xxxv
Wayang Bocah di Padepokan Tjipta Boedaja Dusun Tutup Ngisor, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang
“. Hasil penelitiannya yaitu; 1 revitalisasi seni tradisional Wayang
Bocah dengan pemberian motivasi, adanya pembinaan dengan latihan dan pentas, adanya fasilitas untuk latihan dan pentas, tahun 1995 rekonstruksi dan
representasi mulai dilakukan, menjaga keberadaan padepokan Tjipta Boedaja, publikasi melalui media cetak, adanya penelitian-penelitian seni dan
“merevitalisasi” diri ketubuhan atau kepenarian. 2 hasil revitalisasi Wayang Bocah adalah munculnya grup-grup kesenian tradisional, komunitas seni,
penelitian seni dan berbagai relasi yang menjalin hubungan dengan padepokan Tjipta Boedaja, banyaknya minat anak-anak dari luar Dusun Tutup Ngisor
yang terlibat sebagai penari Wayang Bocah, adanya nilai edukasi dan hiburan. 3 harapan padepokan Tjipta Boedaja dengan revitalisasi seni tradisional
Wayang Bocah adalah grup, padepokan, komunitas, dan sanggar seni tradisional dapat berinteraksi untuk bertukar pendapat, pikiran, dan informasi.
Masyarakat diharapkan selalu mendukung kegiatan Wayang Bocah dan padepokan Tjipta Boedaja. Masyarakat berharap padepokan Tjipta Boedaja
tetap aktif memantau perkembangan Wayang Bocah. Penari berharap, dengan menjadi penari Wayang Bocah dapat menambah pengalaman.
xxxvi
BAB III METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Bogdan dan Taylor dalam buku Moleong 2001:3
mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati. Deskriptif berarti data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar,
dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi
kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan
tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan- lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen
resmi lainnya Moleong, 2001:6.
2. Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Tari Kuda Kepang Turonggo Mudho Budoyo yang dikaji dari regenerasinya. Sedangkan subjek penelitian ialah
pendiri Tari Kuda Kepang, ketua pimpinan Tari Kuda Kepang Turonggo Mudho Budoyo, pengrawit, kepala desa, penari, orang tua penari, dan
xxxvii
penonton atau masyarakat di Desa Marga Manunggal Jaya, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
3. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Marga Manunggal Jaya, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, tepatnya pada grup kesenian Tari kuda kepang
Turonggo Mudho Budoyo ini berada. Pelaksanaan kegiatan observasi lapangan dilaksanakan pada bulan Januari. Penelitian ini dilakukan selama
kurang lebih 3 bulan, dari bulan Februari sampai bulan April tahun 2014.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi ini sangat penting dilakukan karena sebagai dasar laporan berupa lisan maupun tulisan. Peneliti mengamati secara langsung kelompok
kesenian Tari Kuda Kepang di kehidupan masyarakat desa Marga Manunggal Jaya. Dapat di artikan bahwa peneliti melakukan observasi partisipan, yaitu
peneliti terjun langsung ke lapangan. Peneliti tidak hanya melakukan pengamatan dan mengumpulkan data, tetapi peneliti ikut serta membantu
penari dalam mempersiapkan pertunjukannya seperti merias wajah dan menggunakan kostum. Dengan observasi partisipan ini, data yang diperoleh
akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui setiap perilaku yang tampak.