Bab 2 Kerangka Kerja Konseptual

(1)

Dengan met

A. KERANGKA KERJA KONSEPTUAL

Kerangka kerja konseptual atau Conceptual Framework adalah sebuah sistem yang terdiri atas tujuan dan konsep dasar yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Sistem tersebut menjadi dasar atau landasan dalam penetapan standar akuntansi yang konsisten dan dalam penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Dalam pemanfaatannya, kerangka kerja konseptual dibutuhkan untuk menggabungkan organisasi berupa rangkaian sistem pembuat konsep dan tujuan, menyajikan kerangka kerja untuk menyelesaikan masalah-masalah yang muncul, meningkatkan pemahaman para pemakai laporan keuangan tentang bagaimana tata cara pelaporan keuangan, dan menaikkan tingkat komparabilitas sebuah laporan keuangan perusahaan.

Study Objectives :

1. Menjelaskan pengertian dan manfaat kerangka kerja konseptual

2. Menjelaskan pentingnya membangun sebuah kerangka kerja konseptual

3. Memahami tujuan dari pelaporan keuangan 4. Menjabarkan karekteristik kualitatif informasi

keuangan

5. Menjelaskan unsur-unsur pada laporan keuangan 6. Menjelaskan prinsip-prinsip dan asumsi-asumsi


(2)

Dalam perkembangan penggunaan kerangka kerja konseptual, berbagai organisasi telah mengembangkan kerangka kerja konseptualnya sendiri, tetapi tidak ada kerangka kerja yang diterima secara universal dan diandalkan didalam prakteknya. Pada akhirnya, tahun 1976, FASB sebagai organisasi yang memiliki misi membenahi dan menegaskan penggunaan standar akuntansi dalam pelaporan keuangan mulai mengembangkan kerangka kerja konseptual yang akan menjadi dasar dalam penetapan standar akuntansi dan pemecahan masalah akuntansi dalam praktek pelaporan keuangan. Sejak wacana tersebut dipublikasikan, FASB menerbitkan enam

Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis berdasarkan buku Akuntansi Intermediate, Edisi keduabelas jilid 1, Kieso, Weygandt, Warfield, yaitu :

1. SFAC No. 1, “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises”, yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.

2. SFAC No. 2, ”Qualitative Characteristics of Accounting Information”, yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.

3. SFAC No. 3, ”Elements of Financial Statements of Business Enterprises”, yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti asset, liabilities, equity, revenue, dan expense.

4. SFAC No. 5, “Recognition and Measurements in Financial Statements of Business Enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan ke dalam laooran keuangan dan kapan waktu pelaporannya.

5. SFAC No. 6, “Elements of Financial Statements”, yang menggantikan SFAC No. 3 dan memperluas ruang lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.

6. SFAC No. 7, “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurements”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.

Berdasarkan ilustrasi berikut, pada tingkat pertama, tujuan (objective) mengidentifikasi tujuan dan sasaran yang diharapkan dari akuntansi keuangan. Umumnya, sebuah standar akuntansi dikembangkan berdasarkan kerangka kerja konseptualnya, sehingga dapat menghasilkan laporan akuntansi yang bermanfaat bagi penggunanya. Pada tingkat kedua, karakteristik kualitatif (Qualitative Characteristic) yang menyediakan unsure-unsur informasi


(3)

akuntansi sehingga dapat berguna dan unsur-unsur (Elements) laporan keuangan (asset, liabilities, equity, dan lainnya). Dan pada tingkat terakhir, konsep-konsep pengukuran dan pengakuan (measurement and recognition concepts) yang digunakan dalam penetapan standar akuntansi. Konsep-konsep tersebut meliputi prinsip, asumsi dan kendala-kendala dalam pelaporan keuangan.

