1 8
Buletin E k onomi Moneter dan Perbank an, September 1999
variabel nominal lainnya seperti inflasi. Hal tersebut dapat terjadi karena mempertahankan nilai tukar dapat mengorbankan target inflasi. Dalam hal otoritas
moneter tidak dapat mencapai salah satu target tersebut maka hal tersebut dapat mengurangi kredibilitas.
3.2. Pengalaman Beberapa Negara y ang M enggunakan M anajemen M oneter dengan Inflation Targeting
a. Reserve Bank of New Zealand RBNZ
Selandia Baru menggunakan inflasi sebagai sasaran tunggal sejak tahun 1985, dan strategi tersebut merupakan bagian dari reformasi ekonomi secara menyeluruh. Langkah
tersebut dilakukan sehubungan dengan rendahnya pertumbuhan ekonomi dan tingginya laju inflasi pada periode tahun 1970an dan 1980an relatif terhadap negara-negara OECD.
Dengan beralihnya sistem nilai tukar negara tersebut ke sistem nilai tukar fleksibel, maka RBNZ menggunakan inflasi sebagai nominal anchor di dalam melaksanakan kebijakan moneternya.
Penggunaan inflasi sebagai sasaran akhir tersebut juga didukung dengan pemberian independesi penuh kepada bank sentral dalam melaksanakan kebijakan moneternya.
Sasaran inflasi yang digunakan adalah underlying inflation atau core inflation sebagaimana dituangkan dalam kesepakatan atau Policy Targets Agreement PTA antara
Menteri Keuangan dan Gubernur RBNZ. Untuk mencapai sasaran tersebut RBNZ menetapkan sasaran operasional dan sasaran antara. Sebagai sasaran operasional digunakan
Cash Rate , sementara untuk mengendalikan cash rate dilakukan melalui pengendalian
likuiditas perbankan cash settlement. Pengaturan cash settlement tersebut dilakukan melalui OPT dengan menggunakan government bills di pasar uang. Selanjutnya perubahan suku
bunga cash rate akan ditransmisikan ke perubahan suku bunga treasury bills 90 hari.
Sedangkan sebagai sasaran antara digunakan Monetary Conditions Indicator MCI yaitu kombinasi antara suku bunga treasury bill 90 hari dengan nilai tukar trade weighted
index dengan rasio 1:2 yang secara simultan dapat mempengaruhi aggregate demand. MCI
digunakan RBNZ sebagai sasaran antara karena diyakini dalam perekonomian yang terbuka, kebijakan moneter dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi dan inflasi melalui pengaruh
suku bunga dan nilai tukar. Suku bunga treasury bill 90 hari akan ditransmisikan ke sektor riil melalui perubahan aggregate demand yang direfleksikan dalam PDB aktual. Apabila PDB
aktual lebih besar dari PDB potensial output gap, inflasi cenderung meningkat. Sementara perubahan nilai tukar dapat mempengaruhi inflasi melalui saluran tradable goods dan
perubahan permintaan aggregate akibat perubahan harga relatif dalam dan luar negeri.
1 9
Pengendalian Moneter D alam Sistem N ilai T uk ar yang F lek sibel
b. Reserve Bank of Australia RBA