Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun

Pemerintah Kabupaten Probolinggo II 30 5.2 Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik 84,38 83,97 83,55 83,76 - PLN Fokus Iklim Berinvestasi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1.4 Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah 1.4.1 Pajak Daerah 6 7 7 9 9 Dispenda 1.4.2 Retribusi Daerah 26 26 23 29 29 Dispenda 1.5 Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha 1 3 4 4 5 Kantor Perijinan dan Penanaman Modal

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun

Berjalan dan Realisasi RPJMD Guna mengetahui evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2013, maka berikut adalah kesimpulan hasil evaluasi program dan kegiatan berdasarkan dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Kabupaten Probolinggo Tahun 2013, yaitu : 1. Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Melalui Optimalisasi Produksi PertanianPerkebunan, Peternakan dan Perikanan. a. Pertanian Berdasarkan data dari Dinas Pertanian pada tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah produksi padi naik dibandingkan tahun 2011 mencapai 316.423 ton sedangkan sebelumnya hanya 309.069 ton atau naik 2,38. Pada tahun 2013 jumlah produksi padi mencapai 329.391 ton atau naik 4,10 dari tahun 2012. Produksi jagung tahun 2012 mencapai 322.921 ton atau naik 0,73 dari tahun 2011 dan pada tahun 2013 produksi jagung mencapai 294.977 ton atau turun 8,65. Sedangkan untuk produksi kedelai cenderung turun dari tahun ke tahun dimana produksi tahun 2012 mencapai 634 ton atau turun 28,92 dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 892 ton dan pada tahun 2013 juga turun 47,79 atau menjadi 331 ton. Untuk produksi ubi kayu juga cenderung turun dari tahun ke tahun dimana produksi tahun 2012 mencapai 117.888 ton atau turun 0,87 dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 118.918 ton dan pada tahun 2013 juga turun 0,66 atau menjadi 117.111 ton. Produksi jagung, kedelai dan ubi kayu cenderung menurun setiap tahunnya dikarenakan kalah bersaing dengan padi sehingga banyak petani yang beralih menanam padi dan juga karena anomali cuaca. Pemerintah Kabupaten Probolinggo II 31 Manfaat kegiatan telah dapat dirasakan oleh petani maupun masyarakat luas yaitu ketersediaan bahan makanan pokok, harga jual ditingkat petani relatif stabil, meningkatnya pola konsumsi masyarakat, meningkatnya kelembagaan petani serta pengetahuan dan keterampilan petani. b. Peternakan Pada tahun 2013, menurut data Dinas Peternakan Kabupaten Probolinggo menunjukkan bahwa pencapaian produksi dan produktifitas ternak sangat berhasil. Hal ini dapat ditunjukkan indikator sasaran atau target yang telah ditetapkan secara signifikan dapat dicapai diantaranya: peningkatan produksi telur dari 1.300.122 ton menjadi 1.346.858 ton naik 3,59, susu dari 9.967.424 liter menjadi 8.990.075 liter turun 9,81, daging dari 5.949.249 kg menjadi 3.971.620 kg turun 33,24, sapi potong dari 296.867 ekor menjadi 239.564 ekor turun 19,30, sapi perah dari 8.888 ekor menjadi 7.399 ekor turun 16,75, kambing dari 47.141 ekor menjadi 48.812 ekor naik 3,54 dan domba dari 73.178 ekor menjadi 65.405 ekor turun 10,62, ayam buras dari 998.115 ekor menjadi 987.968 ekor turun 1,02 serta ayam ras dari 487.634 ekor menjadi 476.683 ekor turun 2,25. c. Perikanan Pada tahun 2013 terjadi kenaikan produksi sebesar 22,02 dari 3.882,43 ton menjadi 4.737,33 ton pada produksi perikanan air payau bila dibandingkan pada tahun sebelumnya. Sedangkan untuk produksi perikanan air tawar naik 4,12 dari 437,91 ton menjadi 455,56 ton dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk produksi budidaya laut mengalami penurunan sebesar 15,77 dari 317,09 ton menjadi 267,64 ton dari tahun sebelumnya. Pada produksi pengolahan naik sebesar 1,71 dari 3.444,28 ton menjadi 3.503,17 ton. Untuk produksi penangkapan laut meningkat sebesar 0,8 dari 9.588,4 ton menjadi 9.665,2 ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk konsumsi ikan perkapita naik sebesar 1,52 dari 19,13 kgkapitatahun menjadi 19,42 kgkapitatahun. Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Pembinaan dan pendampingan pengembangan kapasitas kelembagaan petani. Pemerintah Kabupaten Probolinggo II 32 - Bantuan modal usaha bagi kelompok lumbung pangan. - Mengadakan penelitian tentang pola konsumsi pangan masyarakat untuk menentukan kebijakan di masa yang akan datang. - Mengadakan penelitian untuk penyusunan perumusan kebijakan penanganan daerah rawan pangan dengan penerapan Sistem Desa Mandiri Pangan. - Memasyarakatkan pemanfaatan bahan pangan lokal non beras baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk pengembangan usaha. - Memasyarakatkan penganekaragaman menu berbasis 3B Beragam, bergisi, dan Berimbang untuk menuju hidup sehat dan berkualitas. - Sosialisasi pola pangan berbasis 3 B beragam, bergizi dan berimbang dan diversifikasi pangan. - Perlu adanya terapan teknologi baik melalui sosialisasi maupun bantuan langsung mesin-mesin pengolahan tanah, irigasi dan pengolahan produksi pasca panen dalam rangka peningkatan mutukualitas bahan baku. - Perlunya Peningkatan SDM Penyuluh baik kuantitas maupun kualitasnya. 2. Sasaran Meningkatnya Perekonomian Daerah Melalui Otimalisasi Sektor Riil a. Volume Usaha Koperasi Dalam rangka pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM, maka dalam lima tahun akan ditingkatkan melalui fasilitasi promosi, pelatihan, teknologi produksi, pusat informasi dan perijinan yang didukung dengan fasilitasi permodalan bekerja sama dengan lembaga keuangan. Khusus untuk Pemberian Kredit Modal Kerja Bagi UMKM dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo, volume usaha koperasi pada tahun 2013 mencapai sebesar Rp 228.693.000.000,00. Revitalisasi pasar daerah yang mencakup rehabilitasi, pemeliharaan, perawatan kebersihan, kualitas sarana prasarana, keamanan dan ketertiban terus dilakukan sehingga dalam lima tahun ke depan pasar daerah yang ada dapat melayani masyarakat lebih profesional. b. Nilai Investasi Sektor Industri. Salah satu indikator meningkatnya kondisi ekonomi suatu daerah adalah nilai investasi industri, dengan melaksanakan program dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo II 33 kegiatan dalam rangka peningkatan investasi dimaksud, pada tahun 2013 nilai investasi sektor industri di Kabupaten Probolinggo mencapai 9.026.365.000 dan Rp. 868.312.900.000. Selanjutnya tujuan pembangunan ini akan dijabarkan dalam sasaran –sasaran yang tergabung dalam fungsi ekonomi, serta pariwisata dan budaya. 3. Sasaran Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Peningkatan Investasi. Dalam hal peningkatan rasio jalan yang baik pada tahun 2013 belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan karena baru tercapai 98, sedangkan untuk jembatan yang baik melampaui target yang ditetapkan yaitu 103 . Hal ini disebabkan beberapa faktor kendala yaitu keterbatasan dana dan kondisi iklim bencana yang merupakan salah satu faktor belum tercapainya target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2013 Dinas PU Bina Marga telah dapat mengurangi kondisi jalan rusak menjadi kondisi jalan sedang melalui kegiatan pembangunan jalan dan jembatan, rehabilitasipemeliharaan jalan dan jembatan dan peningkatan jalan dan jembatan. Sedangkan untuk Dinas PU Pengairan pada tahun 2013 untuk beberapa indikator telah berhasil mencapai target yang ditentukan bahkan melampaui, yaitu jaringan irigasi utama sebesar 100 dan perbaikan sungai mencapai 109 . Untuk jaringan irigasi pedesaan mengalami penurunan sebesar 8,58 . Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Melaksanakan penjadwalan pelaksanaan proyek sedini mungkin dalam setiap tahun anggaran dan memacu pelaksanaan proyek yang berlokasi pada dataran tinggi guna mengantisipasi datangnya musim penghujan dan mengkoordinasikan kepada instansi yang terkait untuk melakukan pembinaan terhadap pelaksanan pekerjaan. - Melaksanakan pengawasan dengan menggunakan jasa konsultan pengawas guna lebih mengefektifkan peningkatan kualitas pelaksanaan proyek. - Melibatkan dan meningkatkan SDM dengan dibekali lebih dahulu diklat- diklatkursus-kursus yang ditujukan pada peningkatan profesionalisme sumber daya manusia. - Memberikan sosialisasi kepada masyarakat petani HIPPA GHIPPA Pemerintah Kabupaten Probolinggo II 34 dalam hal operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi serta pengenalanpemahaman bangunan irigasi dengan mengikut sertakan dalam program diklat kursus-kursus yang diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Pengairan. Selain itu memberikan himbauan agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam memelihara bangunan dan saluran irigasi. 