Kesimpulan penelitian memperlihatkan bahwa strategi divisi marketing PT. Hanjaya Mandala Sampoerna melalui program direct
selling team avolution special edition pack dalam meningkatkan brand image “a family” di kalangan konsumennya, agar
meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan brand image perusahaan dan brand a family.
Saran Peneliti kepada Divisi Marketing PT. HM Sampoerna agar bisa meningkatkan lagi kinerja dan kerjasama antara Direct
Selling Team dengan divisi marketing PT. HM Sampoerna yang akan dilaksanakan dikemudian hari dan dapat menampung aspirasi dari
Direct Selling Team untuk memberikan feedback yang cepat dan tanggap dalam melayani apa yang dibutuhkan oleh konsumen dab
Direct Selling Team di lapangan.
4. Strategi Marketing
Communication Dalam Menyosialisasikan Program
Tabungan “FAEDAH” Untuk Meningkatkan Jumlah Nasabah Studi Kasus pada PT
BRISyariah Kantor Cabang Induk Surabaya.
Andini Choirunnisa;
NIM 41806126
Ilmu Komunikasi UNIKOM: 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Marketing Communication PT BRISyariah KCI Surabaya Dalam
Menyosialisasikan Program Tabungan “FAEDAH” Untuk
Meningkatkan Jumlah Nasabah. Untuk menjawab penelitian ini peneliti menggunakan enam kategori yang dijadikan alat ukur sebagai
identifikasi masalah yaitu perencanaan review program, persiapan dan pengembangan media promosi, eksekusi media dan kegiatan,
monitoring dan analisis situasi, respon, dan strategi. Penelitian
ini menggunakan
metode kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Informan adalah Pimpinan Cabang dan
Marketing Communication PT BRISyariah KCI Surabaya, serta 4 orang nasabah yang dipilih dengan menggunakan teknik snowball
sampling. Menggunakan teknik analisa data dengan tahapan reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan,
evaluasi, dan triangulasi. Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara, studi literatur, dokumentasi, penelusuran data
online, dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi
program tabungan “FAEDAH” ini menggunakan pendekatan teori komunikasi pemasaran dan mendapatkan respon positif dari
masyarakat. Media yang digunakan adalah media cetak, media elektronik, dan media outdoor. Strategi Marketing Communication
PT BRISyariah
KCI Surabaya
sangatlah penting
dalam menyosialisasikan program tabungan “FAEDAH”.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa strategi Marketing Communication
PT BRISyariah
KCI Surabaya
dalam
menyosialisasikan program tabungan “FAEDAH” dengan menggunakan media cetak, elektronik, dan outdoor dapat dikatakan
telah berjalan dengan baik dan berhasil. Saran dari penelitian ini adalah agar Marketing Communication
PT BRISyariah KCI Surabaya dapat mempertahankan dan meningkatkan jumlah nasabah dengan cara lebih meningkatkan
kegiatan sosialisasi program tabungan “FAEDAH” agar masyarakat menjadi tahu dan paham, sehingga mereka tertarik menjadi nasabah di
BRISyariah KCI Surabaya.
2.2 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini dapat pula berisi uraian tentang data sekunder yang diperoleh dari jurnal
– jurnal ilmiah atau hasil penelitian pihak lain yang dapat dijadikan asumsi
– asumsi yang memungkinkan terjadinya penalaran untuk menjawab masalah yang diajukan peneliti.
2.2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.2.1.1 Pengertian Komunikasi
Manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup sendiri untuk memenuhi segala macam kebutuhan dalam hidupanya. Untuk
itu diperlukan Komunikasi yang menjadi sarana yang sangat penting untuk bisa mencapai itu. Selain itu juga komunikasi berguna untuk
membangun konsep diri kita, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, dan berhubungan dengan orang lain. Dengan komunikasi, kita bisa
membangun suatu kerja sama dengan orang lain, mulai dari keluarga sampai dengan masyarakat luas.
Ilmu Komunikasi merupakan ilmu yang tidak bersifat absolut atau berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman, hal tersebut
dikarenakan objek materi dari Ilmu Komunikasi adalah perbuatan, perilaku atau tingkah laku manusia yang selalu dipengaruhi oleh
lingkungan. Menurut para ahli, Ilmu Komunikasi dianggap bagian dari
ilmu sosial dan merupakan ilmu terapan applied science, dan karena termasuk ke dalam ilmu sosial dan ilmu terapan, maka Ilmu
Komunikasi sifatnya interdisipliner atau multidisipliner. Hal itu disebabkan oleh objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu lainnya,
terutama yang termasuk ke dalam ilmu social ilmu kemasyarakatan. Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan
tahu bagaimana, makan, minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradab. Karena, cara-cara
berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan orang lain, yang pada intinya adalah komunikasi.
Jadi Secara sedarhana dapat disimpulkan bahwa, tanpa komunikasi seorang manusia tidak akan dapat hidup di dunia ini.
“Istilah komunikasi sesungguhnya berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga memiliki akar kata berbahasa latin
Communico yang artinya membagi. ” Dewi, 2007:2.
Everett M. Rogers, seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika, membu
at definisi, “Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
terhadap satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertian”. Rogers dan Kincaid dalam Dewi, 2007:3
Sementara Raymond S Ross, melihat komunikasi yang
berawal dari proses penyampaian suatu lambang: “A transactional process involving cognitive sorting, selecting,
and sharing of symbol in such a way as to help another elicit from his own experiences a meaning or responses similar to
that intended by the source
.” Proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilihan
bersama lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya
sendiri arti atau respon yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber. Rakhmat, 2007:3.
Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi yaitu: “Proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan adalah pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat peny
alurnya.” Effendy, 1993 :28
Sedangkan menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner 1964 : 527 dalam Wiryanto 2004 :7 mendefinisikan komunikasi,
sebagai berikut : ”Communication : the transmission of information,
ideas, emotions, skills, etc. by the uses symbol …” Komunikasi
adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasa disebut
komunikasi. Definisi
– definisi sebagaimana dikemukakan di atas, tentu belum mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli.
Namun, paling tidak kita telah memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud komunikasi, sebagaimana yang diungkapkan oleh
Shannon dan Weaver 1949, bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja
atau tidak sengaja, dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pertukaran
pesan atau informasi antara dua orang atau lebih, untuk memperoleh kesamaan arti atau makna diantara mereka.
