian mesin yang dinamakan blok bantalan. Dalam bantalan biasanya terjadi gaya reaksi. Apabila gaya reaksi ini jauh lebih banyak mengarah tegak pada garis sumbu poros, bantalan dinamakan bantalan radial, kalau gaya reaksi itu jauh lebih banyak mengarah sepanjang garis sumbu, namanya adalah bantalan aksial (Daryanto, 1993).

Bantalan adalah elemen mesin yang mempunyai poros berbeban sehingga gerakan bolak-balik dapat berlangsung dengan halus, aman dan tahan lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros dan elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung (Stolk dan Kross,1986)

Bantalan dalam peralatan usaha tani diperlukan untuk menahan berbagai suku pemindah daya tetap ditempatnya. Bantalan yang tepat untuk digunakan ditentukan oleh besarnya keausan, kecepatan putar poros, beban yang harus didukung, dan besarnya daya dorong akhir (Smith dan Wilkes, 1990).


(28)

Menurut Daryanto (1993) pada prinsipnya berbagai macam bantalan dapat digolongkan menjadi:

2. Bantalan luncur

2. Bantalan gelinding (bantalan pelana dan rol) 3. Bantalan dengan beban radial

4. Bantalan dengan beban aksial

5. Bantalan dengan beban campuran (radial-aksial).

Mesin pengaduk dodol

Mesin ini berfungsi untuk mengaduk dodol disertai dengan pemanasan untuk proses pemasakannya. Mesin ini mempunyai tipe XT 4-h, dengan dimensi (PxLxT) 900x500x1250 mm, terbuat dari bahan rangka plat baja. Penggerak Elektro Motor yang digunakan mempunyai tenaga 1/2 Hp, dengan konsumsi listrik 220 V, dengan jenis motor satu fase. Menggunakan pemanas berupa LPG atau kompor minyak dengan kemampuan mengolah 5 kg/batch.

(Gama Mesin Mandiri, 2007)

Permasalah dari teknologi pengolahan dodol adalah sistem distribusi panas selama pengadukan. Melalui pengembangan alat pengaduk dodol sistim double

jacket sistem memanfaatkan fluida berupa oli dan pengaduk kombinasi atau combination paddle, telah banyak memberikan dampak positif terhadap kegiatan

produksi dodol buah. Tinjauan aspek ekonomis adalah biaya operasional cukup rendah, sedangkan tinjauan produk adalah kualitas dodol yang seragam dan kompak. Spesifikasi mesin pengaduk dodol/selai (Double Jacket) adalah. Bahan frame pipa besi kotak 2x4 cm. Tabung / silinder terbuat dari stainless steel 304


(29)

maksimal : 500 W / 220 AV. Kapasitas pengolahan 20 kg / proses. Bahan bakar panas yang digunakan adalah burner LPG Transmisi rpm : Gear box, pulley, V belt, 20-40 rpm

(Toko Mesin Maksindo, 2007).

METODOLOGI PENELITIAN


(30)

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-Februari 2008.

Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pengaduk dodol adalah:

1. Pipa besi 2. Besi profil ‘L’ 3. Reducer 4. Motor listrik 5. Baut dan Mur 6. Kawat las 7. Pulley

8. V-Belt 9. Bantalan 10. Kuali 11. Tong 12. Tungku 13. As Pengaduk 14. Pisau Pengaduk 15. Kopling

16. Roda

17


(31)

1. Gula merah aren 2. Santan kelapa 3. Tepung beras ketan 4. Air

5. Garam 6. Vanili

Alat

Adapun alat-alat yang digunakan adalah: 1. Mesin las

2. Mesin grinda 3. Mesin bor 4. Gergaji besi 5. Mesin skrup 6. Mesin bubut 7. Kalkulator 8. Mistar 9. Stopwatch

Komponen Utama Alat Pengaduk untuk Pembuatan Dodol

Alat pengaduk untuk pembuatan dodol yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa komponen utama, yaitu:


(32)

1. Kerangka Alat

Kerangka alat terbuat dari pipa besi dengan dimensi alat : panjang 70 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 118 cm. Kerangka berfungsi untuk menopang dan mendukung konstruksi dengan kokoh.

2. Motor Listrik

Motor listrik yang digunakan mempunyai tenaga 1HP dengan kecepatan 1400 rpm dengan tipe single phase.

3. Reducer

Reducer yang digunakan memiliki perbandingan 1:60, yang berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang keluar dari motor listrik.

4. Pulley

Pulley yang digunakan mempunyai ukuran 3,5 inci untuk kecepatan 34 rpm, 3

inci untuk kecepatan 39 rpm dan 2,7 inci untuk kecepatan 44 rpm diletakkan pada reducer dan 5 inci pada bagian yang terhubung dengan as pengaduk. 5. Sabuk –V

Sabuk-V yang digunakan mempunyai tipe A-64, A-62 dan A-61, sabuk ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dari pulley

6. As Pengaduk

As pengaduk terbuat dari bahan baja padat. Pada bagian bawah terdapat lubang tempat persambungan untuk pipa dudukan pisau pengaduk.


(33)

Pisau pengaduk terbuat dari baja yang berbentuk seperti sendok melengkung yang mengikuti bentuk kuali. Pada pisau pengaduk terdapat 3 buah besi plat yang dihubungkan dengan baut, mur dan per, yang berfungsi sebagai sendok untuk mengaduk dodol.

8. Kuali

Kuali yang yang digunakan mempunyai diameter 70 cm yang berfungsi sebagai tempat dimasaknya dodol.

9. Tong

Tong berfungsi sebagai tempat dudukan kuali. 10. Kompor Gas

Kompor gas digunakan untuk memasak dodol.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan Rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari satu faktor yaitu RPM alat pengaduk. Dengan tiga ulangan pada tiap perlakuan.

Faktor RPM alat pengaduk : RPM 1 = 34 RPM 2 = 39 RPM 3 = 44

Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian adalah sebagai berikut A. Persiapan alat dan bahan pembuat dodol


(34)

1. Pembuatan alat pengaduk dodol :

a. Dirancang dan digambar bentuk alat pengaduk untuk pembuatan dodol (Lampiran 1,2 dan 3)

b. Disiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pengaduk untuk pembuatan dodol.

c. Diukur bahan-bahan yang akan digunakan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan pada setiap komponen-komponen alat pengaduk dodol. d. Bahan dipotong sesuai dengan ukuran kemudian dilakukan pengeboran

terhadap bahan.

e. Dibentuk pisau pengaduk dan rangkaiannya sesuai ukuran yang ditentukan.

f. Dilakukan peraitan terhadap komponen-komponen yang telah dibuat sesuai dengan bentuk yang dirancang.

g. Dilakukan pemasangan elektromotor dan reducer.

h. Dipersiapkan pulley 3,5 inci dengan belt A-64, pulley 3 inci dengan

v-belt A-62, pulley 2,7 inci dengan v-v-belt A-61.

2. Persiapan bahan pembuatan dodol

Dipersiapkan santan kelapa yang diperoleh dari 8 buah kelapa yang diparut, di peras dan menghasilkan 2 liter santan kental dan 6,5 santan encer dengan campuran 4 liter air, 2,25 kg tepung beras ketan, 2 kg gula merah yang di encerkan dengan 1 liter air, garam dan vanili secukupnya. Total berat bahan yang diolah seberat 13,75 kg (4,25 kg padatan dan 9,5 kg cairan). Bahan – bahan tersebut digunakan dalam satu kali pengolahan dodol.


