40
Menurut Abdurrahman dalam bukunya
“Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan P
erdagangan” menyatakan bahwa: “Penerimaan adalah income seluruhnya daripada suatu usaha atau
operasi teristimewa jumlah penghasilan seluruhnya dari suatu badan pemerintah mengenai pajak-pajak, lisensi dan sumber-
sumber lainnya.”
1999;919 Sedangkan menurut Ardiyos dalam bukunya yang berjudul
“Kamus Besar A
kuntansi” pengertian penerimaan adalah sebagai berikut: “Kenaikan atau tambahan dalam aktiva-aktiva dari suatu peusahaan
karena operasi- operasi yang berasal dalam suatu periode tertentu.”
s.a;495
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan adalah pendapatan yang diterima suatu perusahaan atau badan yang dapat menambah
jumlah aktiva atau penurunan utang atau kewajiban yang berasal dari berbagai sumber dalam periode akuntansi.
Dalam Kamus Besar Akuntansi 776 pengertian Penerimaan pajak
adalah uang tunai yang diterima oleh negara dari iuran rakyat yang dipaksakan berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik
kontraprestasi secara langsung.
Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu 2006:26 menyebutkan faktor-
faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak adalah : 1.
Kejelasan dan Kepastian Peraturan Perundang-undangan Perpajakan 2.
Tingkat intelektual masyarakat
41
3. Kualitas petugas pajak Intelektual, Keterampilan, Integritas dan
Moral Tinggi 4.
Sistem Administrasi perpajakan yang tepat Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa yang berhak memungut pajak
adalah Negara, pajak dipungut berdasarkan undang-undang tanpa timbul jasa dari negara secara langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga negara, yakni pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat.
Sehingga jelas bahwa pajak secara langsung mengikat masyarakat yang nantinya terimplementasi dari fungsi pajak sendiri, yaitu: fungsi penerimaan
budgetair dan fungsi mengatur dan mengawasi kegiatan-kegiatan swasta dalam perekonomian regulerend. Fungsi-fungsi ini dijalankan oleh yang memiliki
kewenangan dalam pemungutan pajak yaitu pemerintah. Dan hal ini termasuk dalam hukum Indonesia, dimana pemungutan pajak tersebut diatur dalam pasal 23
ayat 2 UUD 1945. Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan adalah Undang-undang Nomor
12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994. Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang bersifat
kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek pajak yaitu bumi atau tanah dan bangunan, keadaan subjek pajak siapa yang
membayar tidak ikut menentukan besarnya pajak. Mardiasmo 2002:269 Menurut Munawir 1990 : 213 Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak
tidak langsung yang dikenakan atas harta tak bergerak berupa Bumi dan Bangunan.
42
Subjek pajak atas Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata :
1. Mempunyai suatu hak atas bumi 2. Memperoleh manfaat atas bumi
3. Memiliki, menguasai atas bangunan 4. Memperoleh manfaat atas bangunan
Sesuai dengan namanya, Pajak Bumi dan Bangunan dikenakan atas Bumi dan Bangunan. Dimana yang dimaksudkan dengan Bumi adalah permukaan bumi
tanah dan perairan dan tubuh bumi yang ada dibawahnya, sedangkan yang dimaksud Bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanamkan atau dilekatkan
secara tepat pada tanah dan atau perairan di wilayah Republik Indonesia.
Mardiasmo 2002:269
1.2 Teknis Pelaksanaan kerja Praktek