Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008
KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BASIL TAHAN
ASAM POSITIF YANG MENGALAMI DROP OUT DI BALAI
PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4) MEDAN
TAHUN 2004-2008
SKRIPSI
Oleh :
BUDI JUNARMAN SINAGA
NIM. 061000241
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BASIL TAHAN
ASAM POSITIF YANG MENGALAMI DROP OUT DI BALAI
PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4) MEDAN
TAHUN 2004-2008
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
BUDI JUNARMAN SINAGA
NIM. 061000241
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A.
IDENTITAS
N a m a
: BUDI JUNARMAN SINAGA
Tempat/Tanggal Lahir
: Tanah - Tinggi, 07 Juli1981
Agama
: Kristen Protestan
Anak ke
: 3 dari 4 Bersaudara
Nama Ayah
: S. SINAGA
Nama Ibu
: M. GULTOM
Alamat
: Dsn III, Desa Tanah-Tinggi, Kecamatan Air
Putih, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara
B.
RIWAYAT PENDIDIKAN
1.
SD Negeri 3 Air Putih
:
Tamat Tahun 1993
2.
SMP Swasta Katolik Tebing Tinggi
:
Tamat Tahun 1996
3.
SMU Negeri 1 Air Putih
:
Tamat Tahun 1999
4.
D-III Keperawatan Helvetia Medan
:
Tamat Tahun 2004
5.
S-1 Kesehatan Masyarakat USU-Medan :
Tamat Tahun 2009
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat seluruh dunia, termasuk di Indonesia pada tahun 1999
Prevalens Rate (PR) 240 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR)
24,5%. Pada tahun 1995 pemerintah Indonesia telah berusaha memberantas
penyakit ini dengan mengadopsi strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yang direkomendasikan oleh WHO.
Untuk mengetahui karakteristik penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun
2004-2008 dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain case series.
Populasi adalah 167 penderita dengan sampel adalah seluruh populasi (total
sampling). Sumber data berasal dari kartu status penderita.
Dari hasil penelitian ditemukan penderita TB Paru BTA positif terbanyak
pada golongan umur 20-40 tahun (52,7%),jenis kelamin laki-laki (74,9%), suku
batak (43,7%), pendidikan tidak tamat SD ,tamat SD/SLTP (41,3%), pekerjaan
wiraswasta(34,1%), tempat tinggal kota Medan(89,9%), keluhan utama terbesar
adalah batuk (34,1%), tipe penderita terbesar adalah kasus baru (89,8%), kategori
pengobatan terbesar adalah kategori 1 (85,6%), Pengawas Menelan Obat (PMO)
terbesar adalah keluarga (89,2%), konversi sputum pada fase intensif terbesar
adalah tidak mengalami konversi (54,5%) dan lama rata-rata mengikuti pengobatan
adalah 8,51 minggu.
Hasil analisa statistik dengan uji anova menunjukkan bahwa lama rata-rata
mengikuti pengobatan pada kategori 1adalah yang lebih cepat mengalami drop out
di bandingkan dengan penderita yang mengikuti pengobatan pada kategori
2(p=0,000), tidak ada perbedaan lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan
keluhan utama. (p = 0,973), tipe penderita. (p = 0,182), Hasil uji t menunjukkan
tidak ada perbedaan lama rata-rata mengikuti pengobatan dengan PMO (p =
0,701), konversi sputum pada fase intensif (p = 0,743).
Masih tingginya kasus penderita TB Paru BTA positif yang mengalami drop
out serta penderita kasus baru yang lebih cepat mengalami drop out
mengindikasikan masih kurangnya pengetahuan mengenai penyakit TB Paru pada
masyarakat , sebab itu diharapkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara dan unit pelayanan kesehatan lebih aktif memberikan informasi tentang
penyakit TB Paru kepada masyarakat dan memberikan penjelasan kepada penderita
TB Paru untuk meminum obat secara teratur untuk mengurangi drop out dari
penderita TB Paru.
Kata Kunci : Karakteristik penderita, TB Paru BTA positif, drop out
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
TB Paru is one of contagious disease that is becoming health problem in the
whole world, including Indonesia. In 1999 Prevalens Rate (PR) 240 per 100.000
population with Case Fatality Rate (CFR) 24,5 %. In 1995, the government of
Indonesia has tried to against this disease by adopting DOTS strategy (Directly
Observed Treatment Shortcourse) which is recommended by WHO.
To know the characteristic of TB people with acid resistent bacillus BTA (+)
that dropped out at BP4 Medan in 2004 – 2008, it had done study with case series
design. The population is 167 patients by using sample from all population (total
sampling). Source of data is taken from patient medical record.
Results of this study notes that most of patients with BTA (+) at age 20-40
years old (52,7%), male (74,9 %), Batak’s people (43,7%), un-finished elementaryhigh,junior high school (41,3%), entrepreneur ( 34,1%), Medan citizen (89,9%), the
major symptom is cough (34,1%), the most type of patients is new case (89,8%), the
most healing category is category 1 (85,6%), the most the observed of taking medic
(PMO) is family (89,2%), sputum convertion on most intensive fase is not converted
(54,5%) and time rate of healing is 8,51 weeks.
The result of statistic by anova testing shows that the mean time of healing on
first category is the faster of dropped out compared with the patients who take the
second on category (p=0,000), there’s no differences time the average of healing
based on major symptom.(p=0,973), type of patients.(p=0,182), result of t testing
shows there’s no differences time the average of healing with PMO (p=0,701),
sputum convertion on intensive fase (p=0,743).
Because of there’s still high number of BTA (+) cases the dropped out, and
also new cases are faster to be dropped out, indicates there is still lets of
information and knowledge about pulmonary TB in comunity, So that for Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara and health services unit encourage to be more
active in giving information about pulmonary TB to people and explain to the patient
to take medicine regularly to decrease the dropped out cases.
Keyword : Characteristic of suffers, positive TB Paru BTA, drop out
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena oleh kasih dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“Karakteristik Penderita TB Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami
Drop Out Di BP4 Medan Tahun 2004-2008”. Skripsi ini adalh salah satu syarat
yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Prof.dr.Sori Muda Sarumpaet,MPH dan Ibu drh.Hiswani,M.Kes selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya
dalam memberikan petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, umtuk itu penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof.dr.Sori Muda Sarumpaet,MPH selaku Ketua Departemen
Epidemiologi.
3. Ibu drh.Hiswani,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II.
4. Bapak dr,Achsan Harahap,MPH selaku Dosen Pembanding I
5. Ibu drh.Rasmaliah,M.Kes selaku Dosen Pembanding II.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
6. Bapak dr.Adlan Lufti Sp.P selaku Kepala Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan
7. Para dosen dan staf di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
8. Ayahanda (S.Sinaga) dan Ibunda (M br Gultom) serta saudaraku semuanya
atas doa, semangat dan bantuan
yang diberikan kepada penulis selama
mengikuti pendidikan.
9. Irma sulastri sitompul atas dukungan dan perhatian yang sangat besar selama
penulis mengikuti pendidikan.
10. Rekan-rekan mahasiswa FKM USU khususnya mahasiswa peminatan
epidemiologi dan semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan
dorongan dalam penulisan skripsi ini dan selama penulis mengikuti
pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaannya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya keluarga besar
Universitas Sumatera Utara dan Puskesmas Parsoburan Kota Pematangsiantar.
Medan, Februari 2009
Penulis
Budi Junarman Sinaga
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................
Abstrak ..........................................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................
Daftar Isi .......................................................................................................
Daftar Tabel ..................................................................................................
Daftar Gambar .............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................
1.2 Perumusan Masalah ...........................................................
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................
1.3.1
Tujuan Umum ......................................................
1.3.2
Tujuan Khusus .....................................................
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi ..............................................................................
2.2 Etiologi ...............................................................................
2.3 Patogenesis .........................................................................
2.4 Gejala Klinis .......................................................................
2.5 Diagnosis TB.......................................................................
2.5.1
Diagnosis TB Paru ...............................................
2.5.2
Diagnosis TB ekstra Paru .....................................
2.5.3
Klasifikasi TB Paru ...............................................
2.5.4
Pemeriksaan Dahak...............................................
2.5.4.1 Pewarnaan
sediaan dengan Ziehl
Neelsen
13
2.5.4.2.Pembacaan sediaan ...................................
2.5.4.3.Pemeriksaa Radiologi ...............................
2.6 Epidemiologi .......................................................................
2.6.1
Distribusi Penderita Tuberkulosis ........................
2.6.2
Faktor Determinan Penyakit Tuberkulosis ...........
2.7 Tipe Penderita ....................................................................
2.8 Program Penanggulangan TB Paru .....................................
2.8.1
Strategi DOTS.......................................................
2.9 Pencegahan..........................................................................
2.9.1
Pencegahan Primer ...............................................
2.9.2
Pencegahan Sekunder ...........................................
2.9.3
Pencegahan Tertier ...............................................
2.10 Pengobatan ..........................................................................
2.10.1 Tujuan Pengobatan ...............................................
2.10.2 Prinsip Pengobatan ...............................................
2.10.3 Tahap Pengobatan ................................................
i
ii
iii
v
vii
x
1
5
5
5
5
6
7
7
7
9
9
11
11
11
12
14
15
15
15
16
19
20
21
22
22
23
23
24
24
24
24
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
BAB 3
BAB 4
BAB 5
2.10.4 Panduan OAT yang digunakan di Indonesia.........
2.11 Pengawas Menelan Obat (PMO) ........................................
2.12 Hasil Pengobatan ................................................................
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep ...............................................................
3.2 Defenisi Operasional ..........................................................
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian ...................................................................