2.2.1.2 Proses Komunikasi
1. Proses Komunikasi Primer
Proses komunikasi
secara primer
adalah proses
penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang symbol sebagai media
atau saluran. Lambang ini umumnya bahasa, tetapi dalam
situasi-situasi komunikasi tertentu lambang-lambang yang digunakan dapat berupa gesture yakni gerak anggota tubuh,
gambar, warna, dan lain sebagainya. ” Effendy, 2003:33
2. Proses Komunikasi Sekunder
“Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
” Effendy, 2006:16 Media yang digunakan adalah surat, telepon, surat
kabar, radio atau televisi. 3.
Proses Komunikasi Linear “Dalam konteks komunikasi proses secara linear adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Proses komunikasi secara
linear umumnya berlangsung pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi melalui telepon.
” Effendy, 2003:38-39 4.
Proses Komunikasi Sirkular “Dalam konteks komunikasi yang dimaksudkan dengan
proses secara sirkular itu adalah terjadinya umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator.
” Effendy, 2003:40
2.2.1.3 Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi secara menyeluruh dapat dirinci kembali sebagai berikut :
1. Informasi, yakni kegiatan mengumpulkan, menyimpan
data, fakta dan pesan,opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar
dirinya. 2.
Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana bersikap sesuai nilai-nilai yang
ada serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.
3. Motivasi, yakni mendorong seseorang untuk mengikuti
kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat dan dengar melalui media massa.
4. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai
bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang
menyangkut orang banyak.
5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk
memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun informal.
6. Memajukan kebudayaan, media massa menyebarkan
hasil-hasil kebudayaan melalui aneka program siaran atau penerbitan buku.
7. Hiburan, media massa telah menyita banyak waktu
luang dari semua golongan usia dengan difungsikannya media komunikasi sebagai alat hiburan dalam rumah
tangga.
8. Integrasi, menjembatani perbedaan antarsuku bangsa
maupun antarbangsa dalam upaya memperkokoh hubungan dan pemerataan informasi.
2.2.1.4 Tipe Komunikasi
Tipe komunikasi diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang dan pengalaman dari masing-masing pakar. Memperhatikan pendapat
para pakar maka dibawah ini akan diuraikan lima tipe atau tingkatan komunikasi beserta fungsinya masing-masing.
1. Komunikasi dengan diri sendiri Intrapersonal
Communication Komunikasi dengan diri sendiri adalah suatu proses
komunikasi yang terjadi di dalam diri individu atau komunikasi dengan diri sendiri. Proses komunikasi
terjadi karena seseorang seringkali terbawa dalam
pikirannya sendiri akibat objek yang diamati terbertik dalam pikirannya.
2. Komunikasi
Antarpribadi Interpersonal
Communication Komunikasi Antarpribadi adalah proses komunikasi yang
berlangsung antara dua orang atau lebih. 3.
Komunikasi Kelompok
Kecil Small
Group Communication
Komunikasi Kelompok
adalah komunikasi
yang berlangsung antara tiga atau lebih secara bertatap muka
atau menggunakan sebuah alat bantu. Kelompoknya pun dapat dibagi menjadi dua yakni kelompok besar atau
kelompok kecil disini termasuk kelompok dalam suatu organisasi.
4. Komunikasi Massa Mass Communication
Dalam komunikasi massa, pesan dikirim dari sumber lembaga kepada khalayak yang bersifat massa melalui
alat-alat mekanis, seperti televisi, radio, surat kabar, atau film.
5. Komunikasi Publik Public Communication
Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, kolektif, retorika, public speaking, atau audiens
communication.
2.2.1.5 Tujuan Komunikasi
Setiap komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan, tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy, 1997:10, adalah :
1. Perubahan sikap Attitude change.
2. Perubahan pendapat Opinion change.
3. Perubahan Perilaku Behavior change.
4. Perubahan sosial Sosial change.
Selanjutnya untuk mencapai tujuan tersebut itu, maka sebelumnya harus diteliti apa yang seharusnya menjadi tujuan
dilakukannya komunikasi itu. Tujuan komunikasi menurut A.W Widjaja adalah :
1. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu pada orang lain.
Ini dimaksudkan apakah kita menginginkan orang lain mengerti dan memahami apa yang kita maksud.
2. Apakah kita ingin agar orang lain menerima dan
mendukung gagasan kita. Dalam hal ini ternyata cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan
untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan saja. 3.
Apakah kita ingin agar orang lain mengerjakan sesuatu atau agar mereka mau bertindak.
2.2.1.6 Konteks Komunikasi
Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruangan hampa sosial, melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara
luas konteks disini berarti semua faktor diluar orang-orang yang berkomunikasi yang terdiri dari :
1. Aspek bersifat fisik ; seperti iklim, suhu, cuaca, bentuk
ruangan, warna dinding, tempat duduk, jumlah peserta komunikasi dan alat untuk menyampaikan pesan.
2. Aspek psikologis; seperti sikap, kecenderungan,
prasangka dan emosi para peserta komunikasi. 3.
Aspek sosial; seperti norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya.
4. Aspek waktu; yakni kapan berkomunikasi hari apa, jam
berapa, pagi, siang, sore, malam. Indikator
paling umum
untuk mengklasifikasikan
komunikasi berdasarkan konteks atau tingkatannya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenallah
komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi dan
komunikasi massa.
2.2.1.7 Komponen Komunikasi
Menurut Kotler yang dikutip oleh Sendjaja dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi, menyebutkan bahwa
komunikasi terdiri dari beberapa komponen-komponen, yaitu : 1.
Pengirim Sender, yaitu pihak yang mengirim pesan. 2.
Pesan Message, merupakan gagasan atau ide yang disampaikan pengirim kepada penerima untuk tujuan
tertentu. 3.
Penerima Receiver, yaitu pihak yang menerima pesan. 4.
Media Media, yaitu sarana bagi komunikator untuk menyampaikan pesan kepada sasaran yang dituju.
5. Pengkodean Encoding, yaitu proses untuk menjabarkan
pesan ke dalam simbol. Simbol dapat berupa kata lisan meupun tulisan, isyarat dan lainnya ke dalam media.
