Adapun faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik, serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa
penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare dan infeksi pernapasan akut bagian
bawah. 2.
Mengurangi Subsidi untuk Rumah Sakit Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan
memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak
sakit. Anak yang mendapatkan ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu formula.
3. Mengurangi Devisa untuk Membeli Susu Formula
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp. 8,6 milyar yang
seharusnya dipakai untuk mensubsidi susu formula . 4.
Meningkatkan Kualitas Generasi Penerus Bangsa Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga
kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin Kristiyanasari, 2009 : 24
E. Tujuh Langkah Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif
a. Mempersiapkan payudara bila diperlukan
b. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui
c. Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan sebagainya
d. Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “rumah sakit sayang
bayi” atau “rumah bersalin sayang bayi” e.
Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI eksklusif
Universitas Sumatera Utara
f. Mencari ahli persoalan menyusui, seperti klinik laktasi atau konsultasi untuk
persiapan apabila kita menemui kesukaran. g.
Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui Arini H, 2012 : 74.
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Tidak Memberikan Asi
Eksklusif
Dalam kenyataan, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan tidak sederhana yang di bayangkan. Beberapa kendala dapat timbul dalam upaya memberikan ASI
eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Akan tetapi dengan motivasi ibu yang kuat, pengetahuan dasar yang dimiliki ibu, serta usaha yang terus-menerus,
sabar dan tekun serta di dukung oleh fasilitas persalinan SAYANG BAYI tidak mustahil pemberian ASI eksklusif dapat berhasil IDAI , 2008 : 136.
Universitas Sumatera Utara
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif pemberian ASI adalah :
1. Sistem dukungan
Proses menyusui bukanlah semata-mata proses antara ibu dan bayi saja. Seorang ayah dan keluarga yang mengelilingi ibu sangat menentukan keberhasilan
menyusui. Bahkan proses memberikan ASI itu sendiri memiiliki aspek psikologi dan rohaniah antara ibu, bayi, seorang ayah dan keluarga, bukan sekedar tempel dan
biarkan bayi menyusui saja. a.
Dukungan ayah
.
Suami ayah juga berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan memberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya Madhi, 2009. Para suami ayah mempunyai peran memberi dukungan dan ketenangan bagi
ibu yang sedang menyusui. Dalam praktek sehari-hari tampaknya peran ayah sangat menentukan keberhasilan menyusui breastfeeding father. Hal ini
mencakup seberapa jauh keterampilan masing-masing ayah maupun ibu dalam menata dirinya dalam mengelola stres Hegar dan Suradi, 2008 :166.
b. Dukungan keluarga
Banyak kejadian kegagalan menyusui hanyalah karena masalah kurangnya pengertian atau penerangan, baik dari si ibu sendiri atau pengaruh dari anggota
keluarga. Tetapi mungkin saja memang ada masalah fisik atau penyakit yang diderita sang ibu ataupun sang bayi. Hal ini bisa juga karena salah saran ataupun
komunikasi kurang dari pihak petugas kesehatan kepada ibu dan keluarga. Keluarga perlu di rangkai informasikan bahwa seorang ibu perlu dukungan dan
bantuan keluarga agar ibu berhasil menyusui, misalnya dengan menggantikan
Universitas Sumatera Utara
untuk sementara tugas rumah tangga ibu seperti memasak, mencuci membersihkan rumah. Ibu dan bayi memerlukan waktu berkenalan Arini H,
2012: 76. 2.
Lingkungan dan Sosial budaya Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI adalah sikap ibu terhadap
lingkungan sosialnya dan kebudayaannya dimana dia dididik. Apabila pemikiran tentang menyusui dianggap tidak sopan, maka “let down reflek” reflek keluar
akan terhambat. Sama halnya dengan dari pengalaman-pengalaman orang terdahulu yaitu dengan ungkapan yang biasa di ucapkan : “ dulu waktu kecil,
umur 2 bulan di kasih pisang kerok atau bubur susu, tidak apa-apa, anak kamu di beri saja seperti itu “ Arini H, 2012 : 74
3. Pekerjaan
Merasa pemberian ASI kurang praktis bagi ibu bekerja dan stres akibat dukungan suami terhadap pemberian ASI sebagai makanan terbaik dan akhirnya
akan kurangnya kuantitas produksi ASI Hegar dan Suradi 2008, hlm. 166. Seringkali alasan pekerjaan membuat seseorang ibu berhenti menyusui.
Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja seperti yang diungkapkan oleh Perinasia 2003: yaitu, susuilah bayi
sebelum ibu bekerja, ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat kerja, ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan
pada bayi saat ibu bekerja, dengan cangkir. Pada saat ibu di rumah, sesering mungkin bayi disusui, dan ganti jadwal menyusuinya sehingga banyak menyusui
di malam hari. Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan sebelum kembali bekerja.
Universitas Sumatera Utara
Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui bayinya Perinasia, 2003: 5 .
4. Pengetahuan ibu
Pengalaman menyusui pada kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga atau dikalangan kerabat, pengetahuan ibu dan keluarganya
tentang manfaat ASI, juga sikap ibu terhadap kehamilannya diinginkan atau tidak berpengaruh terhadap keputusan ibu, apakah ia akan menyusui atau tidak
Perinasia, 2003: 1 . Pengetahuan ibu saat menentukan keberhasilan menyusui. Ibu yang tidak
mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umumnya akhirnya memang produksi ASI berkurang, stress, khawatir IDAI, 2008 : 139
Universitas Sumatera Utara
BAB III
KERANGKA KONSEP A.
Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan ibu – ibu yang memberi ASI di desa Gampong Teungoh Langsa yang dilihat berdasarkan beberapa faktor
seperti data demografi, system dukungan, pengetahuan ibu, promosi susu formula dan makanan tambahan. Untuk lebih jelasnya dibutuhkan kerangka konsep sebagai
berikut:
Skema 1. Skema Kerangka Konsep
Faktor- faktor dalam pemberian ASI Eksklusif: 1.
Data demografi ibu 2.
Sistem Dukungan 3.
Lingkungan sosial dan budaya 4.
Pekerjaan 5.
Pengetahuan Pemberian ASI
eksklusif
Universitas Sumatera Utara
B. Definisi Operasional