37
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi
2.1.1. Perkembangan dan Definisi Ilmu Komunikasi
Secara umum ilmu komunikasi adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang
sistem, proses dan pengaruhnya yang dapat dilakukan secara rasional dan sistematis, serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan.
Menurut para ahli, Imu Komunikasi dianggap bagian dari ilmu sosial dan merupakan ilmu terapan applied science, dan karena
termasuk ke dalam ilmu sosial dan ilmu terapan, maka Ilmu Komunikasi sifatnya interdisipliner
antardisiplin atau
bidang studi dan
multidisipliner melibatkan berbagai disiplin ilmu. Hal itu disebabkan oleh objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu lainnya, terutama yang
termasuk ke dalam ilmu sosialilmu kemasyarakatan.
Prosesnya sendiri dari komunikasi itu oleh Hovland didefinisikan
sebagai: “The process by which an individual the communicator transmits stimuli usually verbal symbols to modify the behaviour
and attitude are forme.” Effendy, 2005 : 4. ”Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang
komunikator menyampaikan rangsangan biasanya lambang- lambang
verbal untuk
mengubah perilaku
orang lain
komunikate” Mulyana, 2003:62.
Istilah Komunikasi menurut Cherry dalam Stuart 1983 berasal
dari bahasa Latin communis yang artinya membuat kesamaan atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih make to common. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin.
Communico, communicatio atau communicare yang berarti membagi. Cangara, 2004:23.
Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab
itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya communication depends on our
ability to understand one another. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak
lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena
pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi
yang pesat seperti radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang
mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi
masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan
keberagaman komunikasi itu sendiri.
Menurut Roger dan D Lawrence 1981, mengatakan bahwa
komunikasi adalah: “Suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.
Cangara, 2004 :19
Sementara Raymond S Ross, melihat komunikasi yang berawal
dari proses penyampaian suatu lambang: “A transactional process involving cognitive sorting, selecting, and
sharing of symbol in such a way as to help another elicit from his own experiences a meaning or responses similar to that intended
by the source.”
Proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilihan bersama lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu
orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respon yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber.
Rakhmat, 2007:3.
Lain halnya dengan definisi komunikasi yang diberikan oleh
Onong Uchjana Effendy. Menurutnya komunikasi yaitu: “Proses
pernyataan antara manusia yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
penyalurnya.” Effendy, 1993 :28. Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi di atas, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan atau informasi antara dua orang atau lebih, untuk memperoleh
kesamaan arti atau makna diantara mereka. Dimulai dengan pengambilan kata “Humas” yang merupakan
terjemahan dari Public Relations. Maka tak heran, kita sering menemui penggunaan sebutan “ Direktorat Hubungan Masyarakat” atau “Biro
Hubungan Masyarakat” bahkan “ Bagian Hubungan Masyarakat “ sesuai dengan ruang lingkup yang dijangkau.
Jika dikaitkan dengan state of being, dan sesuai dengan method of communication, maka istilah Humas dapat dipertanggung jawabkan.
Tetapi, jika kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Hubungan Masyarakat itu, hanya mengadakan hubungan dengan khalayak di luar organisasi,
misalnya menyebarkan press release ke media massa , mengundang wartawan untuk jumpa pers atau wisata pers, maka istilah hubungan
masyarakat tersebut tidaklah tepat apabila dimaksudkan sebagai terjemahan dari public relations.
Menurut John D. Millet, dalam bukunya, Management in Public
Services the quest for effective performance, yang artinya peran HumasPR dinas instansi atau lembaga kepemerintahan terdapat
beberapa hal dalam melaksanakan tugas atau kewajiban utamanya, yaitu sebagai berikut:
1. Mengamati dan mempelajari tantang hasrat, keinginan- keinginan dan inspirasi yang terdapat dalam masyarakat
learning about public desires and aspiration. 2. Kegiatan untuk memberikan nasihat atau sumbang saran dalam
menaggapi untuk apa sebaiknya dapat dilakukan dilakukan instansilembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh
pihak publiknya advising the public about whatis should desire.
3. Kemampuan untuk mengusahakan terciptanya hubungan memuaskan yang diperoleh dari antara hubungan publik
dengan para pejabat pemerintahan ensuring satisfactory contact between public and government official.
4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan opleh suatu lembagainstansi pemewrintahan yang
bersangkutan informing and about what agency doing. Ruslan, 2002: 94.
Sedangkan Dimock dan Koening
memaparkan tugas dan kewajiban dari pihak Public RelationsHumas lembaga pemerintahan,
sebagai berikut: 1. Berupaya memberikan penerangan atau informasi kepada
masyarakat public services, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oleh pihak pemerintah dalam melaksanakan
program kerja pembangunan tersebut. 2. Mampu menanamkan keyakinan dan kepercayaan, serta
mengajak masyarakat dalam partisipasi untuk melaksanakan program pembangunan di berbagai bidang, seperti sosial,
ekonomi, hukum dan politik serta menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban nasional.
3. Keterbukaan dan kejujuran dalam memberikan pelayanan serta pengabdian dari aparatur pemerintah bersangkutan perlu dijaga
atau dipertahankan
dalam melaksanakn
tugas dan
kewajibannya masing-masing
secara konsisten
serta profesional. Ruslan, 2002: 94
Dalam bukunya Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi
Krisis dan Pemulihan Citra, Rusady Ruslan mengemukakan bahwa:
Public Relations berfungsi mendekatkan menarik konsumen atau publik sasarannya kepada perusahaan, berupaya dalam mempengaruhi
opini dan persepsi masyarakat dan menciptakan “citra” perusahaan. Tujuan dari seorang Humas PRO diantaranya menciptakan citra
perusahaan yang positif dan memperoleh opini publik yang favourable atau menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis
dengan berbagai publik, kegiatan humas harus dikerahkan baik kedalam dan keluar.
Sasaran Public Relations adalah Internal Public Relations dan External Public Relations.
1. Internal Public Relations adalah orang-orang yang berbeda atau tercakup organisasi, seluruh pegawai mulai dari staff
hingga jendral manager. Untuk menciptakan suasana menyenangkan
dan bagi
keuntungan suatu
lembaga, komunikasi yang bersifat “two-way communication” penting
sekali dan mutlak harus ada, yaitu komunikasi antara pimpinan dengan bawahan dan antara bawahan dengan pimpinan, yang
merupakan “feed back”, yang berdasarkan pada “good human relations” sesuai dengan prinsip semua public relations.
2. Eksternal Public Relations ialah orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya dan yang diharapkan ada
hubungannya. Seperti Kantor Penyiaran, PR harus menjalin hubungan dengan pemerintah, asosiasi penyiaran Indonesia,
sebagai organisasi yang berhubungan, selain itu dengan berbagai macam perusahaan, biro iklan, LSM, dan masyarakat
luas, sebagai calon pembuatan relasi kerja sama. Kegiatan kehumasan adalah merupakan bagian dari kegiatan
Komunikasi informasi dan Edukasi KIE, yang dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan untuk membangun atau menegakkan
citra positif dari lembaga dan program-program yang dijalankan, agar dapat dipahami dan didukung oleh segenap khalayak dengan dasar saling
pengertian.
2.1.2 Komponen-komponen Komunikasi