6. Penerjemah Decoding, yaitu proses yang dilakukan
oleh penerima pesan untuk menerjamahkan arti simbol yang dikirim sender.
7. Tanggapan Response, yaitu reaksi penerima setelah
menerima pesan. 8.
Umpan balik Feedback, yaitu bagian dari reaksi yang dikomunikasikan kembali kepada pengirim pesan.
9. Gangguan Noises, yaitu gangguan yang tak terduga
selama proses komunikasi yang dapat mengakibatkan
penerima pesan memperoleh pesan yang berbeda dari yang dikirimkan.
2.2.2. Tinjauan Tentang Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi merupakan dasar dari konteks atau level komunikasi lain, demikian dasar
–dasar peran dan kredibilitas komunikator dalam komunikasi antarpribadi yang ditunjukkan dalam suatu percakapan
dapat dijadikan dasar bagi perlakuan terhadap peranan dan kredibilitas komunikator dalam konteks komunikasi lainnya.
“Komunikasi antarpribadi interpersonal communication adalah komunikasi
antara orang
–orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal ataupun non-verbal. Dan bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik dyadic
communication yang hanya melibatkan dua orang, seperti suami –
istri, dua sahabat dekat, guru –murid, dan lain sebagainya.” Deddy
Mulyana, 2002 : 73. Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam
bukunya “The Interpersonal Communication Book”. Devito, 1989 : 4 ,
sebagai: “Proses pengiriman dan penerimaan pesan–pesan antara dua orang
atau di antara sekelompok kecil orang –orang, dengan beberapa efek dan
beberapa umpan bali k seketika”. Devito, dalam Effendy, 2003 : 59.
Effendy 1986 mengemukakan bahwa, pada hakikatnya komunikasi antarpribadi untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia
berhubung prosesnya yang dialogis. Sifat dialogis ini ditunjukkan melalui komunikasi lisan dalam percakapan yang menampilkan umpan balik secara
langsung. Seorang komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan pada saat itu juga, komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan
–pesan yang dia kirimkan itu diterima atau ditolak, berdampak positif ataukah
negatif.
2.2.2.1 Ciri – ciri Komunikasi Antarpribadi
Bersadarkan beberapa pengertian komunikasi antarpribadi ada beberapa ciri khas komunikasi antarpribadi yang membedakannya
dengan komunikasi massa dan komunikasi kelompok. Menurut Barnlund 1968 ada beberapa ciri komunikasi antarpribadi, yaitu
komunikasi interpersonal selalu; 1.
Terjadi secara spontan. 2.
Tidak mempunyai struktur yang teratur dan diatur. 3.
Terjadi secara kebetulan. 4.
Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu.
5. Dilakukan oleh orang–orang yang identitas keanggotaan
yang terkadang kurang jelas. 6.
Dapat terjadi hanya sambil lalu.
Kumar dalam Wiryanto 2004: 36 mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi mengandung lima ciri efektivitas sebagai
berikut :
1. Keterbukaan atau openness. Kemauan menanggapi dengan
senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan pribadi.
2. Empati empathy. Merasakan apa yang dirasakan orang
lain. 3.
Dukungan suportiveness. Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif.
4. Perasaan positif positivness. Seseorang harus memiliki
perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi
komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif. 5.
Kesetaraan equality. Pengakuan secara diam – diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna dan
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Selain itu, Evert M. Rogers dalam Wiryanto 2004: 35
menyebutkan beberapa ciri komunikasi antarpribadi, yaitu : 1.
Arus pesan cenderung dua arah. 2.
Konteks komunikasinya dua arah atau tatap muka. 3.
Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi. 4.
Kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas, terutama selektivitas sangat tinggi.
5. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang benar relatif
lambat.
6. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap.
2.2.3 Tinjauan Tentang Kredibilitas
Jika kita kaji lebih jauh, sesungguhnya dimensi kredibilitas itu sangatlah luas. Maka agar lebih terfokus dan mengerucut, kita akan mengkaji
kredibilitas dalam ruang lingkup komunikasi interpersonal. Pada umumnya kredibiltas itu adalah kepercayaan. Namun jika kita kaitkan dengan ilmu
komunikasi, khususnya komunikasi interpersonal maka definisi kredibilitas menjadi seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat komunikator.
Dalam definisi ini terkandung dua hal: 1.
Kredibilitas adalah persepsi komunikate. 2.
Kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya
akan kita
sebut sebagai
komponen-komponen kredibilitas. Karena kredibilitas itu masalah persepsi, kredibilitas
berubah bergantung pada pelaku persepsi komunikate, topik yang dibahas, dan situasi.
“Hal-hal yang mempengaruhi persepsi komunikikate tentang komunikator sebelum ia berlakukan komunikasinya disebut prior ethos
” Andersen, 1972 : 82. Sumber komunikasi memperoleh prior ethos karena
berbagai hal. Kita membentuk gambaran tentang diri komunikator dengan pengalaman langsung dengan komunikator itu atau dari pengalaman wakilan
vicarious experiences; misalnya, karena sudah lama bergaul dengan
seseorang dan sudah mengenal integritas kepribadiannya atau karena kita sudah sering melihatnya atau mendengarnya dalam media massa.
Boleh jadi kita membentuk prior ethos komunikator dengan menghubungkannya pada kelompok rujukan orang itu, kita meletakkannya
dalam kategori pada skema kognitif kita. Selain itu mungkin juga prior ethos terbentuk karena sponsor atau pihak-pihak yang mendukung komunikator,
dan boleh jadi prior ethos juga timbul oleh petunjuk-petunjuk nonverbal yang ada pada diri komunikator.
Ada juga perubahan yang disebabkan oleh apa yang disebut Kenneth E. Andersen sebagai intrinsic ethos. Hal ini dibentuk oleh topik yang dipilih,
cara penyampaian, teknik-teknik pengembangan pokok bahasan, dan bahasa yang digunakan, serta organisasi pesan atau sistematika yang dipakai.
“Perubahan ethos dalam jalannya komunikasi telah diteliti oleh Brooks dan Scheidel 1986, ketika mereka meneliti persepsi subjek pada citra
” Rakhmat, 2003 : 259.