B. TUJUAN DASAR

Tujuan dasar dalam pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pelaku bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi dan kredit, membantu investor dan kreditor sekarang dan potensial di masa mendatang serta pengguna-pengguna lain dalam menilai jumlah dan waktu, serta ketidakpastian arus kas di masa mendatang, dan terkait dengan klaim terhadap sumber daya tersebut, sumber daya ekonomi, dan segala perubahan di dalamnya. Tujuan tersebut dimulai dengan lebih banyak berfokus kepada informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Kemudian dalam ruang lingkup yang lebih sempit lagi, kepentingan kreditor maupun investor atas kemungkinan penerimaan kas dari

ASSUMPTION

S

Economic

entity

Going concern

Monetary unit

Periodicity

PRINCIPLES

Historical cost

Revenue

recognition

Matching

Full disclosure

CONSTRAINT

S

Cost-benefit

Materiality

Industry

practice

Conservatism

OBJECTIVES

1. Useful in

investment and

credit

decisions

2. Useful in

assessing

future cash

flows

3. About

enterprise

resources,

claims to

resources, and

changes in

them

ELEMENTS

Assets, Liabilities, and Equity

Investments by owners

Distribution to owners Comprehensive income

Revenues and Expenses

Gains and Losses

QUALITATI

VE

CHARACTERI

STICS

Relevance

Reliability

Comparabil

ity

Consistenc

y


(4)

pinjaman dan investasi mereka terhadap entitas bisnis. Akhirnya, tujuan berfokus kepada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan diterima perusahaan, yaitu arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor.

C. KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL

Tingkat kedua ini menjembatani antara tingkat pertama dan ketiga. Sehingga diperlukan dasar-dasar konseptual untuk menjelaskan karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi dan mendefinisikan unsurr-unsur laporan keuangan.

1. Karakteristik Kualitatif dan Informasi Akuntansi

Dalam memilih metode akuntansi yang tepat, dan jenis dan jumlah informasi yang perludiungkapkan, dan juga format penyajiannya, melibatkan penentuan alternative yang menyediakan informasi paling berguna untuk tujuan pengambilan keputusan. FASB telah mengidentifikasi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi yang menjadi pembeda informasi yang lebih bermanfaat dengan informasi yang inferior bagi tujuan pelaporan keuangan.


(5)

Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangat bervariasi, hal tersebut juga sama dengan metode pengambilan keputusan yang digunakan perusahaan, informasi yang telah dimiliki atau didapatkan dari sumber-sumber yang lain, dan kapasitas perusahaan dalam mengolah informasi tersebut. Agar informasi tersebut menjadi berguna, harus ada hubungan di antara para pengguna dengan keputusan yang mereka ambil. Berkaitan dengan hal tersebut, yaitu kemampuan pemakai (understandability), adalah kualitas informasi yang membuat para pengguna merasakan signifikansi dari informasi yang bersangkutan.

3. Kualitas Primer : Relevansi dan Reliabilitas

Relevansi dan Reliabilitas adalah dua kualitas primer yang dapat mengkonversi informasi akuntansi menjadi sebuah alat dalam pengambilan keputusan. Untuk menciptakan informasi akuntansi yang relevan, informasi tersebut harus dapat membuat perbedaan dalam menciptakan sebuah keputusan. Jika tidak, informasi tersebut dapat dikatakan tidak relevan dan membantu pengguna informasi tersebut membuat estimasi terkait dengan hasil akhir dari kejadian yang telah lampau, masa kini, dan masa mendatang, yaitu mempunyai nilai prediktif. Informasi yang relevan juga akan membantu pemakai dalam menjustifikasi atau ekspektasi masa lalu dalam hal memiliki nilai umpan balik. Sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya sebagai penentu keputusan yang diambil, yaitu memiliki ketepatan waktu, informasi tersebut harus tersedia untuk pengambil keputusan.

Konsep Reabilitas menjelaskan bahwa informasi akuntansi dinilai handal apabila dapat disajikan secara tepat, dapat diverifikasi, serta bebas dari unsure eror. Daya uji ditunjukkan ketika alat pengukur independen menggunakan metode yang sama ternyata mendapatkan hasil yang sama. Ketepatan penyajian berarti bahwa angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan merefleksikan apa sebenarnya terjadi. Dan Netralitas mengindikasikan informasi tidak dapat dipilih menurut kepentingan golongan pengguna tertentu. Informasi yang disajikan harus factual, benar, dan tidak bias.