4.2 Lokasi Penelitian dan Waktu .............................................
4.2.1
Lokasi Penelitian ..................................................
4.2.2
Waktu Penelitian ..................................................
4.3 Populasi dan Sampel ..........................................................
4.3.1
Populasi ................................................................
4.3.2
Sampel ..................................................................
4.4 Metode Pengumpulan Data ................................................
4.5 Tekhnik Analisa Data .........................................................
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................
5.2 Tenaga Kesehatan BP4 Medan ..........................................
5.3 Proporsi Penderita TB Paru yang mengalami drop out
berdasarkan tahun................................................................
5.4 Sosiodemografi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu BP4 Medan tahun 2004-2008 .....................................
5.4.1
Keluhan Utama......................................................
5.4.2
Tipe penderita........................................................
5.4.3
Kategori Pengobatan .............................................
5.4.4
Pengawas Menelan Obat (PMO)...........................
5.4.5
Konversi Sputum Pada Tahap Intensif..................
5.4.6
Lama Rata-Rata mengikuti pengobatan ................
5.5 Analisis Statistika ...............................................................
5.5.1
Lama
rata-rata
mengikuti
pengobatan
berdasarkan kategori pengobatan..........................
5.5.2
Lama
rata-rata
mengikuti
pengobatan
berdasarkan PMO (Pengawas Memakan Obat) ....
5.5.3
Lama
rata-rata
mengikuti
pengobatan
Berdasarkan Keluhan Utama Penderita TB Paru
BTA positif yang mengalami drop out di Balai
Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan
Tahun 2004-2008 ..................................................
5.5.4
Lama
rata-rata
mengikuti
pengobatan
berdasarkan tipe penderita.....................................
25
26
27
29
29
34
34
34
34
34
34
35
35
35
36
36
37
38
39
41
41
42
42
43
44
44
45
46
47
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
5.5.5
5.5.6
BAB 6
BAB 7
Lama
rata-rata
mengikuti
pengobatan
berdasarkan konversi sputum pada fase intensif...
Distribusi proporsi drop out berdasarkan
konversi sputum pada fase intensif .......................
PEMBAHASAN
6.1 Sosiodemografi ...................................................................
6.1.1
Umur .....................................................................
6.1.2
Jenis Kelamin ........................................................
6.1.3
Suku ......................................................................
6.1.4
Pendidikan.............................................................
6.1.5
Agama ...................................................................
6.1.6
Pekerjaan ...............................................................
6.1.7
Tempat tinggal ......................................................
6.2 Keluhan Utama....................................................................
6.3 Kombinasi Keluhan Utama .................................................
6.4 Tipe Penderita .....................................................................
6.5 Kategori Pengobatan ...........................................................
6.6 Pengawas Menelan Obat .....................................................
6.7 Konversi Sputum Pada fase Intensif ...................................
6.8 Lama Rata-Rata mengikuti pengobatan berdasarkan
Kategori Pengobatan ...........................................................
6.9 Lama Rata-Rata mengikuti pengobatan berdasarkan
Pengawas Menelan Obat (PMO).........................................
6.10 Lama Rata-Rata mengikuti pengobatan berdasarkan
Keluhan Utama....................................................................
6.11 Lama Rata-Rata mengikuti pengobatan berdasarkan Tipe
Penderita..............................................................................
6.12 Lama Rata-Rata mengikuti pengobatan berdasarkan
Konversi sputum pada fase intensif ....................................
6.13 Drop out berdasarkan konversi sputum pada fase intensif..
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ........................................................................
7.2 Saran ...................................................................................
48
49
51
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
Daftar Pustaka...............................................................................................
Lampiran ......................................................................................................
Master Data Penelitian
Hasil Analisis Univariat dan Bivariat
Surat Penelitian
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 5.1.
Tabel 5.2.
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 5.8
Tabel 5.9
Tabel 5.10
Distribusi Tenaga Kesehatan di Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2007......................................
36
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru yang mengalami drop
out Berdasarkan Tahun di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan Tahun 2004-2008 .....................................
37
Distribusi proporsi Penderita TB Paru BTA positif Yang
Mengalami Drop Out berdasarkan Sosiodemografi di BP4
Tahun 2004-2008 ....................................................................
38
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out berdasarkan Keluhan utama di BP4
Medan Tahun 2004-2008 ........................................................
40
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out berdasarkan kombinasi Keluhan utama
di BP4 Medan Tahun 2004-2008 ...........................................
40
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out berdasarkan Tipe Penderita di BP4
Medan Tahun 2004-2008 ........................................................
41
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out berdasarkan Kategori Pengobatan di
BP4 Medan Tahun 2004-2008 ..............................................
41
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out berdasarkan Pengawas Menelan Obat
di BP4 Medan Tahun 2004-2008 ...........................................
42
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out berdasarkan Konversi Sputum Pada
tahap intensif di BP4 Medan Tahun 2004-2008 ....................
43
Lama rata-rata mengikuti pengobatan penderita TB Paru
BTA positif
yang mengalami drop out di BP4 Medan
Tahun 2004-2008 ....................................................................
43
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.11
Tabel 5.12
Tabel 5.13
Tabel 5.14
Tabel 5.15
Tabel 5.16.
Lama rata-rata mengikuti pengobatan Berdasarkan Kategori
Pengobatan Penderita TB Paru BTA positif yang mengalami
drop out di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4)
Medan Tahun 2004-2008 ........................................................
44
Lama rata-rata mengikuti pengobatan Berdasarkan
Pengawas Menelan Obat Penderita TB Paru BTA positif
yang mengalami drop out di Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008 ............................
45
Lama rata-rata mengikuti pengobatan Berdasarkan Keluhan
Utama Penderita TB Paru BTA positif yang mengalami
drop out di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4)
Medan Tahun 2004-2008 ........................................................
46
Lama rata-rata mengikuti pengobatan Berdasarkan tipe
penderita dari Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan Tahun 2004-2008 .....................................
47
Lama rata-rata mengikuti pengobatan Berdasarkan konversi
sputum pada fase intensif Penderita TB Paru BTA positif
yang mengalami drop out di Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008 ............................
48
Drop out Berdasarkan konversi sputum pada fase intensif
Penderita TB Paru BTA positif yang mengalami drop out di
Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun
2004-2008 ...............................................................................
49
.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 6.1
Digram Pie distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA
Positif Berdasarkan Umur Di BP4 Medan Tahun 2004 –
2008.........................................................................................
51
Digram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Jenis Kelamin Di BP4 Medan Tahun 2004 –
2008.........................................................................................
52
Diagram Bar Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Suku Di BP4 Medan Tahun 2004 – 2008 ..........
53
Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Pendidikan Di BP4 Medan Tahun 2004 – 2008.
54
Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Agama Di BP4 Medan Tahun 2004 – 2008 .......
55
Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Pekerjaan Di BP4 Medan Tahun 2004 – 2008...
56
Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Tempat Tinggal Di BP4 Medan Tahun 2004 –
2008.........................................................................................
57
Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Keluhan Utama Di BP4 Medan Tahun 2004 –
2008.........................................................................................
58
Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Kombinasi Keluhan Utama Di BP4 Medan
Tahun 2004 – 2008 .................................................................
59
Diagram Bar Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Tipe Penderita Di BP4 Medan Tahun 2004 –
2008.........................................................................................
60
Gambar 6.10 Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Kategori Pengobatan Di BP4 Medan Tahun
2004 – 2008.............................................................................
61
Gambar 6.2
Gambar 6.3
Gambar 6.4
Gambar 6.5
Gambar 6.6
Gambar 6.7
Gambar 6.8
Gambar 6.8
Gambar 6.9
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.11 Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Pengawas Menelan Obat Di BP4 Medan
Tahun 2004 – 2008 ................................................................
62
Gambar 6.12 Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Konversi Sputum Di BP4 Medan Tahun 2004
– 2008 .....................................................................................
63
Gambar 6.13 Diagram Bar Lama Rata-Rata Mengikuti Pengobatan
Berdasarkan Kategori Pengobatan Di BP4 Medan Tahun
2004-2008 ...............................................................................
64
Gambar 6.14 Diagram Bar Lama Rata-Rata Mengikuti Pengobatan
Berdasarkan Pengawas Menelan Obat Di BP4 Medan Tahun
2004-2008 ...............................................................................
65
Gambar 6.15 Diagram Bar Lama Rata-Rata Mengikuti Pengobatan
Berdasarkan Keluhan Utama Di BP4 Medan Tahun 20042008.........................................................................................
66
Gambar 6.16 Diagram Bar Lama Rata-Rata Mengikuti Pengobatan
Berdasarkan Tipe penderita Di BP4 Medan Tahun 20042008 ........................................................................................
67
Gambar 6.17 Diagram Bar Lama Rata-Rata Mengikuti Pengobatan
Berdasarkan Konversi Sputum Pada Fase Intensif Di BP4
Medan Tahun 2004-2008 .......................................................
68
Gambar 6.17 Diagram Bar Lama Drop out Berdasarkan Konversi Sputum
Pada fase Intensif Di BP4 Medan Tahun 2004-2008..............