Selain pelaku persepsi dan topik yang dibahas, faktor situasi juga mempengaruhi kredibilitas. Belum banyak penelitian dilakukan tentang
pengaruh situasi pada persepsi komunikate tentang komunikator. Tetapi dapat kita duga bahwa pada akhirnya kredibilitas dipengaruhi oleh
interaksi di antara berbagai faktor Rakhmat, 2003 : 260.
Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi mengatakan ada dua komponen paling penting dalam kredibilitas yaitu
keahlian dan kepercayaan. Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikate
tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap sebagai
cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, atau terlatih. “Tentu sebaliknya, komunikator yang dinilai rendah pada keahlian
dianggap tidak berpengalaman, tidak tahu, atau bodoh. Kepercayaan adalah kesan komunikate tentang komunikator yang berkaitan dengan
wataknya. Kesan bahwa komunikator dinilai jujur, tulus, adil, sopan dan etis dimana kesemuanya itu merupakan objektifitas dalam berpikir
” Rakhmat, 2003 : 260.
2.2.4 Tinjauan tentang Marketing
Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai
tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen. Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan
sebagai “seni menjual produk”. Akan tetapi sebenarnya bagian terpenting dari pemasaran adalah bukan penjualan. Tujuan pemasaran bukan untuk
memperluas penjualan tetapi yang utama dan terutama adalah untuk mengetahui dan memahami sedemikian rupa sehingga produk dan jasa itu
cocok dengan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri Kotler, 1993: 9. Berdasarkan pemahaman di atas, dalam arti luas pemasaran juga
mencakup penentuan segmentasi pasar, menentukan target pasar dan menetapkan positioning dengan tepat. Penyeleksian segmen-segmen tersebut
dapat dipenuhi organisasi dengan cara yang unggul. Pemasaran juga mencakup pelaksanaan rencana, evaluasi hasil dan melakukan perbaikan lebih
lanjut. Lingkup pemasaran akhir-akhir ini telah berkembang semakin luas.
Philip Kotler dalam buku Manajemen Pemasaran mengatakan bahwa : “sesungguhnya orang-orang pemasaran melakukan pemasaran dari 10 jenis
wujud yang berbeda yaitu: barang, jasa, pengayaan pengalaman, peristiwa event, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan gagasan” Kotler,
1993. Dalam kondisi tidak ada permintaan, tugas pemasaran adalah mencari
cara-cara untuk menghubungkan manfaat produk dan atau jasa dengan kebutuhan dasar dan minat orang. Disamping itu, pada prakteknya banyak
konsumen yang memiliki kebutuhan yang kuat yang tidak dapat dipuaskan produk yang sudah ada. Dalam kondisi seperti ini, tugas pemasaran adalah
mengukur ukuran pasar potensial dan mengembangkan barang dan jasa yang memuaskan permintaan tersebut secara efektif. Setiap organisasi atau
perusahaan, cepat atau lambat akan menghadapi merosotnya permintaan atas satu atau lebih produkjasa, melakukan repositioning atau dengan komunikasi
pemasaran yang efektif. Widyastuti, 2003:16.
2.2.5 Tinjauan Personal Approach
Dalam sebuah bisnis terdapat unsur yang terdapat faktor pendukung yaitu pemasaran atau penawaran suatu produk atau jasa. Sedangkan di dalam
pemasaran, Personal Approach merupakan salah satu dari faktor pendukung. Personal Approach dalam hal ini, pelaku bisnis menggunakan segi
pendekatan secara pribadi dalam melakukan pemasaran, untuk mendukung dan memudahkan pemasaran bisnis yang dijalankan. Untuk melakukan
pemasaran dapat dimulai dari segi Personal Approach, seperti : 1.
Saudara yang dimiliki. 2.
Teman – teman sekolah, kuliah, bermain dan sebagainya. 3.
Orang lain yang memiliki hubungan baik dengan pelaku bisnis. 4.
Sebuah perkumpulan atau group tertentu yang diikuti oleh pelaku bisnis.
5. Orang lain dari hasil proses pendekatan oleh pelaku bisnis.
Dalam memasarkan menggunakan Personal Approach akan memudahkan pelaku bisnis. Hal itu juga dapat menjadi titik awal untuk
menyebarkan bisnis yang dimiliki kepada umum. Personal Approach yaitu komunikasi langsung tatap muka dengan
cara pendekatan pribadi antara marketing dengan calon pelanggan untuk memperkenalkan produk atau jasa kepada calon pelanggan dan membentuk
pemahaman pelanggan terhadap produk atau jasa sehingga mereka kemudian akan mencoba dan menjadi pelanggan.
2.3 Kerangka Pemikiran 2.3.1 Kerangka Teoritis
Sebagai landasan untuk memecahkan masalah yang telah dikemukakan, peneliti memerlukan kerangka pemikiran yang berupa definisi serta teori yang
tidak diragukan lagi kebenarannya, yaitu pendapat para ahli mengenai hal yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate tentang sifat –
sifat komunikator Rakhmat, 2003 : 257. Dalam definisi ini terkandung dua hal :
1. Kredibilitas adalah persepsi komunikate; jadi tidak inhern dalam diri
komunikator. 2.
Kredibilitas berkenaan dengan sifat – sifat komunikator, yang selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen
– komponen kredibilitas.
Kredibilitas memiliki
beberapa aspek
Johnson,1981 dalam
Supratiknya, 1995 : 35 yaitu : 1.
Sifat bisa dipercaya si pengirim sebagai sumber informasi sebagai pribadi menunjukan sifat
– sifat bisa diandalkan, bisa diharapkan, konsisten.
2. Intensi, yaitu maksud atau motivasi baik dari pihak pengirim.
3. Ungkapan sikap hangat dan bersahabat dari pengirim.
4. Predikat atau cap yang telah diberikan masyarakat kepada pengirim
menyangkut sifatnya yang bisa dipercaya. 5.
Apakah pengirim memiliki keahlian menyangkut pokok pembicaraan yang akan disampaikannya.
6. Sifak dinamis proaktif, agresif, empatik pengirim.
Hal-hal tersebut diatas merupakan aspek – aspek kredibilitas.
Selanjutnya menurut Jalalludin Rakhmat komponen – komponen kredibilitas
adalah 1.
