Kampanye Memperkenalkan Batik Jawa Barat kepada Mahasiswa.

(1)

ABSTRAK

KAMPANYE MEMPERKENALKAN BATIK JAWA BARAT KEPADA MAHASISWA

Oleh

Rhesa Christian Hernawan NRP 1164066

Batik Indonesia sudah diakui UNESCO sebagai budaya resmi Indonesia, namun kalangan mahasiswa kurang memiliki minat, dan mencintai batik itu sendiri. Sedangkan mahasiswa sendiri memiliki potensi untuk memberi perubahan terhadap masyarakat (trend setter). Mereka lebih memilih gaya hidup budaya asing (globalisasi), karena terlihat lebih keren, modis, dan modern.

Oleh karena itu, perlu dibuat perancangan Kampanye Memperkenalkan Batik Jawa Barat kepada Mahasiswa. Melalui perancangan ini diharapkan minat mahasiswa untuk mengenal dan menggunakan Batik Jawa Barat dalam keseharian mereka dapat diterapkan.

Kampanye ini menggunakan konsep komunikasi dengan cara permainan tebak-tebakan di media sosial, menggunakan event yang menarik, sehingga mereka (mahasiswa) tertarik. Konsep visual dalam kampanye ini menggunakan gaya visual vektor yang ilustratif dan menggunakan warna-warna cerah. Konsep verbalnya menggunakan bahasa yang digunakan mahasiswa sehari-hari, sehingga mudah untuk dipahami mereka. Media kampanye ini menggunakan media sosial yang sering digunakan mahasiswa. Didukung pula dengan gimmick-gimmick menarik seperti tempat handphone, mug, kaos T-Shirt, sticker, Pin. Kata kunci: batik, gaya hidup, kampanye, mahasiswa


(2)

ABSTRACT

THE CAMPAIGN TO INTRODUCE WEST JAVA BATIK TO UNIVERSITY STUDENTS

Submitted by

Rhesa Christian Hernawan NRP 1164066

Indonesian batik has gained recognition from UNESCO as Indonesia's native culture. As such, university students take little interest in batik. This is very unfortunate seeing that students are the main trendsetters able to bring about changes in the society. They are more interested in foreign cultures identical with its being cool, trendy and modern.

That is the reason why, campaign design to introduce West Java batik to students is vital with the expectation that students will turn their attention to the batik and use it in their daily lives. This campaign is designed communicatively with guessing games on the social media and makes the best use of interesting events to garner the students' attention. The visual concept of this campaign use vector visuals that are illustrative, colorful and shiny. The verbal concepts use daily conversation easy to comprehend by students. The campaign media use social media students are familiar with. Interesting gimmicks like hand phone cashing, mugs, T-shirts, stickers and tags to complement the media.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 2

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 2

1.5 Skema Perancangan ... 4

BAB II : LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Teori Kampanye ... 5

2.2 Esensi Batik ... 7

2.3 Teori Ilustrasi ... 12

2.4 Teori Warna ... 12

2.5 Teori Layout ... 13


(4)

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 16

3.1 Data dan Fakta ... 16

3.1.1 Lembaga Terkait ... 16

A. Yayasan Batik Jawa Barat ... 16

3.1.2 Data Tentang Gejala/Fenomena Yang Terjadi ... 21

A. Wawancara dengan Batik KOMAR ... 21

B. Wawancara dengan Batik Hasan ... 22

C. Kuesioner ... 24

3.2 Tinjauan Karya Sejenis ... 29

3.2.1 Segmentasi, Targeting, dan Positioning ... 31

3.2.2 Strength, Weakness, Oportunity, Threats ... 31

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH ... 34

4.1 Konsep Komunikasi ... 34

4.2 Konsep Kreatif ... 34

4.2.1 Konsep Verbal ... 34

4.2.2 Konsep Visual ... 35

4.3 Konsep Media ... 35

4.4 Hasil Karya ... 38

BAB V : PENUTUP ... 62

5.1 Simpulan ... 62

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Motif Batik Tasikmalaya ... 9