(35)

a. Dipasang pulley yang sesuai dengan rpm yang diinginkan b. Dinyalakan kompor gas untuk memanaskan kuali

c. Dinyalakan alat pengaduk untuk pembuatan dodol

d. Dimasukkan bahan-bahan dimulai dari santan kelapa kental, lalu dimasukkan tepung beras ketan yang diencerkan dengan santan encer. selama proses pengadukan tepung beras ketan dimasukkan santan encer, dan kemudian gula merah. Proses pemasukan bahan-bahan kedalam kuali diatur sesuai dengan ciri-ciri visual bahan yang terjadi yaitu bahan mulai mendidih. Campuran bahan – bahan dimasak sampai masak dengan ciri – ciri dan kekentalan tertentu.

e. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk membuat dodol.

f. Ditimbang berat dodol yang masak dan dodol yang hangus jika ada. g. Dicatat pemakaian listrik pada Kwh meter.

h. Ditimbang banyak gas/bahan bakar yang telah digunakan

Parameter Yang Diamati

Adapun parameter yang diamati antara lain : 1. Kapasitas efektif alat

Pengukuran kapasitas efektif alat dilakukan dengan membagi berat bahan yang diolah dengan waktu olah atau dapat dhitung dengan rumus :

Kapasitas efektif alat = (kg/ jam)

dibutuhkan yang

Waktu

diolah yang

bahan Berat

……..(3) 2. Efisiensi pembuatan dodol


(36)

Efesiensi pembuatan diperoleh dengan pengurangan kapasitas efektif alat dengan kapasitas aktual dan di bagi dengan kapasitas aktual atau dapat dituliskan dengan rumus :

η = x100 %

aktual Kapasitas

aktual Kapasitas

alat efektif

Kapasitas

………...(4) dimana:

η = Efisiensi pembuatan dodol

Adapun asumsi kapasitas aktual diperoleh dari pembuatan dodol yang dilakukan secara manual yaitu dari 2 kg gula merah aren, 8 buah kelapa dan tepung beras ketan 2,25 kg diperoleh dodol sekitar 7,60 kg selama sekitar 2,75 jam sehingga diperoleh kapasitas aktual sebesar 2,76 kg/jam. 3. Persentase dodol yang hangus dan rusak (%)

Perhitungan persentase dodol yang hangus dilakukan dengan pengamatan secara visual hasil pengadukan. Setelah dilakukan pemisahan atau penyortiran dodol yang hangus yang tandai dengan warna gosong kecoklatan. Ditimbang dodol yang hangus, setelah itu dihitung persentase dodol yang hangus.

Persentase dodol yang hangus dapat dihitung dengan rumus :

Persentase dodol yang hangus = x100%

dodol total Berat

hangus yang

dodol Berat

….(5)

4. Energi listrik yang digunakan


(37)

dodol berlangsung. Energi listrik yang digunakan dihitung dengan menggunakan Kwh meter.

5. Bahan bakar yang digunakan

Perhitungan bahan bakar yang digunakan dihitung dengan cara menimbang berat awal tabung gas sebelum dan sesudah proses pembuatan dodol berlangsung, lalu dihitung selisihnya. Bahan bakar yang digunakan adalah gas elpiji yang dinyalakan dengan menggunakan kompor gas. 6. Rendemen bahan yang diolah

Perhitungan rendemen bahan yang diolah dilakukan dengan membandingkan berat akhir hasil dodol yang diolah, yang sudah dipisahkan dari dodol yang hangus dengan berat awal bahan yang diolah untuk membuat dodol.

Rendemen = x100%

diolah yang bahan Berat dodol total Berat ………..(6)

7. Analisis ekonomi

Biaya pembuatan dodol (Rp/Kg)

Perhitungan biaya pembuatan dodol dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Biaya Pokok =

⎥⎦ ⎤ ⎢⎣

+BTT

x BT

x C ………... (7) dimana:

BT = Total biaya tetap (Rp/thn) BTT = Total biaya tidak tetap (Rp/thn)


(38)

x = Total jam kerja pertahun (jam/thn) C = Kapasitas alat (jam/kg)

1. Biaya Tetap

Menurut Darun (2002), biaya tetap terdiri dari: 1) Biaya penyusutan (metode garis lurus)

D =

n S P ) ( −

... (8) dimana:

D = Biaya penyusutan (Rp/thn)

P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alat dan mesin (Rp) S = Nilai akhir alsintan 10 % dari P (Rp)

n = Umur ekonomi (thn)

2) Biaya bunga modal dan asuransi I =

n n P i

2 ) 1 )(

( +

... (9) dimana:

i = total persentase bunga modal dan asuransi 3) Biaya pajak

Di negara ini belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian. Menurut Darun (2002), diperkirakan bahwa biaya pajak sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya. 4) Biaya gudang/garasi


(39)

Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5 – 1 %, rata-rata diperhitungkan 1 % dari nilai awal (P) pertahun.

2. Biaya Tidak Tetap

Biaya tidak tetap terdiri dari: 1) Biaya listrik (Rp/kWh)

Pemakaian energi listrik diukur dengan alat yang disebut dengan kWh meter. Pengukuran pemakaian energi listrik yang terpakai dengan membaca skala pada kWh meter.

2) Biaya perbaikan untuk sumber tenaga penggerak, mesin sumber tenaga adalah mesin penggerak peralatan lainnya yang umumnya dihubungkan dengan jenis-jenis transmisi tertentu.

Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan: Biaya reparasi =

jam S P

1000 ) ( % 2 ,

1 −

... (10) 3) Biaya operator

Biaya operator tergantung pada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya. 4) Bahan bakar yang digunakan (kg/jam)

Pemakaian bahan bakar (berat tabung gas) diukur dengan menggunakan timbangan. Pengukuran berat tabung gas dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan pembuatan dodol.


(40)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian secara umum dapat dilihat bahwa perlakuan rpm memberi pengaruh terhadap kapasitas alat, efisiensi alat, persentase dodol yang hangus, konsumsi bahan bakar, kwh dan rendemen (Lampiran 11). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Data pengamatan hasil pembuatan dodol RPM

Kapasitas Efektif Alat

(kg/jam)

Efesiensi pembuatan

Dodol (%)

Persentase dodol yang

Hangus (%)

KWh

Bahan Bakar (kg/jam)

Rendemen

A (44) 3,61 29,25 5,22 0,57 1,17 43,87

B (39) 3,35 21,49 0 0,63 1,37 48,24


(41)

Dari tabel dapat dilihat bahwa kapasitas alat dan efisiensi tertinggi diperoleh pada perlakuan A dan terendah pada perlakuan C. Pada perlakuan B untuk persentase dodol yang hangus tidak terdapat dodol yang hangus dan yang terbanyak pada perlakuan A. Konsumsi bahan bakar dan kwh terendah diperoleh pada perlakuan A dan tertingi pada perlakuan C. Rendemen tertinggi diperoleh pada perlakuan C dan terendah diperoleh pada perlakuan A.

Kapasitas alat

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan rpm memberi pengaruh berbeda nyata terhadap kapasitas alat. Hasil pengujian least significant

range (LSR) menunjukkan pengaruh rpm terhadap kapasitas alat untuk tiap-tiap

perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.