69
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Nasional bidang kesehatan tercantum dalam Sistim
Kesehatan Nasional (SKN) sesuai dengan tujuan Indonesia sehat 2010 yaitu agar
terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
diusahakan usaha kesehatan yag bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima
serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.1
Untuk meningkatkan upaya perbaikan kesehatan masyarakat, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia menetapkan sepuluh program prioritas masalah
kesehatan yang ditemukan di masyarakat, salah satu diantaranya adalah
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) termasuk penyakit TB Paru, dengan
indikator kesehatan yang hendak dicapai pada tahun 2010 diantaranya adalah
indikator pencapaian program penanggulangan TB Paru, dimana target yang
ditetapkan untuk angka kesembuhan penderita TB Paru Basil Tahan Asam positif
(BTA +) adalah
85 % dari penderita TB Paru yang diobati.2
TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat seluruh dunia karena telah menginfeksi sepertiga penduduk
dunia. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) mencanangkan
Kedaruratan global (Global Emergency) untuk penyakit TB Paru. menurut World
1
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
Health Organisation (WHO) insiden TB Paru berkisar 8 juta penduduk di seluruh
dunia per tahun dan hampir 3 juta orang meninggal akibat TB Paru setiap tahun.3
Di Indonesia TB Paru merupakan masalah utama kesehatan masyarakat
Indonesia. Menurut data WHO tahun 1999 menunjukkan bahwa prevalensi TB Paru
di Indonesia dengan Prevalence Rate (PR) 240 per 100.000 penduduk dan Cause
Spesific Death Rate (CSDR) TB Paru 79,2 per 100.000 penduduk per tahun dengan
Case Fatality Rate (CFR) 24,5%. Menurut Surkesnas tahun 2003 menyatakan
Indonesia Timur adalah kawasan paling banyak penderita TB Paru BTA+, dengan
Prevalence Rate sebesar 189 per 100.000 penduduk, sedangkan Prevalence Rate
Nasional 186 per 100.000 penduduk. Bila secara regional, maka Prevalence Rate
untuk Jawa-Bali sebesar 67 per 100.000, Insidence Rate sebesar 63 per 100.000
penduduk sedangkan Sumatera Prevalence Rate sebesar 160 per 100.000 penduduk.6
Pada tahun 1995 pemerintah Indonesia telah berusaha memberantas penyakit
ini dengan mengadopsi strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course)
yang direkomendasikan oleh WHO. Integrasi kedalam pelayanan kesehatan dasar
sangat dianjurkan demi efisiensi dan efektifitasnya. DOTS adalah strategi yang
komprehensif untuk digunakan oleh pelayanan dasar kesehatan primer di seluruh
dunia, untuk mendeteksi dan menyembuhkan penyakit TB paru.DOTS bertujuan
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB Paru, memutuskan rantai
penularan serta mencegah terjadinya Multi Drug Resistance (MDR) sehingga tidak
lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia.7Apabila Multi Drug
Resistance (MDR) terjadi maka penderita TB Paru tersebut akan mengembangkan
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
jenis TB yang lebih resisten terhadap Obat Anti Tuberkulosis(OAT) sehingga pilihan
pengobatan menjadi terbatas dan pengobatan harus dilaksanakan dalam jangka waktu
yang lama,dan bila telah sangat resisten terhadap obat, penyakit ini memungkinkan
tidak dapat diobati lagi. 8
Upaya pencegahan dan pemberantasan TB Paru dilakukan dengan
pendekatan DOTS (Directly Observed Treatment Short-cource) atau pengobatan TB
Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Sampai
tahun 2005 telah dilaksanakan upaya pencegahan dan pemberantasan dengan
pendekatan strategi DOTS di 432 Kabupaten/Kota (98%) dari 440 Kabupaten/Kota
di 33 provinsi di Indonesia, yang mencakup 7.349 Puskesmas (97%) dari 7.592
Puskesmas, dan di seluruh Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4)/RS TB Paru
(100%). Persentase Rumah Sakit yang melaksankan program ini baru mencapai 25%
dari 1.289 Rumah Sakit yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Kegiatan ini
meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan
kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan.9
Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan lengkap,
diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang dideritanya.
Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya
kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau
drop out (DO).8
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan data Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
tahun 2006
tercatat dari 16.678 jumlah penderita TB Paru terdapat 183 (1.1 %) jumlah penderita
TB Paru yang mengalami drop out, sedangkan jumlah penderita TB Paru yang
mengalami drop out tertinggi di seluruh Kabupaten/Kota terdapat di Kabupaten Nias
Selatan yaitu 37 (1.1%) kasus dari 3.380 penderita TB Paru BTA Positif.10
Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru merupakan unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan propinsi Sumatera Utara yang menyelenggarakan upaya kesehatan paru
serta mengatasi masalah kesehatan paru masyarakat secara menyeluruh dan terpadu
dalam satu wilayah kerja. Jumlah penderita TB Paru BTA positif yang mengalami
drop out berdasarkan rekam medik BP4 Medan tahun 2004 – 2008 yaitu pada tahun
2004
sebanyak
57
(34,1%)
penderita,
pada
tahun
2005
sebanyak
26
(15,6%)penderita, pada tahun 2006 sebanyak 29 (17,4%) penderita, pada tahun 2007
sebanyak 31(18,6%)
penderita dan sampai bulan September 2008 sebanyak 24
penderita (14,3%) sehingga di peroleh data penderita TB Paru yang mengalami drop
out tahun 2004–2008 sebanyak 167 penderita. 11
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang
karakteristik penderita TB Paru BTA Positif yang mengalami Drop out di Balai
Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2004 – 2008.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
1.2. Perumusan Masalah.
Belum diketahuinya karakteristik penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami Drop out di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun
2004 – 2008.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum.
Untuk mengetahui karakteristik penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami Drop out di Balai Pengobatan Penyakit Paru – Paru (BP4) Medan pada
tahun 2004 – 2008.
1.3.2. Tujuan Khusus.
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru
BTA Positif
berdasarkan sosiodemografi yaitu umur, jenis kelamin, suku, pendidikan,
pekerjaan, tempat tinggal.
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru BTA Positif berdasarkan
keluhan utama.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru BTA positif berdasarkan
tipe penderita sewaktu datang berobat.
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru BTA positif berdasarkan
kategori pengobatan.
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru BTA positif berdasarkan
Pengawas Menelan Obat (PMO).
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru BTA positif
berdasarkan konversi sputum pada fase intensif.
g. Untuk mengetahui lama rata-rata mengikuti pengobatan penderita TB Paru BTA
positif yang mengalami drop out.
h. Untuk mengetahui lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan kategori
pengobatan dari penderita TB Paru BTA positif yang mengalami drop out.
i. Untuk mengetahui lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan PMO
(Pengawas Memakan Obat) dari penderita TB Paru BTA positif yang mengalami
drop out.
j. Untuk mengetahui lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan keluhan
utama dari penderita TB Paru BTA positif yang mengalami drop out
k. Untuk mengetahui lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan tipe
penderita dari penderita TB Paru BTA positif yang mengalami drop out.
l. Untuk mengetahui lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan konversi
sputum pada fase intensif dari penderita TB Paru BTA positif yang mengalami
drop out
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
1.4. Manfaat Penelitian.
a. Sebagai bahan masukan
dan memberikan informasi bagi balai pengobatan
penyakit paru-paru (BP4) dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
TB Paru.
b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang penyakit TB Paru
dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
BAB 2
PENDAHULUAN
2.1. Definisi
Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis,yakni bakteri aerob yang dapat hidup terutama di paru
atau berbagai organ tubuh lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang
tinggi, karena di sebabkan oleh bakteri maka penyakit tuberkulosis dapat ditularkan
dari penderita kepada orang lain.12
Tuberkulosis merupakan penyakit sistemik, artinya dapat menyerang seluruh
bagian tubuh seperti kulit, tulang, otak, mata, usus, dan organ lain yang
menimbulkan kerusakan yang progresif.13
2.2. Etiologi.
Mycobacterium tuberculosis sebagai bakteri penyebab tuberkulosis adalah
sejenis bakteri berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 / Um dan tebal 0,3 –
0,6 / Um. Mycobacterium tuberculosis mempunyai kandungan lemak yang tinggi
pada membrana selnya sehingga menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap
asam dan pertumbuhan bakterinya berlangsung dengan lambat.14
2.3. Patogenesis.
Penularan TB Paru terjadi karena bakteri dibatukkan atau dibersinkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Setiap kali seorang penderita TB Paru batuk
maka akan dikeluarkan 3.000 droplet yang efektif (memiliki kemampuan
menginfeksi). Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1- 2 jam,
8
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi dan kelembaban. Bakteri
juga dapat masuk melalui luka pada kulit atau mukosa tapi hal ini sangat jarang
terjadi. Dalam suasana lembab dan gelap bakteri dapat bertahan berhari-hari bahkan
sampai berbulan-bulan.
Bila partikel ini terhirup oleh orang sehat maka akan menempel pada jalan
nafas atau paru- paru. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh
makrofag keluar dari cabang trachea-bronkhial beserta gerakan silia dengan
sekretnya. Namun bila tidak semuanya keluar, bakteri yang tinggal justru akan
menempel dan berkembang biak pada makrofag. Dan selanjutnya akan bersarang di
jaringan paru dan menginfeksi paru-paru, inilah yang disebut penyakit Tuberkulosis
Paru. Penderita TB Paru biasanya paling cepat muncul gejala 3-6 bulan setelah
infeksi.15
Orang yang terinfeksi bakteri tuberkulosis belum tentu akan menderita
tuberkulosis selama pertahanan tubuhnya baik. Sistem kekebalan tubuh amat
berperan dalam perjalanan penyakit di dalam tubuh akan tetapi bakteri yang sudah
membuat sarang tersebut akan bersifat dormant dan baru muncul bertahun- tahun
kemudian pada saat kekebalan tubuh menurun, seperti dalam keadaan kurang gizi,
alkoholisme, menderita kanker, diabetes, gagal ginjal atau AIDS.16
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
2.4. Gejala Klinis
Gejala utama pasien TB Paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu
bulan.
Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain
TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain.
Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang
datang ke UPK (Unit Pelayanan Kesehatan) dengan gejala tersebut diatas, dianggap
sebagai seorang tersangka (suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan
dahak secara mikroskopis langsung.17
2.5. Diagnosis TB
2.5.1. Diagnosis TB Paru3
Diagnosa pada orang dewasa di tegakkan berdasarkan :
a. Gejala klinis
Gejala klinis TB Paru dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu gejala
Respiratorik dan gejala Sistemik.
a.i. Gejala Respiratorik
Pada gejala respiratorik dapat tampak berupa batuk selama dua minggu atau
lebih yang dapat berupa batuk kering sampai produktif (berdahak), hemoptisis (batuk
darah) akibat terbukanya pembuluh darah sekitar bronchus, dispneu (sesak nafas),
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
nyeri dada dapat timbul bila infiltrasi sampai ke pleura sehingga menyebabkan
pleuritis.
a.ii. Gejala Sistemik
Pada penderita TB Paru yang telah positif hasil pemeriksaannya, maka dapat
dijumpai gejala berupa demam tidak terlalu tinggi terutama pada malam hari,
malaise (kelelahan pada tubuh), anoreksia (tidak nafsu makan), sakit kepala, mialgia
(sakit pada otot) dan berat badan berkurang.
b. Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaan bakteriologis meliputi pemeriksaan biakan dan pemeriksaan
mikroskopis pemeriksaan biakan hasilnya lebih baik, namun waktu pemeriksaan
memerlukan waktu yang lama, sehingga saat ini pemeriksaan dahak secara
mikroskopis lebih banyak dilakukan karena sensifitas dan spesifitasnya tinggi
disamping biayanya murah, sehingga mendiagnosa tuberkulosis adalah dengan
menemukan BTA di dahak yang diperiksa di laboratorium secara mikroskopis.
Untuk pemeriksaan dahak (sputum) spesimen dikumpulkan dalam dua hari
kunjungan berurutan yang dikenal dengan dahak SPS (sewaktu-pagi-sewaktu).
Pelaksanaan pengumpulan spesimen SPS yaitu :
i. S (Sewaktu) dahak dikumpulkan pada saat suspek tuberkulosis datang dan
berkunjung pertama kali. Pada saat pulang suspek membawa sebuah pot dahak
untuk mengumpulkan dahak hari kedua.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
ii. P (Pagi) dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari kedua, segera setelah
bangun tidur pot di bawa dan diserahkan sendiri kepada petugas UPK (Unit
Pelayanan Kesehatan).
iii. S (Sewaktu) dahak di kumpulkan di Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) pada hari
kedua saat menyerahkan dahak pagi.4
2.5.2. Diagnosis TB ekstra paru.
Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk
pada Meningitis.TB, nyeri dada pada TB pleura (Pleuritis), pembesaran kelenjar
limfe superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas tulang belakang (gibbus).
Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan sedangkan diagnosis kerja dapat ditegakkan
dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis tergantung
pada metode pengambilan bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat-alat diagnostik,
misalnya uji mikrobiologi, patologi anatomi, serologi, pemeriksaan radiologis dan
lain-lain.18
2.5.3. Klasifikasi TB Paru.
TB Paru adalah penyakit infeksi yang menyerang jaringan paru. Berdasarkan
hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi dalam :
a.
TB Paru BTA Positif.
i. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesiemen dahak sewaktu pagi sewaktu (SPS)
hasilnya BTA positif.
ii. Jika 1 spesiemen dahak SPS hasilnya positif dan Foto thoraks dada menunjukkan
gambaran Tuberkulosis.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
iii. 1 atau lebih spesiemen dahak hasil positif setelah pemeriksaan 3 dahak SPS
sebelumnya dengan hasil BTA nrgatif dan tidak ad perbaikan setelah pemberian
antibiotika non OAT.
b. TB Paru BTA Negatif.
Pemeriksaan 3 spesiemen dahak hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada
menunjukkan gambaran TB Paru aktif. TB Paru dengan BTA negatif rontgen
positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya yaitu berat dan ringan.
Bentuk berat bila di foto rontgen dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru
yang luas dan atau keadaan umum penderita buruk.12
2.5.4. Pemeriksaan Dahak.
Pemeriksaan dahak dilakukan terhadap suspek yang mengalami batuk dengan
dahak produktif lebih dari tiga minggu, hal ini bertujuan untuk menegakkan
diagnosis dan klasifikasi atau tipe penderita serta tingkat penularannya. Pemeriksaan
dahak juga dilakukan untuk menilai kemajuan pengobatan.
Suspek yang diambil dahaknya harus tercatat pada formulir TB 06, hal ini
bertujuan untuk mengetahui jumlah suspek yang diperiksa dan mempermudah
petugas dalam pelacakan bila hasil pemeriksaan dahak positif dan penderita tersebut
tidak kembali.
Dahak yang baik untuk diperiksa adalah dahak yang kental dan purulen
(mucoprulent) berwarna hijau kekuning-kuningan dengan volume 3 – 5 ml tiap
pengambilan. Untuk menegakkan diagnosa TB Paru dibutuhkan 3 spesiemen dahak
yaitu dahak SPS dan sebaiknya dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
berurutan. Untuk dapat melihat melihat BTA dalam dahak penderita, maka dibuat
sediaan hapusan lalu difiksasi selama 3-5 detik.22
2.5.4.1. Pewarnaan Sediaan Dengan Metode Ziehl Neelsen.
Dalam pewarnaan ada dua cara yaitu pewarnaan sediaan dengan metode
Kinyoun Gabbett dan pewarnaan sediaan metode Ziehl Neelsen. Sesuai dengan
kebutuhan dan peningkatan kualitas hasil pemeriksaan, metode Kinyoun Gabbett
secara program penangulangan TB Paru sudah di tinggalkan, karena metode Ziehl
Neelsen mempunyai hasil yang lebih baik baik dari metode Kinyoun Gabbett.
Hapusan dahak yang telah difiksasi tersebut harus dilanjutkan dengan
pewarnaan metode Ziehl Neelsen. Bahan yang diperlukan antara lain Carbol Fuchsin
0,3 %, HCL-Alkohol 3 % dan Methylene Blue 0,3%.
Cara pewarnaan adala sebagai berikut :
a. Sediaan dahak yang telah difiksasi diteteskan Carbol Fuchsin 0,3 % sampai
menutupi seluruh permukaan sediaan.
b. Panaskan dengan nyala api sampai keluar uap selama 3-5 menit. Zat warna tidak
boleh mendidih atau kering yang mengakibatkan Carbol Fuchsin 0,3 % akan
terbentuk kristal yang dapat terlihat seperti bakteri TBC, diamkan selama 5
menit.
c. bilas dengan air mengalir pelan hingga zat pewarna yang bebas terbuang, lalu
teteskan HCL-Alkohol 3% sampai warna merah Fuchsin hilang.
d. bilas dengan air mengalir pelan, lalu teteskan Methylene Blue 0,3% hingga
menutupi seluruh permukaan, dan diamkan 10-20 detik.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
e. Bilas dengan air mengalir pelan, lalu keringkan diatas rak pengering di udara
terbuka ( jangan dibawah sinar matahari langsung )
f. Sediaan siap untuk dibaca dibawah mikroskop.
Di bawah mikroskop BTA akan terlihat berupa batang merah terang dengan
latar belakang biru. Sesudah pencucian dengan HCL-Alkohol, bakteri BTA
mempertahankan warna merahnya, dan yang bukan BTA melepaskan zat warna
merah.23
2.5.4.2. Pembacaan Hasil Sediaan.
Penegakan diagnosis TB Paru apabila ditemukan BTA pada pemeriksaan
dahak secara mikroskopis. Hasil ini akan dinyatakan positif bila sedikitnya 2 dari 3
spesiemen spesiemen SPS-BTA ditemukan adanya BTA positif. Bila hanya 1
spesiemen yang positif maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu
pemeriksaan dahak SPS atau foto rontgen thorax.
Pembacaan
hasil
pemerikasaan
sediaan
dahak
dilakukan
dengan
menggunakan skala International Union Againts Tuberkulosis and Lung Disease
(IUATLD)tahun 1993, yaitu :
a. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut Negatif
b. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, hasilnya diragukan.
c. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut + atau (1+)
d. Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ atau (2+,)minimal
dibaca 50 lapangan pandang.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
e. Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau (3+), minimal
dibaca 20 lapangan pandang.3
2.5.4.3. Pemeriksaan Radiologis (Thorax Foto).
Dalam program penanggulangan TB Paru pemeriksaan foto rontgen baru
dapat dilaksanakan bila dari 3 kali pemeriksaan dahak dengan hasil BTA negatif ,
dan secara klinis penderita mendukung sebagai TB Paru.21
2.6. Epidemiologi
2.6.1. Distribusi Penderita Tuberkulosis Paru.
a. Menurut Orang.
Resiko penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberkulosis Infection =
ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-2 %. Pada daerah
dengan ARTI sebesar 1%, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10 orang
akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi TB
Paru, Hanya 10% dari yang terinfeksi akan menjadi penderita TB Paru. 17
Penyakit TB Paru dapat menyerang semua golongan umur dan jenis kelamin.
Penelitian yang dilakukan oleh Gea (2005) menemukan, bahwa penderita TB Paru di
puskesmas Gunung Sitoli tahun 2005-2007 yang paling banyak adalah laki-laki yaitu
334 orang (63,6%).29
b. Menurut Tempat.
Tuberkulosis menjadi masalah dunia dan paling banyak terjadi di negara
sedang berkembang dibandingkan di negara maju. S
ASAM POSITIF YANG MENGALAMI DROP OUT DI BALAI
PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4) MEDAN
TAHUN 2004-2008
SKRIPSI
Oleh :
BUDI JUNARMAN SINAGA
NIM. 061000241
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BASIL TAHAN
ASAM POSITIF YANG MENGALAMI DROP OUT DI BALAI
PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU (BP4) MEDAN
TAHUN 2004-2008
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
BUDI JUNARMAN SINAGA
NIM. 061000241
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A.