Keahlian, kesan yang dibentuk komunikan tentang kemampan
komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Komunikator yang tinggi pada keahliannya dianggap cerdas,
mampu, ahli, berpengalaman, dan terlatih.
Kepercayaan, kesan komunikan tentang komunikator yang berkaitan
dengan wataknya Jujur atau tidak jujur, tulus, sopan, etis, adil dan sebagainya Aristoteles dalam ethos, pathos dan logos menyebutkan “good
moral character ”, sedang Quintilianus menyebutkan “a good man speaks
well ”.
Hal tersebut diatas adalah beberapa uraian tentang Kredibilitas. Dalam penelitian ini peneliti berusaha menjelaskan tentang “Kredibilitas Marketing
Lainuba Tour Organizer melalui kegiatan Personal Approach Dalam Menarik Minat Pelanggan Untuk Menggunakan Jasa Lainuba Tour di
Bandung ” yang merupakan konsep dalam penelitian ini.
Personal Approach yaitu komunikasi langsung tatap muka dengan cara pendekatan pribadi antara marketing dengan calon pelanggan untuk
memperkenalkan produk atau jasa kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk atau jasa sehingga mereka kemudian
akan mencoba dan menjadi pelanggan. Apapun kegiatan yang dilakukan Marketing Lainuba Tour Organizer
yaitu personal approach memiliki keterkaitan dengan bidang komunikasi antarpribadi.
Pentingnya komunikasi menurut Drs. A. Supratiknya dalam bukunya “Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi” adalah :
1. Komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan
social kita. 2.
Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain.
3. Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji
kebenaran kesan – kesan dan pengertian yang kita miliki tentang
dunia di sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan –
kesan dan pengertian orang lain tentang realitas yang sama. 4.
Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain, lebih
– lebih orang
– orang yang merupakan tokoh – tokoh signifikan dalam hidup kita.
Komunikasi antarpribadi interpersonal communication adalah komunikasi antara orang
–orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara
verbal ataupun non-verbal. Deddy Mulyana, 2002 : 73.
Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book”. Devito, 1989 : 4 ,
sebagai: “Proses pengiriman dan penerimaan pesan–pesan antara dua orang atau
di antara sekelompok kecil orang –orang, dengan beberapa efek dan beberapa
umpan balik seketika”. Devito, dalam Effendy, 2003 : 59. Pendapat yang dikemukakan oleh Drs. A. Supratiknya dalam buku
“Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi” yaitu : Keefektifan hubungan antarpribadi adalah taraf seberapa jauh akibat
– akibat dari tingkah laku kita sesuai dengan yang kita harapkan.
Keefaktifan kita dalam hubungan antarpribadi ditentukan oleh kemampuan kita untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin
kita sampaikan, menciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi orang lain sesuai kehendak kita. Supratiknya, 1995 :
24.
Hal itu menyebabkan perusahaan jasa penyelenggaraan wisata memang harus benar
– benar membuat program untuk mendapatkan pelanggan karena persaingan pada bisnis tour organizer untuk saat ini dinilai kuat satu sama
lainnya, perusahaan berlomba – lomba menanamkan nama perusahaan di
benak calon pelanggannya agar suatu saat nanti ketika para calon pelanggan membutuhkan tour organizer langsung memilih perusahaan tersebut. Maka
dari itu, setiap perusahaan harus lebih kreatif dalam memasarkan produk atau jasa untuk bisa menarik minat pelanggan.
2.3.2 Kerangka Konseptual
Berdasarkan komponen – komponen diatas, maka menurut pandangan
peneliti, pada pembahasan Jalalluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi
Komunikasi, peneliti dapat mengaplikasikan komponen kredibilitas di atas ke dalam kerangka konseptual seperti berikut :
1. Keahlian, dapat dijabarkan bahwa seorang marketing LAINUBA
Tour organizer Bandung akan dianggap kredibel bilamana memiliki keahlian dalam proses kegiatan Personal Approach untuk
menarik minat pelanggan sehingga menggunakan jasa LAINUBA Tour, yaitu seperti kecerdasan, kemampuan, pengalaman, ahli dan
terlatih dalam kegiatan Personal Approach marketing yang baik. 2.
Kepercayaan, dapat dijabarkan bahwa seorang marketing LAINUBA Tour organizer Bandung akan dianggap kredibel
bilamana memiliki kepercayaan, yaitu seperti kejujuran dan ketulusan setiap melakukan kegiatan Personal Approach marketing
yang baik. Bila seorang marketing bisa melakukan itu, maka akan dianggap
marketing itu mempunyai kredibilitas yang baik oleh komunikan. Dengan demikian seorang marketing akan lebih mudah menarik minat
pelanggan dengan menunjukan kredibilitasnya. Namun semua itu tergantung dari persepsi dari diri komunikan tersebut, dan komunikanlah yang dapat
menilai apakah marketing tersebut mempunyai kredibilitas baik atau tidak.
Alur Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian maka peneliti membuat alur kerangka pemikiran. Alur ini
menjelaskan bagaimana kredibilitas marketing LAINUBA Tour Organizer Bandung melalui kegiatan Personal Approach dalam menarik minat pelanggan
untuk menggunakan jasa LAINUBA Tour di Bandung. Dalam hal ini untuk mengetahui keahlian dan kepercayaan agar kredibilitas marketing melalui
kegiatan Personal Approach dalam menarik minat pelanggan berjalan dengan
baik. Berikut gambar 2.1 dibawah ini : Gambar 2.1
Alur Kerangka Pemikiran
Arsip: Peneliti, 2013
Kredibilitas Marketing Public
Relations
Keahlian Kepercayaan
Personal Approach
Menarik Minat Pelanggan
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA
CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA Tour Organizer merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyelenggaraan
kegiatan wisata, study Tour, study Ekskursi, study comparative, Educational Tour, Dometic Tour Jawa
– Bali - Lombok, dan penyedia layanan transportasi bus pariwisata di kota Bandung.
Sejarah terbentuknya CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA Tour Organizer Berawal dari sebuah proyek wisata hemat
Bandung - Bali yang diselenggarakan bulan Januari 2009, dengan segmentasi pelajar dan mahasiswa yang berjalan dengan sukses, dimana saat itu
penyelenggaranya adalah sebuah biro perjalanan yang berkantor pusat di Jogjakarta, serta melihat pangsa pasar di Bandung yang sangat prospektif,
tercetuslah jalinan kerjasama pendirian Representative Office Bandung, yang memegang lisensi pemasaran area Jawa Barat dengan sistem sharing profit.
