19 menuju kebawah kemudian bersatu dengan yang lain.
Kepala dalam berawal dari tulang di bawah tulang pangkal legan. Kepala panjang pada tulang dibawah sendi dan
ketiga-tiganya yang mempunyai sebuah urat yang melekat diolekranon.
Gambar 1 struktur otot lengan atas
Setiadi, 2007:267-268
2. Otot lengan bawah
Terdiri atas : otot-otot kedang yang memainkan perananya dalam pengetulan di atas sendi siku dan sebagian dalam silang hasta dan
otot kentul yang mengendangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta tangan. Otot-otot tersebut adalah :
a. M. Ekstensor Karpi Radialis Longus, b. M. Ekstensor Karpi Radialis Brevis,
20 c. M. Ekstensor Karpi Radialis Ulnalis. Ketiga otot ini fungsinya
sebagai ekstensi lengan menggerkkan lengan. d. M. Digitorum Karpi Radialis : fungsinya untuk menggerakkan jari
tangan kecuali ibu jari. e. M. Ekstensor Policis Longus : fungsinya untuk menggerakkan ibu
jari. f. M. Pronator Teres, fungsinya yang mengerjakan tulang hasta dan
membengkokkan lengan di bawah siku. g. M.Palmaris Ulnaris, berfungsi mengetulkan lengan
h. M. Palmaris Longus, M. Fleksor Karpi Radialis, fungsinya menggerakkan jari kedua dan kelingking.
i. M. Digitirum Profundus, menggerakkan jari pertama, kedua, ketiga dan keempat.
j. M. Fleksor Policic Longus, fungsinya menggerakkan ibu jari. k. M.Pronator Teres Equadratus, fungsinya pronasi dari tangan.
l. M. Supinator Brevis, fungsinya supinasi dari tangan.
Gambar 2 Struktur Otot Lengan Bawah
Setiadi, 2007 : 268-270
21
3. Kontraksi Otot
Kontraksi otot berlangsung karena terjadi interaksi antara protein-protein kontraktil, yaitu aktin dan miosin, yang dikendalikan oleh interaksi antara ion
kalsium dan komplek protein troponin tropomiosin. Brooks, 1987 dalam Hermawan, 1995, Tesis.
Peluncuran filamen aktin ke arah tengah sabuk A merupakan awal terjadinya interaksi serabut. Setelah meluncur filamen aktin mengalami tumpang tindih
dengan filamen miosin. Karena membran z ini ikut tertarik oleh filamen aktin sampai ke ujung-ujung filamen miosin, maka jarak antara membran z yang satu
dengan yang lain semakin dekat. Begitu pula sabuk I mejadi lebih pendek dan daerah H menjadi agak gelap. Teori ini disebut
“Sliding Filament Theory” Harre,1982 ; Lamb, 1984 dan Fox et al., 1988 dalam Hermawan, 1995, Tesis.
Sedangkan awal terjadinya kontraksi, bermula setelah otot menerima pesan dari “ Sistem Syarat Pusat” CNS yaitu otak atau sumsum tulang belakang, melalui
saraf eferent. Pesan dipindahkan dari sinap ke sinap, akhirnya mencapai neuromuscular junction sambugan saraf otot atau motor end palte ujung
lempeng motorik. Potensial aksi tersebut akan segera meyebar ke seluruh sarkolema dinding sel otot kemudian diteruskan ke T tubulus melalui sistem
triad atau sarco tubular system, dan akhirya rangsang ini mencapai sisterna sarcoplasmic reticulum.
Rangsangan listrik yang sampai ke sisterna menyebabkan terjadinya pelepasan ion kalsium, sehingga konsentrasinya dapat meningkat. Peristiwa ini disebut
“calsium plate” yang rata-rata berlangsung lebih 150 detik Guyton, 1991 dalam
22 Rahmat Hermawan, 1995, Tesis. Ion kalsium yang dilepaskan oleh reticulum
sarkoplasma sisterna ini akan berkaitan dengan troponin yang mempuyai afinitas sangat besar terhadap ion kalsium. Apabila ion kalsium berkaitan dengan
troponin, maka molekul tropomisio akan bergeser masuk kedalam helik celah untaian filament aktin Guyton, 1991; Lamb, 1984 dalam Hermawan, 1995,
Tesis. Dengan demikian tempat perikatan binding site atau active site pada aktin yang sebelumnya tertutup tropomiosin menjadi terbuka. Begitu active site
terbuka, kepala jembatan menyeberang head cross bridge miosin segera melekat pada tempat ini. Pada waktu kepala jembatan penyeberangan
mengadakan kontak dengan active site pada aktin, maka di dalam kepala jembatan penyeberang tersebut berlamgsung proses pembuatan energi energy
ini bukan dari ATP seketika, tetapi berasal dari energi yang sudah ada sebelumnya. Energi ini digunakan untuk menarik filament aktin ke arah sentral,
baru sesudah ini kepala jembatan penyeberang mengikat ATP yang segera akan dipecah untuk menghasilkan energi. Enzim yang dipergunakan untuk memecah
ATP menjadi ADP dan Pi ini disebut ATP ase miosin atau ase-aktomiosin Lamb, 1984; Guyton, 1991 dalam Hermawan, 1995, Tesis.
ATP ----------------------- ADP + Pi + E untuk kontraksi ATP ase
Energi yang dihasilkan ini, sebagian untuk mengembalikan jembatan penyeberangan ke posisi semula dalam rangka menarik aktin kearah tengah dan
sebagian lagi disimpan untuk digunakan dalam proses “power stroke”.
Perlekatan kepala jembatan penyeberangan pada active site ini akan menginduksi proses lebih lanjut yang menyebabkan kepala jembatan
23 penyeberangan melejit kea rah sentral filament miosin dan menarik filamen aktin
bersamanya, peristiwa ini disebut “power stroke”. Segera setelah lejitan ini,
kepala penyeberang akan kembali ke posisi semula dan mengadakan kontak lagi dengan
“active site” berikutnya. Proses ini berlangsung berulang-ulang dan sampai akhirnya filamen aktin terdorong kea rah sentral filamen miosin. Teori ini
disebut teori konduksi roda pasak ratchet theory of contraction, untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini :
Gambar 3 Mekanisme roda pasak pada kontraksi otot
Guyton, 1991 dalam Hermawan, 1995, Tesis
4. Bentuk Latihan Otot Lengan