28

Tabel 3. Uji LSR pengujian rpm terhadap kapasitas alat

LSR Notasi

Jarak

0.05 0.01 Perlakuan Rataan 0.05 0.01

- - - A 3.61 a A

2 0.3905 0.5915 B 3.35 a AB

3 0.4041 0.6219 C 2.88 b B

Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa perlakuan A berbeda tidak nyata terhadap perlakuan B dan berbeda nyata terhadap perlakuan C. Kapasitas rata-rata alat yang tertinggi terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 3,61 kg/jam, sedangkan kapasitas rata-rata alat terendah terdapat pada perlakuan C yaitu sebesar 2,88 kg/jam. Dari data tersebut dapat dilihat ada perbedaan kapasitas yang dihasilkan. Meskipun dengan berat bahan yang digunakan diseragamkan. Dari


(42)

data tersebut dapat dilihat, kapasitas alat dipengaruhi oleh putaran dari pisau pengaduk. Semakin cepat putaran, semakin besar kapasitas alat.

Hubungan rpm dengan kapasitas alat dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.

y = 0.073x + 0.433 R2 = 0.9732

2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8

32 34 36 38 40 42 44 46 rpm K ap asi tas al at ( K g /j am )

0 0

Gambar 2. Hubungan rpm dengan kapasitas alat (kg/jam)

Dari Gambar 2 diatas menunjukkan semakin cepat rpm semakin besar kapasitas alat demikian sebaliknya. Hal ini dikarenakan kecepatan mempengaruhi penguapan dan cepat lambatnya penyatuan bahan-bahan dalam pembuatan dodol. Sebagai bahan perbandingan kapasitas manual yang diperoleh sebesar 2,76 kg/jam dengan jumlah bahan yang sama dan waktu yang lebih lama. Hasil pengadukan yang diperoleh secara manual atau dengan tenaga manusia ternyata membutuhkan waktu yang lebih lama hal ini dikarenakan penguapan yang terjadi secara manual lebih sulit dibandingkan dengan secara mekanis hal ini dipengaruhi oleh luas areal pengadukan bahan lebih kecil secara manual daripada secara mekanis sehingga penguapan air lebih sedikit terjadi.


(43)

pada perlakuan B dan C terdapat sedikit perbedaan. Maka masih dapat disimpulkan kinerja alat sudah cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan tenaga kerja yang dibutuhkan hanya satu orang saja sebagai pemantau serta tidak menghabiskan tenaga yang terlalu besar jika dilakukan secara mekanis apabila dengan manual tenaga kerja yang dibutuhkan paling sedikit dua orang yang telah memiliki keahlian yang cukup tinggi.

Adapun kelemahan yang dijumpai pada saat pengujian alat pengadukan ini adalah proses pengadukan dengan bentuk mata pisau pengaduk searah mengakibatkan kapasitas yang diperoleh menjadi lebih kecil karena bahan dapat keluar dari kuali saat pengadukan apabila jumlah bahan yang diujikan dalam

jumlah besar. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap alat

pengaduk ini terutama untuk bentuk dari mata pisau pengaduk, pulley, jarak antar kuali dan sumber api dan faktor lainnya demi meningkatkan efektifitas dan efisiensi alat ini.

Efisiensi pembuatan dodol

Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan rpm memberi pengaruh berbeda nyata terhadap kapasitas alat. Hasil pengujian least significant

range (LSR) menunjukkan pengaruh rpm terhadap kapasitas alat untuk tiap-tiap

perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Uji LSR pengujian rpm terhadap efisiensi pembuatan dodol

LSR Notasi

Jarak

0.05 0.01

Perlakuan Rataan

0.05 0.01

- - - A 29.25 a A

2 12.4215 18.8118 B 21.49 a A


(44)

Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%

Tabel 4. menunjukkan bahwa perlakuan A memberikan pengaruh berbeda tidak nyata dengan perlakuan B dan berbeda nyata dengan perlakuan C. Efisiensi rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan A dengan efisiensi sebesar 29,25 % dan efisiensi rata-rata terendah terdapat pada perlakuan C dengan efisiensi sebesar 4,34 %. Efisiensi pembuatan dodol diperoleh dengan mengurangkan kapasitas efektif alat dengan kapasitas aktual yang diperoleh dari pembuatan dodol secara manual lalu di bagi dengan kapasitas aktual.

Hubungan rpm dengan efisiensi pembuatan dodol dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini.

Gambar 3. Hubungan rpm terhadap efisiensi pembuatan dodol (%)

y = 2.491x - 78.789 R2 = 0.9548 0 4 8 12 16 20 24 28 32

34 36 38 40 42 44 46

rpm fi s ie ns i pe m bua ta n dodol (% ) E 32 0 0

Dari Gambar 3 diatas menunjukkan semakin cepat rpm semakin besar efisiensi demikian sebaliknya. Hal ini dikarenakan kecepatan mempengaruhi kapasitas alat yang juga secara langsung akan mempengaruhi efisiensi. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa variasi dari efisiensi pembuatan dodol tidak terlalu besar dan cukup tinggi sehingga kinerja alat relatif baik.


(45)

Pengukuran persentase dodol yang hangus dilakukan dengan pengamatan secara visual terhadap hasil pengadukan. Setelah dilakukan pemisahan atau penyortiran dodol yang hangus secara manual yang ditandai dengan warna dan aroma yang gosong. Ditimbang dodol yang hangus, setelah itu dihitung

persentase dodol yang hangus dengan cara membandingkan berat dodol yang hangus (kg) dengan berat total dodol yang diperoleh (kg). Hasil pengujian dengan least significant range (LSR) menunjukkan pengaruh tiap-tiap perlakuan yang dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini

Tabel 5. Uji LSR pengujian rpm terhadap persentase dodol yang hangus

LSR Notasi

Jarak

0.05 0.01 Perlakuan Rataan 0.05 0.01

- - - A 2.35 a A

2.00 0.60 0.91 C 1.35 b B

3.00 0.62 0.96 B 0.71 c B

Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%

Dari Tabel 5 perlakuan A memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap perlakuan B dan C. Persentase rata-rata dodol yang hangus tertinggi terjadi pada perlakuan A adalah 5,23 % (333,33 gram), sedangkan pada perlakuan C adalah 1,34 % (83,33 gram).

Hubungan rpm terhadap pesentase dodol yang hangus dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.


(46)

0 0

Gambar 4. Hubungan rpm terhadap persentase dodol yang hangus (%)

Gambar 4 menunjukkan persentase dodol yang hangus terbanyak pada perlakuan A dan perlakuan B tidak ditemukan dodol yang hangus sama sekali. Hal demikian dapat terjadi disebabkan karena panas api dari kompor gas yang tidak menyebar dan pengaruh putaran dari pisau pengaduk yang menggesek kuali.

Energi listrik yang digunakan (Kwh)

Elektromotor merupakan suatu alat yang merubah energi listrik menjadi energi mekanis. Sehingga penggunaan elektromotor sebagai sumber tenaga penggerak tidak terlepas dari pemakaian energi listrik. Pemakaian energi listrik rata-rata dari tiap perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Pemakaian energi listrik (Kwh)

Perlakuan (rpm) Kwh

A (44) 0,57

B (39) 0,63

C (34) 0,67


(47)

terbaca pada Kwh meter sebesar 0,56 Kwh sehingga untuk waktu satu jam diperoleh sebesar 0,31 Kwh. Untuk perlakuan B dengan waktu rata-rata 1,98 jam (Lampiran 15) diperoleh skala rata-rata yang terbaca pada Kwh meter sebesar 0,63 Kwh sehingga untuk waktu satu jam diperoleh sebesar 0,31 Kwh. Untuk perlakuan C dengan waktu rata 2,19 jam (Lampiran 15) diperoleh skala rata-rata yang terbaca pada Kwh meter sebesar 0,67 Kwh sehingga untuk waktu satu jam diperoleh sebesar 0,31 Kwh.

