Perhatian Orang Tua, Diteksi Potensi meng-

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014 WARTA PENDIDIKAN 18 yang telah dicapai merupakan indikasi bahwa peserta didik memiliki kemampuan khususbakat tertentu.

3. Nilai Ujian Nasional UN

yang dicapai merupakan cerminan kemampuan akademik mata pelajaran tertentu berstandar nasional, Prestasi belajar dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik.

4. Pernyataan

Minat Peserta Didik dalam belajar yang tinggi ditunjukan dengan pera- saan senang yang men- dalam terhadap pemi- natan tertentu mata pelajaran, bidang studi keahlian, program studi keahlian, kompetensi keahlian berkontribusi positif terhadap proses dan hasil belajar. Per- nyataan mencerminkan apa yang diinginkan dan merupakan indikasi akan kesungguhan dalam belajar, karena aktivitas belajar berka- itan erat dengan minat- nya.

5. Cita - Cita Peserta didik untuk

studi lanjut, pekerjaan dan jabatan erat hu- bungan dengan potensi yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh hasil pengamatan terhadap figur dan ke berhasilan seseorangkelompok dalam kehidupannya. Sinkronisasi antara cita-cita dengan potensi peserta didik dan prestasi yang dicapai dengan kemampuan belajar untuk mencapai cita-cita, dapat menumbuhkan semagat belajar pada program yang dipilihnya.

6. Perhatian Orang Tua,

fasilitasi dan latar belakang keluarga berpengaruh positif terhadap ke- sungguhan-ketekunan, kedisiplinan dalam belajar. Restu orang tua merupakan kekuatan spiritual yang dapat memberikan kemudahan yang dirasakan oleh peserta didik dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar. Untuk itu, perhatian, fasilitasi dan harapan orang tua terhadap peminatan pesera didik penting dipertimbangkan, namun bukan sebagai penentu peminatan. Bila terdapat perbedaan antara pemi- natan peserta didik dengan orang tua, maka yang perlu dikaji lebih mendalam adalah prospek pemi- natan dan kesiapan belajar anak. Orang tua diharapkan lebih pada memberikan dukungan atas pilihan peminatan putra-putrinya.

7. Diteksi Potensi meng-

gunakan instrumen tes psikologis atau tes peminatan bagi calon peserta didikpeserta didik yang sudah diterima tentang bakat dan minat dapat dilakukan oleh tim khusus yang memiliki kemampuan dan kewenangan. Dalam konteks tersebut, guru BK Bimbingan Konseling harus menjalankan fungsinya dengan bijak. Guru BK harus mampu memfasilitasi siswa agar menemu- kan bidang, jurusan serta karier yang sesuai minat dan potensinya. Pilihan yang tepat akan membantu siswa mencapai perkembangan yang optimum. Menurut Prof Dr Sugiyo MSi saat memberikan penjelasan tentang implementasi bimbingan konseling dalam kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Bukateja Purbalingga, guru BK memiliki tugas yang mulia yakni membimbing siswa supaya terarah. Dan dalam menjalankan fungsinya tersebut guru BK harus berkola- borasi dengan guru mata pelajaran dan orang tua siswa. Prof Sugiyo juga mengemukakan, pelaksa- naan implementasi kuri- kulum 2013 dapat me- nimbulkan masalah besar bagi peserta didik SMA. SMK dan MA yang tidak mampu menentukan pilihan peminatan secara tepat. Dampaknya peserta didik akan kesulitan belajar dan kecenderungan gagal dalam belajar. Oleh karena itu, guru BK sangat menentukan dalam pemi- lihan peminatan. Prof Sugiyo juga mengemukakan, bahwa pelayanan peminatan pada peserta didik akan membantu dalam memilih dan menetapkan mata pelajaran yang akan diikuti, memahami dan memilih arah pengem- bangan karier, menyi- apkan diri serta memilih pendidikan lanjutan sam- pai ke jenjang perguruan tinggi sesuai dengan minat dan potensi dirinya Berdasarkan deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, arahkan dan bimbing mereka untuk memilih dan menetapkan peminatan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan akademiknya. Peran guru BK perlu diopti- malkan dan harus berkolaborasi dengan guru mata pelajaran, orang tua siswa dan pihak terkait lainnya. Dan orang tua peserta didik tidak boleh memaksakan keinginan mereka, melainkan hanya meng- arahkan, mendukung dan memfa- silitasi pilihan anaknya. EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014 WARTA PENDIDIKAN 19 EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014 WARTA PENDIDIKAN 20 Kegiatan ini dilaksanakan untuk membentuk karakter generasi muda yang berwawasan kebangsaan dan memiliki kesadaran bela negara yang baik, dengan dijiwai kecinta- annya kepada NKRI yang berda- sarkan Pancasila dan UUD 1945 Namun, nilai-nilai karakter kebangsaan di tengah-tengah masyarakat Indonesia saat ini Parade Cinta Tanah Air SLTA 2014 Bangun Karakter Belanegara Bagi Generasi Muda Sejak tahun 2012, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setiap tahunnya melaksanakan kegiatan Lomba Parade Cinta Tanah Air PCTA untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA. semakin luntur, ditandai dengan maraknya sikap-sikap anomali sosial, seperti tawuran pelajar, premanisme dan sikap kurang meng- hargai budaya asli Indonesia yang kesemuanya itu menunjukkan bahwa pembinaan dan perhatian khusus dibutuhkan dalam pembentukan karakter anak muda sekarang ini. Maka kegiatan Parade Cinta Tanah Air berupa lomba melalui diskusi atau uji argument diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan ilmu pengetahuannya serta mampu mengekspresikan pemikiran dan pengetahuan dalam rangka membentuk karakter bangsa yang ulet, tangguh, berwawasan kebangsaan dan memiliki kesadaran Bela Negara dalam rangka menjaga kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Pada tahun 2014 ini, Kemenhan menetapkan tema kegiatan lomba Parade Cinta Tanah Air PCTA Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yaitu Cinta Tanah Air untuk memper- tahankan NKRI . Kegiatan PCTA Tingkat Nasional akan diikuti oleh peserta yang merupakan pemenag peringkat pertama Lomba PCTA pada masing- masing Provinsi se-Indonesia.

H. Bonny Syafrian, SE., MM