Berbagai cara promosi dilakukan untuk mengenalkan dan menanamkan eksistensi di Bandung, salah satunya mengadakan kerjasama
dengan para mahasiswa freelance untuk kegiatan wisata hemat Bandung-
41
Bali dalam beberapa periode. Kegiatan flyering serta mengandalkan Personal Approach, publikasi promo kegiatan melalui media Facebook, YM, dan
Email, spreading sales ke kampus-kampus menjadi salah satu aktivitas rutin yang dilakukan.
Awal tahun 2010, adalah momentum dimana nama perusahaan sudah dikenal dan dalam semester pertama menampakkan hasil yang sungguh
signifikan. Beberapa tender besar berhasil diraih. Jaringan dan relasi diperluas, hasil dari market pun selalu dimaksimalkan hingga sebagian besar
pengguna jasa merasa puas. Dalam perkembangannya, dinamika pergantian Tim turut mewarnai perjalanan perusahaan di Bandung. Terpilihnya
perusahaan sebagai 20 besar travel agen di Bandung dengan kontribusi terbaik pada salah satu P.O Bus Pariwisata di tahun tersebut, merupakan
sebuah prestasi tersendiri yang berhasil ditorehkan. Tanggal 15 Oktober 2010 bertempat di Jatinangor, merupakan waktu
yang sangat bersejarah, dimana terjadi peninjauan ulang atas kesepakatan kerjasama yang pernah terbina,dan bertepatan pula dengan habisnya masa
kontrak untuk pemegang lisensi, yang menghasilkan kesepakatan baru yaitu berakhirnya jalinan kerjasama bisnis dengan Owner perusahaan sebelumnya.
Didukung oleh Tim handal, jaringan vendor yang luas, pemahaman service pada jasa pariwisata, di bawah bendera CV. LAksana INdah Untuk
BersamA, berdirilah LAINUBA Tour Organizer.
CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA Tour Organizer yang berlokasi di Dago Pojok 43C ini sudah mulai dikenal oleh kalangan
mahasiswa yang berencana melaksanakan kegiatan wisata ataupun company visit khususnya di kota Bandung.
3.1.2 Visi dan Misi CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA
Selayaknya sebuah perusahaan professional, CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA juga memiliki Visi dan Misi dalam menjalani
usaha jasa penyelenggaraan wisatanya.
3.1.2.1 Visi CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA
Menjadi organizer terkemuka dalam penyelenggara kegiatan wisata.
3.1.2.1 Misi CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA
Menjadi pilihan utama dalam penyelenggaraan kegiatan wisata dengan memberikan pelayanan terbaik, melalui jalinan
kerjasama yang saling menguntungkan dengan para pengusaha, restoran, hotel, transportasi pengelola objek wisata, pemerintah dan
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, untuk menghasilkan nilah tambah bagi konsumen investor dan karyawan.
3.1.3 Struktur Organisasi CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA
Gambar 3.1 Struktur Organisasi LAINUBA
Sumber : Lainuba Tour Organizer, 2013
Head Dept.
Soni Arisondiat, S.iKom
Marketing Dept.
1. Yani Suryani 2. Dodi Koswara
3. Baktiar Widiana
Tour Dept.
1. Ary Setyabudi, Spt 2. Aryo
3. Lucky
Administrasi Customer Relations Dept.
Dewi Maya S.G,Amd
Service Quality Dept .
Dian Riana, S.Sos
3.1.4 Logo CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA
Gambar 3.2 Logo Lainuba
Tour Organizer
Sumber : Lainuba Tour Organizer, 2013
Gambar 3.3 Badge Lainuba
Tour Organizer
Sumber : Lainuba Tour Organizer, 2013
Gambar 3.4 Banner Lainuba
Tour Organizer
Sumber : Lainuba Tour Organizer, 2013
3.1.4.1 Arti Logo, Badge, dan Banner Lainuba Tour Organizer
Arti pada tulisan “Laksana Indah Untuk Bersama” mempunyai dasar warna kuning yang artinya Spirit untuk selalu ceria
menyenangkan orang yang dilayani dan warna coklat artinya lebih membumi alias down to earth. Dan ada kesan penguat antara huruf
“N” dan huruf “U” yang disatukan, yang diibaratkan simpul tali yang mengikat erat artinya landasan kekeluargaan dan jalinan yang erat
baik intern tim maupun dengan pelanggan atau vendor. Tulisan Lainuba warna putih artinya layanan yang tulus, suci,
bersih dan ikhlas, sedangkan tulisan Tour Organizer menegaskan apa yang menjadi inti bisnis di Lainuba.
Badge atau lencana adalah lambang atau logo yang khusus ditempel pada seragam karyawannya. Badge tersebut mengandung arti
yang filosofi yang tertera pada satu bintang, yaitu menjadi yang
terbaik dan teratas. Dan ada juga logo Lainuba dengan warna dasar hitam putih yang menandakan keseriusan dalam bekerja dan melayani
pelanggan. Warna - warni dalam banner Lainuba mempunyai arti
tersendiri pada masing – masing warnanya.
1. Orange artinya Keramahan
2. Kuning artinya Keceriaan
3. Merah Marun artinya Keberanian
4. Hijau artinya Keabadian
5. Ungu artinya Keagungan
6. Biru artinya Ketenangan
7. Pink artinya sesuai segmen Lainuba, yaitu anak muda
3.1.5 Sarana dan Prasarana CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA
3.1.5.1 Sarana CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA
Berikut ini sarana yang dimiliki Lainuba Tour Organizer untuk menunjang pekerjaan karyawan
– karyawan Lainuba Tour Organizer untuk lebih optimal dalam melaksanakan tugasnya.
Tabel 3.1 Sarana Lainuba
Tour Organizer
NO SARANA
JUMLAH KETERANGAN
1 Komputer
2 Baik
2
Laptop 1
Baik
3 Printer
1 Baik
4
Telepon 1
Baik
5 Fax
1 Baik
6 Meja
3 Baik
7
Sofa 1
Baik
8 Kursi
6 Baik
9
White Board 2
Baik
Sumber : Lainuba Tour Organizer, 2013
3.1.5.2 Prasarana CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA
Untuk mendukung aktifitas dari sebuah kantor jasa penyelenggaraan wisata, prasarana di Lainuba Tour Organizer juga
harus tersedia untuk karyawannya.