Bahan bakar yang digunakan (kg/jam)

Tabel 7. Pemakaian bahan bakar (Kg/Jam)

Perlakuan (rpm) Bahan Bakar (kg/jam)

A (44) 1,17

B (39) 1,37

C (34) 1,50

Dari Tabel 7 diatas dengan menggunakan timbangan untuk waktu rata-rata 1,76 jam (Lampiran 16) pada perlakuan A diperoleh hasil penggunaan gas elpiji rata-rata yang digunakan sebesar 1,16 kg sehingga untuk satu jam diperoleh sebesar 0.66 kg/jam. Pada perlakuan B diperoleh hasil penggunaan gas elpiji

rata-rata yang digunakan sebesar 1,36 kg untuk waktu rata-rata 1,98 jam (Lampiran 16) sehingga untuk satu jam diperoleh sebesar 0.69 kg/jam. Pada


(48)

sebesar 1,5 kg untuk waktu rata-rata 2,18 jam (Lampiran 16) sehingga untuk satu jam diperoleh sebesar 0,68 kg/jam apabila dibandingkan secara manual tidak jauh berbeda. Pengukuran besar bahan bakar dengan diperoleh secara manual diperoleh sebesar 0,72 kg/jam. Pemakaian bahan bakar pada pengadukan dengan menggunakan alat dan secara manual terdapat perbedaan, hal ini dikarenakan berbedanya waktu masak dari penggunaan alat pengaduk dan secara manual. Pembuatan dodol dengan alat pengaduk lebih cepat proses masaknya, sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih sedikit

Harga bahan bakar gas elpiji untuk setiap kg adalah rata-rata sebesar Rp 5.250/kg sehingga besar biaya yang dikeluarkan untuk setiap kg untuk

perlakuan dengan putaran 44 rpm adalah 0,66 kg x Rp 5.250,00/kg = Rp. 3.465,00/jam, sedangkan untuk perlakuan dengan putaran 39 rpm adalah

0,69 kg x Rp 5.250,00/kg = Rp. 3.662,50/jam, dan perlakuan dengan putaran 34 rpm adalah 0,68 kg x Rp 5.250,00/kg = Rp. 3.570,00/jam

Rendemen bahan yang diolah

Tabel 8. Rendemen bahan yang diolah

Perlakuan (rpm) Rendemen (%)

A (44) 43,87

B (39) 48,24

C (34) 44,60

Dari Tabel 8 rendemen bahan yang diolah dapat dihitung dengan mencari persentase perbandingan antara keseluruhan berat bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan dodol dengan hasil olahan yang telah menjadi dodol. Rendemen rata-rata terendah terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 43,87 %. Rendemen rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan B yaitu sebesar 48,24 %. Sedangkan


(49)

mengetahui persentase kehilangan berat dari bahan-bahan selama proses pembuatan dodol.

Biaya Pengadukan

Ada beberapa faktor yang menentukan layak atau tidaknya suatu alat untuk digunakan, salah satunya adalah faktor ekonomi. Dari analisa ekonomi dapat diketahui besar biaya yang dikeluarkan untuk satu kali produksi. Biaya produksi dipengaruhi oleh kapasitas alat. Semakin tinggi kapasitas alat, maka biaya produksi akan semakin rendah.

Dari analisa biaya diperoleh biaya pengadukan secara mekanis sebesar Rp. 3688,40 /kg, yang merupakan hasil perhitungan dari biaya produksi terhadap kapasitas alat pengaduk. Perhitungan biaya dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya tetap (BT) dan biaya tidak tetap (BTT) (Lampiran 18).

1. Biaya Tetap (Rp/thn)

(1). Biaya Penyusutan (D) = Rp. 514.161,00 (2). Bunga modal dan asuransi = Rp. 257.080,50 (3). Biaya sewa gudang = Rp. 28.564,50

(4). Pajak = Rp. 57.129,00

Total Biaya Tetap (BT) = Rp. 856.935,00 2. Biaya Tidak Tetap (Rp/jam)

(1). Biaya perbaikan alat (reparasi) = Rp. 30,84 /jam (2). Biaya perawatan = Rp. 285,64 /jam

(3). Biaya listrik

44 rpm = Rp. 88,00 39 rpm = Rp. 85,25


(50)

34 rpm = Rp. 88,00 (4). Biaya operator = Rp. 5.000,00 /jam (5). Biaya Bahan Bakar

44 rpm = Rp. 3.465,00 / jam

39 rpm = Rp. 3.662,50/ jam

34 rpm = Rp. 3.570,00/ jam Total Biaya Tidak Tetap (BTT)

44 rpm = Rp. 8.869,48 / jam 39 rpm = Rp. 9.064,23 / jam 34 rpm = Rp. 8.974,48 / jam

Sehingga untuk biaya pokok produksi (Lampiran 18) adalah sebagai berikut 44 rpm = Rp. 2.880,17 / kg

39 rpm = Rp. 2.988,47 / kg 34 rpm = Rp. 3.542,97 / kg

Perhitungan biaya pengadukan dodol secara manual :

1. Upah sekali pengadukan Rp. 17.500/orang (2,75 jam)

Untuk 2 orang = Rp. 35.000,00 2. Biaya bahan bakar Rp 5.250,00 x 1.98 /kg = Rp 10.395,00 3. Biaya bahan = Rp. 64.250,00 + Total biaya pengadukan dodol secara manual = Rp.109.645,00


(51)

Keuntungan penjualan / kg =

kg 7,59

,00 Rp.109.645

-,00 Rp.136.620

= Rp. 3.554,02 / kg Perhitungan biaya pengadukan dodol secara mekanis :

1. Biaya bahan

- 8 buah kelapa ( termasuk peras) @ Rp.3500,00 = Rp. 28.000,00 - 2,25 kg tepung ketan @ Rp.7.000,00 = Rp. 15.750,00 - 2 kg gula merah @ Rp.10.000,00 = Rp. 20.000,00

- vanili = Rp. 500,00 +

Total Rp. 64.250,00

2. Biaya produksi

- 44 rpm = Rp. 17.367,42

- 39 rpm = Rp. 19.813,55

- 34 rpm = Rp. 21.718,40

Total biaya pengadukan dodol secara mekanis:

- 44 rpm ` = Rp. 81.617,42

- 39 rpm = Rp. 84.063,55

- 34 rpm = Rp. 85.968,40

Harga jual :

- 44 rpm (6,03 kg) = Rp. 108.540,00


(52)

- 34 rpm (6,13 kg) = Rp. 110.340,00

Keuntungan penjualan / kg :

44 rpm = Rp. 4464,77 / kg 39 rpm = Rp. 5.320,81 / kg 34 rpm = Rp. 3.975,80 / kg


(53)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan.

1. Kapasitas rata-rata alat yang tertinggi terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 3,61 kg/jam, sedangkan kapasitas rata-rata alat terendah terdapat pada perlakuan C yaitu sebesar 2,88 kg/jam.

2. Efisiensi rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan A dengan efisiensi sebesar 29,25 % dan efisiensi rata-rata terendah terdapat pada perlakuan C dengan efisiensi sebesar 4,34%.