4. Kualitas Sekunder : Komparabilitas dan Konsistensi

Informasi mengenai sebuah perusahaan lebih berguna apabila dapat dibandingkan dengan informasi serupa yang dimiliki perusahaan lain (komparabilitas) dan dengan informasi yang sama dari perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda (konsistensi). Dengan


(6)

menggunakan konsep komparabilitas tersebut, informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki tingkat komparabilitas apabila telah diukur dan dilaporkan dengan metode yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai dapat mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang riil dalam peristiwa ekonomi yang terjadi antar-perusahaan. Sebagai contoh, keputusan mengenai alokasi sumber daya akan melibatkan evaluasi atas alternatif-alternatif yang ada, evaluasi hanya dapat dilakukan jika informasi yang tersedia dapat diperbandingkan. Sementara konsep konsistensi menjelaskan apabila sebuah perusahaan menerapkan perlakuan akuntansi yang sama untuk setiap kejadian yang sama setiap periode, maka perusahaan tersebut konsisten dalam menerapkan standar akuntansinya.

5. Unsur-unsur Dasar

Unsur-unsur dasar atau definisi yang akan dimasukkan ke dalam struktur adalah salah satu aspek penting dari proses pengembangan struktur teoritis. Unsur-unsur dasar tersebut berhubungan langsung dengan pengukuran kinerja dan status keuangan sebuah perusahaan. Unsur-unsur dasar tersebut, yaitu :

 AKTIVA. Manfaat ekonomi yang memiliki kemungkinan terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikuasai oleh perushaan sebagai hasil dari transaksi bisnis atau kejadian-kejadian di masa lalu.

 KEWAJIBAN. Sebuah pengorbanan ekonomi yang memiliki kemungkinan terjadi di masa depan, yang muncul akibat kewajiban berjalan perusahaan atau kewajiban yang ditimbulkan dari transaksi bisnis atau kejadian di masa lalu untuk mengalokasikan aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa mendatang.

 EKUITAS. Berupa kepentingan dalam aktiva sebuah perusahaan, yang telah dikurangi dengan utang-utangnya. Pada sebuah entitas bisnis, ekuitas dapat disebut dengan kepentingan kepemilikan perusahaan.

 INVESTASI OLEH PEMILIK. Kenaikan aktiva bersih sebuah entitas yang dihasilkan akibat alokasi suatu hal yang bernilai dari perusahaan lain terhadap perusahaan tersebut untuk memperoleh kepentingan kepemilikan di dalam organisasi. Aktiva merupakan bentuk paling umum yang diterima sebagai investasi oleh pemilik. Akan tetapi investasi tersebut juga dapat meliputi jasa atau konversi kewajiban perusahaan terkait.

 DEVIDEN. Penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan akibat transfer aktiva, penyediaan jasa, atau timbulnya kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. Distribusi


(7)

modal kepada pemangku kepentingan akan menurunkan kepentingan kepemilikan dalam perusahaan tersebut.

 LABA KOMPREHENSIF. Perubahan modal sebuah perusahaan selama suatu periode tertentu akibat transaksi dan kejadian lainnya yang tidak berasal dari pemilik. Hal tersebut termasuk semua perubahan modal selama satu periode, selain perubahan yang akibat investasi oleh pemilik dan deviden.

 PENDAPATAN. Inflow atau peningkatan atas aktiva sebuah perusahaan atau pembayaran utang-utang perusahaan selama siklus akuntansi, atau dimulai dari kegiatan produksi barang atau penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasional utama perusahaan.

 BEBAN. Outflow atau penggunaan atas aktiva sebuah perusahaan atau meningkatnya jumlah kewajiban selama suatu siklus akuntansi dari kegiatan produksi barang penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasional utama perusahaan.

 KEUNTUNGAN. Sebuah kenaikan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau insidentil dari transaksi-transaksi ataupun kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi keuangan perusahaan selama suatu periode tertentu, selain yang bersasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.

