Fisiologi Ginjal Ginjal .1 Anatomi Ginjal

29 o Prostaglandin: sebagian besar adalah vasodilator bekerja secara lokal dan melindungi dari kerusakan iskemik ginjal. o Degradasi hormon polipeptida, insulin, glukagon, parathormon, prolaktin, hormon pertumbuhan, ADH dan hormon gastrointestinal. Sistem eksresi terdiri atas dua buah ginjal dan saluran keluar urin. Ginjal adalah organ utama untuk membuang produk sisa metabolisme yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Produk–produk ini meliputi urea dari sisa metabolisme asam amino, kreatin asam urat dari asam nukleat, produk akhir dari pemecahan hemoglobin bilirubin. Ginjal tersusun dari beberapa juta unit fungsional nefron yang akan melakukan ultrafiltrasi terkait dengan ekskresi pembentukan urin dan reabsorpsi Guyton Hall, 2008 Ultrafiltrat hasil dari ultrafiltrasi dialirkan ketubulus proksimal untuk direabsorpsi melalui brush border dengan mengambil bahan–bahan yang dibutuhkan tubuh seperti gula, asam–asam amino, vitamin dan sebagainya. Sisa–sisa buangan yang tidak diperlukan disalurkan kesaluran penampung collecting tubulus dan diekskresikan sebagai urin. Fungsi ini dilakukan dengan filtrasi darah plasma melalui glomerulus diikuti dengan reabsorpsi disepanjang tubulus ginjal Soeksmanto, 2006. 30 2.3 Dimetilbenz[a]antrasen DMBA 2.3.1 Deskripsi Dimetilbenz[a]antrasen DMBA DMBA termasuk senyawa karsinogen golongan polisiklik aromatik hidrokarbon PAH, merupakan polutan lingkungan dan produk pirolisis dari minyak dan material biologi, dihasilkan oleh asap rokok, asap kendaraan dan pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar batubara dan minyak bumi Sharma et al., 2012. Struktur kimia DMBA memiliki 4 cincin aromatik yang berikatan, khas struktur PAH dengan tiga atau lebih cincin aromatik dan 2 substituen metal Motoyama, 2008. Gambar 12. Struktur kimia DMBA Sigma, 2007 2.3.2 Mekanisme Aksi Dimetilbenz[a]antrasen DMBA 7,12dimethylbenzαanthracene DMBA, merupakan polutan lingkungan yang berasal dari pembakaran incomplete bahan bakar fosil, dalam proses metabolismenya, DMBA menghasilkan 31 karsinogen, dihydrodiol epoxide DMBA–DE, yang dapat menginduksi kerusakan DNA dan produksi berlebih Reactive Oxigen Species ROS yang juga dapat merusak DNA Ramadhiani, 2011 DMBA terbukti dapat menginduksi produksi reactive oxygen species ROS yang mengakibatkan peroksidasi lipid, kerusakan DNA, dan deplesi dari sel sistem pertahanan antioksidan Kasolo et al., 2010. Perubahan–perubahan tersebut akan menyebabkan mutasi gen yang dapat menginisiasi sel–sel kanker. Mutasi gen dapat menyebabkan disfungsi pada tahap–tahap yang berbeda pada jalur sinyal the tumor necrosis factor–related apoptosis–inducing ligand TRAIL dalam menginduksi apoptosis, diantaranya supresi dari ekspresi DR Death Receptor dan ekspresi berlebihan dari c–FLIP inhibitor dari caspase–8 sehingga caspase–8 tidak dapat teraktivasi dan sel–sel kanker tersebut dapat terhindar dari apoptosis Zhang Fang, 2005 Jalur metabolisme DMBA melalui aktivasi enzim sitokrom p–450 menjadi intermediate reaktif yang dapat merusak DNA, yaitu terbentuknya epoksida dihidrodiol dan kation radikal. Epoksida dihidrodiol akan mengikat gugus amino ekosiklik purin DNA secara kovalen menjadi bentuk adduct stabil, sedangkan kation radikal akan mengikat N7 atau C8 purin menjadi bentuk adduct tak stabil yaitu depurinisasi menjadi tempat yang kehilangan apurinik pada DNA Hamid Meiyanto, 2009. 32 Gambar 13. Metabolit Aktif DMBA Smith, 2006 Senyawa epoxide tersebut nantinya akan berikatan secara kovalen dengan gugus amino eksosiklik deoksiadenosin dA atau deoksiguanosin dG pada DNA. Interaksi ini DNA adduct dapat menginduksi mutasi pada gen–gen penting sehingga menyebabkan iniasi kanker Hakkak et al., 2005

2.4 Tikus Putih

Rattus norvegicus Galur Sprague Dawley

2.4.1 Klasifikasi

Klasifikasi tikus putih Rattus norvegicus adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mamalia

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

6 25 78

PERBANDINGAN EFEK KEMOPREVENTIF PEMBERIAN EKSTRAK DAN INFUSA DAUN SIRSAK (Annona Muricata L.) TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS JARINGAN PAYUDARA TIKUS BETINA GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI DMBA

0 12 53

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 40% KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague Dawley YANG DIINDUKSI ISONIAZID

3 44 72

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI SEL HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DMBA

2 8 70

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PAYUDARA TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI 7,12-

4 21 67

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PAYUDARA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) BETINA GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DMBA

0 8 49

EFEK PROTEKTIF THYMOQUINONE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

1 12 70

EFEK PROTEKTIF THYMOQUINONE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

2 35 76

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 26 71

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sirsak Terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Yang Diinduksi Dmba

0 1 8