3. Persentase rata-rata dodol yang hangus tertinggi dalam pengujian alat pengaduk untuk pembuatan dodol terjadi pada perlakuan A adalah 5,23% (333,33 gram), sedangkan pada perlakuan C adalah 1,34% (83,33 gram), pada perlakuan B tidak terdapat dodol yang hangus sama sekali

4. Energi listrik rata- rata yang terpakai oleh alat pengaduk untuk pembuatan dodol ini adalah 0,31 Kwh.

5. Bahan bakar/gas rata-rata yang terpakai pada proses pengadukan pada perlakuan A diperoleh hasil sebesar 0.66 kg/jam. Pada perlakuan B sebesar 0.69 kg/jam. Dan pada perlakuan C 0.68 kg/jam.

6. Rendemen rata-rata bahan pada proses pengadukan dodol pada perlakuan A sebesar 43,87%, perlakuan B sebesar 48,24%. Sedangkan pada perlakuan C sebesar 44,60 %.

7. Biaya produksi untuk tiap kg dalam pembuatan dodol dengan perlakuan A sebesar Rp. 2.880,17/kg, pada perlakuan B sebesar Rp. 2.988,47/kg dan pada perlakuan C sebesar Rp. 3.542,97/kg.


(54)

8. Perlakuan A adalah perlakuan yang terbaik dari penelitian ini.

9. Alat pengaduk dodol ini dapat digunakan oleh operator dengan tingkat keterampilan yang biasa, tidak membutuhkan keahlian yang tinggi, tetapi hanya membutuhkan adaptasi (kebiasaan kerja) pada alat tersebut.

Saran

1. Perlu dilakukan pengujian efektifitas kinerja alat lebih lanjut, terutama untuk meningkatkan kapasitas pengadukan.

2. Agar dodol hasil pengadukan secara mekanis yang diperoleh lebih baik, maka harus dicari solusi/cara untuk mendapatkan komposisi bahan yang lebih tepat

3. Beberapa cara yang dapat dicoba adalah dengan mengubah bentuk mata pisau pengaduk, mengganti ukuran pulley dan mengatur jarak antar kuali dengan sumber panas agar kinerja alat dapat menjadi lebih baik.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Darun., 2002. Ekonomi Teknik. Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian USU, Medan.

Daryanto, 1986. Ikhtisar Praktis Bagian-Bagian Mesin. Tarsito. Bandung. Daryanto, 1993. Dasar-Dasar Teknik Mesin. Rineka Cipta. Jakarta. Departemen Pertanian, 2001. Dodol.

http://www.agribisnis.deptan.go.id/pustaka/garut/spo/20%.pdf, Akses 23 Juni 2007.

Gama Mesin Mandiri, 2007. Mesin Pengaduk Dodol.

http://www.gamamesinmandiri.com, Akses 23 Juni 2007.

Hardjosentono, M., Wijato, R., Elon, IW., Badra, TR., Dadang., 1996. Mesin-Mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Kompas, 2004. Dodol.

http://www. Kompas.com/kompas-cetak/0401/11/sumah/785520.htm, Akses 16 April 2007.

Mabie, H. H. and F. W. Ocvirk, 1967. Mechanics and Dynamics of Machinery, John Willey and Sons, inc. New York.

Nababan. M., 2005. Mesin Pengupas Kulit Kacang Tanah Kapasitas 2500 kg/jam. Politeknik Negeri Medan. Medan.

Niemann, G., 1982. Elemen Mesin : Desain dan Kalkulasi dari Sambungan Bantalan dan Poros. Terjemahan Bambang Priambodo. Erlangga. Jakarta. Pratomo. M., dan Irwanto, 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Satuhu, S., dan Sunarmani, 2004. Membuat Aneka Dodol Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Smith, H P., dan L.H Wilkes, 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Terjemahan Tri Purwadi. UGM Press. Yogyakarta.

Soemaatmdja, D., 1997. Pengawetan Pangan di Indonesia IPB Bogor. Standar Nasional Indonesia. Bogor.

Standar Nasional Indonesia, 1995. Syarat Mutu Berbagai Jenis Dodol. Penebar Swadaya. Jakarta.


(56)

Stolk, J., dan Kross, 1993. Elemen Mesin : Elemen Kontruksi dari Bangunan Mesin. Terjemahan Hendersin dan A. Rahman. Erlangga. Jakarta.

Suhardiyono, L., 1995. Tanaman Kelapa. Kanisius. Yogyakarta.

Sularso dan K. Suga, 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradya Paramitha. Jakarta.

Sumanto, M.A., 1993. Motor Listrik Arus Bolak-Balek, Motor Induksi, Motor Sinkron, Andi Offset. Yogyakarta.

Sunanto, H. 1993. Aren. Kanisius. Yogyakarta.

Toko Mesin Maksindo, 2007. Mesin Pengaduk Dodol dan Selai. http://www.tokomesin.com/mesinpengadukdodolmesinpengadukselaimesin mixerserbaguna.htm, Akses 20 Agustus 2007

Wikipedia, 2007. Dodol. http://www.wikipedia.org/wiki/dodol, Akses 23 Juni 2007.

Wikipedia Indonesia, 2007. Dodol.


(57)

(58)

Lampiran 5. Gambar mesin pengaduk dodol

Gambar mesin pengaduk dodol tipe XT4-h


(59)

Lampiran 6. Gambar alat pengaduk dodol pada penelitian

alat pengaduk dodol


(60)

Pengadukan setelah penuangan beras ketan


(61)

Lampiran 7. Prinsip kerja alat

Bahan-bahan dasar pembuatan dodol dimasukkan kedalam kuali yang berhubungan dengan pisau pengaduk dalam keadaan alat pengaduk sudah berputar dan kuali sudah dipanaskan oleh kompor gas . Pada saat berputar, pisau pengaduk bergesekan dengan kuali. Pisau pengaduk dihubungkan kesebuah pulley melalui as pengaduk. Ukuran diameter pulley 5 inci terhubung dengan reducer dan pulley 3,5 inci, 3 inci dan 2,7 inci terhubung dengan as pengaduk. Pulley digerakkan oleh motor listrik dengan tenaga 1 HP dan kecepatan 1400 rpm. Untuk mengurangi kecepatan putaran motor listrik yang terlalu tinggi digunakan sebuah reducer dengan perbandingan 1:60 sehingga dihasilkan output 34 rpm, 39 rpm, dan 44 rpm. Adonan dodol terus menerus diaduk oleh alat pengaduk sampai masak dengan ciri – ciri visual dan kekentalan tertentu.


(62)

Lampiran 8. Spesifikasi alat pengaduk untuk pembuatan dodol

1. Dimensi alat

̇ Panjang : 110 cm

̇ Lebar : 80 cm

̇ Tinggi : 120 cm

2. Berat : 57,9 Kg

3. Elektromotor : 1 Hp 1400 rpm 4. Reducer : Type 60 ( 1:60 )

5. Kapasitas

̇ 44 rpm : 3,61 kg/jam ̇ 39 rpm : 3,35 kg/jam ̇ 34 rpm : 2,88 kg/jam


(63)

Lampiran 9. Perawatan alat

Sebelum pengoperasian alat pengaduk dodol, harus dipastikan pelumas untuk reducer sudah terisi, bearing telah diberi minyak gemuk (grease), pulley dan sabuk v terpasang dengan baik, kuali dan tong telah terkunci, kompor gas telah diletakkan dengan baik,tabung telah terpasang dengan baik. Pemeriksaan ini harus dilakukan setiap akan melakukan proses pengadukan.