 KERUGIAN. Sebuah penurunan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan dari transaksi peripheral atau insidental maupun dari transaksi dan kejadian lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode akuntansi, selain yang bersasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

D. KONSEP-KONSEP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Konsep tingkat ketiga ini menjelaskan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh perusahaan. Konsep-konsep ini berfungsi sebagai pedoman dalam menanggapi isu-isu pelaporan keuangan secara rasional. Konsep-konsep tersebut yaitu :

1. Asumsi Dasar

Terdapat asumsi-asumsi dasar yang mendasari sebuah struktur akuntansi keuangan. Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah sebagai berikut :


(8)

Asumsi entitas ekonomi mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit pertanggungjawaban tertentu. Artinya, aktivitas entitas bisnis dapat dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas pemiliknya dan dengan setiap unit bisnis lainnya. Asumsi entitas ekonomi tidak selalu mengacu pada entitas legal. Perusahaan induk dan anak perusahaannya merupakan entitas legal yang terpisah, tetapi penggabungan aktivitas-aktivitas mereka untuk tujuan akuntansi dan pelaporan tidak melanggar asumsi entitas ekonomi. b. Asumsi Kelangsungan Hidup

Asumsi ini menjelaskan bahwa perusahaan bisnis akan memiliki umum yang panjang. Meskipun banyak memiliki kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang. Dan walaupun akuntan tidak percaya bahwa perusahaan akan hidup selamanya, akuntan mengasumsikan bahwa perusahaan akan hidup cukup lama untuk memenuhi tujuan dan komitmennya. Asumsi ini memiliki implikasi yang signifikan. Prinsip biaya historis akan menjadi tidak berguna jika perusahaan diasumsikan akan dilikuidasi. Menurut pendekatan likuidasi, nilai aktiva akan lebih relevan apabila dilaporkan pada nilai realisasi bersihnya, yaitu harga jual aktiva tersebut dikurangi dengan biaya penjualan, bukan pada biaya akuisisinya. Kebijakan penyusutan dianggap benar apabila menggunakan asumsi bahwa perusahaan akan hidup selamanya. Asumsi kelangsungan hidup juga berlaku pada banyak situasi bisnis. Namun pada saat likuidasi, asumsi kelangsungan hidup tidak dapat diterapkan.

c. Asumsi Unit Moneter

Asumsi unit moneter mengandung arti bahwa uang adalah denominator dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisa akuntansi. Asumsi ini menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa. Unit moneter adalah unit yang relevan, bersifat universal dan dapat dipahami, dan memiliki manfaat bagi penggunanya. Aplikasi asumsi ini tergantung pada asumsi-asumsi yang lebih dasar bahwa data kuantitatif akan berguna dalam mengomunikasikan informasi ekonomi dan membuat keputusan ekonomi yang rasional.


(9)

Asumsi periodisitas menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan ke dalam suatu periode waktu artifisial. Periode waktu ini sangat bervariasi, akan tetapi, pada umumnya adalah secara bulanan, kuartalan, dan tahunan. Semakin pendek periode waktu, semakin sulit, menentukan laba bersih yang tepat untuk periode bersangkutan. Hasil bulanan biasanya tidak seakurat hasil kuartalan, dan hasil kuartalan biasanya tidak seakurat hasil tahunan. Investor menginginkan agar informasi semacam itu diproses dan disebarkan secara cepat dan dibutuhkan teknologi informasi yang real time secara online agar menjamin tersedianya informasi yang relevan.

2. Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi

Empat prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi adalah :

a. Prinsip Biaya Historis

Prinsip biaya historis memberikan tolak ukur yang dapat dipercaya untuk mengukur tren historis, sehingga para pengguna laporan keuangan umumnya akan memilih menggunakan prinsip ini. Tetapi, informasi berdasarkan nilai wajar akan lebih bermanfaat untuk jenis aktiva dan kewajiban tertentu. Pada akuisisi aktiva maupun kewajiban awal, biaya historis adalah sama dengan nilai wajarnya. Pada periode selanjutnya, ketika keadaan pasar dan ekonomi berubah, biaya historis dan niali wajar seringkali berbeda. Akibatnya, ukuran atau estimasi nilai wajar seringkali menyajikan informasi yang lebih relevan tentang arus kas masa depan yang diharapkan terkait dengan aktiva atau kewajiban.