IDENTITAS
N a m a
: BUDI JUNARMAN SINAGA
Tempat/Tanggal Lahir
: Tanah - Tinggi, 07 Juli1981
Agama
: Kristen Protestan
Anak ke
: 3 dari 4 Bersaudara
Nama Ayah
: S. SINAGA
Nama Ibu
: M. GULTOM
Alamat
: Dsn III, Desa Tanah-Tinggi, Kecamatan Air
Putih, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara
B.
RIWAYAT PENDIDIKAN
1.
SD Negeri 3 Air Putih
:
Tamat Tahun 1993
2.
SMP Swasta Katolik Tebing Tinggi
:
Tamat Tahun 1996
3.
SMU Negeri 1 Air Putih
:
Tamat Tahun 1999
4.
D-III Keperawatan Helvetia Medan
:
Tamat Tahun 2004
5.
S-1 Kesehatan Masyarakat USU-Medan :
Tamat Tahun 2009
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat seluruh dunia, termasuk di Indonesia pada tahun 1999
Prevalens Rate (PR) 240 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR)
24,5%. Pada tahun 1995 pemerintah Indonesia telah berusaha memberantas
penyakit ini dengan mengadopsi strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yang direkomendasikan oleh WHO.
Untuk mengetahui karakteristik penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun
2004-2008 dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain case series.
Populasi adalah 167 penderita dengan sampel adalah seluruh populasi (total
sampling). Sumber data berasal dari kartu status penderita.
Dari hasil penelitian ditemukan penderita TB Paru BTA positif terbanyak
pada golongan umur 20-40 tahun (52,7%),jenis kelamin laki-laki (74,9%), suku
batak (43,7%), pendidikan tidak tamat SD ,tamat SD/SLTP (41,3%), pekerjaan
wiraswasta(34,1%), tempat tinggal kota Medan(89,9%), keluhan utama terbesar
adalah batuk (34,1%), tipe penderita terbesar adalah kasus baru (89,8%), kategori
pengobatan terbesar adalah kategori 1 (85,6%), Pengawas Menelan Obat (PMO)
terbesar adalah keluarga (89,2%), konversi sputum pada fase intensif terbesar
adalah tidak mengalami konversi (54,5%) dan lama rata-rata mengikuti pengobatan
adalah 8,51 minggu.
Hasil analisa statistik dengan uji anova menunjukkan bahwa lama rata-rata
mengikuti pengobatan pada kategori 1adalah yang lebih cepat mengalami drop out
di bandingkan dengan penderita yang mengikuti pengobatan pada kategori
2(p=0,000), tidak ada perbedaan lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan
keluhan utama. (p = 0,973), tipe penderita. (p = 0,182), Hasil uji t menunjukkan
tidak ada perbedaan lama rata-rata mengikuti pengobatan dengan PMO (p =
0,701), konversi sputum pada fase intensif (p = 0,743).
Masih tingginya kasus penderita TB Paru BTA positif yang mengalami drop
out serta penderita kasus baru yang lebih cepat mengalami drop out
mengindikasikan masih kurangnya pengetahuan mengenai penyakit TB Paru pada
masyarakat , sebab itu diharapkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara dan unit pelayanan kesehatan lebih aktif memberikan informasi tentang
penyakit TB Paru kepada masyarakat dan memberikan penjelasan kepada penderita
TB Paru untuk meminum obat secara teratur untuk mengurangi drop out dari
penderita TB Paru.
Kata Kunci : Karakteristik penderita, TB Paru BTA positif, drop out
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
TB Paru is one of contagious disease that is becoming health problem in the
whole world, including Indonesia. In 1999 Prevalens Rate (PR) 240 per 100.000
population with Case Fatality Rate (CFR) 24,5 %. In 1995, the government of
Indonesia has tried to against this disease by adopting DOTS strategy (Directly
Observed Treatment Shortcourse) which is recommended by WHO.
To know the characteristic of TB people with acid resistent bacillus BTA (+)
that dropped out at BP4 Medan in 2004 – 2008, it had done study with case series
design. The population is 167 patients by using sample from all population (total
sampling). Source of data is taken from patient medical record.
Results of this study notes that most of patients with BTA (+) at age 20-40
years old (52,7%), male (74,9 %), Batak’s people (43,7%), un-finished elementaryhigh,junior high school (41,3%), entrepreneur ( 34,1%), Medan citizen (89,9%), the
major symptom is cough (34,1%), the most type of patients is new case (89,8%), the
most healing category is category 1 (85,6%), the most the observed of taking medic
(PMO) is family (89,2%), sputum convertion on most intensive fase is not converted
(54,5%) and time rate of healing is 8,51 weeks.
The result of statistic by anova testing shows that the mean time of healing on
first category is the faster of dropped out compared with the patients who take the
second on category (p=0,000), there’s no differences time the average of healing
based on major symptom.(p=0,973), type of patients.(p=0,182), result of t testing
shows there’s no differences time the average of healing with PMO (p=0,701),
sputum convertion on intensive fase (p=0,743).
Because of there’s still high number of BTA (+) cases the dropped out, and
also new cases are faster to be dropped out, indicates there is still lets of
information and knowledge about pulmonary TB in comunity, So that for Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara and health services unit encourage to be more
active in giving information about pulmonary TB to people and explain to the patient
to take medicine regularly to decrease the dropped out cases.
Keyword : Characteristic of suffers, positive TB Paru BTA, drop out
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena oleh kasih dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“Karakteristik Penderita TB Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami
Drop Out Di BP4 Medan Tahun 2004-2008”. Skripsi ini adalh salah satu syarat
yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Prof.dr.Sori Muda Sarumpaet,MPH dan Ibu drh.Hiswani,M.Kes selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya
dalam memberikan petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, umtuk itu penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof.dr.Sori Muda Sarumpaet,MPH selaku Ketua Departemen
Epidemiologi.
3. Ibu drh.Hiswani,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II.
4. Bapak dr,Achsan Harahap,MPH selaku Dosen Pembanding I
5. Ibu drh.Rasmaliah,M.Kes selaku Dosen Pembanding II.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
6. Bapak dr.Adlan Lufti Sp.P selaku Kepala Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan
7. Para dosen dan staf di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
8. Ayahanda (S.Sinaga) dan Ibunda (M br Gultom) serta saudaraku semuanya
atas doa, semangat dan bantuan
yang diberikan kepada penulis selama
mengikuti pendidikan.
9. Irma sulastri sitompul atas dukungan dan perhatian yang sangat besar selama
penulis mengikuti pendidikan.
10. Rekan-rekan mahasiswa FKM USU khususnya mahasiswa peminatan
epidemiologi dan semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan
dorongan dalam penulisan skripsi ini dan selama penulis mengikuti
pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaannya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya keluarga besar
Universitas Sumatera Utara dan Puskesmas Parsoburan Kota Pematangsiantar.
Medan, Februari 2009
Penulis
Budi Junarman Sinaga
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................
Abstrak ..........................................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................
Daftar Isi .......................................................................................................
Daftar Tabel ..................................................................................................
Daftar Gambar .............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................
1.2 Perumusan Masalah ...........................................................
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................
1.3.1
Tujuan Umum ......................................................
1.3.2
Tujuan Khusus .....................................................
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi ..............................................................................
2.2 Etiologi ...............................................................................
2.3 Patogenesis .........................................................................
2.4 Gejala Klinis .......................................................................
2.5 Diagnosis TB.......................................................................
2.5.1
Diagnosis TB Paru ...............................................
2.5.2
Diagnosis TB ekstra Paru .....................................
2.5.3
Klasifikasi TB Paru ...............................................
2.5.4
Pemeriksaan Dahak...............................................
2.5.4.1 Pewarnaan
sediaan dengan Ziehl
Neelsen
13
2.5.4.2.Pembacaan sediaan ...................................
2.5.4.3.Pemeriksaa Radiologi ...............................
2.6 Epidemiologi .......................................................................
2.6.1
Distribusi Penderita Tuberkulosis ........................
2.6.2
Faktor Determinan Penyakit Tuberkulosis ...........
2.7 Tipe Penderita ....................................................................
2.8 Program Penanggulangan TB Paru .....................................
2.8.1
Strategi DOTS.......................................................
2.9 Pencegahan..........................................................................
2.9.1
Pencegahan Primer ...............................................
2.9.2
Pencegahan Sekunder ...........................................
2.9.3
Pencegahan Tertier ...............................................
2.10 Pengobatan ..........................................................................
2.10.1 Tujuan Pengobatan ...............................................
2.10.2 Prinsip Pengobatan ...............................................
2.10.3 Tahap Pengobatan ................................................
i
ii
iii
v
vii
x
1
5
5
5
5
6
7
7
7
9
9
11
11
11
12
14
15
15
15
16
19
20
21
22
22
23
23
24
24
24
24
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
BAB 3
BAB 4
BAB 5
2.10.4 Panduan OAT yang digunakan di Indonesia.........
2.11 Pengawas Menelan Obat (PMO) ........................................
2.12 Hasil Pengobatan ................................................................
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep ...............................................................
3.2 Defenisi Operasional ..........................................................
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian ...................................................................
4.2 Lokasi Penelitian dan Waktu .............................................
4.2.1
Lokasi Penelitian ..................................................
4.2.2
Waktu Penelitian ..................................................
4.3 Populasi dan Sampel ..........................................................
4.3.1
Populasi ................................................................