Tabel 3.2 Prasarana Lainuba
Tour Organizer
NO PRASARANA
1 Ruang Kerja
2 Ruang Tamu
3
Dapur
4 Kamar Mandi
Sumber : Lainuba Tour Organizer, 2013
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai proses
pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subjek dan objek
penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya.
Jalaludin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Komunikasi Mendefinisikan deskripsi analisis sebagai berikut :
“…… Suatu metode yang membahas masalah dengan memaparkan, menafsirkan dan menulikan suatu keadaan atau peristiwa yang kemudian
dianalisis serta mengambil kesimpulan dari masalah yang di bahas. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi.” Rakhmat, 1997 : 14. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
– data deskriptif berupa kata
– kata tertulis atau lisan didasari oleh orang atau prilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara
holistic utuh. Jadi, tidak dilakukan proses isolasi pada objek penelitian kedalam variabel atau hipotesis. Tetapi memandang sebagai bagian dari suatu keutuhan.
“Penelitian kualitatif juga, bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan sebagainya, secara utuh dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.” Lexy J. Moleong, 2006:6
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif descriptive research, dapat diartikan pula sebagai
penelitian yang dimaksudkan untuk memotret fenomena individual, situasi, atau kelompok tertentu yang terjadi secara kekinian. Penelitian deskriptif juga
berarti penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi, atau kelompok tertentu secara akurat, dimana
dalam penelitian ini lebih spesifik dengan memusatkan perhatian pada aspek- aspek tertentu dan sering menunjukan hubungan antara berbagai variabel.
Deskriptif menurut Jalalluddin Rakhmat 1984 : 24 yaitu “Metode yang bersifat memaparkan situasi senyatanya, tidak
memberikan penjelasan mengenai hubungan ataupun menguji sebuah hipotesis. Dalam penulisan laporan ini, pengguna data disampaikan
secara verbal dan klasifikasinya bersifat teoritis, data yang diambil tidak boleh diolah melalui perhitungan sistematis maupun dengan
rumus statistic” Penelitian deskripsif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa.
Peneliti tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis, atau membuat prediksi, menurut Jalalluddin Rakhmat 2004 : 25 peneliti
deskriptif bertujuan untuk : 1.
Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala
– gejala yang ada. 2.
Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek – praktek yang berlaku.
3. Membuat perbandingan atau evaluasi.
4. Menentukan apa yang dihadapi orang lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif ada teknik yang dapat menunjang data atau informasi yang dibutuhkan seorang peneliti yaitu teknik pengumpulan
data. Sugiyono dalam bukunya berpendapat bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang strategis, karena tujuan utamanya adalah mendapatkan data. Sugiyono, 2012:224, adapun teknik pengumpulan
datanya sebagai berikut :
1.
Wawancara Mendalam In-Depth Interview Wawancara mendalam adalah teknik mengumpulkan data
atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam,
wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi Berulang –
Ulang secara Intensif. Ardianto, 2011:178 2.
Observasi Menurut Nasution 1988 dalam buku Sugiyono “Metode
Kuantitatif Kualitatif dan RD” menjelaskan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat
kecil proton maupun electron maupun yang sangat jauh benda ruang angkasa dapat diobservasi dengan jelas.
Sugiyono, 2012:226 3.
Studi Pustaka Dengan teknik kepustakaan ini diharapkan mendapat
dukungan teori dalam pembahasan masalah, yaitu dengan
mengutip pendapat-pendapat para ahli, hal ini diharapkan akan memeperjelas dan memperkuat pembahasan yang akan
diuraikan. 4.
Penelusuran Data Online Pada penelitian apapun bisa juga dalam pengumpulan data
dilakukan secara online atau media internet dengan mencari dan mengumpulkan informasi-informasi berupa data-data
yang berkaitan dengan penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti.
5. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa gambar, tulisan, atau karya
karya yang monumental dari seseorang. Dokumen resmi banyak terkumpul di tiap kantor atau
lembaga, diantaranya ada yang mudah diperoleh dan terbuka bagi umum untuk dibaca. Akan tetapi ada pula yang bersifat intern, bahkan
ada yang sangat dirahasiakan demi kepentingan dan keamanan perusahaan, lembaga atau Negara Nasution dalam Ardianto, 2011:
186.
3.2.3 Teknik Penetuan Informan
Untuk memperoleh kedalaman materi yang disajikan serta validitas data yang diperoleh, maka pemilihan informan menjadi sesuatu yang sangat
penting mengingat dari merekalah awal mula data diperoleh dan
dikembangkan dalam proses selanjutnya. Informan adalah orang – orang yang
pengetahuannya luas dan mendalam mengenai masalah marketing khususnya mengenai kegiatan Personal Approach . Informan dipilih berdasarkan
beberapa kriteria tertentu, dan pemilihan ini juga dilakukan secara purposive sampling sengaja yaitu sampel diambil dengan kreteria atau ciri
– ciri khusus yang memiliki hubungan yang erat dengan kreiteria atau ciri
– ciri populasi.
“Pengambilan sampel berdasarkan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajah
obyeksituasi sos
ial yang diteliti. Sugiyono, 2012:219” Adapun informan penelitian terpilih yang sesuai dengan kriteria dan
peneliti anggap sesuai dengan yang peneliti butuhkan, berikut ini nama dari informan dan KeyInforman:
Tabel 3.3 Data Informan
NO NAMA
JABATAN 1
Soni Arisondiat, S.iKom Direktur Marketing
2 Dewi Maya S.G,Amd
Administrasi Customer Relations Dept. Marketing
3 Yani Suryani
Marketing Sumber : Lainuba Tour Organizer, 2013
Tabel 3.4 Data Key Informan
NO NAMA
KETERANGAN
1 Aditya Nugraha Muthali
Mahasiswa Perpajakan PAAP UNPAD Bandung
2 M. Farid Fadillah
Mahasiswa Akuntansi STIE EKUITAS Bandung
3 Karlina Putri Utami
Mahasiswa POLTEKES Kebidanan Bandung
4 Rachmat Ramdhani
Mahasiswa Tehnik Lingkungan UNPAS Bandung
Sumber : Lainuba Tour Organizer, 2013
3.2.4 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisa data yang digunakan adalah teknik analisa kualitatif deskriptif dengan melakukan analisis dan pengolahan data
sebagai berikut : 1.