b. Prinsip Pengakuan Pendapatan

Persoalan penting yang dihadapi perusahaan adalah kapan pendapatan tersebut harus diakui. Pendapatan harus diakui apabila telah direalisasi dan telah dihasilkan. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi jika produk baik barang maupun jasa atau jenis aktiva lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima atau dipegang dapat segera dikonversikan menjadi kas atau klaim kas. Aktiva dapat dikonversi menjadi kas apabila dapat dijual atau dipertukarkan dalam pasar aktif pada harga yang dapat ditentukan dengan mudah tanpa biaya tambahan yang signifikan. Dan


(10)

pendapatan dianggap telah dihasilkan jika perusahaan telah melakukan sesuatu untuk mendapatkan hak atau klaim atas manfaat yang direpresentasikan oleh pendapatan.

c. Prinsip Penandingan

Beban diakui bukan pada saat upah dibayarkan, atau ketika pekerjaan dilakukan, atau pada saat produk diproduksi, tetapi ketika produk baik barang maupun jasa secara akual memberikan kontribusi terhadap pendapatan. Prinsip penandingan menyatakan bahwa beban harus ditandingkan dengan pendapatan sepanjang hal tersebut rasional untuk diterapkan. Biaya pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu biaya produk dan biaya periode. Biaya produk, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan biaya operasional pabrik melekat pada suatu produk. Perusahaan akan mencatat biaya-biaya tersebut pada periode mendatang ketika mengakui pendapatan dari produk itu dalam periode berikutnya. Sedangkan biaya periode, seperti gaji dan biaya administrative lainnya, terjadi selama periode yang bersangkutan.

d. Prinsip Pengungkapan Penuh

Prinsip pengungkapan penuh menyediakan informasi yang mencakupi untuk mempengaruhi penilaian dan keputusan pengguna laporan keuangan. Prinsip pengungkapan penuh mengakui bahwa jumlah dan sifat informasi yang tertera pada laporan keuangan merefleksikan serangkaian

trade-off penilaian. Informasi tentang posisi keuangan, laba, arus kas, dan investasi dapat ditemuidalam salah satu tempat berikut :

 Laporan keuangan.terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan ekuitas pemilik. Laporan keuangan merupakan cara mengomunikasikan informasi yang formal dan terstruktur.

 Catatan atas laporan keuangan. Catatan ini ditujukan untuk menjelaskan atau menjabarkan pos-pos yang disajikan pada bagian utama laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan umumnya berbentuk narasi yang menjelaskan informasi tambahan yang menjelaskan informasi laporan keuangan utama seperti kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan terkait dan metode yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan tersebut. Tujuannya adalah untuk memahami kinerja dan posisi keuangan perusahaan.


(11)

 Informasi suplementer. Informasi ini dapat mencakup rincian atau jumlah yang merupakan perspektif yang bereda dari yang dipakai dalam laporan keuangan. Informasi suplementer mencakup penjelasan manajemen tentang informasi keuangan dan pembahasan tentang signifikansi dari informasi keuangan tersebut.

3. Kendala

Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar membuatnya menjadi berguna, dua kendala yang harus diperhatikan dan diperhitungkan adalah sebagai berikut :

a. Hubungan Biaya-Manfaat

Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa diperoleh dari pemakai informasinya. Dalam rangkan menjustifikasi penerbitan suatu standar pengukuran atau pengungkapan tertentu, manfaat yang bisa didapat dari standar harus melampaui biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan tersebut. Analisis biaya-manfaat sangat sulit untuk dilakukan. Alasannya karena biaya dan manfaatnya merupakan estimasi yang tidak nyata dan dapat diukur. Manfaat yang diperoleh pembuat laporan keuangan mencakup pengendalian manajemen dan akses terhadap modal yang lebih besar dengan biaya yang lebih rendah. Pemakai laporan keuangan memperoleh informasi yang lebih baik dalam hal alokasi sumber daya, penilaian pajak, dan regulasi tarif pajak. Namun mandaat secara umum lebih sulit dikuantifikasi dibandingkan biaya.

b. Materialitas

Kendala atau tantangan yang dihadapi yang berkaitan dengan materialitas berhubungan dengan pengaruh suatu item tertentu terhadap keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Jadi, suatu item harus membuat pembeda satu dengan yang lainnya, atau, jika tidak, tidak perlu diungkapkan. Apabila jumlah yang terlibat signifikan ketika dibandingkan dengan pendapatan serta beban lainnya, aktiva dan kewajiban, atau laba bersih entitas, maka standar yang logis dan dapat


(12)

diterima harus diikuti. Jika jumlahnya sangat kecil sehingga tidak signifikan ketika dibandingkan dengan item-item lain, maka aplikasi standar tertentu dapat dipandang tidak penting.