Sebelum dan sesudah pengoperasian alat, kuali dan pisau pengaduk harus selalu diminyaki dengan minyak goreng agar mencegah terjadinya korosi dan dodol tidak lengket pada kuali dan pengaduk. Setelah proses pengadukan, kuali dan pisau pengaduk harus dicuci dan dipastikan bersih dari sisa-sisa dodol. Kebersihan alat harus selalu dijaga sehingga dodol dapat dijaga kebersihannya. Untuk motor listrik dianjurkan memakai stabilizer agar motor listrik dapat bertahan lebih lama dan tidak terpengaruh sumber listrik yang voltasenya naik turun yang dapat mempengaruhi kinerja alat.


(64)

Lampiran 10. Keselamatan kerja

Pada pengoperasian alat pengaduk dodol, harus dipastikan pulley dan sabuk v terpasang dengan baik agar tidak terjadi kecelakaan kerja akibat dari

pulley dan sabuk v yang terlepas dari tempatnya. Kuali dan tong harus terkunci

dengan baik agar alat dan kuali tidak bergerak sehingga dodol dapat tumpah. Kompor gas dipastikan telah diletakkan dengan baik dan tabung telah terpasang dengan baik agar tidak terjadi kecelakaan kerja akibat api dari kompor gas dan tabung gas.


(65)

Lampiran 11. Data pengamatan hasil pembuatan dodol

RPM Ulangan

Kapasitas efektif alat (kg/jam) Efesiensi pembuatan dodol (%) Persentase dodol yang Hangus(%) KWh Bahan Bakar

(kg/jam) Rendemen

A(44) I II III 3,68 3,31 3,85 33,33 19,92 34,49 3.17 7.81 4.68 0,55 0,62 0,53 1,10 1,30 1,10 44,36 42.90 44,36

Total 10,84 87.74 15,66 1,70 3,50 131,62

Rataan 3,61 29,25 5,22 0,57 1,17 43,87

B(39) I II III 3,56 3,20 3.30 28,98 15.94 19.56 0 0 0 0,61 0,65 0,64 1,30 1,40 1,40 49,45 47,27 48,00

Total 10,06 64,48 0 1,90 4,10 144,72

Rataan 3,35 21,49 0 0,63 1,37 48,24

C(34) I II III 2,90 2,93 2,81 5,07 6,15 1,81 1.61 0,80 1,61 0,68 0,67 0,67 1.50 1.50 1,50 44,36 45,09 44,36

Total 8,64 13,03 4,02 2,02 4,50 133,81


(66)

Lampiran 12. Data pengamatan kapasitas alat (Kg/jam)

Ulangan

Perlakuan

I II III

Total

Rataan

A 3.68 3.31 3.85 10.84 3.61

B 3.56 3.20 3.30 10.06 3.35

C 2.90 2.93 2.81 8.64 2.88

Total 10.14 9.44 9.96 29.54

Rataan 3.38 3.15 3.32 9.85

Daftar sidik ragam kapasitas alat

SK Db JK KT Fhit. F.05 F.01

Total 8 1.059

Perlakuan 2 0.829 0.415 10.85 * 5.14 10.92

Error 6 0.229 0.038

Keterangan: FK = 96.957

kk= 1.99% ** = sangat nyata

* = nyata tn = tidak nyata


(67)

Lampiran 13. Data pengamatan efisiensi(%) Ulangan Perlakuan

I II III

Total Rataan

A 33.33 19.92 34.49 87.74 29.25

B 28.98 15.94 19.56 64.48 21.49

C 5.07 6.15 1.81 13.03 4.34

Total 67.38 42.01 55.86 165.25

Rataan 22.46 14.00 18.62 55.08

Daftar sidik ragam efisiensi (%)

SK Db JK KT Fhit. F.05 F.01

Total 8 1206.40

Perlakuan 2 974.41 487.21 12.60 ** 5.14 10.92

Error 6 231.99 38.67

Keterangan:

FK = 3034.17 kk= 11.29% ** = sangat nyata

* = nyata tn = tidak nyata


(68)

Lampiran 14. Data pengamatan persentase dodol yang hangus (%)

Ulangan Perlakuan

I II III

Total

Rataan

A 3.17 7.81 4.68 15.66 5.22

B 0 0 0 0.00 0.00

C 1.61 0.8 1.61 4.02 1.34

Total 4.78 8.61 6.29 19.68

Rata-rata 1.59 2.87 2.10 6.56

Daftar sidik ragam persentase dodol yang hangus (%)

SK Db JK KT Fhit. F.05 F.01

Total 8 55.738

Perlakuan 2 44.098 22.049 11.37 ** 5.14 10.92

Error 6 11.640 1.940

Keterangan: FK = 43.034

kk= 21.23% ** = Sangat nyata

* = Nyata tn = Tidak nyata

Data tranformasi

Data Pengamatan Persentase Dodol yang Hangus (%)

Ulangan

Perlakuan

I II III

Total

Rataan A 1.91 2.88 2.27 7.06 2.35

B 0.71 0.71 0.71 2.13 0.71

C 1.45 1.14 1.45 4.04 1.35

Total 4.07 4.73 4.43 13.23

Rata-rata 1.36 1.58 1.48 4.41

Daftar sidik ragam persentase dodol yang hangus (%)

SK Db JK KT Fhit. F.05 F.01

Total 8.00 4.66

Perlakuan 2.00 4.12 2.06 22.68 ** 5.14 10.92


(69)

kk= 7% ** =

Sangat nyata * = Nyata tn = Tidak nyata

Lampiran 15. Energi listrik yang digunakan (kWh)

RPM Ulangan Waktu Masak

(Jam) KWh A(44) I II III 1,71 1,93 1,66 0,55 0,62 0,53

Total 5,3 1,70

Rataan 1,76 0,57

B(39) I II III 1,91 2,03 2 0,61 0,65 0,64

Total 5,93 1,90

Rataan 1,98 0,63

C(34) I

II III 2,25 2,13 2,2 0,68 0,67 0,67

Total 6,58 2,02


(70)

Lampiran 16. Bahan bakar yang digunakan (kg/jam)

RPM Ulangan Waktu Masak (Jam) Bahan

Bakar (kg/jam) A(44) I II III 1,71 1,93 1,66 1,10 1,30 1,10

Total 5,3 3,50

Rataan 1,76 1,17

B(39) I II III 1,91 2,03 2 1,30 1,40 1,40

Total 5,93 4,10

Rataan 1,98 1,37

C(34) I

II III 2,25 2,13 2,2 1.50 1.50 1,50

Total 6,58 4,50


(71)

Lampiran 17. Rendemen bahan yang diolah

Ulangan

Perlakuan

I II III

Total

Rataan

A 44,36 42,90 44,36 131,62 43,87

B 49,45 47,27 48,00 144,72 48,24

C 44,36 45,09 44,36 133,81 44,60

Total 138,17 135,26 136,72 410,20


(72)