4. Sasaran Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Pencegahan Bencana Pencapaian sasaran dapat dikatakan berhasil karena beberapa indikator sasaran telah melampaui target yg ditetapkan, diantaranya peningkatan pelayanan pencegahan pencemaran air yang mencapai 138 , peningkatan pelayanan pencegahan pencemaran udara mencapai 116 , peningkatan rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk mencapai 101. Pencapaian terus dipertahankan dengan upaya-upaya sebagai berikut: - Membina dan menumbuhkan kesadaran masyarakat, dunia usaha dan instansi terkait untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup melalui CSR perusahaan. - Mengendalikan kegiatan eksploitasi sumber daya alam melalui perijinan dan pengawasan. - Menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial. - Meningkatkan responsibilitas aparat Pemerintah Kabupaten terhadap laporanpengaduan masyarakat dalam melaporkan terjadinya pencemaran danatau kerusakan lingkungan dalam waktu 24 jam. - Upaya pencegahan dampak lingkungan hidup, melalui penaatan perijinan bidang lingkungan hidup dan Penyusunan dokumen pengelolaan lingkungan hidup AMDAL UKL dan UPL. - Upaya pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan hidup, melalui penegakan hukum bidang lingkungan hidup dan pemantauan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup. - Upaya pemulihan kualitas lingkungan hidup, meliputi Penyelamatan sumber mata air dan Pemulihan ekosistem pantai. - Upaya pengembangan kapasitas kelembagaan pengelola lingkungan hidup, melalui Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM aparatur, Pembinaan perusahaan dan Pembinaan kepada masyarakat. Pemerintah Kabupaten Probolinggo II 35 5. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan, Sosial Keagamaan dan Kesehatan. a. Persentase penurunan kematian bayi adalah sebesar 19,23 dimana pada tahun 2012 adalah 12,43 per 1.000 kelahiran dan pada tahun 2013 kematian bayi mencapai 10,04 per 1.000 kelahiran. b. Angka kematian ibu 81,07 per 100.000 KH 2012 menjadi 65,92 per 100.000 KH 2013 atau turun 18,69. c. Penduduk yang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan belum berhasil mencapai target pada tahun 2013 yaitu dari 60 hanya tercapai 26,2 . d. Angka Pemanfaatan tempat tidur dalam satuan waktu tertentu BOR di RSUD Waluyo Jati Kraksaan realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 61,63 meningkat dari tahun 2012 yang mencapai 57,57 . Sedangkan di RSUD Tongas realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 31,68 turun dari tahun 2012 yang mencapai 38,96 . e. Rata-rata Lama Dirawat atau ALOS di RSUD Waluyo Jati Kraksaan realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 3,06 hari turun dari tahun 2012 yang mencapai 3,19 hari. Sedangkan di RSUD Tongas realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 3,30 hari turun dari tahun 2012 yang mencapai 3,35 hari. f. Frekuensi pemakaian tempat tidur BTO di RSUD Waluyo Jati Kraksaan menunjukkan bahwa realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 72,88 kali meningkat dari tahun 2012 yang mencapai 66,03 kali. Sedangkan di RSUD Tongas realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 40,49 kali meningkat dari tahun 2012 yang mencapai 40 kali. g. Angka Kematian Bersih Netto Death RateNDR di RSUD Waluyo Jati Kraksaan pada tahun 2013 adalah 13,31 promil standar Depkes tahun 2005 : ≤ 25 promil turun dari tahun 2012 yang mencapai 15,02 promil. Sedangkan di RSUD Tongas realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 12,20 promil turun dari tahun 2012 yang mencapai 22,38 promil. h. Angka Kematian Kasar Gross Death RateGDR di RSUD Waluyo Jati Kraksaan pada tahun 2013 adalah 32,53 promil standar Depkes Tahun 2005 ≤ 45 promil turun dari tahun 2012 yang mencapai 34,60 promil. Sedangkan di RSUD Tongas realisasi tahun 2013 adalah sebanyak 17,08 promil meningkat dari tahun 2012 yang mencapai 10,03 promil. Pemerintah Kabupaten Probolinggo II 36 i. PUS yang menjadi peserta KB aktif tercapai dari target 70 menjadi 97,8 atau tercapai 104,84. j. Persentase jumlah perempuan terlatih pada tahun 2012 adalah 100. Dimana rata-rata yang direncanakan ikut pelatihan adalah 30 orang dan yang terealisasi untuk dilatih adalah 30 orang. Pelatihan