4.3.2
Sampel ..................................................................
4.4 Metode Pengumpulan Data ................................................
4.5 Tekhnik Analisa Data .........................................................
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................
5.2 Tenaga Kesehatan BP4 Medan ..........................................
5.3 Proporsi Penderita TB Paru yang mengalami drop out
berdasarkan tahun................................................................
5.4 Sosiodemografi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu BP4 Medan tahun 2004-2008 .....................................
5.4.1
Keluhan Utama......................................................
5.4.2
Tipe penderita........................................................
5.4.3
Kategori Pengobatan .............................................
5.4.4
Pengawas Menelan Obat (PMO)...........................
5.4.5
Konversi Sputum Pada Tahap Intensif..................
5.4.6
Lama Rata-Rata mengikuti pengobatan ................
5.5 Analisis Statistika ...............................................................
5.5.1
Lama
rata-rata
mengikuti
pengobatan
berdasarkan kategori pengobatan..........................
5.5.2
Lama
rata-rata
mengikuti
pengobatan
berdasarkan PMO (Pengawas Memakan Obat) ....
5.5.3
Lama
rata-rata
mengikuti
pengobatan
Berdasarkan Keluhan Utama Penderita TB Paru
BTA positif yang mengalami drop out di Balai
Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan
Tahun 2004-2008 ..................................................
5.5.4
Lama
rata-rata
mengikuti
pengobatan
berdasarkan tipe penderita.....................................
25
26
27
29
29
34
34
34
34
34
34
35
35
35
36
36
37
38
39
41
41
42
42
43
44
44
45
46
47
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
5.5.5
5.5.6
BAB 6
BAB 7
Lama
rata-rata
mengikuti
pengobatan
berdasarkan konversi sputum pada fase intensif...
Distribusi proporsi drop out berdasarkan
konversi sputum pada fase intensif .......................
PEMBAHASAN
6.1 Sosiodemografi ...................................................................
6.1.1
Umur .....................................................................
6.1.2
Jenis Kelamin ........................................................
6.1.3
Suku ......................................................................
6.1.4
Pendidikan.............................................................
6.1.5
Agama ...................................................................
6.1.6
Pekerjaan ...............................................................
6.1.7
Tempat tinggal ......................................................
6.2 Keluhan Utama....................................................................
6.3 Kombinasi Keluhan Utama .................................................
6.4 Tipe Penderita .....................................................................
6.5 Kategori Pengobatan ...........................................................
6.6 Pengawas Menelan Obat .....................................................
6.7 Konversi Sputum Pada fase Intensif ...................................
6.8 Lama Rata-Rata mengikuti pengobatan berdasarkan
Kategori Pengobatan ...........................................................
6.9 Lama Rata-Rata mengikuti pengobatan berdasarkan
Pengawas Menelan Obat (PMO).........................................
6.10 Lama Rata-Rata mengikuti pengobatan berdasarkan
Keluhan Utama....................................................................
6.11 Lama Rata-Rata mengikuti pengobatan berdasarkan Tipe
Penderita..............................................................................
6.12 Lama Rata-Rata mengikuti pengobatan berdasarkan
Konversi sputum pada fase intensif ....................................
6.13 Drop out berdasarkan konversi sputum pada fase intensif..
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ........................................................................
7.2 Saran ...................................................................................
48
49
51
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
Daftar Pustaka...............................................................................................
Lampiran ......................................................................................................
Master Data Penelitian
Hasil Analisis Univariat dan Bivariat
Surat Penelitian
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 5.1.
Tabel 5.2.
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 5.8
Tabel 5.9
Tabel 5.10
Distribusi Tenaga Kesehatan di Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2007......................................
36
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru yang mengalami drop
out Berdasarkan Tahun di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan Tahun 2004-2008 .....................................
37
Distribusi proporsi Penderita TB Paru BTA positif Yang
Mengalami Drop Out berdasarkan Sosiodemografi di BP4
Tahun 2004-2008 ....................................................................
38
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out berdasarkan Keluhan utama di BP4
Medan Tahun 2004-2008 ........................................................
40
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out berdasarkan kombinasi Keluhan utama
di BP4 Medan Tahun 2004-2008 ...........................................
40
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out berdasarkan Tipe Penderita di BP4
Medan Tahun 2004-2008 ........................................................
41
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out berdasarkan Kategori Pengobatan di
BP4 Medan Tahun 2004-2008 ..............................................
41
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out berdasarkan Pengawas Menelan Obat
di BP4 Medan Tahun 2004-2008 ...........................................
42
Distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out berdasarkan Konversi Sputum Pada
tahap intensif di BP4 Medan Tahun 2004-2008 ....................
43
Lama rata-rata mengikuti pengobatan penderita TB Paru
BTA positif
yang mengalami drop out di BP4 Medan
Tahun 2004-2008 ....................................................................
43
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.11
Tabel 5.12
Tabel 5.13
Tabel 5.14
Tabel 5.15
Tabel 5.16.
Lama rata-rata mengikuti pengobatan Berdasarkan Kategori
Pengobatan Penderita TB Paru BTA positif yang mengalami
drop out di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4)
Medan Tahun 2004-2008 ........................................................
44
Lama rata-rata mengikuti pengobatan Berdasarkan
Pengawas Menelan Obat Penderita TB Paru BTA positif
yang mengalami drop out di Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008 ............................
45
Lama rata-rata mengikuti pengobatan Berdasarkan Keluhan
Utama Penderita TB Paru BTA positif yang mengalami
drop out di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4)
Medan Tahun 2004-2008 ........................................................
46
Lama rata-rata mengikuti pengobatan Berdasarkan tipe
penderita dari Penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami drop out di Balai Pengobatan Penyakit ParuParu (BP4) Medan Tahun 2004-2008 .....................................
47
Lama rata-rata mengikuti pengobatan Berdasarkan konversi
sputum pada fase intensif Penderita TB Paru BTA positif
yang mengalami drop out di Balai Pengobatan Penyakit
Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008 ............................
48
Drop out Berdasarkan konversi sputum pada fase intensif
Penderita TB Paru BTA positif yang mengalami drop out di
Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun
2004-2008 ...............................................................................
49
.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 6.1
Digram Pie distribusi Proporsi Penderita TB Paru BTA
Positif Berdasarkan Umur Di BP4 Medan Tahun 2004 –
2008.........................................................................................
51
Digram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Jenis Kelamin Di BP4 Medan Tahun 2004 –
2008.........................................................................................
52
Diagram Bar Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Suku Di BP4 Medan Tahun 2004 – 2008 ..........
53
Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Pendidikan Di BP4 Medan Tahun 2004 – 2008.
54
Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Agama Di BP4 Medan Tahun 2004 – 2008 .......
55
Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Pekerjaan Di BP4 Medan Tahun 2004 – 2008...
56
Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Tempat Tinggal Di BP4 Medan Tahun 2004 –
2008.........................................................................................
57
Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Keluhan Utama Di BP4 Medan Tahun 2004 –
2008.........................................................................................
58
Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Kombinasi Keluhan Utama Di BP4 Medan
Tahun 2004 – 2008 .................................................................
59
Diagram Bar Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Tipe Penderita Di BP4 Medan Tahun 2004 –
2008.........................................................................................
60
Gambar 6.10 Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Kategori Pengobatan Di BP4 Medan Tahun
2004 – 2008.............................................................................
61
Gambar 6.2
Gambar 6.3
Gambar 6.4
Gambar 6.5
Gambar 6.6
Gambar 6.7
Gambar 6.8
Gambar 6.8
Gambar 6.9
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
Gambar 6.11 Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Pengawas Menelan Obat Di BP4 Medan
Tahun 2004 – 2008 ................................................................
62
Gambar 6.12 Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif
Berdasarkan Konversi Sputum Di BP4 Medan Tahun 2004
– 2008 .....................................................................................
63
Gambar 6.13 Diagram Bar Lama Rata-Rata Mengikuti Pengobatan
Berdasarkan Kategori Pengobatan Di BP4 Medan Tahun
2004-2008 ...............................................................................
64
Gambar 6.14 Diagram Bar Lama Rata-Rata Mengikuti Pengobatan
Berdasarkan Pengawas Menelan Obat Di BP4 Medan Tahun
2004-2008 ...............................................................................
65
Gambar 6.15 Diagram Bar Lama Rata-Rata Mengikuti Pengobatan
Berdasarkan Keluhan Utama Di BP4 Medan Tahun 20042008.........................................................................................
66
Gambar 6.16 Diagram Bar Lama Rata-Rata Mengikuti Pengobatan
Berdasarkan Tipe penderita Di BP4 Medan Tahun 20042008 ........................................................................................
67
Gambar 6.17 Diagram Bar Lama Rata-Rata Mengikuti Pengobatan
Berdasarkan Konversi Sputum Pada Fase Intensif Di BP4
Medan Tahun 2004-2008 .......................................................
68
Gambar 6.17 Diagram Bar Lama Drop out Berdasarkan Konversi Sputum
Pada fase Intensif Di BP4 Medan Tahun 2004-2008..............