Materialitas juga merupakan factor yang penting dalam banyak keputusan akuntansi internal. Jumlah klasifikasi yang dibutuhkan dalam buku besar pembantu beban dan tingkat keakuratan dalam mengalokasikan biaya ke departemen perusahaan, adalah contoh penilaian yang akhirnya harus diputuskan. Hanya dengan menerapkan penilaian yang baik dan keahlian professional jawaban yang tepat dan rasional dapat ditemukan, yang merupakan kendala materialitas yang pantas diterapkan.

c. Praktek Industri

Sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan kadang-kadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar. Dalam industri utilitas publik, asset tidak lancer dilaporkan terlebih dahulu dalam neraca untuk menunjukkan karakteristik industri utilitas yang padat modal. Industri tersebut harus menerapkan prosedur yang sesuai agar apabila terjadi pelanggaran dapat dijelaskan berdasarkan prosedur yang dipakai.

d. Konservatisme

Konservatisme menyatakan jika terdapat keraguan, maka ambilah solusi dan risiko yang kecil kemungkinannya menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aktiva dan laba. Konservatisme apabila diaplikasikan secara tepat, akan menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sesulit apapun.


(13)

1. Apa yang dimaksud dengan conceptual framework? 2. Sebutkan empat prinsip dasar pada Akuntansi!

3. Apa yang dimaksud dengan full disclosure principle? 4. Jelaskan tujuan pelaporan keuangan yang anda ketahui!

5. Sebutkan lima asumsi dasar yang membangun struktur akuntansi! 6. Dari soal nomor 5, jelaskan 3 asumsi yang anda ketahui!

7. Apa yang dimaksud dengan Cost constraint! 8. Jelaskan mengenai prinsip kehati-hatian!


(14)

9. Apa yang dimaksud dengan informasi suplementer sebagai salah satu komponen laporan keuangan!

10. Jelaskan mengenai perbedaan antara biaya produk dan biaya periode!

1. Kerangka kerja konseptual adalah sebuah sistem yang terdiri atas tujuan dan konsep dasar yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Sistem tersebut menjadi dasar atau landasan dalam penetapan standar akuntansi yang konsisten dan dalam penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.

2. Prinsip dasar dalam akuntansi: a. Measurement principle

b. Revenue recognition principle c. Expense recognition principle d. Disclosure principle

3. Prinsip pengungkapan penuh yang mengharuskan perusahaan memberikan keterangan atau rincian yang lengkap mengenai item-item yang ada didalam laporan keuangan. Prinsip pengungkapan penuh menyediakan informasi yang mencakupi untuk mempengaruhi penilaian dan keputusan pengguna laporan keuangan. Prinsip pengungkapan penuh mengakui bahwa jumlah dan sifat informasi yang tertera pada laporan keuangan merefleksikan serangkaian trade-off penilaian.

4. Tujuan dasar dalam pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pelaku bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi dan kredit,


(15)

membantu investor dan kreditor sekarang dan potensial di masa mendatang serta pengguna-pengguna lain dalam menilai jumlah dan waktu, serta ketidakpastian arus kas di masa mendatang, dan terkait dengan klaim terhadap sumber daya tersebut, sumber daya ekonomi, dan segala perubahan di dalamnya.

5. Lima asumsi dasar yang membangun struktur akuntansi: a. Economic entity

b. Going concern c. Monetary unit d. Periodicity e. Accrual basis

6. Asumsi unit moneter mengandung arti bahwa uang adalah denominator dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisa akuntansi. Asumsi ini menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa.

Asumsi entitas ekonomi mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit pertanggungjawaban tertentu. Artinya, aktivitas entitas bisnis dapat dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas pemiliknya dan dengan setiap unit bisnis lainnya.

Asumsi going concern menjelaskan bahwa perusahaan bisnis akan memiliki umum yang panjang. Meskipun banyak memiliki kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang. Dan walaupun akuntan tidak percaya bahwa perusahaan akan hidup selamanya, akuntan mengasumsikan bahwa perusahaan akan hidup cukup lama untuk memenuhi tujuan dan komitmennya.