Gambar 2.2 Motif Batik Indramayu ... 10

Gambar 2.3 Motif Batik Ciamis ... 10

Gambar 2.4 Motif Batik Garut ... 11

Gambar 2.5 Motif Batik Cirebon ... 11

Gambar 3.1 Logo Yayasan Batik Jawa Barat ... 16

Gambar 3.2 Logo Batik KOMAR ... 18

Gambar 3.3 Logo Batik Hasan ... 19

Gambar 3.4 Wawancara dengan Bpk. Komar S. Ip. M. Ds ... 21

Gambar 3.5 Wawancara dengan Ibu Sania Sari SE. MM ... 22

Gambar 3.6 Diagram jumlah usia responden ... 24

Gambar 3.7 Diagram jenis kelamin responden ... 24

Gambar 3.8 Diagram hal yang biasa dilakukan responden ... 25

Gambar 3.9 Diagram intensitas responden menggunakan batik ... 25

Gambar 3.10 Diagram pemikiran responden tentang batik ... 24

Gambar 3.11 Diagram situasi di mana responden selalu menggunakan batik ... 24

Gambar 3.12 Diagram alasan responden tidak menggunakan batik ... 24

Gambar 3.13 Diagram pengetahuan responden tentang Batik Jawa Barat ... 24

Gambar 3.14 Diagram media yang baik memperkenalkan Batik Jawa Barat... 24

Gambar 3.15 Kampanye Car Free Day Berbatik ... 29

Gambar 3.16 Poster Kampanye Event Batik Competition 2013 ... 30

Gambar 4.1 Logo Kampanye “ANOMATIK yang Kuno, tapi Keren!” ... 38

Gambar 4.2 Font Simply Rounded ... 38

Gambar 4.3 Font Krinkes Decor ... 39

Gambar 4.4 Warna Logo Kampanye ANOMATIK ... 39

Gambar 4.5 Logo Grid ANOMATIK ... 40

Gambar 4.6 Maskot Casia ... 40

Gambar 4.7 Warna Maskot Casia ... 41


(6)

Gambar 4.9 Poster Outdoor ... 42

Gambar 4.10 Facebook Ads ... 42

Gambar 4.11 LINE Free Coins ... 43

Gambar 4.12 Postingan Pembuka ... 44

Gambar 4.13 Postingan Pengenalan Logo dan Maskot ... 44

Gambar 4.14 Postingan Tebak Gambar Batik Ciamis ... 45

Gambar 4.15 Postingan Tebak Gambar Batik Cirebon ... 46

Gambar 4.16 Postingan Tebak Gambar Batik Tasikmalaya ... 46

Gambar 4.17 Postingan Tebak Gambar Batik Garut ... 47

Gambar 4.18 Postingan Tebak Gambar Batik Indramayu ... 48

Gambar 4.19 Postingan Lomba Foto Instagram ... 48

Gambar 4.20 Poster Event ... 49

Gambar 4.21 Umbul-umbul Event ... 50

Gambar 4.22 Spanduk Event... 51

Gambar 4.23 X-Banner Event ... 52

Gambar 4.24 Photo Booth Event ... 53

Gambar 4.25 Name Tag Panitia/Peserta... 53

Gambar 4.26 Papan Pemenang Lomba ... 54

Gambar 4.27 Postingan Pesan Sosial Kampanye 1 ... 55

Gambar 4.28 Postingan Pesan Sosial Kampanye 2 ... 55

Gambar 4.29 Postingan Pesan Sosial Kampanye 3 ... 56

Gambar 4.30 Postingan Pesan Sosial Kampanye 4 ... 57

Gambar 4.31 Postingan Pesan Sosial Kampanye 5 ... 57

Gambar 4.32 Pin ... 58

Gambar 4.33 Kaos T-Shirt ... 59

Gambar 4.34 Sticker ... 59

Gambar 4.35 Mug... 60


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Timeline Media ... 37 Tabel 4.2 Budgeting Media ... 61


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner ... 66 Lampiran B Sketsa dan Proses ... 68 Lampiran


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya, salah satunya adalah batik. Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO telah menetapkan batik sebagai budaya resmi milik Indonesia. Seiring perkembangannya, batik biasanya digunakan dalam acara-acara resmi, seperti undangan pernikahan, upacara-upacara penting, rapat paripurna, dan lain-lain. Ada banyak macam keaneka ragaman batik di Indonesia, dan beberapa diantaranya ada yang terkenal dikalangan masyarakat seperti daerah Bali, NTT, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat (www.komangputra.com, diunduh pada tanggal 3 Maret 2015, 20:07).