Lampiran 18.Analisis biaya

BIAYA PEMBUATAN ALAT

(1) Elektromotor 1 HP Rp. 550.000

(2) Coupling MP 80 Rp. 52.000

(3) Reducer Tipe 60 Rp. 500.000

(4) Pulley 5" Rp. 34.000

(5) V-Belt Rp. 15.000

(6) Pulley 3" Rp. 25.500

(7) Besi Poros Rp. 12.000

(8) Besi pipa Rp. 3.250

(9) Bearing 19 mm GHB Rp. 28.000

(10) Bearing 20 mm FYH Rp. 62.500

(11) Pisau Pengaduk Rp. 100.000

(12) Sakelar Rp. 5.000

(13) Kabel/wayar Rp. 11.200

(14) Roda 3” Rp. 40.000

(15) Besi siku 4 mm Rp. 30.000

(16) Besi siku 3 mm Rp. 51.000

(17) Besi siku 3 mm Rp. 18.500

(18) Besi strip Rp. 12.000

(19) Besi pipa 2,5” Rp. 45.500

(20) Plat 6x15 cm Rp. 13.000

(21) Baut 2” Rp. 24.000

(22) Baut 1” Rp. 4.000

(23) Bubut Rp. 220.000

(24) Biaya perakitan Rp.1.000.000 Total P Rp.2.856.450

1. Tarif Listrik 1 kWH (daya 900 VA) = Rp. 275,00 2. Harga Gas / kg = Rp 5.250,00 3. Umur Ekonomi (n) = 5 tahun 4. Nilai akhir alat (S) = 10 % dari P


(73)

6. Produksi/hari 44 rpm = 28,88 kg 39 rpm = 26,80 kg 34 rpm = 21,84 kg

7. Upah operator = Rp. 40.000,00 per hari

8. Biaya perawatan = 10 % dari P per tahun/1000 jam. 9. Bunga modal dan asuransi = 20 % pertahun

10. Biaya sewa gedung = 1 % dari P

11. Pajak = 2 % dari P

12. Jam kerja alat/tahun = 1000 jam Perhitungan Biaya Produksi

1. Biaya Tetap (BT) (1). Biaya Penyusutan

D = ( P – S ) / n = Rp. 514.161,00 (2). Bunga modal dan asuransi

Bunga bank untuk bulan Februari adalah 17%-19% Jadi rata-rata bunga bank = 18% Asuransi = 2% . P, jadi total i = 18 + 2 = 20% Bunga modal (I) =

n i

2 1) (n

P +

= Rp. 342.774,50 (3). Biaya sewa gudang

Sewa gudang = 1 % . P = Rp. 28.564,50 (4). Pajak

Pajak = 2 % . P = Rp. 57.129,00 Total Biaya Tetap (BT) = Rp. 942.628,50/tahun 2. Biaya Tidak Tetap (BTT)


(74)

(1). Biaya perbaikan alat (reparasi) Biaya reparasi =

1000 S) -P %( 2 , 1

= Rp. 30,84 (2). Biaya perawatan

Biaya perawatan = 10% P/1000 jam = Rp. 285,64

(3). Biaya listrik

44 rpm = 0,32 kWh x Rp 275,00/kWh = Rp. 88,00 39 rpm = 0,31 kWh x Rp 275,00/kWh = Rp. 85,25 34 rpm = 0,32 kWh x Rp 275,00/kWh = Rp. 88,00 (4). Biaya operator = Rp. 5.000,00 /jam (5). Biaya Bahan Bakar

44 rpm = 0,66 kg x Rp 5.250,00/kg = Rp. 3.465,00 / jam 39 rpm = 0,69 kg x Rp 5.250,00/kg = Rp. 3.662,50/ jam 34 rpm = 0,68 kg x Rp 5.250,00/kg = Rp. 3.570,00/ jam Total Biaya Tidak Tetap (BTT)

44 rpm = Rp. 8.869,48 / jam 39 rpm = Rp. 9.064,23 / jam 34 rpm = Rp. 8.974,48 / jam

Sehingga untuk biaya pokok produksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Biaya pokok produksi = BTT .C x BT ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ +

44 rpm = 8.869,48 Rp/jam x 0,2935323jam/kg 1000 942.628,50 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ +


(75)

39 rpm = 9.064,23 Rp/jam x 0,2986425jam/kg 1000 942.628,50 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ +

= Rp. 2.988,47 / kg

34 rpm = 8.974,48 Rp/jam x 0,3572593jam/kg 1000 942.628,50 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ +

= Rp. 3.542,97 / kg

Perhitungan biaya pengadukan dodol secara manual :

4. Upah sekali pengadukan Rp. 17.500/orang (2,75 jam)

Untuk 2 orang = Rp. 35.000,00 5. Biaya bahan bakar Rp 5.250,00 x 1.98 /kg = Rp 10.395,00 6. Biaya bahan = Rp. 64.250,00 + Total biaya pengadukan dodol secara manual = Rp.109.645,00 Harga jual untuk 7,59 kg dodol = Rp. 18.000,00 x 7,59 kg = Rp.136.620,00 Keuntungan penjualan / kg =

kg 7,59 ,00 Rp.109.645 -,00 Rp.136.620

= Rp. 3.554,02

Sebagai bahan perbandingan biaya pengadukan dodol secara manual diperoleh dari keterangan para pengusaha dodol di Perbaungan yaitu untuk membuat dodol sekitar 15 kg selama 4 jam dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 2 orang dengan rata-rata upah selama pengadukan sebesar Rp 35.000/ orang. Jadi untuk biaya setiap kg diperoleh sebesar Rp 4.666,66/kg dan belum termasuk biaya bahan bakar.

Perhitungan biaya pengadukan dodol secara mekanis : 1. Biaya bahan

- 8 buah kelapa ( termasuk press) @ Rp.3500,00 = Rp. 28.000,00 - 2,25 kg tepung ketan @ Rp.7.000,00 = Rp. 15.750,00 - 2 kg gula merah @ Rp.10.000,00 = Rp. 20.000,00

- vanili = Rp. 500,00 +


(76)

3. Biaya produksi

- 44 rpm = Rp. 2.880,17 / kg x 6,03 kg = Rp. 17.367,42 - 39 rpm = Rp. 2.988,47 / kg x 6,63 kg = Rp. 19.813,55 - 34 rpm = Rp. 3.542,97 / kg x 6,13 kg = Rp. 21.718,40 Total biaya yang dikeluarkan

= Biaya bahan + Biaya produksi

- 44 rpm = Rp. 64.250,00 + Rp. 17.367,42 = Rp. 81.617,42 - 39 rpm = Rp. 64.250,00 + Rp. 19.813,55 = Rp. 84.063,55 - 34 rpm = Rp. 64.250,00 + Rp. 21.718,40 = Rp. 85.968,40

Harga jual

- 44 rpm = Rp. 18.000,00 / kg x 6,03 kg = Rp. 108.540,00 - 39 rpm = Rp. 18.000,00 / kg x 6,63 kg = Rp. 119.340,00 - 34 rpm = Rp. 18.000,00 / kg x 6,13 kg = Rp. 110.340,00 Keuntungan penjualan / kg

= Dodol Bersih Berat Biaya Total -Jual Harga

44 rpm =

kg 6,03 81.617,42 Rp. -108.540,00 Rp.

= Rp. 4464,77 / kg 39 rpm =

kg 6,63 84.063,55 Rp. -119.340,00 Rp.

= Rp. 5.320,81 / kg

34 rpm =

kg 6,13 85.968,40 Rp. -110.340,00 Rp.