7. Perusahaan harus memastikan bahwa cost atau biaya yang dikeluarkan untuk membuat laporan keuangan sepadan dengan manfaat yang diperoleh.

8. Konservatisme menyatakan jika terdapat keraguan, maka ambilah solusi dan risiko yang kecil kemungkinannya menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aktiva dan laba. Konservatisme apabila diaplikasikan secara tepat, akan menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sesulit apapun.


(16)

9. Informasi suplementer mencakup rincian atau jumlah yang merupakan perspektif yang bereda dari yang dipakai dalam laporan keuangan. Informasi suplementer mencakup penjelasan manajemen tentang informasi keuangan dan pembahasan tentang signifikansi dari informasi keuangan tersebut.

10. Biaya produk, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan biaya operasional pabrik melekat pada suatu produk. Perusahaan akan mencatat biaya-biaya tersebut pada periode mendatang ketika mengakui pendapatan dari produk itu dalam periode berikutnya. Sedangkan biaya periode, seperti gaji dan biaya administrative lainnya, terjadi selama periode yang bersangkutan.


(1)

 Informasi suplementer. Informasi ini dapat mencakup rincian atau jumlah yang merupakan perspektif yang bereda dari yang dipakai dalam laporan keuangan. Informasi suplementer mencakup penjelasan manajemen tentang informasi keuangan dan pembahasan tentang signifikansi dari informasi keuangan tersebut.

3. Kendala

Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar membuatnya menjadi berguna, dua kendala yang harus diperhatikan dan diperhitungkan adalah sebagai berikut :

a. Hubungan Biaya-Manfaat

Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa diperoleh dari pemakai informasinya. Dalam rangkan menjustifikasi penerbitan suatu standar pengukuran atau pengungkapan tertentu, manfaat yang bisa didapat dari standar harus melampaui biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan tersebut. Analisis biaya-manfaat sangat sulit untuk dilakukan. Alasannya karena biaya dan manfaatnya merupakan estimasi yang tidak nyata dan dapat diukur. Manfaat yang diperoleh pembuat laporan keuangan mencakup pengendalian manajemen dan akses terhadap modal yang lebih besar dengan biaya yang lebih rendah. Pemakai laporan keuangan memperoleh informasi yang lebih baik dalam hal alokasi sumber daya, penilaian pajak, dan regulasi tarif pajak. Namun mandaat secara umum lebih sulit dikuantifikasi dibandingkan biaya.

b. Materialitas

Kendala atau tantangan yang dihadapi yang berkaitan dengan materialitas berhubungan dengan pengaruh suatu item tertentu terhadap keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Jadi, suatu item harus membuat pembeda satu dengan yang lainnya, atau, jika tidak, tidak perlu diungkapkan. Apabila jumlah yang terlibat signifikan ketika dibandingkan dengan pendapatan serta beban lainnya, aktiva dan kewajiban, atau laba bersih entitas, maka standar yang logis dan dapat


(2)

diterima harus diikuti. Jika jumlahnya sangat kecil sehingga tidak signifikan ketika dibandingkan dengan item-item lain, maka aplikasi standar tertentu dapat dipandang tidak penting.

Materialitas juga merupakan factor yang penting dalam banyak keputusan akuntansi internal. Jumlah klasifikasi yang dibutuhkan dalam buku besar pembantu beban dan tingkat keakuratan dalam mengalokasikan biaya ke departemen perusahaan, adalah contoh penilaian yang akhirnya harus diputuskan. Hanya dengan menerapkan penilaian yang baik dan keahlian professional jawaban yang tepat dan rasional dapat ditemukan, yang merupakan kendala materialitas yang pantas diterapkan.

c. Praktek Industri

Sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan kadang-kadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar. Dalam industri utilitas publik, asset tidak lancer dilaporkan terlebih dahulu dalam neraca untuk menunjukkan karakteristik industri utilitas yang padat modal. Industri tersebut harus menerapkan prosedur yang sesuai agar apabila terjadi pelanggaran dapat dijelaskan berdasarkan prosedur yang dipakai.

d. Konservatisme

Konservatisme menyatakan jika terdapat keraguan, maka ambilah solusi dan risiko yang kecil kemungkinannya menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aktiva dan laba. Konservatisme apabila diaplikasikan secara tepat, akan menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sesulit apapun.