Batik di provinsi Jawa Barat, memang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan batik di daerah lainnya. Batik Jawa Barat memiliki banyak warna, dinamis, cerah, cantik dan motif-motifnya lebih centil (fleksibel), yang memungkinkan banyak orang menyukainya. Batik Jawa Barat terdiri dari Batik Cirebon, Batik Tasik, Batik Ciamis, Batik Garut, Batik Cianjur, Batik Bogor, Batik Indramayu, dan Batik Sumedang (Sandy Dede Yusuf, Ketua Umum Yayasan Batik Jawa Barat).

Agar generasi muda sekarang bisa memiliki pengetahuan batik, maka pemerintah Indonesia menetapkan seragam batik bagi sekolah-sekolah (TK, SD, SMP, sampai SMA), kantor-kantor di Indonesia pada tahun 2014. Ini merupakan terbosan baru agar anak-anak Indonesia bisa lebih respect terhadap budaya batik. Tapi terjadi pemisah antara tingkat SMA dan mahasiswa. Sehingga mereka sebagai mahasiswa tidak memiliki pengetahuan tentang batik lebih dalam (www.rri.co.id, diunduh pada tanggal 3 Maret 2015, 21:03).

Sedangkan mahasiswa sendiri memiliki potensi untuk memberi perubahan terhadap masyarakat (trend setter). Perubahan tersebut didominasi oleh mahasiswa itu sendiri, baik dari gaya hidup, teknologi, fashion, dan budaya. Hal yang perlu menjadi


(10)

perhatian adalah, mahasiswa-mahasiswa sekarang kurang memiliki minat dalam mencintai budaya batik itu sendiri. Mereka lebih memilih gaya hidup budaya asing (globalisasi), karena terlihat lebih keren, modis, dan modern (Agus Dairo Beke, 2008).

Efeknya, mahasiswa kurang mengapresiasi batik, mereka menganggap batik hanya serangkaian motif kuno, yang biasa dipakai untuk acara-acara resmi. Bahkan, mereka tidak tahu seluk-beluk sejarahnya. Bila hal ini terus dibiarkan, maka nilai-nilai budaya dari batik itu akan semakin hilang. Sementara, mahasiswa adalah generasi penerus dari bangsa ini, yang bisa membawa perubahan (www.news.viva.co.id, diunduh pada tanggal 3 Maret 2015, 22:05).

Karena itu kalangan mahasiswa perlu memiliki kesadaran terhadap budaya batik itu sendiri. Melalui kampanye ini, diharapkan bisa membangkitkan kembali minat mahasiswa terhadap batik. Agar mereka bisa menggunakan batik sebagai bagian dari gaya hidup mereka, dan peran sebagai mahasiswa yang bisa membawa trend setter dalam batik khususnya Batik Jawa Barat (serta melestarikannya) itu bisa terjadi.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang tersebut, maka susunan rumusan permasalahannya adalah bagaimana cara merancang kampanye kreatif Batik Jawa Barat untuk mahasiswa? Ruang lingkup perancangan meliputi kalangan mahasiwa baik pria maupun wanita yang berumur 19-25 tahun di kota Bandung.

1.3Tujuan Perancangan

Untuk menjawab permasalahan di atas, maka tujuan perancangan dari tugas akhir ini adalah dengan merancang kampanye kreatif Batik Jawa Barat untuk mahasiswa.


(11)

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 1. Observasi

Pengamatan akan dilakukan langsung ke berbagai tempat di mana mahasiswa berada, baik di dalam universitas maupun di luar universitas untuk mengetahui intensitas mereka dalam menggunakan batik.

