Penilaian Sikap Penilaian sikap adalah penilaian Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan dapat

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014 WARTA PENDIDIKAN 12 Ahmad Tarmizi Ramadhan, M.Pd. Guru SMPN 1 Air Kumbang Banyuasin Dosen LB FKIP Universitas Tridinanti Palembang K urikulum 2013 sudah diberlakukan secara nasional pada seluruh sekolah, namun dalam perjalanannya kurang dari 6 bulan ini dianggap masih rumit, terutama dalam sistem penilaian, khususnya penilaian terhadap kompetensi dasar siswa. Dalam penilaian kompetensi itu guru dihadapkan dengan kesulitan karena kebanyakan penilaian dilakukan di luar kelas, baik dalam sikap pergaulannya antara teman, sikap keagamaannya terhadap Tuhan, kesenian atau keterampilan dan sistem penilaian jurnal keseharian. Sistem penilaian dalam Kurikulum 2013 ini terdapat banyak perbedaan dari kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Perbedaannya tampak dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga aspek tersebut dibahas lebih detail lagi dalam Kurikulum 2013, sehingga guru harus benar-benar paham mengenai anak untuk melakukan penilaian. Ada lima format penilaian yang mesti diisi oleh guru, yaitu penilaian sikap, penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan, penilaian diri siswa, dan penilaian antarteman.

1. Penilaian Sikap Penilaian sikap adalah penilaian

terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau masalah. Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak atau merespons dengan cara tertentu terhadap objek sikap tertentu. Kecenderungan bertindak ini dipengaruhi oleh faktor-faktor kognisi, afeksi, dan konasi dari sikap seseorang. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah keper- cayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Kendala di lapangan, yaitu tidak semua siswa terkena sasaran dalam penilaian sikap? Perekapan penilaian sikap masih menimbulkan kerancuan untuk setiap kali pertemuan. Mengingat keterbatasan waktu, guru sulit menerapkan penilaian sikap setiap kali pertemuan tata muka.

2. Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan dapat

diartikan sebagai penilain potensi intelektual yang terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, mene- rapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik yang mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah madrasah. Hal ini berarti bahwa penilaian pengetahuan merupakan bagian dari penilaian autentik. Penilaian autentik muncul sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap pengukuran kecerdasan yang hanya berdasarkan aspek pengetahuan. Dalam penerapan penilaian pengetahuan dikaitkan dengan pencapaian kompetensi dasar. Namun dalam penerapannya guru- guru saat masih terlihat kesulitan dalam melakukan penilaian kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Beberapa guru di sekolah belum banyak mengerti sistem penilaian yang diterapkan kurikulum 2013, sebab setiap mata pelajaran ada beberapa sistem penilaian kompetensi dasar dengan kategori yang berbeda. Meskipun beberapa guru di sekolah itu sudah mendapat pelatihan nasional selama seminggu, namun mereka belum mengerti dengan sistem penilaian tersebut. Pelatihan yang dilakukan secara nasional terkait sistem penilaian itu dirasa kurang cukup dan guru kurang menguasai sehingga harus lebih diperdalam lagi pelatihan itu dengan instruktur yang lebih mengerti dan profesional.

3. Penilaian Keterampilan Penilaian