Tahap pertama “Data Collection”Pengumpulan Data
Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga berbentuk rangakaian informasi yang
bermakna sesuai dengan masalah penelitian. 2.
Tahap kedua “Data Reduction” Reduksi Data
Miles dan Huberman dalam Ardianto, 2011: 223 menyatakan bahwa :
“Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data
dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan.”
3.
Tahap ketiga “Data Display” Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data, dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan
dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman 1988
menyatakan “Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”
dalam Sugiyono, 2012:249 4.
Tahap keempat “Conclusion DrawingVerification”Penarikkan
Kesimpulan Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan, kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak dikemukakan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Gambar 3.5 Komponen-Komponen Analisis Data : Model Kualitatif
Sumber : Miles and Huberman dalam Sugiyono, 2012:247
3.2.5 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian. Penulis menggunakan uji Kredibilitas validitas interbal atau uji
kepercayaam terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang
dilaporkan penulis dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan. Uji keabsahan data yang lazim dan sering digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah triangulasi data. Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, mengemukakan bahwa :
1. “Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
” Sugiyono, 2012:273
Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Sebagaimana uraiannya dibawah ini :
Data Collection
Data Reduction
Data Display
conclusion drawingverification
1 Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. 2
Triangulasi Teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3 Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan
cara melakukan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan
data yang berbeda maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga
sampai ditemukan
kepastian datanya.
Sugiyono,2012:274
2. Member Check
Member Check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuanya untuk mengetahui
sejauhmana data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Sugiyono,2012:276
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di LAINUBA TOUR ORGANIZER yang beralamat di Jl. Dago Pojok No. 43 C Bandung, Jawa Barat. No. Telp 022
– 60981213, Fax 022
– 2507096, dan Web Lainuba Tour yaitu www.lainubatour.blogspot.com
3.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama duabelas bulan tepatnya dari bulan Februari 2012 sampai dengan Januari 2013. Waktu pelaksanaan ini dimulai
dari persiapan, penelitian, penyusunan, dan tahap terakhir penelitian sampai
sidang dilaksanakan. Tabel 3.5
Waktu Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Februari 2012
Maret 2012
April 2012
Mei 2012
Juni 2012
Juli 2012
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Pengumpulan judul
2 Pendahuluan
3 Pengajuan Bab
1-3
No Kegiatan
September 2012
Oktober 2012
November 2012
Desember 2012
Januari 2012
Februari 2013
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 4
Pengumpulan data
5 Penulisan
Laporan 6
Bimbingan 7
Analisis Data 8
Pengumpulan BAB IV,V
9 Pendaftaran
Sidang 10
Sidang Skripsi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I, yaitu Kredibilitas Marketing
Bandung Lainuba Tour Organizer melalui kegiatan Personal Approach Dalam Menarik Minat Pelanggan Untuk Menggunakan Jasa Lainuba Tour di Bandung.
Marketing Lainuba Tour Organizer memiliki peranan sangat penting dalam memberikan informasi mengenai kegiatan yang dimiliki perusahaan, dalam hal ini
kegiatan Personal Approach atau pendekatan secara pribadi sehingga pelanggan dapat tertarik minatnya untuk menggunakan jasa Lainuba Tour.
Hasil penelitian ini diperoleh dengan cara teknik wawancara mendalam dengan narasumber sebagai bentuk pencarian data, dokumentasi, dan agar
penelitian ini lebih objektif dan akurat peneliti melakukan teknik triangulasi dan Membercheck yaitu untuk menguji keabsahan data. Berdasarkan keterangan yang
diberikan oleh Marketing Lainuba terhadap pelanggan, peneliti mewawancara juga beberapa pelanggan yang telah menggunakan jasa Lainuba. Dari sini dapat
terlihat bagaimana Kredibilitas Marketing Lainuba Tour Organizer Bandung Melalui Kegiatan Personal Approach Dalam Menarik Minat Pelanggan Untuk
Menggunakan Jasa Lainuba Tour di Bandung.
61
Berikut adalah Profil Informan dan key informan yang peneliti pilih dan wawancara :
4.1 Profil Informan Penelitian 1.
Soni Arisondiat, S.I.Kom Gambar 4.1
Informan Soni Arisondiat, S.I.Kom
Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Soni Arisondiat merupakan Direktur sekaligus Owners LAINUBA Tour
Organizer Bandung dan juga Informan pertama yang peneliti wawancara. Selama peneliti menjalani proses penelitian dan wawancara, beliau sangat
antusias untuk memberikan informasi yang peneliti butuhkan. Dengan penampilan yang ramah, enerjik, dan terbuka dalam berbicara dan tidak
menjaga jarak dengan peneliti sehingga peneliti sangat senang berdiskusi mengenai kinerja Marketing . Soni Arisondiat juga merupakan sosok yang
humoris tetapi serius dalam menjawab pertanyaan penelitian, mencerminkan akedemis yang selalu terbuka ketika peneliti menanyakan tentang masalah
–
masalah penelitian. Pribadi pemimpin peneliti tangkap pada sosok Soni Arisondiat, sikap terbuka beliau membantu peneliti dalam memperoleh data
yang dibutuhkan. Pria kelahiran 28 januari 1982 ini juga mempunyai pengalaman kerja dan juga pengalaman sebagai enterpreneur yang luar biasa
dan merupakan sosok yang pantang putus asa. Selain mencoba untuk usaha kecil-kecilan beliau juga pernah bekerja di perusahaan provider besar di
bandung yaitu di PT.Telkomsel selama kurang lebih 3tahun. Dengan jiwa enterpreneurnya beliaupun memutuskan untuk berhenti bekerja dan memulai
usaha barunya yaitu membangun sebuah Tour Organizer di bandung bernama LAINUBA yang bernaung dibawah CV.LAksana INdah Untuk BersAma.
2. Dewi Mayasari Guryani, Amd