2. Wawancara

Mengumpulkan informasi dengan menanyakan secara langsung kepada Bapak Komarudin Kudiya S. Ip. M. Ds selaku ketua harian Yayasan Batik Jawa Barat dan pemilik Batik KOMAR, Ibu Sania Sari SE. MM selaku pemilik Batik Hassan, dan beberapa mahasiswa di Bandung. 3. Kuesioner

Mengumpulkan data dengan menyebarkan pertanyaan tertulis kepada mahasiswa-mahasiswa sebanyak 105 kuesioner, untuk mengetahui minat mahasiswa terhadap batik, dan penggunaan media dalam pemecahan masalah.


(12)

1.5Skema Perancangan

Berikut adalah bagan alur proses dari penelitian ini:

Latar Belakang Masalah

Batik Jawa Barat sudah diakui UNESCO sebagai budaya resmi Indonesia, namun kalangan mahasiswa kurang memiliki minat, dan mencintai batik itu sendiri.

Permasalahan

Bagaimana cara merancang kampanye kreatif Batik Jawa Barat untuk mahasiswa?

Ruang Lingkup

Meliputi kalangan mahasiwa baik pria maupun wanita yang berumur 19-25 tahun di kota Bandung.

Tujuan Perancangan

Merancang kampanye kreatif Batik Jawa Barat untuk mahasiswa.

Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian

a. Observasi dilakukan langsung ke berbagai tempat di mana mahasiswa berada, baik di dalam universitas maupun di luar universitas. b. Wawancara dengan Yayasan

batik Jawa Barat , Batik KOMAR, dan Batik Hassan. c. Kuesioner kepada

mahasiswa-mahasiswa.

Teori a. Teori Kampanye b. Esensi Batik c. Teori Ilustrasi d. Teori Warna e. Teori Layout

Pemecahan Masalah Kampanye kreatif yang sesuai untuk mahasiswa agar mengenal

Batik Jawa Barat.

Tujuan Akhir

Agar mahasiswa bisa mengenal Batik Jawa Barat dan bisa menggunakannya sebagai


(13)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari data dan fakta yang diperoleh, mahasiswa pada zaman ini banyak yang berpikir bahwa batik itu adalah sebuah budaya kuno, sesuatu yang statis dan tidak modern lagi, sehingga merek lebih memilih budaya modern (western) sebagai budaya gaya hidup mereka sekarang ini. Jika mahasiswa terus dibiarkan seperti ini, maka beberapa tahun kedepan, title batik sebagai budaya warisan Indonesia hanya sebatas nama saja, tidak ada aplikasi yang pasti terhadap generasi-generasi penerus. Bahkan, bisa saja kejadian sewaktu tahun 2009, ketika batik sempat diclaim budayanya oleh negara lain kemungkinan akan terjadi lagi.

Diperlukan upaya menanamkan rasa cinta terhadap penggunaan batik, rasa mau mengenal lebih dalam lagi tentang batik itu sendiri. Usaha tersebut dilakukan melalui

kampanye “Anomatik –yang Kuno, tapi Keren!”

Kampanye ini dilakukan 3 tahap yaitu (awareness, informing, dan reminding).Pada tahap awareness, memungkinkan para mahasiswa (anak muda) untuk membuat penasaran terhadap apa itu kampanye Anomatik, kemudian mengenalkan 5 motif Batik Jawa Barat dengan cara yang menyenangkan melalui sosisal media. Kemudian pada tahap informing, pada tahap ini anak muda akan mengikuti lomba foto instagram (narsis) dengan batik, dimana hal tersebut sudah sangat terjadi dan diminati oleh kalangan anak muda. Kemudian diikuti dengan Event Anomatik, di event ini terdapat banyak acara dimulai dari Fashion Show, pameran barang-barang modern (anak muda) yang berhubungan dengan batik. Di event ini, terdapat photo

booth juga, sehingga mereka bisa terus mengabadikan moment ini dalam sebuah foto.

Di tahap yang terakhir, yaitu reminding, di tahap ini mereka akan terus mengingat tentang kampanye ini dengan berbagai gimmick-gimmick, seperti mug, sticker, pin,


(14)

5.2 Saran

Penulis akan memberikan saran yang akan berguna dalam melakukan kampanye ini, yaitu mempertimbangkan target yang ada (anak muda/mahasiswa). Pemilihan media yang sesuai dengan target tersebut. Yang terpenting adalah menggunakan biaya yang tidak terlalu besar (butuh perencanaan), dan pilih media yang efektif.