69
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Nasional bidang kesehatan tercantum dalam Sistim
Kesehatan Nasional (SKN) sesuai dengan tujuan Indonesia sehat 2010 yaitu agar
terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
diusahakan usaha kesehatan yag bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima
serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.1
Untuk meningkatkan upaya perbaikan kesehatan masyarakat, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia menetapkan sepuluh program prioritas masalah
kesehatan yang ditemukan di masyarakat, salah satu diantaranya adalah
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) termasuk penyakit TB Paru, dengan
indikator kesehatan yang hendak dicapai pada tahun 2010 diantaranya adalah
indikator pencapaian program penanggulangan TB Paru, dimana target yang
ditetapkan untuk angka kesembuhan penderita TB Paru Basil Tahan Asam positif
(BTA +) adalah
85 % dari penderita TB Paru yang diobati.2
TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat seluruh dunia karena telah menginfeksi sepertiga penduduk
dunia. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) mencanangkan
Kedaruratan global (Global Emergency) untuk penyakit TB Paru. menurut World
1
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
Health Organisation (WHO) insiden TB Paru berkisar 8 juta penduduk di seluruh
dunia per tahun dan hampir 3 juta orang meninggal akibat TB Paru setiap tahun.3
Di Indonesia TB Paru merupakan masalah utama kesehatan masyarakat
Indonesia. Menurut data WHO tahun 1999 menunjukkan bahwa prevalensi TB Paru
di Indonesia dengan Prevalence Rate (PR) 240 per 100.000 penduduk dan Cause
Spesific Death Rate (CSDR) TB Paru 79,2 per 100.000 penduduk per tahun dengan
Case Fatality Rate (CFR) 24,5%. Menurut Surkesnas tahun 2003 menyatakan
Indonesia Timur adalah kawasan paling banyak penderita TB Paru BTA+, dengan
Prevalence Rate sebesar 189 per 100.000 penduduk, sedangkan Prevalence Rate
Nasional 186 per 100.000 penduduk. Bila secara regional, maka Prevalence Rate
untuk Jawa-Bali sebesar 67 per 100.000, Insidence Rate sebesar 63 per 100.000
penduduk sedangkan Sumatera Prevalence Rate sebesar 160 per 100.000 penduduk.6
Pada tahun 1995 pemerintah Indonesia telah berusaha memberantas penyakit
ini dengan mengadopsi strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course)
yang direkomendasikan oleh WHO. Integrasi kedalam pelayanan kesehatan dasar
sangat dianjurkan demi efisiensi dan efektifitasnya. DOTS adalah strategi yang
komprehensif untuk digunakan oleh pelayanan dasar kesehatan primer di seluruh
dunia, untuk mendeteksi dan menyembuhkan penyakit TB paru.DOTS bertujuan
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB Paru, memutuskan rantai
penularan serta mencegah terjadinya Multi Drug Resistance (MDR) sehingga tidak
lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia.7Apabila Multi Drug
Resistance (MDR) terjadi maka penderita TB Paru tersebut akan mengembangkan
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
jenis TB yang lebih resisten terhadap Obat Anti Tuberkulosis(OAT) sehingga pilihan
pengobatan menjadi terbatas dan pengobatan harus dilaksanakan dalam jangka waktu
yang lama,dan bila telah sangat resisten terhadap obat, penyakit ini memungkinkan
tidak dapat diobati lagi. 8
Upaya pencegahan dan pemberantasan TB Paru dilakukan dengan
pendekatan DOTS (Directly Observed Treatment Short-cource) atau pengobatan TB
Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Sampai
tahun 2005 telah dilaksanakan upaya pencegahan dan pemberantasan dengan
pendekatan strategi DOTS di 432 Kabupaten/Kota (98%) dari 440 Kabupaten/Kota
di 33 provinsi di Indonesia, yang mencakup 7.349 Puskesmas (97%) dari 7.592
Puskesmas, dan di seluruh Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4)/RS TB Paru
(100%). Persentase Rumah Sakit yang melaksankan program ini baru mencapai 25%
dari 1.289 Rumah Sakit yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Kegiatan ini
meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan
kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan.9
Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan lengkap,
diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang dideritanya.
Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya
kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau
drop out (DO).8
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan data Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
tahun 2006
tercatat dari 16.678 jumlah penderita TB Paru terdapat 183 (1.1 %) jumlah penderita
TB Paru yang mengalami drop out, sedangkan jumlah penderita TB Paru yang
mengalami drop out tertinggi di seluruh Kabupaten/Kota terdapat di Kabupaten Nias
Selatan yaitu 37 (1.1%) kasus dari 3.380 penderita TB Paru BTA Positif.10
Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru merupakan unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan propinsi Sumatera Utara yang menyelenggarakan upaya kesehatan paru
serta mengatasi masalah kesehatan paru masyarakat secara menyeluruh dan terpadu
dalam satu wilayah kerja. Jumlah penderita TB Paru BTA positif yang mengalami
drop out berdasarkan rekam medik BP4 Medan tahun 2004 – 2008 yaitu pada tahun
2004
sebanyak
57
(34,1%)
penderita,
pada
tahun
2005
sebanyak
26
(15,6%)penderita, pada tahun 2006 sebanyak 29 (17,4%) penderita, pada tahun 2007
sebanyak 31(18,6%)
penderita dan sampai bulan September 2008 sebanyak 24
penderita (14,3%) sehingga di peroleh data penderita TB Paru yang mengalami drop
out tahun 2004–2008 sebanyak 167 penderita. 11
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang
karakteristik penderita TB Paru BTA Positif yang mengalami Drop out di Balai
Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun 2004 – 2008.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
1.2. Perumusan Masalah.
Belum diketahuinya karakteristik penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami Drop out di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan tahun
2004 – 2008.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum.
Untuk mengetahui karakteristik penderita TB Paru BTA positif yang
mengalami Drop out di Balai Pengobatan Penyakit Paru – Paru (BP4) Medan pada
tahun 2004 – 2008.
1.3.2. Tujuan Khusus.
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru
BTA Positif
berdasarkan sosiodemografi yaitu umur, jenis kelamin, suku, pendidikan,
pekerjaan, tempat tinggal.
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru BTA Positif berdasarkan
keluhan utama.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru BTA positif berdasarkan
tipe penderita sewaktu datang berobat.
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru BTA positif berdasarkan
kategori pengobatan.
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru BTA positif berdasarkan
Pengawas Menelan Obat (PMO).
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru BTA positif
berdasarkan konversi sputum pada fase intensif.
g. Untuk mengetahui lama rata-rata mengikuti pengobatan penderita TB Paru BTA
positif yang mengalami drop out.
h. Untuk mengetahui lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan kategori
pengobatan dari penderita TB Paru BTA positif yang mengalami drop out.
i. Untuk mengetahui lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan PMO
(Pengawas Memakan Obat) dari penderita TB Paru BTA positif yang mengalami
drop out.
j. Untuk mengetahui lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan keluhan
utama dari penderita TB Paru BTA positif yang mengalami drop out
k. Untuk mengetahui lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan tipe
penderita dari penderita TB Paru BTA positif yang mengalami drop out.
l. Untuk mengetahui lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan konversi
sputum pada fase intensif dari penderita TB Paru BTA positif yang mengalami
drop out
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
1.4. Manfaat Penelitian.
a. Sebagai bahan masukan
dan memberikan informasi bagi balai pengobatan
penyakit paru-paru (BP4) dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
TB Paru.
b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang penyakit TB Paru
dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
BAB 2
PENDAHULUAN
2.1. Definisi
Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis,yakni bakteri aerob yang dapat hidup terutama di paru
atau berbagai organ tubuh lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang
tinggi, karena di sebabkan oleh bakteri maka penyakit tuberkulosis dapat ditularkan
dari penderita kepada orang lain.12
Tuberkulosis merupakan penyakit sistemik, artinya dapat menyerang seluruh
bagian tubuh seperti kulit, tulang, otak, mata, usus, dan organ lain yang
menimbulkan kerusakan yang progresif.13
2.2. Etiologi.
Mycobacterium tuberculosis sebagai bakteri penyebab tuberkulosis adalah
sejenis bakteri berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 / Um dan tebal 0,3 –
0,6 / Um. Mycobacterium tuberculosis mempunyai kandungan lemak yang tinggi
pada membrana selnya sehingga menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap
asam dan pertumbuhan bakterinya berlangsung dengan lambat.14
2.3. Patogenesis.
Penularan TB Paru terjadi karena bakteri dibatukkan atau dibersinkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Setiap kali seorang penderita TB Paru batuk
maka akan dikeluarkan 3.000 droplet yang efektif (memiliki kemampuan
menginfeksi). Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1- 2 jam,
8
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi dan kelembaban. Bakteri
juga dapat masuk melalui luka pada kulit atau mukosa tapi hal ini sangat jarang
terjadi. Dalam suasana lembab dan gelap bakteri dapat bertahan berhari-hari bahkan
sampai berbulan-bulan.
Bila partikel ini terhirup oleh orang sehat maka akan menempel pada jalan
nafas atau paru- paru. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh
makrofag keluar dari cabang trachea-bronkhial beserta gerakan silia dengan
sekretnya. Namun bila tidak semuanya keluar, bakteri yang tinggal justru akan
menempel dan berkembang biak pada makrofag. Dan selanjutnya akan bersarang di
jaringan paru dan menginfeksi paru-paru, inilah yang disebut penyakit Tuberkulosis
Paru. Penderita TB Paru biasanya paling cepat muncul gejala 3-6 bulan setelah
infeksi.15
Orang yang terinfeksi bakteri tuberkulosis belum tentu akan menderita
tuberkulosis selama pertahanan tubuhnya baik. Sistem kekebalan tubuh amat
berperan dalam perjalanan penyakit di dalam tubuh akan tetapi bakteri yang sudah
membuat sarang tersebut akan bersifat dormant dan baru muncul bertahun- tahun
kemudian pada saat kekebalan tubuh menurun, seperti dalam keadaan kurang gizi,
alkoholisme, menderita kanker, diabetes, gagal ginjal atau AIDS.16
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
2.4. Gejala Klinis
Gejala utama pasien TB Paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu
bulan.
Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain
TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain.
Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang
datang ke UPK (Unit Pelayanan Kesehatan) dengan gejala tersebut diatas, dianggap
sebagai seorang tersangka (suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan
dahak secara mikroskopis langsung.17
2.5. Diagnosis TB
2.5.1. Diagnosis TB Paru3
Diagnosa pada orang dewasa di tegakkan berdasarkan :
a. Gejala klinis
Gejala klinis TB Paru dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu gejala
Respiratorik dan gejala Sistemik.
a.i. Gejala Respiratorik
Pada gejala respiratorik dapat tampak berupa batuk selama dua minggu atau
lebih yang dapat berupa batuk kering sampai produktif (berdahak), hemoptisis (batuk
darah) akibat terbukanya pembuluh darah sekitar bronchus, dispneu (sesak nafas),
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
nyeri dada dapat timbul bila infiltrasi sampai ke pleura sehingga menyebabkan
pleuritis.
a.ii. Gejala Sistemik
Pada penderita TB Paru yang telah positif hasil pemeriksaannya, maka dapat
dijumpai gejala berupa demam tidak terlalu tinggi terutama pada malam hari,
malaise (kelelahan pada tubuh), anoreksia (tidak nafsu makan), sakit kepala, mialgia
(sakit pada otot) dan berat badan berkurang.
b. Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaan bakteriologis meliputi pemeriksaan biakan dan pemeriksaan
mikroskopis pemeriksaan biakan hasilnya lebih baik, namun waktu pemeriksaan
memerlukan waktu yang lama, sehingga saat ini pemeriksaan dahak secara
mikroskopis lebih banyak dilakukan karena sensifitas dan spesifitasnya tinggi
disamping biayanya murah, sehingga mendiagnosa tuberkulosis adalah dengan
menemukan BTA di dahak yang diperiksa di laboratorium secara mikroskopis.
Untuk pemeriksaan dahak (sputum) spesimen dikumpulkan dalam dua hari
kunjungan berurutan yang dikenal dengan dahak SPS (sewaktu-pagi-sewaktu).
Pelaksanaan pengumpulan spesimen SPS yaitu :
i. S (Sewaktu) dahak dikumpulkan pada saat suspek tuberkulosis datang dan
berkunjung pertama kali. Pada saat pulang suspek membawa sebuah pot dahak
untuk mengumpulkan dahak hari kedua.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
ii. P (Pagi) dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari kedua, segera setelah
bangun tidur pot di bawa dan diserahkan sendiri kepada petugas UPK (Unit
Pelayanan Kesehatan).
iii. S (Sewaktu) dahak di kumpulkan di Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) pada hari
kedua saat menyerahkan dahak pagi.4
2.5.2. Diagnosis TB ekstra paru.
Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk
pada Meningitis.TB, nyeri dada pada TB pleura (Pleuritis), pembesaran kelenjar
limfe superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas tulang belakang (gibbus).
Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan sedangkan diagnosis kerja dapat ditegakkan
dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis tergantung
pada metode pengambilan bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat-alat diagnostik,
misalnya uji mikrobiologi, patologi anatomi, serologi, pemeriksaan radiologis dan
lain-lain.18
2.5.3. Klasifikasi TB Paru.
TB Paru adalah penyakit infeksi yang menyerang jaringan paru. Berdasarkan
hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi dalam :
a.
TB Paru BTA Positif.
i. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesiemen dahak sewaktu pagi sewaktu (SPS)
hasilnya BTA positif.
ii. Jika 1 spesiemen dahak SPS hasilnya positif dan Foto thoraks dada menunjukkan
gambaran Tuberkulosis.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
iii. 1 atau lebih spesiemen dahak hasil positif setelah pemeriksaan 3 dahak SPS
sebelumnya dengan hasil BTA nrgatif dan tidak ad perbaikan setelah pemberian
antibiotika non OAT.
b. TB Paru BTA Negatif.
Pemeriksaan 3 spesiemen dahak hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada
menunjukkan gambaran TB Paru aktif. TB Paru dengan BTA negatif rontgen
positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya yaitu berat dan ringan.
Bentuk berat bila di foto rontgen dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru
yang luas dan atau keadaan umum penderita buruk.12
2.5.4. Pemeriksaan Dahak.
Pemeriksaan dahak dilakukan terhadap suspek yang mengalami batuk dengan
dahak produktif lebih dari tiga minggu, hal ini bertujuan untuk menegakkan
diagnosis dan klasifikasi atau tipe penderita serta tingkat penularannya. Pemeriksaan
dahak juga dilakukan untuk menilai kemajuan pengobatan.
Suspek yang diambil dahaknya harus tercatat pada formulir TB 06, hal ini
bertujuan untuk mengetahui jumlah suspek yang diperiksa dan mempermudah
petugas dalam pelacakan bila hasil pemeriksaan dahak positif dan penderita tersebut
tidak kembali.
Dahak yang baik untuk diperiksa adalah dahak yang kental dan purulen
(mucoprulent) berwarna hijau kekuning-kuningan dengan volume 3 – 5 ml tiap
pengambilan. Untuk menegakkan diagnosa TB Paru dibutuhkan 3 spesiemen dahak
yaitu dahak SPS dan sebaiknya dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
berurutan. Untuk dapat melihat melihat BTA dalam dahak penderita, maka dibuat
sediaan hapusan lalu difiksasi selama 3-5 detik.22
2.5.4.1. Pewarnaan Sediaan Dengan Metode Ziehl Neelsen.
Dalam pewarnaan ada dua cara yaitu pewarnaan sediaan dengan metode
Kinyoun Gabbett dan pewarnaan sediaan metode Ziehl Neelsen. Sesuai dengan
kebutuhan dan peningkatan kualitas hasil pemeriksaan, metode Kinyoun Gabbett
secara program penangulangan TB Paru sudah di tinggalkan, karena metode Ziehl
Neelsen mempunyai hasil yang lebih baik baik dari metode Kinyoun Gabbett.
Hapusan dahak yang telah difiksasi tersebut harus dilanjutkan dengan
pewarnaan metode Ziehl Neelsen. Bahan yang diperlukan antara lain Carbol Fuchsin
0,3 %, HCL-Alkohol 3 % dan Methylene Blue 0,3%.
Cara pewarnaan adala sebagai berikut :
a. Sediaan dahak yang telah difiksasi diteteskan Carbol Fuchsin 0,3 % sampai
menutupi seluruh permukaan sediaan.
b. Panaskan dengan nyala api sampai keluar uap selama 3-5 menit. Zat warna tidak
boleh mendidih atau kering yang mengakibatkan Carbol Fuchsin 0,3 % akan
terbentuk kristal yang dapat terlihat seperti bakteri TBC, diamkan selama 5
menit.
c. bilas dengan air mengalir pelan hingga zat pewarna yang bebas terbuang, lalu
teteskan HCL-Alkohol 3% sampai warna merah Fuchsin hilang.
d. bilas dengan air mengalir pelan, lalu teteskan Methylene Blue 0,3% hingga
menutupi seluruh permukaan, dan diamkan 10-20 detik.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
e. Bilas dengan air mengalir pelan, lalu keringkan diatas rak pengering di udara
terbuka ( jangan dibawah sinar matahari langsung )
f. Sediaan siap untuk dibaca dibawah mikroskop.
Di bawah mikroskop BTA akan terlihat berupa batang merah terang dengan
latar belakang biru. Sesudah pencucian dengan HCL-Alkohol, bakteri BTA
mempertahankan warna merahnya, dan yang bukan BTA melepaskan zat warna
merah.23
2.5.4.2. Pembacaan Hasil Sediaan.
Penegakan diagnosis TB Paru apabila ditemukan BTA pada pemeriksaan
dahak secara mikroskopis. Hasil ini akan dinyatakan positif bila sedikitnya 2 dari 3
spesiemen spesiemen SPS-BTA ditemukan adanya BTA positif. Bila hanya 1
spesiemen yang positif maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu
pemeriksaan dahak SPS atau foto rontgen thorax.
Pembacaan
hasil
pemerikasaan
sediaan
dahak
dilakukan
dengan
menggunakan skala International Union Againts Tuberkulosis and Lung Disease
(IUATLD)tahun 1993, yaitu :
a. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut Negatif
b. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, hasilnya diragukan.
c. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut + atau (1+)
d. Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ atau (2+,)minimal
dibaca 50 lapangan pandang.
Budi Junarman Sinaga : Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Yang Mengalami DroP Out Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Medan Tahun 2004-2008,
2009.
USU Repository © 2009
e. Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau (3+), minimal
dibaca 20 lapangan pandang.3
2.5.4.3. Pemeriksaan Radiologis (Thorax Foto).
Dalam program penanggulangan TB Paru pemeriksaan foto rontgen baru
dapat dilaksanakan bila dari 3 kali pemeriksaan dahak dengan hasil BTA negatif ,
dan secara klinis penderita mendukung sebagai TB Paru.21
2.6. Epidemiologi
2.6.1. Distribusi Penderita Tuberkulosis Paru.
a. Menurut Orang.
Resiko penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberkulosis Infection =
ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-2 %. Pada daerah
dengan ARTI sebesar 1%, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10 orang
akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi TB
Paru, Hanya 10% dari yang terinfeksi akan menjadi penderita TB Paru. 17
Penyakit TB Paru dapat menyerang semua golongan umur dan jenis kelamin.
Penelitian yang dilakukan oleh Gea (2005) menemukan, bahwa penderita TB Paru di
puskesmas Gunung Sitoli tahun 2005-2007 yang paling banyak adalah laki-laki yaitu
334 orang (63,6%).29
b. Menurut Tempat.
Tuberkulosis menjadi masalah dunia dan paling banyak terjadi di negara
sedang berkembang dibandingkan di negara maju. S