(1)

Lampiran 17. Rendemen bahan yang diolah

Ulangan Perlakuan

I II III

Total

Rataan

A 44,36 42,90 44,36 131,62 43,87

B 49,45 47,27 48,00 144,72 48,24

C 44,36 45,09 44,36 133,81 44,60

Total 138,17 135,26 136,72 410,20 Rata-rata 46,05 45,08 45,57 136,71


(2)

Lampiran 18.Analisis biaya

BIAYA PEMBUATAN ALAT

(1) Elektromotor 1 HP Rp. 550.000

(2) Coupling MP 80 Rp. 52.000

(3) Reducer Tipe 60 Rp. 500.000

(4) Pulley 5" Rp. 34.000

(5) V-Belt Rp. 15.000

(6) Pulley 3" Rp. 25.500

(7) Besi Poros Rp. 12.000

(8) Besi pipa Rp. 3.250

(9) Bearing 19 mm GHB Rp. 28.000

(10) Bearing 20 mm FYH Rp. 62.500

(11) Pisau Pengaduk Rp. 100.000

(12) Sakelar Rp. 5.000

(13) Kabel/wayar Rp. 11.200

(14) Roda 3” Rp. 40.000

(15) Besi siku 4 mm Rp. 30.000

(16) Besi siku 3 mm Rp. 51.000

(17) Besi siku 3 mm Rp. 18.500

(18) Besi strip Rp. 12.000

(19) Besi pipa 2,5” Rp. 45.500

(20) Plat 6x15 cm Rp. 13.000

(21) Baut 2” Rp. 24.000

(22) Baut 1” Rp. 4.000

(23) Bubut Rp. 220.000

(24) Biaya perakitan Rp.1.000.000

Total P Rp.2.856.450

1. Tarif Listrik 1 kWH (daya 900 VA) = Rp. 275,00

2. Harga Gas / kg = Rp 5.250,00

3. Umur Ekonomi (n) = 5 tahun

4. Nilai akhir alat (S) = 10 % dari P


(3)

6. Produksi/hari 44 rpm = 28,88 kg

39 rpm = 26,80 kg

34 rpm = 21,84 kg

7. Upah operator = Rp. 40.000,00 per hari

8. Biaya perawatan = 10 % dari P per tahun/1000 jam.

9. Bunga modal dan asuransi = 20 % pertahun

10.Biaya sewa gedung = 1 % dari P

11.Pajak = 2 % dari P

12.Jam kerja alat/tahun = 1000 jam

Perhitungan Biaya Produksi 1. Biaya Tetap (BT)

(1). Biaya Penyusutan

D = ( P – S ) / n = Rp. 514.161,00

(2). Bunga modal dan asuransi

Bunga bank untuk bulan Februari adalah 17%-19%

Jadi rata-rata bunga bank = 18%

Asuransi = 2% . P, jadi total i = 18 + 2 = 20%

Bunga modal (I) =

n i

2 1) (n

P +

= Rp. 342.774,50

(3). Biaya sewa gudang

Sewa gudang = 1 % . P = Rp. 28.564,50

(4). Pajak

Pajak = 2 % . P = Rp. 57.129,00

Total Biaya Tetap (BT) = Rp. 942.628,50/tahun


(4)

(1). Biaya perbaikan alat (reparasi)

Biaya reparasi =

1000 S) -P %( 2 , 1

= Rp. 30,84

(2). Biaya perawatan

Biaya perawatan = 10% P/1000 jam = Rp. 285,64

(3). Biaya listrik

44 rpm = 0,32 kWh x Rp 275,00/kWh = Rp. 88,00 39 rpm = 0,31 kWh x Rp 275,00/kWh = Rp. 85,25 34 rpm = 0,32 kWh x Rp 275,00/kWh = Rp. 88,00

(4). Biaya operator = Rp. 5.000,00 /jam

(5). Biaya Bahan Bakar

44 rpm = 0,66 kg x Rp 5.250,00/kg = Rp. 3.465,00 / jam 39 rpm = 0,69 kg x Rp 5.250,00/kg = Rp. 3.662,50/ jam 34 rpm = 0,68 kg x Rp 5.250,00/kg = Rp. 3.570,00/ jam

Total Biaya Tidak Tetap (BTT)

44 rpm = Rp. 8.869,48 / jam 39 rpm = Rp. 9.064,23 / jam

34 rpm = Rp. 8.974,48 / jam

Sehingga untuk biaya pokok produksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Biaya pokok produksi = BTT .C

x BT

⎟ ⎠ ⎞ ⎜

+

44 rpm = 8.869,48 Rp/jam x 0,2935323jam/kg

1000 942.628,50

⎟ ⎠ ⎞ ⎜

+


(5)

39 rpm = 9.064,23 Rp/jam x 0,2986425jam/kg 1000

942.628,50

⎟ ⎠ ⎞ ⎜

+

= Rp. 2.988,47 / kg

34 rpm = 8.974,48 Rp/jam x 0,3572593jam/kg

1000 942.628,50

⎟ ⎠ ⎞ ⎜

+

= Rp. 3.542,97 / kg

Perhitungan biaya pengadukan dodol secara manual :

4. Upah sekali pengadukan Rp. 17.500/orang (2,75 jam)

Untuk 2 orang = Rp. 35.000,00 5. Biaya bahan bakar Rp 5.250,00 x 1.98 /kg = Rp 10.395,00 6. Biaya bahan = Rp. 64.250,00 + Total biaya pengadukan dodol secara manual = Rp.109.645,00 Harga jual untuk 7,59 kg dodol = Rp. 18.000,00 x 7,59 kg = Rp.136.620,00

Keuntungan penjualan / kg =

kg 7,59

,00 Rp.109.645

-,00 Rp.136.620

= Rp. 3.554,02

Sebagai bahan perbandingan biaya pengadukan dodol secara manual diperoleh dari keterangan para pengusaha dodol di Perbaungan yaitu untuk membuat dodol sekitar 15 kg selama 4 jam dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 2 orang dengan rata-rata upah selama pengadukan sebesar Rp 35.000/ orang. Jadi untuk biaya setiap kg diperoleh sebesar Rp 4.666,66/kg dan belum termasuk biaya bahan bakar.

Perhitungan biaya pengadukan dodol secara mekanis : 1. Biaya bahan

- 8 buah kelapa ( termasuk press) @ Rp.3500,00 = Rp. 28.000,00

- 2,25 kg tepung ketan @ Rp.7.000,00 = Rp. 15.750,00

- 2 kg gula merah @ Rp.10.000,00 = Rp. 20.000,00

- vanili = Rp. 500,00 +


(6)

3. Biaya produksi

- 44 rpm = Rp. 2.880,17 / kg x 6,03 kg = Rp. 17.367,42 - 39 rpm = Rp. 2.988,47 / kg x 6,63 kg = Rp. 19.813,55 - 34 rpm = Rp. 3.542,97 / kg x 6,13 kg = Rp. 21.718,40 Total biaya yang dikeluarkan

= Biaya bahan + Biaya produksi

- 44 rpm = Rp. 64.250,00 + Rp. 17.367,42 = Rp. 81.617,42 - 39 rpm = Rp. 64.250,00 + Rp. 19.813,55 = Rp. 84.063,55 - 34 rpm = Rp. 64.250,00 + Rp. 21.718,40 = Rp. 85.968,40

Harga jual

- 44 rpm = Rp. 18.000,00 / kg x 6,03 kg = Rp. 108.540,00 - 39 rpm = Rp. 18.000,00 / kg x 6,63 kg = Rp. 119.340,00 - 34 rpm = Rp. 18.000,00 / kg x 6,13 kg = Rp. 110.340,00 Keuntungan penjualan / kg

=

Dodol Bersih Berat

Biaya Total -Jual Harga

44 rpm =

kg 6,03

81.617,42 Rp.

-108.540,00 Rp.

= Rp. 4464,77 / kg

39 rpm =

kg 6,63

84.063,55 Rp.

-119.340,00 Rp.

= Rp. 5.320,81 / kg

34 rpm =

kg 6,13

85.968,40 Rp.

-110.340,00 Rp.