(3)

1. Apa yang dimaksud dengan conceptual framework? 2. Sebutkan empat prinsip dasar pada Akuntansi!

3. Apa yang dimaksud dengan full disclosure principle? 4. Jelaskan tujuan pelaporan keuangan yang anda ketahui!

5. Sebutkan lima asumsi dasar yang membangun struktur akuntansi! 6. Dari soal nomor 5, jelaskan 3 asumsi yang anda ketahui!

7. Apa yang dimaksud dengan Cost constraint! 8. Jelaskan mengenai prinsip kehati-hatian!


(4)

9. Apa yang dimaksud dengan informasi suplementer sebagai salah satu komponen laporan keuangan!

10. Jelaskan mengenai perbedaan antara biaya produk dan biaya periode!

1. Kerangka kerja konseptual adalah sebuah sistem yang terdiri atas tujuan dan konsep dasar yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Sistem tersebut menjadi dasar atau landasan dalam penetapan standar akuntansi yang konsisten dan dalam penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.

2. Prinsip dasar dalam akuntansi: a. Measurement principle

b. Revenue recognition principle c. Expense recognition principle d. Disclosure principle

3. Prinsip pengungkapan penuh yang mengharuskan perusahaan memberikan keterangan atau rincian yang lengkap mengenai item-item yang ada didalam laporan keuangan. Prinsip pengungkapan penuh menyediakan informasi yang mencakupi untuk mempengaruhi penilaian dan keputusan pengguna laporan keuangan. Prinsip pengungkapan penuh mengakui bahwa jumlah dan sifat informasi yang tertera pada laporan keuangan merefleksikan serangkaian trade-off penilaian.


(5)

membantu investor dan kreditor sekarang dan potensial di masa mendatang serta pengguna-pengguna lain dalam menilai jumlah dan waktu, serta ketidakpastian arus kas di masa mendatang, dan terkait dengan klaim terhadap sumber daya tersebut, sumber daya ekonomi, dan segala perubahan di dalamnya.

5. Lima asumsi dasar yang membangun struktur akuntansi: a. Economic entity

b. Going concern c. Monetary unit d. Periodicity e. Accrual basis

6. Asumsi unit moneter mengandung arti bahwa uang adalah denominator dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisa akuntansi. Asumsi ini menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa.

Asumsi entitas ekonomi mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit pertanggungjawaban tertentu. Artinya, aktivitas entitas bisnis dapat dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas pemiliknya dan dengan setiap unit bisnis lainnya.

Asumsi going concern menjelaskan bahwa perusahaan bisnis akan memiliki umum yang panjang. Meskipun banyak memiliki kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang. Dan walaupun akuntan tidak percaya bahwa perusahaan akan hidup selamanya, akuntan mengasumsikan bahwa perusahaan akan hidup cukup lama untuk memenuhi tujuan dan komitmennya.

7. Perusahaan harus memastikan bahwa cost atau biaya yang dikeluarkan untuk membuat laporan keuangan sepadan dengan manfaat yang diperoleh.

8. Konservatisme menyatakan jika terdapat keraguan, maka ambilah solusi dan risiko yang kecil kemungkinannya menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aktiva dan laba. Konservatisme apabila diaplikasikan secara tepat, akan menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sesulit apapun.


(6)

9. Informasi suplementer mencakup rincian atau jumlah yang merupakan perspektif yang bereda dari yang dipakai dalam laporan keuangan. Informasi suplementer mencakup penjelasan manajemen tentang informasi keuangan dan pembahasan tentang signifikansi dari informasi keuangan tersebut.

10. Biaya produk, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan biaya operasional pabrik melekat pada suatu produk. Perusahaan akan mencatat biaya-biaya tersebut pada periode mendatang ketika mengakui pendapatan dari produk itu dalam periode berikutnya. Sedangkan biaya periode, seperti gaji dan biaya administrative lainnya, terjadi selama periode yang bersangkutan.