Anak muda sekarang erat kaitannya dengan media sosial, karena itu penyampaian kampanye dengan menggunakan media sosial (handphone) adalah media yang sangat efektif. Anak muda tidak terlalu suka dengan warna tua, karena itu perlu mempertimbangkan desain dengan warna yang cerah dan menarik.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Literatur

Anderson, Ricky. 2014. ”10 Batik Nusantara”, (Online), (http://life.viva.co.id/news/ read/544147-10-jenis-batik-nusantara), diakses 27 Februari 2015).

Balarea Batik Jabar. 2012. “Yayasan Batik Jawa Barat”, (Online), (http://balareabatikjabar.org/aboutus/, diakses 28 Februari 2015).

Elliott, McCabe. 2004. Batik:Fabled Cloth of Java. New York: Clarkson. N. Potter,Inc.

Hardjonagoro, Go Tik Swan. 2008. Batik Indonesia. Jakarta: Tim Buku Sri Hana.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Analisa Perencanaan, Implementasi

dan Kontrol. Jakarta.

Kusmiati, Artini. 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Bandung: Penerbit Djambatan.

Poulin, Richard. 2012. The Language of Graphic Design. Rockport: Massachussets.

Rogers, E. M., & Storey, J. D. 2007. Communication campaigns. Newbury Park, CA: Sage.

Rustan, Surianto. 2008. Layout, Dasar & Penerapannya. Bandung: Gramedia.

Sekomoto, Teruo. 2003. Globalization in Southeast Asia: Local, National and

Transnational Perspectives. New York: Berghahn.


(16)

Website

www.balareabatikjabar.org diunduh pada tanggal 9 Maret 2015, 17:03

www.komangputra.com diunduh pada tanggal 3 Maret 2015, 20:07

www.news.viva.co.id diunduh pada tanggal 3 Maret 2015, 22:05


(1)

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 1. Observasi

Pengamatan akan dilakukan langsung ke berbagai tempat di mana mahasiswa berada, baik di dalam universitas maupun di luar universitas untuk mengetahui intensitas mereka dalam menggunakan batik.

2. Wawancara

Mengumpulkan informasi dengan menanyakan secara langsung kepada Bapak Komarudin Kudiya S. Ip. M. Ds selaku ketua harian Yayasan Batik Jawa Barat dan pemilik Batik KOMAR, Ibu Sania Sari SE. MM selaku pemilik Batik Hassan, dan beberapa mahasiswa di Bandung. 3. Kuesioner

Mengumpulkan data dengan menyebarkan pertanyaan tertulis kepada mahasiswa-mahasiswa sebanyak 105 kuesioner, untuk mengetahui minat mahasiswa terhadap batik, dan penggunaan media dalam pemecahan masalah.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.5Skema Perancangan

Berikut adalah bagan alur proses dari penelitian ini:

Latar Belakang Masalah

Batik Jawa Barat sudah diakui UNESCO sebagai budaya resmi Indonesia, namun kalangan mahasiswa kurang memiliki minat, dan mencintai batik itu sendiri.

Permasalahan

Bagaimana cara merancang kampanye kreatif Batik Jawa Barat untuk mahasiswa?

Ruang Lingkup

Meliputi kalangan mahasiwa baik pria maupun wanita yang berumur 19-25 tahun di kota Bandung.

Tujuan Perancangan

Merancang kampanye kreatif Batik Jawa Barat untuk mahasiswa.

Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian

a. Observasi dilakukan langsung ke berbagai tempat di mana mahasiswa berada, baik di dalam universitas maupun di luar universitas. b. Wawancara dengan Yayasan

batik Jawa Barat , Batik KOMAR, dan Batik Hassan. c. Kuesioner kepada

mahasiswa-mahasiswa.

Teori a. Teori Kampanye b. Esensi Batik c. Teori Ilustrasi d. Teori Warna e. Teori Layout

Pemecahan Masalah Kampanye kreatif yang sesuai untuk mahasiswa agar mengenal

Batik Jawa Barat.

Tujuan Akhir

Agar mahasiswa bisa mengenal Batik Jawa Barat dan bisa menggunakannya sebagai trend setter dari gaya hidup zaman sekarang.