dimaksud meliputi pelatihan menjahit, bordir, tata rias dsb. k. Persentase penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak tercapai dari target 60 menjadi 60,5 atau tercapai 100,83.. l. Persentase peningkatan peran kader perempuan capaiannya adalah 100 sehingga telah dapat melampaui target tahun 2013. m. Persentase Angka Partisipasi Murni APM pada tahun 2012 APM SD 82,87; APM SMP 68,23 dan APM SMA 29,05. Sedangkan pada tahun 2013 APM SD 83,04; APM SMP 69,37 dan APM SMA 31,58. Rasio jumlah siswa per jumlah sekolah untuk tingkat SD adalah 1: 119, untuk tingkat SMP rasionya 1: 36 dan tingkat SMA rasio siswa per jumlah sekolah 1:76 Upaya yang terus akan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian target antara lain: - Peningkatan jumlah kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang memadai secara bertahap. - Penambahan tenaga kesehatan secara bertahap dan mengoptimalkan tenaga yang ada . - Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan-pelatihan teknis. - Meningkatkan kemitraan antara bidan dan dukun bayi, melakukan kegiatan swadaya serta pelaksanaan Audit Maternal Perinatal non medis di Kecamatan. - Peningkatan deteksi dini balita gizi buruk melalui peran aktif kader posyandu di pedesaan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan posyandu serta dukungan sektor-sektor terkait. - Memberdayakan tokoh agama, tokoh masyarakat dan sektor-sektor terkait dalam penyebarluasan informasi dan promosi kesehatan tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih Sehat pada kelompok- kelompok potensial,. - Pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta dalam program Desa Siaga dan Rumah Tangga Sehat. Pemerintah Kabupaten Probolinggo II 37 - Penerapan sangsi terhadap pengedar garam tidak beryodium. - Meningkatkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi SKPG melalui peran aktif Tim Pangan dan Gizi TPG mulai dari Tingkat Kecamatan sampai Kabupaten. - Pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin non kuota jamkesmas pusat melalui dana pendamping jamkesmas APBD Kabupaten. - Pembangunan TK Negeri di Kecamatan dan pendirian SMK di masing- masing Kecamatan untuk memenuhi rasio SMK : SMA = 60 : 40. - Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk peningkatan kualifikasi pendidikan guru. - Peningkatan pengembangan kompetensi tenaga tutor. - Dilaksanakan kegiatan-kegiatan kampanye pendidikan. - Mendirikan perpustakaan sekolah dan meningkatkan minat baca siswa. - Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perpustakaan keliling sepeda motor dan mobil perpustakaan. - Meningkatkan kualitas SDM aparatur Perpustakaan melalui Diklat Teknologi Informatika. - Menerapkan kebijakan atau regulasi pemerintah Kabupaten Probolinggo yang dapat meningkatkan akses dan partisipasi perempuan dalam memberdayakan ekonomi keluarga, memberikan latihan ketrampilan, magang, bimbingan usaha dan bantuan modal. - Melakukan penyadaran kepada masyarakat dengan memberikan penyuluhan, penyebaran informasi lewat media elektonik, leaflet dengan melibatkan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama sehingga kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin berkurang. - Melakukan advokasi pada pengambil kebijakan dan perencana sehingga program dan kegiatan yang responsive gender lebih besar. - Melakukan advokasi kepada instansi terkait khususnya bagian perencanaan dan keuangan untuk memberikan dukungan dana, sarana dan prasarana yang memadai sehingga perlindungan terhadap perempuan dan anak optimal. - Memberikan advokasi kepada pemerintah desa serta memberikan tambahan kesejahteraan kepada kader. - Diadakan sosialisasi terhadap program. - Perlu peningkatan kegiatan KIE pada masyarakat. Pemerintah Kabupaten Probolinggo II 38 - Perlu adanya pembekalan khusus kepada kepala desa. - Diberi penghargaan yang memadai dan adanya pancingan didalam setiap pelayanan KB. - Permintaan droping ke propinsi disamping usulan didalam pengadaan barang. 6. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran a. Penurunan jumlah Keluarga Pra sejahtera pada tahun 2013 berdasarkan data Dinas Sosial sebesar 10,07 dari tahun sebelumnya; b. Penurunan masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial sebesar 18 dari tahun sebelumnya; c. Persentase jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS yang dibina mendapat bantuan menurut data Dinas Sosial sampai dengan tahun 2013 adalah 17,20. d. Tingkat kesempatan kerja yaitu perbandingan antara tenaga kerja tertampung dibanding jumlah angkatan kerja adalah 96,68. e. Upah Minimum Kabupaten UMK pada tahun 2013 menunjukkan bahwa UMK telah meningkat dari Rp 814.000 per bulan menjadi Rp 1.198.600 per bulan. f. Jumlah transmigran terkirim sebanyak 9 KK23 jiwa dengan tujuan ke UPT Tando Allo Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Penanganan secara berkala kepada para PMKS. - Mengoptimalkan tugas dan fungsi PSMTKSK dan Karang Taruna yang ada di wilayah dalam usaha kesejahteraan sosial. - Mengajukan tambahan dana sehingga dapat menangani permasalahan yang ada. - Perlunya wadah untuk menampung permasalahan-permasalahan sosial. - Peningkatan kemampuan, pendidikan dan keterampilan kepada Keluarga Binaan Sosial KBS. - Koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur maupun daerah penerima transmigran di luar Pulau Jawa. Pemerintah Kabupaten Probolinggo II 39 - Mengadakan kerjasama dengan kabupaten penerima transmigran di luar Pulau Jawa. 7. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Pelaksanaan Otonomi Daerah. Rata-rata capaian program dan kegiatan dapat dikatakan berhasil, hal ini seiring pencapaian sasaran dalam RPJMD berikut ini: a. Persentase peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana aparatur telah dapat mencapai 100 karena target jumlah aset bergerak dan tak bergerak telah sesuai dengan target begitu juga pemeliharaannya. b. Persentase ketepatan laporan pelaksanaan pembangunan mencapai 100 sehingga telah dapat mencapai target. c. Persentase penyelesaian kegiatan sesuai waktu dan mutu yang direncanakan penyampaian kegiatan sesuai waktu dan administrasi yang direncanakan telah tercapai 100. d. Persentase tingkat kelengkapan administrasi kearsipan tercapai 100 penataan dan pemberkasan telah dapat dilaksanakan pada tahun ini. e. Persentase tingkat penerapan teknologi informasi tingkat pelayanan informasi kearsipan daerah bagi masyarakat dalam administrasi kearsipan tercapai 100. f. Penerbitan Akta kelahiran pada tahun 2013 sebanyak 17.518 lembar terdiri dari kelahiran umum sebanyak 5.481 lembar dan kelahiran terlambat sebanyak 12.037 lembar. g. Penerbitan Akta Perkawinan pada tahun 2013 sebanyak 132 lembar terdiri dari 66 lembar akta perkawinan suami dan 66 lembar akta perkawinan istri. Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Meningkatkan intensitas sosialisasi permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang perubahan kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA. 2012, PMK Nomor 64PMK.05 Tahun 2011 perubahan atas PMK Nomor 97PMK.052010 Tentang Pedoman Perjalanan Dinas Keluar Negeri bagi Pejabat NegaraPegawai Negeri dan Pegawai Tidak tetap serta standart biaya umum TA. 2012 berdasarkan PMK Nomor 8402 Tahun 2011. Pemerintah Kabupaten Probolinggo II 40 - Penyempurnaan database kependudukan yang dimiliki penduduk. - Dalam rangka mencapai hasil kerja yang optimal kedepan diharapkan masing-masing Satker agar melaporkan kegiatannya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, mengupayakan lebih serius untuk peningkatan kualitas SDM dan pembinaan serta pengawasan melekat guna peningkatan prestasi yang lebih baik dari tahun yang lalu. - Intensitas rapat koordinasi dengan SKPD yang membutuhkan pengadaan barang dan jasa. - Meningkatkan intensitas pendataan dan sertifikasi aset daerah. - Meningkatkan sosialisasi kepada SKPD tentang mekanisme perencanaan kebutuhan dan pengelolaan aset daerah. - Mengkaji kembali dasar hukum pengelolaan aset daerah. - Melakukan koordinasi dan himbauan kepada SKPD, agar lebih mengoptimalkan pemungutan atas obyek pendapatan yang menjadi tanggungjawabnya. - Melakukan koordinasi yang intensif dengan Pemerintah Pusat untuk penerbitan petunjuk pelaksanaannya. - Melakukan pendampingan SKPD dalam penyusunan Neraca; - Melakukan koordinasi dengan Propinsi Jawa Timur baik sebelum maupun sesudah juknis pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus. - Melakukan koordinasi dan himbauan kepada SKPD, agar lebih mengoptimalkan penyerapan dananya. - Melakukan bimbingan teknis dan pembinaan Kepala SKPD dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.

2.3 Permasalahan Pembangunan