ialah memperbanyak jumlah orang yang menghadiri sekolah minggu. Dengan dijalankan membawa lebih banyak orang ke dalam sekolah-sekolah minggu, akan
ada kesempatan yang lebih besar untuk melayani mereka yang memerlukan Kristus sebagai juruselamat. Sementara mereka menghadiri sekolah minggu,
mendengarkan pengajaran Firman Allah, dan mendengar undangan untuk menerima Kristus dan pasti menimbulkan beberapa akibat tertentu dalam hatinya
mereka yang mendengarnya, penginjilan adalah akibat yang wajar dari hal tersebut.
Jika dirancangkan suatu cara untuk menambah jumlah yang menghadiri suatu sekolah minggu setempat, tentu saja akan mengakibatkan bertambahnya
ladang untuk penginjilan dan bertambahnya jiwa-jiwa yang dimenangkan bagi Kristus. Jika orang-orang tak dapat datang dalam kebaktian sekolah minggu
dimana mereka mendengar Injil, maka kita harus membawa Injil itu kepada mereka.
13
3.3. Cara melibatkan Sekolah Minggu dalam Penginjilan
Hati yang telah dipenuhi kasih Allah akan tergerak untuk berbuat sesuatu bagi orang yang sakit, yang menderita, yang lapar, yang kesepian, yang tanpa
harapan. Demikian halnya dengan hati anak Sekolah Minggu yang telah menerima Yesus Kristus. Karena itu kita perlu menyiapkan wadah untuk menyalurkan kasih
itu melalui: 1. Menolong Sekolah Minggu untuk bersaksi. Kita dapat memikirkan suatu
proyek di mana Sekolah Minggu bisa diikut sertakan secara langsung. Misalnya mengunjungi pos P.I di desa, mengunjungi teman di Rumah
Sakit, mengunjungi Panti Asuhan dan lain-lainnya. 2. Memperluas pengertian mengenai pelayanan MisiPenginjilan. Sekolah
Minggu dapat belajar mengenai pelayanan misipenginjilan melalui cerita- cerita Alkitab. Mereka mendengar bagaimana Tuhan Yesus memanggil
Murid-murid-Nya, dan bagaimana Paulus dipanggil. Guru dapat bercerita bahwa sampai saat ini Tuhan Yesus masih memanggil orang-orang untuk
13Ibid.,hlm. 128-129.
11
melayani Dia di ladang-Nya. Panggilan itu dapat dimengerti, antara lain, melalui cerita William Carey atau John Sung. Mereka melihat bahwa
orang yang dipanggil adalah orang biasa yang mempunyai pergumulan, persoalan dan sewaktu-waktu juga masih jatuh oleh dosa. Tuhan Yesus
mengampuni dan ingin memakai siapa saja yang setia pada Tuhan. Sekolah Minggu juga dapat diperkenalkan pada misipenginjilan melalui
cerita tentang anak-anak Sekolah Minggu yang terlibat dalam pelayanan misi penginjilan pada abad-abad yang lampau. Misalnya: tentang
kepergian John Williams untuk penginjilan di kepulauan Pasifik Selatan, yang kemudian melibatkan anak-anak Inggris dalam misipenginjilan di
kepulauan Pasifik Selatan itu. 3. Memperkenalkan daerah pelayanan dan pelayanannya. Di Indonesia masih
cukup banyak daerah dan suku yang belum atau baru di Injili. Guru bisa mencari informasi tentang daerah serta suku-suku tersebut, kemudian
memperkenalkan daerah pelayanan itu kepada anak-anak Sekolah Minggu. Guru juga harus memperkenalkan pelayan atau utusan Injil di daerah itu.
Untuk dia kita dapat menjalin kontak, antara lain melalui surat-dengan pelayan di daerah itu.
4. Memberi pengertian mengenai persiapan pelayanan misipenginjillan kepada sekolah minggu. Anak sekolah minggu perlu ditolong untuk
mengetahui bahwa pekerjaan Tuhan sangat luas mencakup seluruh dunia. Banyak suku dan bangsa yang harus di capai. Hal itu membutuhkan
berbagai keterampilan, karena misipenginjilan sedunia dapat dilakukan dengan berbagai cara:
Sebagai ahli bahasa untuk menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa
suku.
Sebagai guru untuk mengajar bahasa.
Sebagai ahli radio untuk pelayanan Injil lewat udara.
Sebagai ahli pertanian untuk membangun daerah yang masih terbelakang.
Sebagai guru yang mengajar anak dan sebagai penginjil dll.
12
Memahami tugas Misipenginjilan yang masih terus berlangsung, mendorong anak Sekolah Minggu untuk belajar lebih tekun, sehingga kelak menjadi tenaga
ahli dalam bidang tertentu, sebagai persiapan pelayanan. Mungkin di antara anak sekolah minggu yang kita layani saat ini ada yang terpanggil untuk memasuki
salah satu suku atau bangsa sebagai utusan Injil di kemudian hari.
14
3.4. Peran Penginjilan Sekolah Minggu Dalam Pertumbuhan Gereja