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari data dan fakta yang diperoleh, mahasiswa pada zaman ini banyak yang berpikir bahwa batik itu adalah sebuah budaya kuno, sesuatu yang statis dan tidak modern lagi, sehingga merek lebih memilih budaya modern (western) sebagai budaya gaya hidup mereka sekarang ini. Jika mahasiswa terus dibiarkan seperti ini, maka beberapa tahun kedepan, title batik sebagai budaya warisan Indonesia hanya sebatas nama saja, tidak ada aplikasi yang pasti terhadap generasi-generasi penerus. Bahkan, bisa saja kejadian sewaktu tahun 2009, ketika batik sempat diclaim budayanya oleh negara lain kemungkinan akan terjadi lagi.

Diperlukan upaya menanamkan rasa cinta terhadap penggunaan batik, rasa mau mengenal lebih dalam lagi tentang batik itu sendiri. Usaha tersebut dilakukan melalui

kampanye “Anomatik –yang Kuno, tapi Keren!”

Kampanye ini dilakukan 3 tahap yaitu (awareness, informing, dan reminding).Pada tahap awareness, memungkinkan para mahasiswa (anak muda) untuk membuat penasaran terhadap apa itu kampanye Anomatik, kemudian mengenalkan 5 motif Batik Jawa Barat dengan cara yang menyenangkan melalui sosisal media. Kemudian pada tahap informing, pada tahap ini anak muda akan mengikuti lomba foto instagram (narsis) dengan batik, dimana hal tersebut sudah sangat terjadi dan diminati oleh kalangan anak muda. Kemudian diikuti dengan Event Anomatik, di event ini terdapat banyak acara dimulai dari Fashion Show, pameran barang-barang modern (anak muda) yang berhubungan dengan batik. Di event ini, terdapat photo booth juga, sehingga mereka bisa terus mengabadikan moment ini dalam sebuah foto.


(4)

Universitas Kristen Maranatha 63

5.2 Saran

Penulis akan memberikan saran yang akan berguna dalam melakukan kampanye ini, yaitu mempertimbangkan target yang ada (anak muda/mahasiswa). Pemilihan media yang sesuai dengan target tersebut. Yang terpenting adalah menggunakan biaya yang tidak terlalu besar (butuh perencanaan), dan pilih media yang efektif.

Anak muda sekarang erat kaitannya dengan media sosial, karena itu penyampaian kampanye dengan menggunakan media sosial (handphone) adalah media yang sangat efektif. Anak muda tidak terlalu suka dengan warna tua, karena itu perlu mempertimbangkan desain dengan warna yang cerah dan menarik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Literatur

Anderson, Ricky. 2014. ”10 Batik Nusantara”, (Online), (http://life.viva.co.id/news/ read/544147-10-jenis-batik-nusantara), diakses 27 Februari 2015).

Balarea Batik Jabar. 2012. “Yayasan Batik Jawa Barat”, (Online), (http://balareabatikjabar.org/aboutus/, diakses 28 Februari 2015).

Elliott, McCabe. 2004. Batik:Fabled Cloth of Java. New York: Clarkson. N. Potter,Inc.

Hardjonagoro, Go Tik Swan. 2008. Batik Indonesia. Jakarta: Tim Buku Sri Hana.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Analisa Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jakarta.

Kusmiati, Artini. 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Bandung: Penerbit Djambatan.

Poulin, Richard. 2012. The Language of Graphic Design. Rockport: Massachussets.

Rogers, E. M., & Storey, J. D. 2007. Communication campaigns. Newbury Park, CA: Sage.

Rustan, Surianto. 2008. Layout, Dasar & Penerapannya. Bandung: Gramedia.

Sekomoto, Teruo. 2003. Globalization in Southeast Asia: Local, National and Transnational Perspectives. New York: Berghahn.


(6)

Universitas Kristen Maranatha 65

Website

www.balareabatikjabar.org diunduh pada tanggal 9 Maret 2015, 17:03

www.komangputra.com diunduh pada tanggal 3 Maret 2015, 20:07

www.news.viva.co.id diunduh pada tanggal 3 Maret 2015, 22:05