Fungsi Sikap Tinjauan Tentang Sikap
Pembentukan dan perubahan sikap seseorang dapat ditentukan dengan dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu
intern berupa selektif untuk menerima dan mengolah pengaruh- pengaruh yang datang dari luar, dan faktor dari luar ekstern berupa
keadaan kondisi yang berasal dari luar individu maupun individu dengan kelompok.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan menurut Notoatmojo Soekidjo
2009 : 132 antara lain: 1.
Menerima receiving menerima diartikan bahwa orang subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan obyek.
2. Merespon responding memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima
ide tersebut.
3. Menghargai valuing mengajak orang lain untuk mengerjakan
atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
4. Bertanggung jawab responsible bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau
menjadi akseptor keluarga berencana, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.
Sikap seseorang masih dapat dibentuk dan diubah melalui berbagai cara, antara lain:
1. Adopsi, yaitu kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang-ulang
dan terus-menerus yang lama-kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu
sikap.
2. Integrasi, yaitu pembentukan sikap terjadi secara bertahap
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal
tersebut.
3. Trauma, yaitu pengalaman yang tiba-tiba dan mengejutkan, yang
menimbulkan kesan mendalam pada jiwa bersangkutan. 4.
Generalisasi, yaitu pengalaman traumatik yang dialami seseorang pada beberapa hal tertentu yang dapat menimbulkan sikap negatif
yang sejenis.
Menurut Bimo Waigito 2004 :121 “berkaitan dengan pembentukan
atau perubahan sikap, terdapat beberapa faktor yang dapat mengubah sikap, antara lain:
1. Faktor kekuatan atau force Kekuatan atau force dapat
memberikan situasi yang mampu mengubah sikap. Kekuatan ini dapat bermacam-macam bentuknya, misalnya kekuatan fisik,
ekonomi, dan yang berwujud peraturan sejenisnya.
2. Berubahnya norma kelompok
Norma yang ada dalam kelompok menjadi norma dari orang yang bersangkutan yang tergabung dalam kelompok tersebut,
sehingga akan membentuk sikap tertentu, setiap langkah yang dapat diambil untuk membentuk atau mengubah sikap dapat
dengan cara mengubah norma kelompok.
3. Berubahnya membership group
Individu yang tergabung dalam berbagai macam kelompok yang ada dalam masyarakat, baik karena kepentingan bersama atau
tujuan bersama maupun karena alasan yang lain atau mampu mengubah norma yang ada dalam diri individu karena
berubahnya membership group.
4. Berubahnya reference group
Berubahnya reference group atau kelompok acuan dapat mengubah sikap seseorang, karena mereka mempunyai peranan
penting dalam kehidupan individu.
5. Membentuk kelompok baru
Terbentuknya kelompok baru berarti membentuk norma yang baru pula, sehingga memungkinkankan terbentuknya sikap.
Dengan adanya norma-norma baru, masing-masing individu perlu mengadakan penyesuaian yang baik, agar tidak
menimbulkan persoalan-persoalan dalam hidupnya.