Pengetahuan Teater 1
Direktorat Pembinaan SMK 2013
UNIT 3. UNSUR POKOK TEATER
A. Ruang Lingkup Pembelajaran
Unsur Pokok Teater
Penonton Pemain
Sutradara PenulisLakon
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti dan mempelajari unit pembelajaran 3 peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan peran penulisLakon dalam teater. 2. Menjelaskan struktur lakon.
3. Menjelaskan tipe lakon. 4. Menjelaskan sejarah sutradara.
5. Menjelaskan tugas sutradara dalam teater. 6. Menjelaskan tipe sutradara.
7. Menjelaskan peran pemain. 8.
Menjelaskan kedudukan penonton dalam teater. Pembelajaran dilaksanakan selama 20 JP 5 minggu x 4 JP
C. Kegiatan Belajar
1. Mengamati a. Mengamati unsur-unsur pokok dalam pementasan teater
2. Menanya b. Menanya unsur apa saja yang ada dalam pertunjukan teater
c. Mendiskusikan keterkaitan setiap unsur
3. Mengeksplorasi d. Mencatat semua unsur yang ada dalam teater
e. Mensimulasi kaitan antarunsur dalam pementasan
4. Mengasosiasi f. Mengklasifikasi unsur-unsur dalam teater sesuai fungsinya
g. Memilah unsur-unsur teater ke dalam unsur pokok
5. Mengomunikasi h. Menuliskan kaitan antarunsur pokok teater dalam pementasan
i. Mempresentasikan kaitan antarunsur pokok teater dalam pementasan
Pengetahuan Teater 1
Direktorat Pembinaan SMK 2013
D. Materi
Vsevolod Meyerhold dalam Huxley 1996: 264 menyebutkan bahwa unsur utama atau unsur pokok pembentuk teater modern adalah penulis yang
menghasilkan lakon, sutradara, pemain, dan penonton. Ketiga unsur pertama adalah penghasil pertunjukan teater sedangkan penonton
merupakan penanda adanya aktivitas sebuah pertunjukan. Tanpa penonton, maka tidak ada kegiatan teater yang disebut sebagai
pertunjukan atau pementasan. Selanjutnya keempat unsur pokok teater tersebut akan diuraikan di bawah ini. Namun khusus untuk unsur
penulislakon akan dititikberatkan pada pembahasan mengenai lakon.
1. PenulisLakon
Bahan dasar ekspresi artistik teater adalah cerita yang dalam khasanah teater disebut sebagai lakon plays. Lakon diciptakan oleh pengarang
atau penulis. Semua wujud ekspresi di atas panggung didasari pada isi cerita dalam lakon. Sebagai sebuah karya tulis, lakon memiliki struktur
khsusus yang membedakan dengan jenis karya sastra lain yang disebut sebagai struktur dramatik. Struktur ini merupakan acuan aksi
atau peristiwa yang tersaji di atas pentas dalam menyampaikan pesan utama lakon.
a Struktur Dramatik
Struktur dramatik lakon bisa dikatakan sebagai bagian dari plot karena di dalamnya merupakan satu kesatuan peristiwa yang terdiri
dari bagian-bagian yang memuat unsur-unsur plot. Rangkaian ini memiliki atau membentuk struktur dan saling berkaitan dari awal
sampai akhir cerita. Teori dramatik Aristotelian memiliki elemen- elemen
pembentuk struktur
yang terdiri
dari eksposisi
Introduction, komplikasi, klimaks, resolusi falling action, dan kesimpulan denouement.
Penyusunan struktur dramatik antara lakon atau pengarang satu dengan yang lainnya bisa sangat berbeda. Hal ini sangat
tergantung dari tujuan atau misi pengarang ketika menuliskan lakon. Di bawah ini akan dijabarkan beberapa struktur dramatik.
1 Piramida Freytag
Gb. 63 Piramida Freytag
Gustav Freytag 1863, menggambarkan struktur dramatiknya mengikuti elemen-elemen tersebut dan menempatkannya
dalam adegan-adegan lakon sesuai laku dramatik yang dikandungnya. Struktur Freytag ini dikenal dengan sebutan
piramida Freytag atau
Freytag’s pyramid Lethbridge, Steffanie dan Jarmila Mildorf, tanpa tahun.
Dalam gambar di atas dijelaskan alur lakon dari awal sampai akhir melalui bagian-bagian tertentu yang dapat dijabarkan
sebagai berikut.
a Exposition
Eksposisi adalah penggambaran awal dari sebuah lakon. Berisi tentang perkenalan karakter dan masalah yang akan
digulirkan.
b Complication rising action
Complication merupakan
tahapan mulai
terjadinya kerumitan atau komplikasi yang diwujudkan ke dalam
jalinan peristiwa. Di sini sudah mulai dijelaskan laku karakter untuk mengatasi konflik dan tidak mudah untuk
mengatasinya sehingga timbul frustasi, amukan, ketakutan, atau kemarahan. Konflik ini semakin rumit dan membuat
karakter-karakter yang memiliki konflik semakin tertekan serta berusaha untuk keluar dari konflik tersebut.
Pengetahuan Teater 1
Direktorat Pembinaan SMK 2013
c Climax
Klimaks adalah puncak dari laku lakon dan titik kulminasi. Pada titik ini semua permasalahan akan terurai dan
mendapatkan penjelasan melalui laku karakter maupun lewat dialog yang disampaikan oleh peran.
d Reversal falling action
Tahapan penurunan emosi lakon. Penurunan ini tidak saja berlaku bagi emosi lakon tapi juga untuk menurunkan emosi
penonton. Falling action ini juga berfungsi untuk memberi persiapan waktu pada penonton untuk merenungkan jalinan
peristiwa yang telah terjadi. Titik ini biasanya ditandai oleh semakin menurunnya emosi permainan, dan volume suara
pemeran lebih bersifat menenangkan.
e Denouement
Tahap penyelesaian dari lakon tersebut, baik berakhir dengan bahagia maupun menderita.
2 Skema Hudson
Gb. 64 Skema Hudson
Menurut Hudson Wiliiam Henry Hudson seperti yang dikutip oleh Yapi Tambayong dalam buku Dasar-dasar Dramaturgi
1981, plot dramatik tersusun menurut apa yang dinamakan dengan garis laku. Garis laku ini dapat pula disebut sebagai
garis waktu atau lamanya cerita berlangsung. Masing-masing elemen sturktur atau bagian-bagian plot yang menggambarkan
adegan disusun sedemikian rupa sehingga laku lakon dapat